Anda di halaman 1dari 2

Kemampuan Matematika Anak Dapat Dipengaruhi Faktor Ibu

Selama Masa Kehamilan.


Guru Hendaknya Memberikan Perhatian Yang Lebih.

Kemampuan matematika pada anak diuji saat mereka telah


memasuki usia sekolah. Mata pelajaran matematika adalah salah satu
pelajaran utama di taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah
menengah, sampai perguruan tinggi. Bagi sebagian besar anak,
matematika merupakan pelajaran yang paling sulit untuk dipelajari
(Buxton, 1984). Namun, kemampuan matematika pada anak ternyata
dapat dipengaruhi oleh perkembangan mereka saat masih dalam
kandungan.
Sebuah penelitian terbaru menyatakan bahwa kadar hormon ibu
hamil akan memengaruhi kemampuan matematika anaknya di umur lima
tahun. Hormon tersebut adalah tiroksin. Anak yang ketika dalam
kandungannya hanya terpapar hormon tiroksin rendah, cenderung
memiliki kemampuan matematika lebih rendah. Salah satu fungsi tiroksin
yaitu untuk perkembangan otak dan kecerdasan, namun kebanyakan ibu
tidak mengetahui hal tersebut.
Martijn Finken, seorang Ahli Kesehatan Anak dari Universitas
Kedokteran Amsterdam, melakukan studi berkelanjutan mengenai
pengaruh kadar hormon tiroksin ibu hamil terhadap kemampuan
matematika anaknya. Finken et. al, meneliti 1.196 pasangan ibu dan anak
dari sejak mereka dalam kandungan sampai usia 5 tahun di Amsterdam,
Belanda. Finken et. al, mengukur kadar tiroksin ibu hamil di minggu ke-12
masa kehamilan. Kemudian, dibandingkan dengan nilai aritmatika dan
bahasa pada masing-masing anak mereka di usia 5 tahun. Hasil penelitian
tersebut, anak yang lahir dari ibu dengan kadar tiroksin rendah saat masa
kehamilan, memiliki kemampuan matematika yang lebih rendah.
Menariknya, dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa tidak
ada pengaruh pada nilai ujian anak-anak pada mata pelajaran bahasa.
Menurut mereka, perkembangan bahasa anak mungkin lebih tergantung
pada faktor-faktor keluarga seperti status sosial ekonomi dan responsif
ibu.
Penelitian ini rencananya akan terus dilanjutkan sampai anak-anak
tersebut dewasa. Tes kemampuan intelegensi selanjutnya akan dilakukan
saat mereka berusia 7 tahun. "Kami akan terus mengikuti perkembangan
anak-anak tersebut untuk mengetahui apakah fenomena ini akan
berlanjut sampai ke usia dewasa", kata Finken.

Implikasi potensial dalam bidang pendidikan adalah kemungkinan


diperlukan untuk memberikan bantuan kepada anak-anak tersebut dalam
hal matematika. Guru-guru di sekolah lagi-lagi ditantang untuk
memberikan perhatian dan bantuan ekstra kepada anak-anak yang
mengalami kesulitan dalam matematika. Untuk itu, dibutuhkan
kemampuan guru dalam mengetahui kesulitan belajar matematika pada
anak. Guru dituntut untuk lebih jeli dalam menelaah kesulitan belajar
matematika pada setiap anak dan memberikan arahan yang tepat sesuai
dengan tingkat kemampuan mereka. Hal ini tentu saja cukup menguras
energi dan pikiran bagi para guru, karena harus memberikan perhatian
dan bantuan yang lebih pada anak-anak yang mengalami kesulitan belajar
matematika. Namun tentu saja itu masih menjadi tanggung jawab
seorang guru, bukankah suatu kebahagian tersendiri apabila upaya guru
dalam mencerdaskan siswa-siswanya terbayar dengan melihat mereka
mengerti dan memahami pelajaran dengan baik.

Finken, J., Martijn, et. al. (2015). Maternal hypothyroxinaemia in early


pregnancy and school performance in 5-year-old offspring. Journal of
European Society for Paediatric Endocrinology. Amsterdam, Netherlands.
Buxton. (1984). Learning in Mathematics. UK: University Press

Anda mungkin juga menyukai