Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM KEGIATAN


PRATIKUM KETERAMPILAN KOMPUTER DAN PENGOLAHAN
INFORMASI (KKPI) DI SMK NEGERI 2 GUNUNG TALANG

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Penyelesaian Mata Kuliah Praktek


Lapangan Kependidikan Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang
Semester Juli Desember 2011

Oleh:
EZA NOVALDO
02827/ 2008

PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2011

HALAMAN PENGESAHAN
Laporan ini ditulis untuk memenuhi persyaratan dalam mata kuliah
Program Pengalaman Lapangan Kependidikan (PPLK)
di Universitas Negeri Padang Semester Juli - Desember 2011

Nama
NIM / BP
Program Studi
Jurusan
Fakultas

:
:
:
:
:

Eza Novaldo
02827 / 2008
Pendidikan Teknik Informatika
Teknik Elektronika
Teknik

Disetujui dan disahkan oleh:

Dosen Pembimbing

Guru Pamong

Drs. Zulkifli Naansyah


NIP. 130 526 457

Dedi Alwi, S.Pd


NIP.198212252009042007

Mengetahui,
Kepala SMK Negeri 2 Gunung Talang

Drs. A N R I L, M.M
NIP. 196708192000121002

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis haturkan ke hadirat Allah SWT, karena


berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) dengan judul upaya peningkatan hasil belajar siswa
dalam kegiatan pratikum Keterampilan Komputer dan Pengolahan Informasi
(KKPI) di SMK Negeri 2 Gunung Talang .
Laporan PTK ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu penelitian
kegiatan praktek lapangan bagi penulis. Dalam penulisan laporan PTK ini penulis
tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan informasi yang penulis peroleh dari
banyak pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa
terima kasih kepada:
1. Bapak Drs. Zulkifli Naansyah selaku Dosen Pembimbing PPLK
2. Bapak Drs. Anril, M.M selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Gunung
Talang
3. Bapak Dedi Alwi, S.Kom selaku Guru Pamong di SMK Negeri 2 Gunung
Talang
4. Bapak/ Ibu Majelis Guru SMK Negeri 2 Gunung Talang
5. Bapak/ Ibu Karyawan/ti SMK Negeri 2 Gunung Talang
6. Seluruh Siswa/i SMK Negeri 2 Gunung Talang
7. Seluruh rekan-rekan mahasiswa sesama PLK
8. Kedua orang tua, penulis dan segenap keluarga besar penulis yang ikut
memberi doa dan restu bagi penulis

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan PTK ini masih banyak
terdapat kekurangan baik dari segi informasi maupun teknis penulisannya. Oleh

karena itu semua kritikan dan saran yang membangun sangat diharapkan, agar ke
depannya dapat lebih baik. Semoga laporan PTK ini bermanfaat dan menambah
pengetahuan kita semua.

Kayu Aro, Desember 2011

Penulis

BAB I
PENDAHULUAN

.A Latar Belakang
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan

potensi

dirinya

untuk

memiliki

kekuatan

spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta


keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Kelemahan selama ini dalam pembelajaran adalah penyampaian materi
oleh pendidik dalam kelas hanya bersifat satu arah dengan menggunakan
metode ceramah dan media pembelajaran konvensional yaitu papan tulis.
Hamalik (2003:201) berpendapat bahwa dalam rangka meningkatkan hasil
belajar, usaha yang dapat dilakukan oleh pendidik adalah mengoptimalkan
potensi siswa, dimana metode pembelajaran harus dititikberatkan pada
kegiatan siswa pada proses pembelajaran.
Dalam proses belajar-mengajar, hasil belajar yang diharapkan dapat
dicapai siswa perlu diketahui oleh guru, agar guru dapat merencanakan atau
mendesain pengajaran secara tepat dan penuh arti. Hasil belajar yang ingin
dicapai harus tercermin dalam tujuan pengajaran (tujuan instruksional), sebab
tujuan itulah yang akan dicapai oleh proses belajar-mengajar. Juga dapat
diartikan Hasil belajar merupakan hasil kegiatan dari belajar dalam bentuk
pengetahuan sebagai akibat dari perlakukan atau pembelajaran yang dilakukan
siswa atau dengan kata lain hasil belajar merupakan apa yang diperoleh siswa
dari proses belajar.

Menurut Gagne (dalam Djaafar, 2001: 82) dijelaskan bahwa: hasil


belajar merupakan kapabilitas atau kemampuan yang diperoleh dari proses
belajar yang dapat dikategorikan dalam lima macam yaitu: (1) informasi
verbal (Verbal information), (2) Keterampilan intelektual (Intellectual skills),
(3) Strategi kognitif (Cognitive strategies) (4) Sikap (Attitude), (5)
Keterampilan motorik (Motor skills).
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
merupakan perubahan tingkah laku yang meliputi pengetahuan, keterampilan
dan sikap yang merupakan hasil dari aktifitas belajar ditunjukan dalam bentuk
angka seperti yang ditunjukan dalam rapor. Hasil belajar siswa digunakan
untuk memotivasi siswa, untuk perbaikan serta peningkatan kualitas
pembelajaran oleh guru. Pemanfaatan hasil belajar untuk memperbaiki dan
meningkatkan kualitas pembelajaran harus didukung oleh siswa, guru, kepala
sekolah dan orang tua siswa.
Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran KKPI terutama
pada kegiatan pratikum di SMK Negeri 2 Gunung Talang tidak lepas dari
pengaruh berbagai faktor, antara lain: 1). Pada waktu menyajikan materi di
dalam kelas, guru tidak menggunakan media pembelajaran. 2). Guru
cenderung mencatatkan materi dengan metode lisan. 3). Materi terlalu banyak
dan luas sehingga siswa sulit untuk menangkap dan memahaminya 4). Tidak
ada petunjuk yang jelas bagi siswa dalam melakukan kegiatan pratikum

5).

Berkurangnya jam pelajaran praktik sehingga tidak efektifnya kegiatan


praktikum . 6). Sarana dan prasarana kurang memadai.

Hal tersebut membuat siswa menjadi tidak tertarik dan lebih memilih
asyik dengan kesibukannya sendiri seperti: keluar masuk kelas, mengganggu
teman, ngobrol, mengantuk dan sebagainya.
Berdasarkan uraian tersebut, salah satu faktor yang diduga penyebab
rendahnya hasil belajar peserta didik adalah kurang tepatnya guru dalam
memilih media yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar.
Untuk

mengupayakan

peningkatan

hasil

belajar

siswa

akan

pembelajaran yang berlangsung, oleh karena itu sangat diperlukan media


pembelajaran. Menurut Arif S. Sadiman (1986:7) media pembelajaran adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim
ke penerima sehingga dapat merangsang fikiran, perasaan, perhatian dan minat
serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.
Media dapat diartikan sebagai suatu bentuk dan saluran yang dapat
digunakan dalam suatu proses penyajian informasi. Ada beberapa bentuk
media yang digunakan dalam belajar pada sekolah yakni Wallchart, Flipchart,
Transparansi, opack, modul, model, komputer dan lain sebagainya. Media
yang digunakan dalam penelitian ini adalah media dengan menggunakan
modul. Modul dapat memberikan kemudahan untuk siswa dalam belajar
karena materi yang diberikan tersusun sistematis, tertulis dan bisa langsung di
baca siswa.
Untuk meningkatkan aktifitas siswa dalam belajar, diperlukan
kreatifitas guru dalam memilih

dan

menerapkan

media

pembelajaran

yang tepat. Disini penulis melakukan penelitian tindakan kelas yang berjudul
Upaya Peningkata Hasil Belajar Siswa dalam Kegiatan Pratikum
Keterampilan Komputer dan Pengolahan Informasi (KKPI) di SMK Negeri
2 Gunung Talang

.B Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diidentifikasi beberapa
permasalahan yang timbul, yakni:
1. Bagaimana upaya penggunaan media dengan modul untuk meningkatkan
hasil belajar siswa di dalam kegiatan pratikum ?
2. Apakah penggunaan media dengan modul dapat membangkitkan minat
dan motivasi belajar siswa di dalam kegiatan pratikum?
3. Apakah banyak siswa yang keluar masuk kelas di waktu proses
pembelajaran?
4. Bagaimana keaktifan siswa dalam proses interaksi pembelajaran?
5. Bagaimana pengaruh lingkungan sekitar terhadap siswa, apakah cenderung
bermain daripada belajar?
6. Apakah ada bahan bacaan wajib bagi siswa agar memiliki dasar tentang
materi yang diberikan?
7. Apakah guru sering menugaskan praktik tanpa memberikan penjelasan?

.C Batasan Masalah
Agar dalam penelitian ini didapat suatu kesimpulan yang baik maka
dari beberapa masalah penulis membatasi pada Bagaimana penggunaan
media modul untuk meningkatkan hasil belajar siswa

dalam kegiatan

praktikum KKPI pada kelas X Marketing di Sekolah Menengah Kejuruan


Negeri 2 Gunung Talang

.D Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah diatas dapat dirumuskan masalah-masalah


yang perlu diteliti lebih lanjut: Apakah penggunaan media dengan modul
Dapat Mempengaruhi Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Kegiatan
Pratikum KKPI pada kelas X Marketing di Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri 2 Gunung Talang ? .

.E Tujuan Penelitian
Tujuan dari pembuatan Penelitian ini adalah Untuk mengidentifikasi
peningkatan hasil belajar menggunakan media dengan modul
.F

Manfaat Penelitian
Manfaat dari pembuatan penelitian ini adalah :
1. Sebagai alat evaluasi dalam pembelajaran.
2. Sebagai masukan bagi guru dalam mengajar.
3. Bahan bacaan dan penelitian lanjut bagi peneliti lainnya.

BAB II
LANDASAN TEORITIS

A. Hasil Belajar

Hasil belajar menjadi tolok ukur yang dapat digunakan untuk


menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai materi pelajaran.
Hasil belajar juga diartikan sebagai kemampuan kognitif, afektif dan
psikomotorik yang dimiliki siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar.
Menurut Sudjana (2004:220) Hasil belajar merupakan kemampuan yang
dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. sedangkan
menurut Hamalik (2001:30) Bukti bahwa seseorang telah belajar ialah
terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak
tahu menjadi tahu dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Perubahan
terjadi karena adanya latihan dan pengalaman. Perubahan ini bersifat kontiniu,
fungsional, positif dan aktif. Hal ini terjadi secara sadar oleh orang yang
belajar. Selain itu, menurut Slameto (1995:2) Hasil belajar merupakan hasil
pengalaman individu setelah melakukan interaksi dengan lingkungannya
sebagai suatu proses dalam memperoleh suatu perubahan tingkah laku.
Tujuan dari setiap proses pembelajaran adalah adanya perubahan
tingkah laku siswa kearah yang positif bukan sebaliknya. Perubahan yang
terjadi dalam proses pembelajaran dapat dilakukan dengan evaluasi sebagai
umpan balik dari proses pembelajaran, apakah berhasil atau tidaknya proses
yang telah dilalui.
Lebih lanjut Benyamin Bloom(dalam Winkell, 1996:245) mengatakan
Hasil belajar secara garis besar dapat dibagi menjadi tiga ranah (domain)
yaitu ranah kognitif berkenaan dengan cara berfikir, mengetahui dan
memecahan masalah, ranah afektif yang berkenaan dengan sikap, minat, nilai

10

dan apresiasi serta ranah psikomotorik yang berkenaan dengan hasil belajar
keterampilan dan kemampuan bertindak.
Menurut Slameto (1988:10) Berkenaan dengan hasil belajar, hasil
pengukuran, dan penilaian pendidikan tidak hanya berguna untuk mengetahui
penguasaan siswa atas berbagai hal yang pernah diajarkan atau dilatihkan,
melainkan juga untuk memberikan gambaran tentang pencapaian programprogram pendidikan secara menyeluruh.
Tenaga pengajar dalam hal ini Guru mempunyai tanggung jawab untuk
menyampaikan hasil belajar yang telah dicapai oleh siswa kepada siswa yang
telah belajar dan laporan hasil belajar yang diinginkan ini meliputi aspekaspek yang lebih luas, antara lain pengetahuan, sikap dan keterampilan yang
cukup mewakili tujuan-tujuan pengajaran yang telah diprogramkan.
Sedangkan menurut Departemen Pendidikan Nasional (2005:13)
Hasil belajar siswa dapat dikasifikasikan ke dalam tiga ranah (domain), yaitu
Domain Kognitif (pengetahuan atau kecerdasan bahasa atau kecerdasan
logika-matematika), Domain Afektif (antarpribadi atau intra pribadi atau
kecerdasan

emosional)

dan

Domain

Psikomotor

(keterampilan

atau

kecerdasan kinestik atau kecerdasan visual-spasial atau kecerdasan musikal).


Ditinjau dari faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, menurut
Dimyanti dan Mudjiono (1994:236) Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua
faktor utama yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor
yang berasal dari dalam diri siswa tersebut diantaranya: kemampuan, bakat,
minat, motivasi dan konsep diri. Sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang

11

ada di luar siswa antara lain: guru, orang tua, kurikulum, sarana, dan prasarana
serta kondisi kelas.
Dari faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan dalam proses belajar
mengajar, motivasi siswa merupakan salah satu faktor penting yang
mempengaruhi hasil belajar siswa. Karena motivasi yang ada di dalam proses
pembelajaran menentukan hasil belajar seorang siswa dalam suatu mata
pelajaran.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa suatu
proses belajar membutuhkan penilaian dalam hasil belajar yang digunakan
sebagai tolak ukur berhasil tidaknya proses belajar mengajar. Dalam proses
belajar mengajar ini akan menghasilkan keterampilan dan sikap serta
perubahan tingkah laku. Perubahan ini akan berlangsung dalam jangka waktu
yang lama dan akan berguna dalam kehidupannya. Hasil belajar merupakan
kemampuan Kognitif, Afektif dan Psikomotor yang dimiliki oleh siswa setelah
mengikuti proses belajar mengajar yaitu: nilai pada akhir belajar. Nilai inilah
yang nantinya sebagai penentu bagi seorang guru, apakah siswa tersebut dapat
memahami pelajaran tersebut atau tidak.
Hasil belajar yang diharapkan pada pembelajaran Keterampilan
Komputer dan Pengolahan Informasi (KKPI) adalah pemahaman konsep dan
penguasaan keterampilan proses. Pemahaman konsep dan penguasaan
keterampilan proses dipengaruhi oleh cara penyajian pembelajaran dari guru
serta perbedaan kemampuan menyerap pelajaran oleh siswa. Dalam proses
pembelajaran Keterampilan Komputer dan Pengolahan Informasi (KKPI) ada
dua bentuk keterampilan intelektual dan keterampilan fisik. Keterampilan

12

intelektual ialah keterampilan yang menggunakan struktur kognitif, sedangkan


keterampilan

fisik

berkenaan

dengan

struktur

psikomotor

misalnya

melaksanakan suatu pekerjaan aturan aturan dan prinsip.

B. Media Pengajaran
Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai peranan
yang sangat vital di dalam kegiatan tatap muka. Karena dalam kegiatan
tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan
menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan
disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media.
Menurut Arif S. Sadiman (1986:6) dijelaskan bahwa secara umum
media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari medium
yang secara sebenarnya (harfiah) berarti perantara atau pengantar.
Media adalah kata jamak dari medium (dari bahasa latin) yang artinya
perantara (between). Makna umumnya adalah apa saja yang dapat
menyalurkan informasi dari sumber informasi ke penerima informasi(Prastati
dan Prasetya Irawan, 2001:3)
Secara umum, manfaat media dalam proses pembelajaran adalah
mempelancar interaksi guru dan siswa, dengan maksud membantu siswa
belajar secara optimal.
Arif S. Sadiman (1986:16) menyatakan media pendidikan mempunyai
kegunaan sebagai berikut:
1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat
verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka)
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.

13

3. Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan


bervariasi dapat diatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini
media berguna untuk menimbulkan kegairahan belajar,
memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik
dengan lingkungan dan kenyataan, memungkinkan anak didik
belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya
4. Mengatasi kesulitan menghadapi siswa yang berbeda dalam
mengajar yaitu Memberikan perangsang yang sama,
mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang
sama.
Menurut Sadiman (1986:28) ada beberapa jenis media yang lazim
dipakai dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah, antara lain :
1. Media grafis
Media grafis termasuk media visual. Sebagaimana halnya
media yang lain media grafis berfungsi untuk menyalurkan
pesan dari sumber ke penerima pesan. Jenis media grafis
diantaranya seperti gambar/foto, sketsa, diagram, bagan,
grafik, kartun, poster, peta, papan flanel dan papan buletin.
2. Media Audio
Berbeda dengan media grafis, media audio berkaitan dengan
indera pendengaran. Pesan yang akan disampaikan dituangkan
kedalam lambang-lambang auditif baik verbal (kedalam katakata/bahasa lisan) maupun non verbal. Ada beberapa jenis
media yang dapat dikelompokkan dalam media audio antara
lain: radio, alat perekam pita magnetik, piringan hitam dan
laboratorium bahasa.
3. Media proyeksi diam.
Media proyeksi mempunyai persamaan dengan media grafis
dalam arti menyajikan rangsangan-rangsangan visual.
Beberapa jenis media proyeksi diam antara lain: film bingkai
(slaide), film rangkai (film strip), penggunaan OHP, proyektor
opaque, tachitoscope, microprojection dengan mikrofilm.

C. Perananan Media
Peranan Media dalam proses belajar mengajar menurut Ibrahim
(1982:12) mengemukakan fungsi atau peranan media dalam proses belajar
mengajar antara lain: (1) Dapat menghindari terjadinya verbalisme, (2)

14

Membangkitkan minat atau motivasi, (3) Menarik perhatian, (4) Mengatasi


keterbatasan ruang, waktu dan ukuran, (5) Mengaktifkan siswa dalam belajar
dan (6) Mengefektifkan pemberian rangsangan untuk belajar. Perlu disadari
bahwa mutu pendidikan yang tinggi baru dapat dicapai jika proses
pembelajaran yang diselenggarakan di kelas efektif dan fungsional bagi
pencapaian kompetensi yang dimaksud. Oleh sebab itu usaha meningkatkan
mutu pendidikan kejuruan tidak terlepas dari usaha peningkatan perbaikan
proses pembelajaran.

D. Proses Belajar Mengajar


Belajar merupakan suatu proses perubahan dan interaksi dengan
lingkungan untuk memenuhi kebutuhan fisik, mental dan spiritual. Perubahan
tersebut mencakup aspek tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan.
Menurut Gagne dalam Sagala (2003:13) dijelaskan bahwa : Belajar adalah
sebagai suatu proses dimana suatu organisma berubah perilakunya sebagai
akibat dari pengalaman.
Selanjutnya Slameto (1995:2) juga menjelaskan bahwa : Belajar
merupakan suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Selain itu Hasan (1994:86) mengemukakan

bahwa ada beberapa

elemen yang penting yang mencirikan pengertian belajar, yaitu :


1. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui
latihan atau pengalaman;

15

2. Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku,


dimana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah
laku yang lebih baik
3. Perubahan itu harus relatif mantap; harus merupakan
akhir daripada suatu periode waktu yang cukup panjang.
4. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar
menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik
maupun psikis.
Menurut W.Gulo (2002:23) Kalau belajar ialah usaha menguasai
keterampilan tertentu, maka mengajar ialah melatih kemampuan.
Selanjutnya menurut Nasution (2008: 184) Mengajar adalah usaha
mengontrol kondisi ekstern. Kondisi belajar yang ekstern dapat diatur,
dimanipulasi atau dikontrol, kondisi ekstern merupakan suatu bagian dari
proses belajar, namun termasuk tugas guru yang utama dalam mengajar.
Proses belajar mengajar sesungguhnya bukanlah semata kegiatan
pemberian materi dari Guru ke siswa. Banyak hal yang diingat siswa akan
hilang dalam beberapa jam. Untuk mengingat apa yang telah diajarkan, siswa
harus memahaminya dan mempraktekannya . Seorang guru tidak dapat dengan
serta merta menuangkan sesuatu ke dalam pikiran siswanya, karena mereka
sendirilah yang harus menata apa yang mereka dengar dan lihat menjadi satu
kesatuan yang bermakna. Proses belajar mengajar hendaknya selalu
mengikutkan siswa secara aktif guna mengembangkan kemampuankemampuan siswa antara lain kemampuan mengamati, mengaplikasikan
konsep,

merencanakan

dan

melaksanakan

penelitian,

serta

mengkomunikasikan hasil penemuan.


Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar
merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seorang siswa untuk
memperoleh pengetahuan, keterampilan dan perubahan tingkah laku ke arah

16

yang baik. Untuk itu diharapkan guru mampu memotivasi dan mengaktifkan
siswa dalam belajar Keterampilan Komputer dan Pengolahan Informasi
(KKPI), dengan kemampuan dan keterampilan mengajarnya agar siswa
mampu menguasai ilmu yang mereka dapat dalam proses belajar mengajar.

E.

Keterampilan Komputer dan Pengolahan Informasi (KKPI)


Keterampilan

Komputer

dan

Pengolahan

Informasi

(KKPI)

merupakan salah satu mata pelajaran kelompok Adaptif. KKPI mulai


diimplementasikan pada kurikulum SMK edisi 2004 sampai diterapkannya
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Nasional Republik Indonesia.

Deskrispi Umum KKPI


Agar generasi depan dapat mengikuti derap perkembangan global, kita
harus mengupayakan agar setiap insan anak bangsa melek informasi. Oleh
karena itu mereka perlu dibekali dengan kemahiran minimal, yaitu
mengoperasikan komputer untuk mengelola informasi.
1. KKPI adalah kemampuan minimal yang harus dibekalkan kepada
insan Indonesia (siswa SMK atau sederajat) agar mampu menggunakan
komputer sebagai alat bantu untuk mengelola informasi adalah sebagai
berikut :
a. Mengoperasikan Komputer
-

menghubungkan seluruh komponen komputer dengan kabel


penghubung sehingga dapat dihidupkan/dinyalakan dan dapat
berfungsi.

17

menghidupkan/menyalakan perangkat komputer

membuka dan menutup/mematikan program aplikasi pengolah


kata, pengolah angka dan pembuat paparan.

mengetik dengan 10 jari.

b. Mengelola Informasi
-

mencari informasi

mengelompokkan, mengklasifikasikan, menyimpan informasi

mengemas informasi menjadi informasi baru.

menyusun informasi menjadi bahan paparan.

memaparkan atau mempresentasikan informasi.

melakukan koneksi ke Internet

bekerja menggunakan internet untuk mencari, mengumpulkan


dan merekam informasi.

2. KKPI akan terus dikembangkan, sejalan dengan perkembangan


kompentensi tamatan SLTP atau sederajat dan perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi.

3. KKPI adalah paradigma masa depan, bukan paradigma sekarang


atau masa lalu. KKPI adalah satu bentuk kepedulian pengembang IT
Depdiknas untuk mempersiapkan anak bangsa agar siap hidup di zamannya.

18

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

19

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian praktik dalam


bentuk penelitian tindakan (action research) dengan jenis diagnostik. Menurut
Arikunto (1999) Penelitian tindakan ini bertujuan untuk memperbaiki dan
meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan oleh dosen dan guru.
Dengan adanya penelitian kelas, tenaga pengajar dapat mengarahkan
perkembangan pendidikan dan pengajaran yang dilakukan oleh tenaga
pengajar.

B.

Setting Penelitian
1. Latar Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMKN 2 Gunung Talang subjek
penelitian ini adalah kelas X Marketing. Alasan dalam pemilihan kelas ini
adalah:
a)

Siswa

cenderung

bingung

ketika

diberikan

praktik

yang

berhubungan dengan teori yang telah diberikan


b)

Banyaknya siswa yang tidak tuntas dalam kegiatan praktik

c)

Nilai siswa dalam kelas cenderung rendah. Hal ini terlihat dari
kecenderungan hasil kegiatan pratikum siswa yang diberikan

2. Kehadiran peneliti
Peneliti mengajar Keterampilan Komputer dan Pengolahan
Informasi (KKPI) 1 kali dalam seminggu yaitu hari Jumat jam 8.10 WIB.
3. Waktu peneliti

20

Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober s/d Desember 2011


pada semester Juli Desember 2011. Mata diklat yang diajarkan adalah
Keterampilan Komputer dan Pengolahan Informasi (KKPI).

C. Prosedur Penelitian
Penelitian di dahului dengan analisis segala permasalahan yang
berkaitan dengan proses pembelajaran pada ruang kelas. Selanjutnya
permasalahan yang terdeteksi akan dilakukan perumusan masalah, rencana
tindakan yang akan diterapkan pada kelas sebagai upaya dalam memecahkan
masalah yang dihadapi oleh siswa dalam proses pembelajaran. Rencana
penelitian direncanakan adalah seperti model penelitian yang dikembangkan
oleh Lewin dalam Arikunto (1999: 83) dengan empat komponen pokok yang
dapat menunjang langkah-langkah penelitian yaitu, (1) perencanaan, (2)
tindakan; (3) pengamatan; (4) refleksi.
Dalam satu putaran (siklus) direncanakan oleh peneliti terdiri dari
perencanaan, tindakan, pemantauan, dan refleksi. Lama peneliti dalam
melakukan penelitian direcanakan sampai terdapat pengaruh pada hasil belajar
siswa dengan beberapa kali pertemuan. Lama pertemuan antara siswa dengan
peneliti disesuaikan dengan lamanya jumlah jam pelajaran yang telah
ditentukan oleh sekolah.
D. Teknik Pengolahan Data
Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
persentase, yaitu
X=

F
x100%
N

Dimana :

21

X = Persentase jawaban responden


F = Jumlah pilihan tiap alternatif
N = Jumlah responden

Langkah- langkah penelitian


1. Perencanaan
Menurut Arikunto (2000) rencana penelitian tindakan merupakan
tidakan yang tersusun, teratur yang akan diterapkan dalam penelitian, dan
pandangan kedepan dalam sebuah tindakan. Dalam penelitian ini rencana
penelitian yang akan diaplikasikan dalam penelitian adalah:
Kegiatan awal
a. Peneliti mempelajari silabus mata pelajaran yang akan diajarkan pada
peserta didik.
a. Mempersiapkan segala sesuatu yang nantinya dibutuhkan dalam
kegiatan observasi seperti blangko observasi, media pembelajaran,
b. Membuat modul bahan ajar tentang sub kompetensi yang akan
diajarkan.
c. Menyampaikan

tujuan

pembelajaran

kompetensi

Keterampilan

Komputer dan Pengolahan Informasi (KKPI) pada siswa dan


memotivasi siswa dengan menetapkan standar kompetensi siswa
sebagai tujuan akhir dari pembelajaran.
d. Mengajukan pertanyaan pada siswa (seberapa dalam pengetahuan
siswa tentang kompetensi yang akan dipelajari).
Kegiatan inti (penerapan Media Modul)

22

a. Memberikan pertanyaan lisan pada siswa tentang kompetensi yang


akan diajarkan.
b. Membagikan modul pada siswa
c. Menjelaskan materi kepada siswa sesuai dengan materi yang terdapat
di dalam modul.
d. Melakukan kegiatan praktek sesuai petunjuk yang terdapat di dalam
modul
e. Dianjurkan pada siswa menarik kesimpulan di akhir kegiatan belajar
mengajar
Kegiatan akhir
a. Memberikan tes akhir setelah pembelajaran.
b. Mengevaluasi kegiatan evaluasi di akhir tatap muka sebagai pedoman
dalam pembelajaran selanjutnya.

2. Tindakan
Menurut Madya (1994:20) action (Tindakan) dalam penelitian
tindakan kelas adalah upaya yang dilakukan

secara sadar dengan

perencanaan yang matang. Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini


adalah aplikasi dari perencanaan yang telah direncanakan dalam
perancanaan. Tindakan yang akan dilakukan adalah:
a. Membagikan bahan ajar
b. Menjelaskan materi pelajaran
c. Memberikan tes awal dan tes akhir pada siswa

23

d. Memantau siswa dalam pembelajaran dan memberikan arahan bila


terjadi sesuatu kendala pada siswa
e. Berdiskusi dengan siswa.
3. Pemantauan (observasi)
Menurut

Madya

(1994:22)

observasi

dilakukan

untuk

mendokumentasikan pengaruh tindakan yang berkaitan. Pemantauan


dilakukan oleh peneliti dengan mencatat segala sesuatu yang terjadi pada
lembar observasi yang telah disediakan sebelumnya, pemantauan
dilakukan ketika jam pembelajaran sedang berlangsung (dilakukan dari
awal sampai akhir). Hal-hal yang dilakukan pengamatan meliputi:
Aspek Siswa
a. Keadaan siswa dalam kelas ketika terjadi interaksi pembelajaran yang
dilakukan
b. Keadaan siswa dalam kegiatan praktek
c. Perilaku siswa dalam pembelajaran di dalam labor komputer
Aspek Pembelajaran
a. Kesesuaian perencanaan pembelajaran yang direncanakan.
b. Kondisi kelas saat pembelajaran
c. Pelaksanaan evaluasi

4. Refleksi
Refleksi menurut Arikunto (2000: 29) adalah mendapatkan data
hasil pengamatan yang telah dilakukan dan kemudian dijadikan dasar
dalam menentukan tindakan selanjutnya. Sedangkan menurut Madya
(1994:23) refleksi adalah mengingat dan merenungkan kembali suatu

24

tindakan persis seperti yang telah dicatat dalam observasi. Refleksi


berusaha memahami proses, masalah dan persoalan serta tindakan dalam
tindakan strategi.
Refleksi yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah
mengumpulkan data secara kualitatif yaitu dengan menggunakan catatancatatan pada lembar observasi.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

25

A. Siklus I
1. Hasil Penelitian
a. Perencanaan
Perencanaan jadwal pelaksanaan tindakan dilakukan pada hari
Jumat pukul 8.10 10.10 WIB. Kegiatan penelitian pertama dilakukan
pada hari Jumat Tanggal 14 Oktober 2011 dengan jumlah siswa X
Marketing adalah 22 orang yang semuanya adalah siswi. Mata diklat yang
dibahas dan merupakan mata diklat penelitian adalah KKPI. Yang
menyampaikan materi pembelajaran adalah peneliti, sekaligus sebagai
observer.
Pembelajaran
Materi

Kegiatan guru
Menjelaskan materi

Kegiatan siswa
Mendengarkan dan

Pratikum

secara umum
Memberikan

mencatat materi
Bertanya,

kesempatan
siswa

kepada
untuk

menjawab, dan
melakukan

mempraktekan materi

kegiatan pratikum

Menyimpulkan hasil

yang telah diberikan


Bersama siswa

Bersama guru

diskusi

menyimpulkan hasil

menyimpulkan

Tugas membuat

Menjelaskan tugas

hasil diskusi
Mendengarkan dan

kesimpulan dirumah

bertanya bila
kurang jelas.

Tabel I Perencanaan Pembelajaran

Proses pembelajaran yang diterapkan adalah proses pembelajaran


tanpa menggunakan media modul. Metode pembelajaran yang digunakan
adalah metode ceramah dan praktek. Pada kegiatan awal proses
pembelajaran Guru memberikan pertanyaan tentang materi yang telah
dipelajari minggu lalu, siswa menjawab pertanyaan yang diberikan. Guru

26

memberikan modul pada siswa, kemudian menerangkan materi yang akan


diajarkan, kemudian menyuruh siswa melakukan praktek sesuai dengan
modul yang telah diberikan. Masing-masing siswa mempunyai satu modul
pembelajaran.
b. Pelaksanaan (Action)
Dari perencanaan yang telah ditetapkan, proses pembelajaran
dilakukan dengan pembagian jam pelajaran yaitu, pre tes dilakukan selama
5 menit, menjelaskan materi pelajaran dilakukan selama 10 menit,
kegiatan praktek dilakukan oleh siswa selama 40 menit dan kegiatan guru
menyimpulkan tentang materi yang diberikan selama 5 menit. Pelaksanaan
observasi dilakukan peneliti, sehingga proses pembelajaran dapat
diarahkan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
c. Observasi
Pada

kesesuaian

desain

pembelajaran

yang

direncanakan

didapatkan bahwa beberapa penyusutan atau ketidaktepatan terutama


dalam pengalokasian waktu dalam pembelajaran. . Pada penetapan aturan
bersama

direncanakan pratikum berlangsung selama 40 menit, tetapi

dalam waktu 55 menit kegiatan tersebut baru dapat diselesaikan. Dalam


menjelaskan materi pelajaran tanpa disertai dengan mengunakan media
pembelajaran ternyata memberi kontribusi negatif terhadap materi
pelajaran.
Aktivitas siswa selama proses pembelajaran yang datanya
dihasilkan dari rata-rata pengamatan guru mata diklat dan peneliti dalam
awal penelitian adalah:

27

Aktivitas siswa
Hadir tepat waktu

Ada
15

Bertanya

Berbicara ketika melakukan


pratikum

12

Pers

Tida

Pers

(%)
68,1
8
18,1
9

k
7

(%)
31,8
2
81,8
1

54,5
4

18

10

45,4
6

Meminta izin keluar saat


belajar

4
7

Melakukan kegiatan
pratikum sesuai dengan
petunjuk

18,1
8
31,8
1

18
12

81,8
2
90,1
9

Tabel. 2 Aktivitas Siswa


d. Refleksi
Dilihat dari aktivitas siswa secara individu terutama pada kehadiran
siswa, persentase kehadiran tepat waktu hanya 68,18% sementara 31,81%
tidak hadir tepat waktu. Siswa yang bertanya hanya 4 siswa dengan
persentase sebesar 18,18 % pada dua jam pelajaran dan yang lainnya
hanya diam sebesar 81,81%, hal ini menunjukkan bahwa tingkat keaktifan
siswa dalam proses pembelajaran kurang baik. Hal ini diperkuat dengan
banyaknya siswa yang berbicara ketika melakukan pratikum yaitu sebesar
55,54% dengan jumlah siswa 12 orang dan siswa yang melakukan
kegiatan pratikum sesuai dengan petunjuk sebesar 31,81 % dengan jumlah
siswa 7 orang
Kurangnya gairah dalam pembelajaran ditunjukkan pada banyaknya
siswa yang diam baik saat guru menyampaikan materi pembelajaran,
pratikum, dan diskusi siswa dengan guru yaitu sebesar 86,36%. Sebanyak
3 orang siswi dengan persentase 13,63% siswa yang menangapi usul atau
pertanyaan dari teman atau guru. Beberapa hal diatas yang harus
dikembangkan sebagai upaya mencapai sasaran pembelajaran mata diklat
KKPI. Untuk itu penulis akan melakukan siklus yang ke-2 dengan harapan
terdapat kenaikan prosentase siswa yang aktif dalam proses pembelajaran.

2. Pembahasan

28

Media pembelajaran sangat menentukan keberhasilan siswa dalam


mencapai tujuan pembelajaran. Media yang baik dalam hal ini akan
merangsang siswa untuk aktif dalam kegiatan pratikum. Pada siklus
pertama media pembelajaran yang dipakai hanya bersifat konvensional,
Artinya pola penyampaian materi dalam pembalajaran hanya bersifat
ceramah dengan mengunakan media pembelajaran menulis dan gambar di
papan tulis.
Melihat hasil yang telah ditunjukkan pada penelitian awal maka
pola pembelajaran tanpa menggunakan media pembelajaran yang dalam
hal ini modul menunjukkan hasil yang kurang memuaskan selama proses
pembelajaran baik itu teori dan pratikum. Maka dari itu dalam
penyampaian pembelajaran

perlu menggunakan berbagai alat bantu

seperti media pembelajaran dalam hal ini adalah modul. Guna media
pembelajaran tersebut adalah agar siswa terus terfokus pada materi
pelajaran dan pandangan serta konsentrasi dapat terarah pada materi
pelajaran

B. Siklus II
1. Hasil Penelitian
a.

Perencanaan (Planing)
Melihat belum optimalnya hasil yang didapatkan pada siklus I

dengan melihat rencana pembelajaran yang telah dilaksanakan sebagai


titik untuk mengembangkan pola pembelajaran. Melihat hasil yang dicapai
dan observasi yang dilakukan pada siklus I, maka direncanakan siklus ke
II dilaksanakan dengan rencana pembelajaran yang lebih komplek dan
menggunakan media pembelajaran yaitu berupa modul sebagai upaya
memperbaiki pelaksanaan pembelajaran pada siklus I.
Adapun rencana pembelajaran yang akan diterapkan adalah :
Perencanaan jadwal pelaksanaan tindakan dilakukan pada hari
Jumat pukul Jumat pukul 8.10 10.10 WIB pada 21 Oktober.

29

Pembelajaran
Materi

Kegiatan guru
Membagikan modul

Kegiatan siswa
Menerima satu

dan menjelaskan

modul untuk satu

materi secara detail

siswa dan
mendengarkan
materi yang

Pratikum

dijelaskan
Bertanya,

Memberikan
kesempatan
siswa

kepada
untuk

menjawab, dan
melakukan

mempraktekan materi

kegiatan pratikum

Menyimpulkan hasil

yang telah diberikan


Bersama siswa

Bersama guru

diskusi

menyimpulkan hasil

menyimpulkan hasil

Tugas membuat

Menjelaskan tugas

diskusi
Mendengarkan dan

kesimpulan dirumah

bertanya bila
kurang jelas.

Tabel 3 Perencanaan Pembelajaran


Guru membagikan modul yang telah dibuat kemudian membagikan
kepada siswa. Penyampaian materi pembelajaran dilakukan dengan
penjelasan secara detail dan memberikan contoh dari materi. Kemudian
Guru menyuruh siswa untuk melakukan pratikum sesuai dengan petunjuk
yang ada pada media pembelajaran modul. Sedangkan kriteria penilaian
masih sama dengan penilaian pada siklus I.
b.

Pelaksanaan (Action)

Pelaksanaan siklus yang kedua adalah pada hari rabu Tanggal 21


Oktober 2011. Kesepakatan kedua Guru terlebih dahulu membagikan
modul yang telah di siapkan kepada siswa dan memberikan pertanyaan
selama 5. Kemudian Guru menjelaskan materi secara detail selama 10
menit. Guru menyuruh siswa untuk melakukan kegiatan pratikum sesuai
dengan petunjuk yang ada di dalam modul dilakukan selama 40 menit.
Guru menyimpulkan materi yang diajarkan sebagai kegiatan penutup

30

selama 5 menit. Pelaksanaan proses pembalajaran dapat berjalan dengan


baik. Hal ini dapat dilihat dari antusias siswa dalam bertanya dan
menyampaikan pendapatnya dalam kegiatan proses belajar mengajar.
c.

Pengamatan (Observasi)

Pengamatan yang dilakukan pada siklus ke II dilakukan mencakup


aktivitas siswa dalam, bertanya, memperhatikan dan menjawab pertanyaan
serta memberikan tanggapan dan sanggahan. Kesesuaian pembelajaran
dalam siklus ke II

dilihat dari metode pembelajaran yang dilakukan

kesesuaian antara yang diterapkan dengan kondisi siswa sangat berbeda.


Aktivitas siswa

Ada

Pers (%)

Tidak

Pers (%)

Hadir tepat waktu


Bertanya
Berbicara ketika

18
13

81,81
59,09

4
9

18,19
40,91

melakukan
pratikum
Meminta izin
keluar saat
belajar
Melakukan

9,09

4,54

17

20

21

80,91

95,46

kegiatan
pratikum sesuai
dengan petunjuk

77,28

22,72

Tabel 4 Perencanaan Pembelajaran


d.

Refleksi

Hasil pengamatan pada siswa pada aktivitas siswa didapatkan


peningkatan yang cukup berarti diantaranya kehadiran siswa tepat watu
mencapai hampir 81,81%, keaktifan siswa untuk bertanya tentang materi
yang diberikan sebesar 59,09%, sedangkan siswa yang melakukan
kegiatan pratikum sesuai dengan petunjuk 77,28%. Motivasi belajar yang
lebih baik diperlihatkan pada sedikitnya siswa yang meminta izin keluar
yaitu 4,54%.

31

Melihat hasil yang diperoleh pada siklus ke II baik pada aktifitas


siswa secara individu maupun aktivitas siswa secara kelompok telah
terjadi peningkatan dan masuk dalam kategori ketuntasan hasil belajar.
Dari siklus ke II diperoleh peningkatan aktifitas individu siswa yang
melakukan kegiatan pratikum sesuai petunjuk meningkat dari 7 orang,
pada siklus ke II menjadi 17 orang.

2. Pembahasan
Pola (metode) pembelajaran sangat menentukan keberhasilan siswa
dalam mencapai tujuan pembelajaran. Metode yang baik akan merangsang
siswa untuk aktif dan berperan dalam melaksanakan pembelajaran. Pada
siklus pertama media pembelajaran yang dipakai hanya bersifat
konvensional, Artinya pola penyampaian materi dalam pembelajaran
hanya bersifat ceramah dengan mengunakan media pembelajaran menulis
dan gambar di papan tulis. Pada siklus II digunakan media pembelajaran
yaitu berupa modul untuk menunjang proses pemebelajaran.
Setelah

diadakan

perlakuan

dengan

menerapkan

media

pembelajaran yaitu modul, siswa yang melakukan kegiatan pratikum


sesuai petunjuk yang diberikan sangat meningkat jumlahnya.
Setelah siklus yang pertama belum mendapatkan hasil yang optimal
dan melihat beberapa kekurangan dalam upaya merangsang kreaktifitas
siswa maka peneliti memutuskan untuk melakukan menambah siklus ke II
dengan menambah beberapa media pembelajaran yang dapat merangsang
kreaktifitas siswa.
Adanya perbaikan pada proses pembelajaran tersebut didapatkan
dari peningkatan siswa yang melakukan kegiatan pratikum sesuai dengan
petunjuk yang diberikan dari 31,81% menjadi 77,28 %. hal ini berarti
terjadi peningkatan sebesar 45,47%.
Melihat
pembelajaran

keberhasilan
menggunakan

yang

telah

media

ditunjukkan

modul

maka

benar-benar

pola

mampu

meningkatkan hasil belajar siswa dan mampu meningkatkan kreaktifitas


siswa dalam menerapkan materi yang di berikan kedalam kegiatan

32

pratikum. Guna media pembelajaran dalam hal ini adalah agar siswa terus
terfokus pada materi pelajaran dan pandangan serta konsentrasi dapat
terarah pada materi pelajaran

33

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan dan dari persentase tabel
penilaian, diperoleh gambaran sebagai berikut :
1. Menggunakan media modul dalam proses kegiatan pratikum dapat
meningkatkan hasil belajar siswa
2. Mengunakan media modul membuat proses pembelajaran menjadi fokus
dan terarah

B. Saran
Dari kesimpulan yang telah dikemukakan oleh penulis , maka penulis
memberikan saran sebagai berikut :
1. Perbaikan dalam pembelajaran terutama media yang dipakai agar dapat
diupayakan menjadi lebih baik lagi
2. Pemanfaatan media modul sudah seharusnya diterapkan di dalam kegiatan
pratikum

34

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Penilaian Hasil Belajar Siswa Pada
Kelas inklusif/Terpadu. Direktorat jenderal Manajemen Pendidikan Dasar
dan Menengah.Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Luar Biasa
Dimyati & Mudjiono. (1994). Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Djaafar, Zahara.(2001) Kontribusi Strategi Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar.
Padang. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Padang.
Hamalik, Oemar.(2001).Proses Belajar Mengajar.Jakarta : Bumi Aksara
Madya. 1994. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.
Sadiman, Arif S.1986. Media Pendidikan. Rajawali: Yogyakarta
Slameto. (1995). Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi. Jakarta : PT.
Rineka Cipta.
Slameto. (1988). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bina Aksara
Sudjana, Nana. Ahmad Rivai. (2004).Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar
Baru.
Suharsimi Arikunto. 1999. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Tarsito.
Suharsimi Arikunto. 2000. Metode Statistik. Jakarta: Tarsito.
Winkel,W.S. Psikologi Pendidikan.(1996). Jurusan Ilmu Pendidikan . Fakultas
Keguruan Ilmu Pendidikan. Yogyajarta : Universitas Sanata Dharma.
.

35

Anda mungkin juga menyukai