TATA TERTIB
PRAKTIKUM DASAR SISTEM KOMUNIKASI
A . PERSIAPAN PRAKTIKUM
C. ASISTENSI
PERCOBAAN I
MODULASI AMPLITUDO
LABORATORIUM
SISTEM TELEKOMUNIKASI
2
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS UDAYANA
PERCOBAAN I
MODULASI AMPLITUDO
1.1 Tujuan
1. Memaharni proses modulasi amplitudo.
2. Mengetahui bentuk sinyal termodulasi amplitudo.
3. Memahami perubahan sinyal termodulasi amplitudo terhadap perubahan
sinyal input.
1.2 Peralatan
1. Modul AM 2961
2. Power Supply
3. Oscilloscope
4. Kabel penghubung
1.3 Teori Penunjang
Ketika arus listrik mengalir dalarn suatu penghantar, akan terbentuk dua buah
medan yaitu medan listrik dan medan magnet. Kedua medan disebut medan
elektromagnetik yang saling tegak lurus dan merambat pada arah yang sama
dengan kecepatan cahaya.
Jika suatu kawat penghantar diletakkan dalam medan elektromagnetik, medan
akan menimbulkan suatu arus yang mengalir dalam penghantar, yang berubah-ubah
seperti halnya arus yang menimbulkan medan tersebut. Dengan carn ini, perubahan
arus listrik pada suatu tempat akan menyebabkan perubahan yang sama pada tempat lain
dalam waktu yang harnpir bersamaan.
Suatu sinyal sederhana berbentuk sinus bisa didefinisikan dengan 3 buah
parameter, yaitu amplitudo, frekuensi, dan phase. Dalam komunikasi nirkabel, daya,
frekuensi, dan phase sinyal diubah-ubah sesuai dengan sinyal informasi yang
hendak dikirim. Frekuensi dari satu gelombang sinyal didefinisikan sebagai jumlah
siklus gelombang perdetik, dan dinotasikan dengan huruf f. Frekuensi berkaitan
dengan suatu parameter yang disebut periode, yang dinotasikan dengan
huruf T.
T=
Sebagai contoh, jika frekuensi sinyal adalah 1000 Hz (1000 siklus perdetik),
Praktikum Dasar Sistem Komunikasi
Naik-turunnya
gelombang, terbentuk ketika sinyal menjauh dari antena. Jadi, ketika suatu puncak
baru terbentuk dekat antena, ada puncak sebelumnya yang berjarak tertentu dari puncak
baru tersebut, dan juga puncak- puncak
lainnya
pada
jarak
yang
lebih
jauh.
Jarak antar puncak tetap dipertahankan, dan mereka makin jauh dari antena ketika
puncak dan lembah baru terbentuk. Jarak antar puncak ini (atau antar lembah) disebut
panjang gelombang dan dinotasikan dengan simbol .
Panjang
gelombang
tergantung
dari
frekuensi
dan
cepat
rambat
= 33cm
= 330 km
antenna dengan
dimensi 1/2 atau 1/4 panjang gelombang. Suatu gelombang dengan panjang 300 km akan
memerlukan antenna yang berukuran ratusan km. jelas sekali kondisi seperti ini sangat
tidak praktis
Bentuk sinyal AM untuk beberapa nilai m dapat dilihat pada gambar dibawah.
m=
=
4. Ubah switch SW4 ke posisi on, sinyal informasi 1000 Hz menjadi input
modulator AM. Pastikan anda mendapatkan skema berikut :
Switch
1000
oscillosco
pe
Variable gain
amp
5.
perhatikan
perubahan
Switch
2000
oscillosco
pe
Buat gambar sinyal termodulasi untuk indeks modulasi 10%, 30%, 80%,
dan 100%
PERCOBAAN II
MODULASI FM
PERCOBAAN II
1.1 Tujuan
MODULASI FM
t.
t)
, maka :
+
cos
cos
t, maka
pengaruhnya pada gelombang tak termodulasi disebut dengan modulasi frekuensi (FM).
Kuantitas tidak berdimensi, karena dan
shift
discriminator,
zero
crossing
detection,
Foster-Seeley
11
Vi (volt)
0,56
F ( Hz )
7. Lepaskan ouput Vvar dari input modulator FMl.
8. Hubungkan output dari Vvar ke input modulator FM2
9. Ubah
potensiometer
dari
minimum
ke
maksimum
dan
Vi (volt)
0,56
F ( Hz )
11. Lepaskan Vvar dari input modulator FM2
12. Set switch pada sinyal generator dari posisi low ke high.
13. Set frekuensi sinyal generator sebesar 100 KHz.
14. Hubungkan sinyal generator ke input modulator FMI. Akan terlihat sinyal
termodulasi FM. Simpan bentuk gelombang
15. Secara perlahan naikkan amplitudo sinyal generator. Simpan perubahan
bentuk gelombang yang terjadi
2.6 Pertanyaan dan tugas
1. Pada langkah 15, amati dan catat perubahan pada oscilloscope. Apa
pengaruh peningkatan level tersebut?
2. Gambar grafik untuk tabel 1. Berikan penjelasan!
3. Gambar grafik untuk Tabel 2. Dimana perbedaan dengan tabel 1?
PERCOBAAN III
PERCOBAAN III
FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING DAN DEMULTIPLEXING
3.1 Tujuan
1. Untuk mengetahui blok-blok yang menyusun Frequency Division
Multiplexing dan Frequency Division Demultiplexing.
2. Untuk mengetahui proses-proses yang terjadi dalam teknik Frequency
Division Multiplexing dan Frequency Division Demultiplexing.
3.2 Peralatan
1. Perangkat keras Frequency Division Multiplexing dan Frequency Division
Demultiplexing.
2. Oscilloscope
3. Frequency Counter
4. Kabel-kabel Penghubung
3.3 Teori Penunjang
Multiplexing adalah suatu cara pengiriman beberapa sinyal informasi
melalui dengan menggunakan beberapa sinyal pembawa (sub-carrier) untuk
sebuah saluran transmisi secara bersama-sama. Pada Frequency Division
Multiflexing (FDM), beberapa sinyal informasi dikirim secara serentak atau
bersamaan dimodulasi dengan masing-masing sinyal informasi.
Frequency Division Demultiplexing adalah suatu teknik untuk memulihkan sinyal yang
telah ter-multiplexing melalui FDM, guna mendapatkan sinyal aslinya (sinyal
informasi).
Percobaan:
A.Pengukuran keluaran penguat
1. Hubungkan kanal 1 osciloscope dengan terminal S1-1 dan hubungkan
kanal 2 osciloscope dengan terminal SP-1 seperti gambar berikut :
berikut:
dan
catatlah
masukan
dan
keluaran
dari
masing-masing
PERCOBAAN IV
SAMPLING DAN REKONSTRUKSI SINYAL
4.1 Tujuan
1. S/H (Sample and Hold) sebagai metode sampling.
2. PAM (Pulse Amplitude Modulation) sebagai metode sampling.
3. PCM (Pulse Code Modulation).
4. Pengaruh dari frekuensi sampling pada kualitas rekonstruksi.
4.2 Peralatan
1. TPS-3491.
2. Power Supply.
3. Banana wires.
4. Flat Cables.
4.3 Dasar Teori
Pada percobaan ini, kita akan menghubungkan sebuah sinyal ke input
ADC,mengubahnya ke bentuk biner dan kemudian menyusunnya kembali dengan DAC.
sampai
sampling
berikutnya.
Sampling
dan
holding
sinyal
biasanya
Jika sinyal input adalah sebuah sinyal sinus, sinyal outputnya akan seperti berikut:
Switch yang dimaksud adalah sebuah switch elektronik (switch analog). Pada
setiappulsa clock, switch tertutup, dan kapasitor diisi dengan tegangan sinyal input.
Setelah itu, switch terbuka dan tegangan disimpan dalam kapasitor sampai pulsa clock
berikutnya.
S/H banyak digunakan pada input ADC untuk menjaga tegangan konstan selama
proses konversi. Bila tegangan pada input ADC akan diubah selama proses konversi, ini
dapat menyebabkan kesalahan yang fatal walaupun perubahannya kecil. Ini tergantung
dari metode konversi dan tegangan input.
Sebagai contoh, jika hasil konversi yang seharusnya 10000000 dan tegangannya
akan berubah sedikit dan mengakibatkan
konversi, kemudian kita dapat menerima basil yaitu 11111111 sebagai pengganti dari
10000000.
4.3.2 Pulse Amplitude Modulation (PAM)
Pada metode ini, kita mengkonversi sinyal kontinu ke sebuah pulsa dimana setiap
magnitude pulsa sebanding dengan magnitude dari sinyak sample pada waktu itu
tegangan sinyal output antara sample adalah 0 volt
Sistem samplingnya sebagai berikut :
Jika sinyal input adalah sebuah sinyal sinus, sinyal output akan terlihat sebagai berikut:
Waktu diantara sample dapat lebih besar dari waktu sampling (lebar pulsa). Metode ini
digunakan ketika kita ingin mengirim sejumlah sinyal analog pada satu saluran. Metode
ini disebut Time Division Multiplex (TDM). Selama proses sampling, sinyal sample
ditransmisikan dan diantara sinyal sample, sinyal sample yang lain ditransmisikan.
Sistem penerima memisahkan sample dan merekonstruksi sinyal sample. Untuk
menunjukkan metode PAM, kita juga menghubungkan output ADC ke input DAC. Pada
switch yang dipilih, kita mengatur kombinasi 001. Output sistem (output DAC) akan
berjalan sesuai dengan otuput sistem PAM.
SI 1CH
S6 - 0
S2 - LNR (Linear)
S12 - Clock
S15 - High
S4 0
S16 - F2
S5 - 0
ADC- DAC
4.
5.
6.
7.
8.
9.
No. Hex
Nilai Desimal
TeganganKeluaran
(V)
Status
LED
00H
01H
02H
04H
08H
10H
20H
40H
80H
FFH
No Hexadesimal
Output Analog
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
4.5
Sample And Hold ( S/H )
17. Putuskan hubungan input ADC dari output Vvar.
18. Hubungkan input ADC dengan output sistern generator sinyal.
19. Hubungkan input CHI dengan output sinyal generator.
20. Set sinyal sinus pada amplitude 2V (4 Vp-p) dan frekuensi 500 Hz.
21. Hubungkan input CH2 dengan output DAC.
22. Gambarkan sinyal yang diterirna.
23. Ubah frekuensi sampling rnenjadi Fl.
24. Garnbarkan sinyal yang diterirna.
25. Set frekuensi sampling kernbali ke F2.
26. Naikkan frekuensi generator perlahan-Iahan dan amati sinyal outputnya.
27. Gambarkan sinyal yang diterima pada frekuensi 1000 Hz dan 1500 Hz.
Catatan: Lewatkan sinyal melalui filter band-pass atau filter low-pass,
filter akan menyelipkannya dan kita akan mendapat sinyal yang sarna dengan
sinyal input.
28. Atur sinyal segitiga pada amplitudo 2 volt (4 Vp-p) dan frekuensi 500 Hz.
29. Hubungkan input CH2 ke output DAC.
30. Gambarkan sinyal yang diterima.
31. Ubah frekuensi sampling ke Fl.
32. Gambarkan sinyal yang diterima.
33. Set frekuensi sampling kembali ke F2.
34. Naikkan frekuensi generator perlahan-lahan dan amati sinyal outputnya.
35. Gambarkan sinyal yang diterima pada 1000 Hz dan 1500 Hz.
Pulse Amplitude Modulation (PAM)
36. Atur kombinasi 001 pada switch S4 sampai S6. Kombinasi ini mengatur
sistem ke mode PAM.
37. Atur sinyal generator ke frekuensi 500 Hz (4 Vp-p).
38. Gambarkan sinyal output DAC untuk gelombang segitiga dan gelombang
sinus.
Voice Sampling and Its Reconstruction
39. Putuskan hubungan input ADC dari generator.
40. Hubungkan input ADC ke output preamplifier.
41. Masukkan mikrofon kedalam preamplifier.
42. Hubungkan output DAC ke input audio amplifier.
43. Atur frekuensi clock ke F2 pada range tinggi.
44. Bicaralah lewat mikrofon dan dengarkan suara anda pada speaker.
45. Ubah gain audio amplifier sampai anda mendapatkan suara yang bagus.
46. Ubahlah frekuensi clock ke Fl. Laporan percobaan:
1.
Kumpulkan seluruh hasil percobaan dan pengukuran. Dalam tiap hasil di dalam
tabel, tulis nama eksperiment dan gambar circuit experiment.
2.