1.
PENDAHULUAN
Tujuan dan Dasar Pedoman Bagian Keuangan
3.
II. KEBIJAKAN
1.
Kebijakan Umum
Dokter Dalam
Dokter Luar
Pasien Umum
Pasien Rekanan
No.
1.
Status
Pasien
Rumah Sakit
2.
Pasien Pribadi
Pasien Pribadi
IRNA
- pasien yang berasal dari IGD
- pasien yang berasal dari IRJ
dan berstatus sebagai pasien
rumah sakit pada saat
berobat di IRJ.
- pasien yg dikirim ke dokter
yg merawat dari dokter IRJ.
- pasien Rekanan dan
Karyawan Grup Progress
- pasien Medical Check Up
- pasien yang berasal dari
dokter IRJ yang akan merawat
sendiri dan berstatus sebagai
pasien pribadi pada saat
berobat di IRJ.
- pasien yang berasal dari
Dokter Luar yang mempunyai
ikatan kerjasama sebagai
Dokter Penuh / Paruh Waktu /
Visiting / Kerjasama dan akan
merawat pasien itu sendiri.
Pasien Dalam
Pasien Luar
Alat Kesehatan
Barang Farmasi
Barang
Penunjang Medis
Laboratorium Radiologi
Peralatan Medis
Barang Penunjang
Fisioterapi
Hemodialisis
a. Obat
Yang dimaksud dengan obat adalah barang yang dikonsumsi/dipakai oleh pasien
untuk tujuan medis.
Jenis obat dikelompokkan menjadi :
(1) Berdasarkan ketentuan dari dit.jen POM:
(a) Golongan obat Bebas dengan tanda lingkaran hijau
(b) Golongan obat Bebas Terbatas dengan tanda lingkaran biru
(c) Golongan Obat Keras dengan tanda lingkaran merah yang hanya dapat
dijual berdasarkan resep dokter.
(d) Golongan Obat Narkotika dengan tanda palang merah dalam lingkaran
yang hanya dapat dijual berdasarkan resep dokter Medika Gria, resep
dokter dari RS lain atau resep dokter umum yang mencantumkan nomor
Surat Ijin Praktek (SIP), nama dan alamat pasiennya.
Golongan Obat Narkotika yang berupa injeksi hanya dapat dijual untuk
pasien Medika Gria.
(2) Berdasarkan jenis produksinya obat dikelompokkan menjadi :
7
(a) Obat Patent, yaitu obat yang menggunakan nama patent dari pabrik yang
membuatnya. Obat paten ini terdiri dari : obat original (obat dari pabrik
yang menemukan formula obat) dan obat me-too.
(b) Obat Generik, yaitu obat yang masih menggunakan nama
formulariumnya.
(c) Obat Racik/Produksi, obat yang diproduksi berdasarkan resep dokter
yang komponennya terdiri dari obat patent, bahan baku obat atau keduaduanya.
(3) Berdasarkan penempatannya obat/BF dikelompokkan dan diatur sebagai
berikut :
(a) Persediaan ruangan (Floor Stock), yaitu persediaan obat/BF yang ada
pada instalasi di Medika Gria dan dimutasikan sebagai pengeluaran
/biaya instalasi yang bersangkutan.
(b) Persediaan darurat (Emergency Stock), yaitu persediaan obat/BF yang
ada pada instalasi di Medika Gria dan pemakaiannya harus dibebankan
kepada pasien yang diberikan obat/BF yang bersangkutan dengan
memakai Formulir Pemakaian Obat (FPO).
(c) Persediaan Logistik Farmasi yaitu persediaan obat/BF yang
dipergunakan untuk melayani pendistribusian obat/BF ke seluruh
Instalasi Farmasi di Medika Gria dan Pusat Dialisis Medika Gria.
Besarnya persediaan obat/BF di Logistik Farmasi ditentukan maksimum
untuk pemakaian 1 bulan, kecuali dalam keadaan tertentu a.l. akan
adanya kenaikan harga atau ancaman pasokan yang akan lebih
menguntungkan Medika Gria, sedangkan obat/BF y mutasi penjualannya
laku keras maka persediaan obat/BF di Logistik Farmasi dapat
ditingkatkan sampai dengan maksimum untuk pemakaian 3 bulan.
(d) Persediaan Instalasi Farmasi, yaitu persediaan obat/BF yang digunakan
untuk melayani penjualan obat/BF kepada pasien Medika Gria /
masyarakat umum. Besar persediaan obat/BF ditentukan maksimum
untuk penjualan 1 Minggu.
b. Barang Farmasi
(1) Alat Kesehatan
Yang dimaksud Alat Kesehatan adalah alat bantu yang digunakan untuk
kebutuhan medis, antara lain :
(a) Pembalut (plester, kasa, verband, kapas dan sebagainya)
(b) Alat bedah disposible ( suture/benang, jarum jahit, sarung tangan steril,
dan sebagainya)
(2) Barang Penunjang
Yang dimaksud Barang Penunjang adalah barang yang digunakan untuk
produksi/kemasan obat, antara lain :
(a) Botol/wadah obat (wadah/kemasan plastik, label obat dan sebagainya)
(b) Kemasan kapsul (kertas pembukus racikan dan sebagainya)
(c) Peralatan produksi dan peracikan obat yang disposible.
8
2.
10
(3) Bukti penerimaan atas jasa pelayanan Instalasi Gawat Darurat adalah slip
pembayaran dan Formulir Pemakaian Obat/FPO (kalau ada).
(4) Berdasarkan slip pembayaran dan Formulir Pemakaian Obat yang telah
diterima dari perawat maka kasir input ke komputer jasa tindakan/
pemeriksaan dokter dan pemakaian obatnya.
(5) Setelah selesai diinput maka kasir dapat mencetak bukti pembayaran/
kwitansi sebagai bukti penerimaan atas jasa pelayanan tersebut dan
memberikan kepada pasien bila pasien telah melakukan pembayaran.
b. Instalasi Rawat Jalan
Penerimaan yang berasal dari Instalasi Rawat Jalan adalah penerimaan atas
pembayaran jasa pelayanan yang telah diberikan oleh instalasi tersebut.
(1) Penerimaan yang berasal dari Instalasi Rawat Jalan terdiri dari :
(a) Administrasi Rumah Sakit
Biaya kartu berobat (bagi pasien baru/kartu hilang)
Biaya administrasi rawat jalan
(b) Jasa Konsultasi Dokter
(c) Jasa Tindakan Dokter (bila ada)
(d) Obat dan Alkes (bila ada)
(e) Pemeriksaan dokter dengan alat medis, seperti USG, EKG, dsb (bila ada)
(f) Biaya Observasi (bila ada)
(g) Ekstra catering Rawat Jalan
(2) Besarnya tarif pelayanan Rawat Jalan sesuai dengan Kebijakan Tarif RSMG
2005 yang telah disahkan oleh Chairman atau Kepchair yang berlaku.
(3) Bukti penerimaan atas jasa pelayanan Instalasi Rawat Jalan adalah slip
pembayaran dan Formulir Pemakaian Obat/FPO (kalau ada).
(4) Berdasarkan slip pembayaran dan Formulir Pemakaian Obat yang telah
diterima dari perawat maka kasir input ke komputer jasa pelayanan tindakan/
pemeriksaan dokter dan pemakaian obatnya.
(5) Setelah selesai diinput maka kasir dapat mencetak bukti pembayaran/
kwitansi sebagai bukti penerimaan atas jasa pelayanan tersebut dan
memberikan kepada pasien bila pasien telah melakukan pembayaran.
c. Instalasi Penunjang Medis
Penerimaan yang berasal dari Instalasi Penunjang Medis adalah penerimaan atas
pembayaran jasa pelayanan yang diberikan oleh instalasi tersebut.
(1) Penerimaan yang berasal dari Instalasi Penunjang Medis terdiri dari :
(a) Pemeriksaan Laboratorium
(b) Pemeriksaan Radiologi dan CT Scan
(c) Pemeriksaan Fisioterapi
(2) Besarnya tarif pelayanan Penunjang Medis sesuai dengan kebijakan tarif
RSMG 2005 yang telah disahkan oleh Chairman atau Kepchair yang
berlaku.
(3) Pemeriksaan penunjang medis dapat dilaksanakan setelah pembayarannya
dilunaskan terlebih dahulu oleh pasien yang bersangkutan.
11
(d) Besarnya tarif dan ketentuannya sesuai dengan Kebijakan Tarif RSMG
2005 yang telah disahkan oleh Chairman atau Kepchair yang berlaku.
(8) Berdasarkan hal tersebut diatas maka kasir akan menginput jumlah
pembayaran yang dilakukan penanggung jawab pasien tersebut kedalam
komputer.
(9) Setelah selesai diinput maka kasir dapat mencetak bukti pembayaran/
kwitansi atas jasa pelayanan tersebut.
(10)
Berdasarkan bukti pembayaran tersebut maka pasien yang
bersangkutan dapat dilakukan pemeriksaan atau tindakan yang
diperlukannya.
e. Instalasi Farmasi
Penerimaan yang berasal dari Instalasi Farmasi adalah penerimaan atas
penjualan obat/BF yang dilakukan oleh instalasi tersebut.
(1) Kasir yang bertugas di Instalasi Farmasi menerima pelunasan pembayaran
berdasarkan input penjualan obat yang dilakukan oleh staf AA Penerima
Resep dan setelah itu mencetak bukti pembayaran/kwitansi.
(2) Instalasi Farmasi memberikan service pelayanan pengantaran obat/BF yang
diatur sebagai berikut :
(a) Karena pembuatan obat racik membutuhkan waktu, maka obat racik
dapat diantarkan ke rumah pembeli dengan gratis selama memenuhi
ketentuan butir (c).
(b) Pengantaran obat hanya dapat dilakukan setiap hari dari jam 8.00
21.00 dengan area sekitar Sunter dan jarak radiusnya 10 km serta dipilih
daerah yang tidak rawan yaitu : Sunter Paradise, Sunter Agung, Sunter
Hijau, Sunter Griya Inti Sentosa (kecuali jembatan hitam), Sunter Bisma,
Sunter Taman Nyiur, Sunter Sacna, Sunter Komplek DKI dan Sunter
lainnya yang dianggap aman.
(3) Kasir yang bertugas di Instalasi Farmasi dibedakan menjadi 2 berdasarkan
waktu kerjanya :
(a) Kasir yang bertugas pada hari kerja untuk shift 1 dan shift 2 adalah kasir
dari Bagian Keuangan.
Kasir shift 1 harus mempertanggung jawabkan seluruh pelunasan
pembayaran pada akhir shift kepada Bendahara.
Kasir Shift 2 wajib menyimpan seluruh pelunasan pembayaran di
brankas keuangan yang disediakan di Ruang Marketing.
(b) Kasir yang bertugas pada hari Minggu/libur untuk shift 1 sampai dengan
3 dan pada hari kerja untuk Shift 3 adalah staf dari Instalasi Farmasi
yang ditunjuk dan dipertanggung jawabkan oleh Penanggung Jawab
Instalasi Farmasi & Kasi Penunjang Medis.
Kasi Penunjang Medis & Penanggung Jawab Instalasi Farmasi harus
mempertanggung jawabkan seluruh hasil penjualan shift 1 dan shift 2
pada Minggu/libur serta shift 3 pada hari kerja/hari minggu/hari libur
kepada Bendahara pada kesokan harinya/hari kerja berikutnya.
14
15
(d) Kasir yang bertugas pada shift 2 harus melakukan proses settlement atas
penggunaan terminal EDC paling lambat pada jam 21.30 agar pembayaran
atas penggunaan kartu kredit dapat diterima sesuai jadwal.
(e) Pembayaran untuk satu jenis pelayanan yang sebagian dibayar dengan tunai
dan sebagian lagi dibayar dengan kartu kredit dianggap sebagai pembayaran
dengan kartu kredit & bukan lagi pembayaran tunai.
Khusus bagi pasien yang ingin melakukan medical check up (MCU),
pemeriksaan laboratorium, radiology & CT Scan harus melunasi pembayaran
terlebih dahulu sebelum dilakukannya pelayanan dan pemeriksaan.
b. Pasien Rekanan.
Pasien rekanan dapat melakukan pembayaran di kasir setelah menerima
pelayanan dengan cara pembayaran sebagai berikut :
(1) Piutang.
(a). Hanya untuk pasien rekanan Medika Gria yang membawa kartu tanda
pengenal karyawan atau sebagai peserta asuransi dan / atau surat
pengantar / surat jaminan sesuai dengan perjanjian kerjasama yang
masih berlaku.
(b). Setelah menerima pelayanan dari Medika Gria, pasien yang
bersangkutan harus menanda tangani kwitansi / rincian tagihan pasien
tersebut dan berkas berkasnya tidak diberikan karena akan digunakan
sebagai dasar penagihan ke perusahaan rekanan oleh Bagian Keuangan.
Khusus bagi orang sakit yang ingin melakukan pemeriksaan
laboratorium, RO, CT Scan & Medical Check Up (MCU), pasien
rekanan harus terlebih dahulu menantangani kwitansi / rincian tagihan
orang sakit atas pelayanan yang diinginkan sebelum dilakukan
pelayanan tersebut.
2.2. Kebijakan Penagihan Pembayaran Medika Gria
1. Penagihan uang muka / jaminan perawatan di rawat inap
a. Setiap pasien umum IRNA diwajibkan membayar uang muka perawatan.
Bagi pasien IRNA yang perusahaannya belum menjadi rekanan / belum
bekerjasama dengan Medika Gria, tetapi membawa surat jaminan dari
perusahaan yang sudah disetujui oleh Kabag Keuangan & Akunting, diberikan
keringanan tidak membayar uang muka perawatan dengan catatan seluruh biaya
perawatan akan dibayar lunas pada saat pasien pulang.
b. Penanggung Jawab Pasien wajib menambah uang muka perawatan paling
lambat pada keesokan harinya setelah mendapat surat pemberitahuan dari
Bagian Keuangan.
Kasie Keuangan bertanggung jawab untuk memberikan Surat Pemberitahuan
penambahan uang muka perawatan kepada Penanggung Jawab Pasien apabila
besarnya uang muka perawatan tinggal 35 % dari yang seharusnya.
16
c. Apabila Penanggung Jawab Pasien tidak menambah uang muka perawatan maka
Pasien / Penanggung Jawab Pasien yang bersangkutan akan diberikan surat
peringatan dengan ketentuan :
(1) Surat Peringatan 1
24 jam setelah surat pemberitahuan penambahan uang muka perawatan
diberikan kepada Penanggung Jawab Pasien tetapi Penanggung Jawab
Pasien belum melakukan pembayaran.
Besarnya uang muka perawatan yang telah dibayar kurang dari 35 % dari
yang seharusnya.
(2) Surat Peringatan 2
Besarnya uang muka perawatan 0.
(3) Surat Peringatan 3
24 jam setelah dikeluarkannya Surat Peringatan 2 tetapi Penanggung Jawab
Pasien belum melakukan pembayaran.
Dalam hal telah dikeluarkannya Surat Peringatan 3 maka seluruh pengadaan
obat resep, pemeriksaan penunjang medis dan tindakan medis lainnya
terhadap pasien tidak dapat dilakukan sebelum Surat Peringatan 3 dicabut.
Kabag Keuangan bertanggung jawab terhadap penerbitan Surat Pemberitahuan,
penyerahan Surat Peringatan ke Penanggung Jawab Pasien serta pencabutan Surat
Peringatan.
2. Penagihan piutang perusahaan rekanan
a. Piutang pasien rekanan adalah piutang atas pasien rekanan Medika Gria yang
mendapatkan pelayanan di Medika Gria dan mendapatkan fasilitas kredit serta
dibuktikan dengan adanya surat jaminan dari perusahaan rekanan tersebut.
b. Penagihan untuk pasien perusahaan rekanan adalah sebagai berikut :
(1). Untuk pasien Rawat Inap
Setiap kali selesai transaksi dan data penagihan termasuk resume orang sakit
sudah lengkap.
(2). Untuk pasien Rawat Jalan
Penagihan dilakukan 1 bulan 1 kali setiap awal bulan, paling lambat tgl 05
setiap bulannya atau bila terjadi transaksi telah mencapai batas maksimum
kredit yang telah ditentukan oleh chairman atas usul dari Kabag Pemasaran
& Pelayanan.
c. Staf A/R menyerahkan seluruh tagihan ke perusahaan rekanan apabila data
penagihan sudah lengkap untuk diperiksa kebenarannya oleh Kasi Keuangan.
Setiap akhir bulan staf A / R membuat rekap piutang / tagihan untuk diperiksa
kembali oleh Kasi keuangan & diserahkan kepada Kabag Keuangan &
Akunting.
d. Kabag Keuangan & Akunting bertanggung jawab atas semua tagihan ke
perusahaan rekanan dilakukan secara tepat waktu.
e. Pengiriman tagihan melalui kurir Medika Gria harus selalu dibuktikan dengan
tanda terima dari setiap perusahaan rekanan yang bersangkutan di buku
ekspedisi.
f. Pembayaran tagihan dari perusahaan rekanan harus sudah diterima sesuai
dengan perjanjian setelah tagihan dikirimkan, dipertanggung jawabkan oleh
Kabag Keuangan & Akunting.
17
20
a. Pembayaran dengan kartu debet bank lain dianggap sebagai transaksi kartu
kredit, karena Medika Gria dikenakan biaya komisi kartu kredit oleh bank
pembayar.
b. Lamanya transfer sejak pembayaran dilakukan oleh pasien ke Medika Gria
sampai dengan pembayaran tersebut masuk ke rekening Medika Gria
maximum 3 hari.
c. Pelaksanaan transfer oleh bank pembayar digabungkan dengan pembayaran
kartu kredit.
2.3.4. Kebijakan Pencairan Kartu Kredit
1. Pencairan Kartu Kredit yang proses pembayarannya dilakukan tanpa melalui
terminal EDC maka :
a. Staf A/R paling lambat pada hari kerja berikutnya harus merekap Voucher
Kartu Kredit manual untuk disetorkan ke bank yang bersangkutan.
b. Lamanya transfer sejak pembayaran dilakukan oleh pasien ke Medika Gria
sampai dengan pembayaran tersebut masuk ke rekening Medika Gria
maximum 3 hari setelah Voucher Kartu Kredit dikirimkan.
2. Pencairan kartu kredit yang proses pembayarannya dilakukan melalui terminal
EDC, yaitu dengan cara melakukan settlement setiap harinya. Untuk itu kasir yang
bertugas pada shift dua harus melakukan proses settlement atas penggunaan
terminal EDC paling lambat pada jam 21.30 agar pembayaran atas penggunaan
kartu kredit dapat diterima sesuai jadwal (lihat prosedur penggunaan terminal
EDC yang diberikan oleh masing-masing bank).
3. Komisi kartu kredit yang dibayarkan kepada bank yang bekerja sama dengan
Medika Gria adalah besarnya sesuai dengan perjanjian antara Medika Gria dengan
masing-masing bank. Kabag Keuangan bertanggung jawab untuk mengevaluasi
dan melakukan negosiasi agar komisi kartu kredit serendah mungkin dari waktu
ke waktu sesuai dengan iklim kompetisi industri kartu kredit.
4. Pencairan kartu kredit yang menggunakan terminal EDC adalah :
a. Pembayaran kartu kredit melalui terminal EDC, pencairan dari bank ke
rekening Medika Gria dilakukan secara otomatis melalui transfer ke rekening
bank Medika Gria.
b. Proses pencairan kartu kredit yang dilakukan melalui :
(1) Terminal EDC dari BCA di RSMG, BII, AMEX, Mandiri, pencairannya
dilakukan dengan cara transfer ke rekening Medika Gria di Bank Mandiri.
(2) Terminal EDC LIPPO pencairannya dilakukan dengan cara pemindah
bukuan ke rekening Medika Gria di Bank LIPPO.
(3) BCA di Klinik Medika Gria pencairannya dilakukan dengan cara
pemindahbukuan ke rekening Medika Gria di BCA.
c. Lama transfer sejak pembayaran dilakukan oleh pasien ke Medika Gria
sampai dengan pembayaran tersebut masuk ke rekening Medika Gria
maximum 2 hari setelah terminal EDC dilakukan settlement.
5. Kasi Keuangan bertanggung jawab atas :
21
a. Penggunaan kartu kredit dan kartu debet berdasarkan settlement bagi yang
menggunakan terminal EDC.
b. Penggunaan dan pengiriman voucher kartu kredit (manual) termasuk
penerimaan pembayarannya.
6. Berdasarkan Bukti Transfer dari bank atas pembayaran penggunaan kartu kredit,
maka koordinator membuat Bukti Penerimaan Bank (PB), untuk diperiksa dan
ditanda tangani oleh Kasi Keuangan dan disetujui oleh Kabag Keuangan &
Akunting.
7. Bukti Penerimaan Bank lembar ke-1 dengan bukti transfernya diberikan kepada
staf data entry untuk diproses ke komputer dan diarsip. Sedang PB lembar ke-2
diarsip oleh Bendahara.
3.
Pembayaran
3.1. Kebijakan Pembayaran Ke Supplier
1. Pembayaran ke Supplier dilakukan setiap hari Selasa dan Jumat dari jam 8.00
15.00.
2. Cara pembayaran ke Supplier dilakukan dengan cara :
a. Tunai
Pembayaran dengan cara tunai dilakukan untuk yang nilai pembayarannya
sampai dengan Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) atau sesuai dengan perjanjian.
b. Bilyet Giro (BG)/Cek
Pembayaran diatas Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) harus menggunakan
BG/Cek.
c. Transfer
Pembayaran ke Supplier dengan menggunakan cara transfer, hanya boleh
dilakukan apabila biaya transfernya ditanggung oleh Supplier.
Kasi Keuangan bertanggung jawab untuk menentukan cara pembayaran ke Supplier.
3. Dua hari kerja sebelum hari pembayaran ke Supplier dilakukan, maka Staf
Pembayaran (A/P) bertugas untuk :
a. Menyiapkan bukti-bukti pembelian (a.l. Order Pembelian (OP), Faktur, Surat
Jalan (SJ), Faktur Pajak Pertambahan Nilai).
b. Mencetak rekapitulasi pembayaran per-Supplier yang jatuh tempo.
c. Mencocokkan bukti-bukti pembelian dengan rekapitulasi pembayaran perSupplier.
d. Menyerahkan bukti-bukti pembelian dan rekapitulasi pembayaran per-Supplier
ke Kasi Keuangan.
4. Kasi Keuangan bertugas untuk :
a. Memeriksa kebenaran bukti-bukti pembelian dan rekapitulasi pembayaran perSupplier serta tanggal jatuh tempo pembayarannya.
b. Menyetujui (menandatangani) bukti-bukti pembelian dan rekapitulasi
pembayaran per-Supplier.
c. Menyerahkan bukti-bukti pembelian dan rekapitulasi pembayaran per-Supplier
ke Bendahara.
5. Bendahara bertugas untuk :
22
23
3.2.
Pembayaran ke Dokter
Pembayaran ke dokter dikelompokkan menjadi :
Pembayaran ke dokter
Honor dokter
Bonus Pengirim
Dokter Kerjasama
Partisipasi Koordinator
Tim Dokter Kerjasama
Sistem Bagi
Hasil
- Dr. IGD dan ruangan telah diberikan fasilitas honor dr. ruangan &
bonus tindakan medis baik di IGD maupun di rawat inap.
b. Sistem Jaminan Penghasilan
Penghasilan yang diterima oleh Dokter Penuh Waktu yang besarnya tetap
apabila omset bersih dokter yang bersangkutan kurang dari atau sama dengan
target yang telah ditentukan dan akan ditambah dengan bagi hasil apabila
omset bersih dokter yang bersangkutan diatas target yang telah ditentukan
serta ditambah (bila ada) :
(1) Bonus sebagai Dokter Pengirim pasien rawat inap ke dokter Medika Gria
lainnya (baik untuk dirawat bersama atau bukan) dan MCU.
(2) Bagi hasil jasa dokter a.l. konsultasi, visiting, konsultasi via telepon
pemeriksaan dengan alat medis yang dilakukan sendiri (termasuk MCU)
dan tindakan.
(3) Bonus sebagai Dokter Luar yang mengirim pasien untuk dilakukan
tindakan & pemeriksaan dengan alat medis (termasuk MCU) di Medika
Gria.
c. Sistem Bagi Hasil
Honor yang diterima oleh Dokter Paruh Waktu yang besarnya berdasarkan
bagi hasil saja (tanpa jaminan penghasilan) ditambah (bila ada) :
(1) Bonus sebagai Dokter Pengirim pasien rawat inap ke dokter Medika Gria
lainnya (baik untuk dirawat bersama atau bukan) dan MCU.
(2) Bagi hasil jasa dokter a.l. konsultasi, visiting, konsultasi via telepon,
pemeriksaan dengan alat medis yang dilakukan sendiri (termasuk MCU)
dan tindakan.
(3) Bonus sebagai Dokter Luar yang mengirim pasien untuk dilakukan
tindakan & pemeriksaan dengan alat medis (termasuk MCU) di Medika
Gria.
Besar honor, jaminan penghasilan, target, bonus dan bagi hasil dokter
ditentukan menurut kebijakan tarif 2005 yang berlaku.
2. Jadwal Pembayaran Honor Dokter
Honor Dokter dibayarkan oleh Bendahara langsung ke masing-masing dokter
setiap bulan pada tanggal 5 berdasarkan perhitungan dari tanggal 26 s/d tanggal
25 bulan sebelumnya dan yang diperhitungkan untuk pembayaran Honor Dokter
adalah jasa-jasa yang telah dibayar oleh pasien ke Medika Gria, sedangkan jasajasa yang belum dibayar oleh pasien akan diperhitungkan pada pembayaran Honor
Dokter berikutnya apabila jasa-jasa tersebut telah lunas.
3. Pajak Honor Dokter
Kebijakan Pajak Dokter
Setiap dokter wajib membayar pajak atas hasil yang diterimannya menurut
peraturan pemerintah yang berlaku.
Berdasarkan pertimbangan keahlian yang lebih khusus dan kekuatan pasar, maka
pajak dr. subspesialis/prof dan dr. FKUI dapat dimasukkan ke dalam perhitungan
tarifnya.
25
Mengingat masih adanya kekuatan pasar, networking & perlu adanya tambahan
partisipasi dari dr. umum kerjasama kepada dr. RSMG, maka sebagai insentif
pajaknya dapat dimasukan ke dalam perhitungan tarifnya.
4. Staf Account Payable (A/P) bertugas untuk :
a. Mencocokkan data transaksi masing-masing dokter yang ada di komputer
dengan slip transaksi yang telah terjadi setiap harinya.
b. Memeriksa kebenaran surat rujukan pasien yang dikirim oleh dokter penuh /
paruh waktu untuk melakukan tindakan & pemeriksaan dengan alat medis
(termasuk MCU) di Medika Gria.
c. Mencetak List Honor Dokter masing-masing dokter dari komputer setiap
tanggal 26.
d. Mencocokkan List masing-masing honor dokter dengan ketentuan pada
Kepchair yang berlaku, serta bila perlu melakukan koreksi.
e. Mencetak List Honor Dokter masing-masing dokter yang telah dikoreksi dan
benar.
f. Membuat Rekap Honor Dokter berdasarkan cara pembayarannya (cek atau
transfer).
g. Menyerahkan Rekap dan List Honor Dokter ke Kasi Keuangan.
5. Kasi Keuangan bertugas untuk memeriksa :
a. Kebenaran List masing-masing Honor Dokter.
b. Kebenaran Rekap masing-masing Honor Dokter dan cara pembayarannya.
c. Menyerahkan List dan Rekap masing-masing honor dokter ke Bendahara.
6. Bendahara bertugas untuk :
a. Menyiapkan Bukti Pembayaran Bank (BB) untuk pembayaran dengan
BG/Cek/transfer dan Bukti Pembayaran Kas (BK) untuk pembayaran dengan
uang tunai, yang kedua-duanya harus mendapat persetujuan (tandatangan) dari
Kabag Keuangan & Akunting.
b. Menyiapkan Bilyet Giro (BG)/Cek/Slip Transfer/ uang tunai.
Setiap pembayaran yang menggunakan BG/Cek/Slip Transfer harus ditulis ke
atas nama masing-masing dokter atau orang yang ditunjuk oleh dokter yang
bersangkutan. Hal ini untuk mencegah penyalahgunaan dari BG/Cek/Slip
Transfer.
c. Meminta tandatangan dari pejabat yang berwenang (minimal dua orang yang
telah mendapat kuasa oleh Chairman).
d. Melakukan pembayaran ke masing-masing dokter apabila pembayarannya
dengan BG/Cek/uang tunai, sedangkan bila pembayarannya menggunakan
tranfer Bendahara akan pergi ke Bank untuk melakukan transfer pembayaran
tersebut.
Pada saat pembayaran dilakukan, Bendahara harus meminta tandatangan dari
dokter yang bersangkutan pada BB/BK sebagai bukti penerimaan
BG/Cek/uang tunai/ transfer.
7. Kabag Keuangan & Akunting bertanggung jawab terhadap seluruh kebenaran dan
kedisiplinan proses pembayaran ke masing-masing dokter.
26
5. Besar Partisipasi Tim Dokter Kerjasama sesuai dengan Kebijakan Tarif RSMG
2005 yang telah disahkan oleh Chairman/Kepchair yang berlaku.
6. Kebijakan perhitungan BOR :
a. Pasien yang masuk dalam perhitungan BOR :
(1) Setiap pasien yang dimasukkan ke rawat inap Medika Gria oleh anggota
Tim Dokter Kerjasama.
(2) Setiap pasien rujukan dari dokter bukan anggota Tim Dokter Kerjasama
dan tidak dirawat bersama dokter yang merujuk/dokter pengirim tersebut
atau tidak terlebih dahulu dimasukkan ke rawat inap dan dirawat oleh
dokter yang merujuk/dokter pengirim tersebut.
(3) Setiap bayi yang baru lahir dan dirawat oleh anggota dokter tim anak, serta
ibunya telah lepas rawat.
(4) Pasien paket yang sudah mendapatkan harga dengan diskon khusus
b. Pasien yang tidak masuk dalam perhitungan BOR :
(1) Bayi yang baru lahir, karena sudah disatukan menjadi satu kesatuan
dengan BOR ibunya dan dimasukkan kedalam perhitungan partisipasi,
maka tidak lagi dihitung secara tersendiri sehingga tidak masuk kedalam
perhitungan BOR Tim Dokter Kerjasama.
(2) Pasien yang dimasukkan ke rawat inap Medika Gria dan dirawat oleh
dokter yang bukan anggota Tim Dokter Kerjasama.
(3) Setiap relasi khusus yang diberi diskon khusus (bila ada), karyawan
Medika Gria atau Grup Progress (bila ada), walaupun dirawat oleh anggota
Tim Dokter Kerjasama.
7. Jadwal
a. Perhitungan BOR :
(1) BOR bulanan dihitung mulai tanggal 26 s/d tanggal 25 bulan berikutnya.
(2) BOR tahunan dihitung mulai tanggal 26 s/d tanggal 25 Desember tahun
berikutnya.
b. Pembagian Bonus Tim Dokter Kerjasama :
(1) Partisipasi bulanan dibagikan setiap tanggal 5 bulan berikutnya.
(2) Partisipasi tahunan dibagikan setiap tanggal 5 Januari.
(3) Pembagian Partisipasi diserahkan melalui koordinator Tim Dokter
Kerjasama, sedangkan pembagian ke setiap anggota Tim Dokter
Kerjasama adalah tanggung jawab dari Koordinator Tim Dokter
Kerjasama.
8. Pajak harus ditanggung oleh Tim Dokter Kerjasama, satu dan lain sesuai peraturan
pemerintah yang berlaku.
9. Staf Pembayaran (A/P) bertugas untuk :
a. Mencetak list Partisipasi Tim Dokter Kerjasama dari komputer.
b. Memberikan list Partisipasi Tim Dokter Kerjasama sesuai dengan ketentuan
diatas.
c. Mencocokkan hasil perhitungan Partisipasi Tim Dokter Kerjasama dari tabel
Bonus Tim Dokter kerjasama yang sesuai dengan Kebijakan Tarif RSMG
2005 yang telah disahkan oleh Chairman/Kepchair yang berlaku.
d. Membuat Rekap Bonus Tim Dokter Kerjasama dan menyerahkan ke Kasi
Keuangan.
29
e. Mencocokkan Bukti Pembayaran Bank (BB) dengan Rekap Bonus Tim Dokter
Kerjasama, kemudian dilakukan input ke komputer dan selanjutnya di arsip.
10. Kasi Keuangan bertugas untuk :
a. Memeriksa kebenaran Partisipasi Tim Dokter Kerjasama dan memberikan
persetujuan untuk pembayarannya.
b. Menyerahkan Rekapitulasi Partisipasi Tim Dokter Kerjasama ke Bendahara.
11. Bendahara bertugas untuk :
a. Menyiapkan Bukti Pembayaran Bank (BB) dan harus mendapat persetujuan
(tanda tangan) dari Kabag Keuangan & Akunting.
b. Menyiapkan BG/Cek/Transfer
Setiap pembayaran yang menggunakan BG/Cek/Transfer harus ditulis ke atas
nama koordinator Tim Dokter Kerjasama yang bersangkutan.
Dalam hal BG/Cek/Transfer ditulis keatas nama pihak yang ditunjuk oleh
koordinator tim dokter kerjasama, maka koordinator tim dokter kerjasama
harus menandatangani BB sebagai bukti pelunasannya.
c. Meminta tanda tangan dari pejabat yang berwenang (minimal dua orang yang
telah mendapat kuasa dari Chairman).
d. Melakukan pembayaran ke koordinator dengan BG/Cek, sedangkan bila
pembayarannya menggunakan Transfer Bendahara akan pergi ke Bank untuk
melakukan transfer pembayaran tersebut.
Pada saat pembayaran dilakukan, Bendahara harus meminta tandatangan dari
koordinator yang bersangkutan pada BB sebagai bukti penerimaan
BG/Cek/Transfer.
e. Menyerahkan Bukti Pembayaran Bank (BB) lembar-1 beserta Rekap
Partisipasi Tim Dokter kerjasama ke Staf data entry untuk diinput ke
komputer, sedangkan lembar-2 untuk diarsip Bendahara.
12. Kabag Keuangan & Akunting bertanggung jawab terhadap seluruh kebenaran dan
kedisiplinan proses pembayaran ke koordinator Tim Dokter Kerjasama.
3.3.
Pembayaran Karyawan
Pembayaran karyawan dikelompokkan menjadi :
Pembayaran karyawan
- Upah
- Bonus (bila ada)
31
3.
32
Medika Gria sedangkan pengisian kas kecil pada Instalasi/Bagian lain di Medika
Gria berasal dari kas kecil Bendahara.
4.
Kasi Keuangan bertugas untuk memeriksa :
a.
Kecocokkan jumlah uang tunai yang ada pada masingmasing kas kecil dengan jumlah pengeluarannya minimal satu Minggu sekali
dengan hari atau waktu yang ditentukan sendiri secara mendadak.
b.
Pertanggungjawaban penggunaan uang dari kas kecil dan
menentukan jumlah kebutuhan kas kecil.
5.
Bendahara bertugas untuk :
a.
Menyiapkan Bukti Pembayaran Bank (BB) dan harus mendapat
persetujuan (tandatangan) dari Kabag Keuangan & Akunting.
b.
Menyiapkan Cek
c.
Meminta tandatangan dari pejabat yang berwenang (minimal dua orang
yang telah mendapat kuasa oleh Chairman)
d. Pergi ke Bank untuk mencairkan cek.
Pada saat penerimaan cek, Bendahara harus menandatangani BB sebagai bukti
penerimaan cek untuk pengisian kas kecil Bendahara.
e. Memasukkan uang tunai ke kas kecil Bendahara.
f. Membuat perincian pemasukan dan pengeluaran kas kecil setiap hari pada
Laporan Harian Kas.
g. Meminta persetujuan Laporan Harian Kas dari Kasi Keuangan setiap hari.
3.4.2. Kebijakan Kas Bon
Bagi pembayaran tunai yang belum dibayarkan oleh pemohon yang bersangkutan,
pada umumnya belum dapat diperoleh Kwitansi sebagai bukti pembayarannya,
maka dalam hal ini proses pengeluaran uang harus menggunakan sistem kas bon
terlebih dahulu dan dipertanggung jawabkan oleh penerima uang yang
bersangkutan.
Adapun prosedur kas bon adalah sebagai berikut :
1. Pemohon harus membuat surat permntaan kas bon yang harus ditandatangani
oleh atasannya (minimal Kasi), atau dalam hal atasan yang bersangkutan tidak
ada, maka pemohon harus meminta persetujuan (tanda tangan) dari
Penanggung Jawab (PJ) Unit kerja yang bersangkutan atau PJ RSMG yang
sedang bertugas.
2. Bendahara membuatkan kas bon pada Formulir Bukti Pengeluaran Uang
Sementara (Kas Bon) rangkap-1 dan melampirkan surat permintaan kas bon
yang telah disetujui oleh yang berwenang sebagaimana yang telah diuraikan
pada butir 1 diatas.
Catatan :
Dalam hal diluar jam kerja Bendahara, maka pemohon dapat meminta kas bon
ke Kasir Keuangan (rawat jalan dan rawat inap). Selanjutnya Kasir
membuatkan kas bon pada Formulir Bukti Pengeluaran Uang Sementara (Kas
Bon) rangkap-1 dan melampirkan surat permintaan kas bon yang telah
disetujui oleh yang berwenang sebagaimana yang telah diuraikan pada butir 1
33
3.
4.
5.
6.
7.
diatas. Pada akhir shift Kasir yang bersangkutan, bukti kas bon tersebut
disertakan dalam Laporan Harian Kasir dan dimasukkan ke dalam brankas
untuk selanjutnya Bendahara akan menggantikan uang kas bon tersebut dengan
mengambil kas bon yang bersangkutan dan mengarsipkannya.
Bersamaan dengan diterimanya uang tunai, maka pemohon harus
menandatangani kas bon tersebut, kemudian kas bon berikut dengan data
pembayarannya disimpan oleh Bendahara sebagai bukti pengeluaran sementara.
Untuk pengeluaran uang yang melalui sistem kas bon ini pemohon harus dapat
memberikan Kwitansinya selambat-lambatnya 1 hari kerja setelah kas bon
tersebut dibuat, atau uang yang bersangkutan harus dikembalikan kepada
Bendahara apabila pemohon tidak dapat membuktikan Kwitansi pembayaran
maksimum 1 hari kerja setelah kas bon tsb dibuat, kecuali ada dasar-dasar yang
dapat dipertanggung jawabkan.
Setelah pembayaran dilakukan oleh pemohon yang bersangkutan dan telah
mendapatkan Kwitansinya, maka pemohon harus meminta persetujuan kembali
dari atasan masing-masing pemohon tentang kebenaran dari harga, jumlah dan
kualitas barang yang dibeli, serta kwitansinya.
Setelah menerima Kwitansi pembayaran, Bendahara harus mengadakan
pembatalan kas bon yang bersangkutan dan membuat Bukti Pengeluaran Kas
(BK). Selanjutnya BK yang dilampiri Kwitansi harus disetujui (ditanda
tangani) oleh Kabag Keuangan & Akunting dan pemohon menandatangani BK
tersebut.
Kabag Keuangan & Akunting bertanggung jawab terhadap seluruh pengeluaran
uang dan penyelesaiannya
34
4. Aktiva Tetap
Aktiva tetap adalah harta perusahaan yang tidak dapat dibukukan sebagai pengeluaran
biaya karena mempunyai umur pemakaiannya cukup panjang, contohnya gedung,
kendaraan dan lain-lain.
Tujuannya adalah untuk menyeragamkan pencatatan-pencatatan pembelian
(perolehan), penyusutan, penjualan/penghapusan serta pengontrolan dari aktiva tetap
Medika Gria. Aktiva tetap dapat terdiri antara lain: alat-alat medis, mesin-mesin,
furniture, kendaraan, bangunan dan barang-barang modal lainnya.
Kebijakan yang harus dilaksanakan atas aktiva tetap Medika Gria adalah sebagai
berikut :
a. Setiap aktiva tetap yang baru diperoleh harus didaftarkan pada buku/kartu daftar
inventaris yang ada pada Bagian Logistik, sedangkan yang dimasukkan ke dalam
daftar aktiva tetap yang harus disusutkan nilai perolehannya adalah aktiva tetap
yang nilai perolehannya lebih besar atau sama dengan Rp. 1 juta secara total atau
dilihat dari masa manfaat / fungsinya > 3 tahun.
b. Aktiva tetap yang telah ditentukan penempatan lokasinya tidak boleh dipindahkan
tempatnya tanpa persetujuan dari Kepala Bagiannya, yang dalam hal ini
bertanggung jawab atas pengontrolan fisik dari aktiva tetap yang bersangkutan.
c. Tidak dijinkan untuk memindahkan atau meminjamkan aktiva tetap keluar lokasi
Medika Gria tanpa seijin Direktur Medika Gria.
d. Kabag Keuangan & Akunting bertanggung jawab untuk mengadakan pengontrolan
fisik secara periodik minimum 6 bulan sekali yaitu pada bulan Mei dan Nopember
setiap tahunnya dan melaporkannya kepada manajemen didalam laporan bulanan.
e. Pada kartu aktiva tetap harus ada pencatatan-pencatatan detail dari masing-masing
aktiva tetap Medika Gria antara lain : tanggal pembelian, lama/prosentase
penyusutan, pemeliharaan, tanggal dan harga penjualan/penghapusan, dan lain
sebagainya yang nantinya dapat dipergunakan oleh Bagian Keuangan sebagai
bahan analisa untuk mencapai efisiensi perusahaan.
4.1. Kebijakan Perolehan Aktiva Tetap
1. Perolehan Aktiva Tetap berasal dari pengamatan Kepala Bagian atau Direktur
Medika Gria terhadap suatu kebutuhan atas aktiva tetap tertentu untuk
memperlancar operasional serta efektif dan efisien dalam mencapai tujuan Medika
Gria.
35
2. Kepala Bagian atau Direktur Medika Gria harus membuat usulan atas kebutuhan
tersebut disertai dengan analisa kebutuhan berdasarkan efisiensi, efektivitas
dibandingkan harga barang tersebut.
3. Kewenangan yang berhak menyetujui pembelian aktiva tetap adalah sesuai
dengan kewenangan yang ada pada pedoman bagian pembelian.
4. Bagian Audit Internal bertanggung jawab untuk memberikan nomor pengenal atas
aktiva tetap yang bersangkutan, sedangkan staf A/P harus menentukan laju
penyusutannya serta mencatat ke dalam List Aktiva Tetap.
4.2. Kebijakan Penyusutan Aktiva Tetap
1. Penyusutan aktiva tetap yang dilaksanakan di Medika Gria adalah berdasarkan
Straight Line Method (metode garis lurus) yaitu penyusutan yang besarnya sama
setiap periode tertentu.
2. Pedoman untuk melaksanakan perhitungan penyusutan :
a. Menentukan masa manfaat aktiva, yaitu manfaat :
(1) Ekonomis
(2) Teknis
b. Pemakaian metode harus selalu konsisten
c. Direktur Medika Gria Kabag Keuangan & Akunting bersama dengan Direktur
Divisi Bagian Keuangan menentukan lama penyusutan.
3. Setiap akhir bulan staf A/P harus memproses penyusutan untuk masing-masing
aktiva tetap sesuai dengan besarnya penyusutan yang telah ditentukan
sebelumnya.
4. Kasi Keuangan harus memeriksa dan menyetujui hasil penyusutan tersebut. Dan
hasilnya diserahkan ke Staf A/P untuk dilakukan penjurnalan.
4.3. Kebijakan Penjualan / Penghapusan Aktiva Tetap
1. Bagi Aktiva Tetap yang telah habis penyusutannya dan Aktiva Tetap tersebut
masih layak untuk dipergunakan, maka Aktiva Tetap tersebut tidak boleh
dihapuskan dari daftar Aktiva Tetap walaupun nilai buku dari Aktiva Tetap sama
dengan Rp. 1,-.
2. Berdasarkan pengontrolan dan pengamatan fisik dari bagian Audit atau Kepala
Bagian, maka apabila menurut pengamatannya bahwa aktiva tetap tertentu telah
rusak dan tidak dapat dipakai lagi, atau masih terpakai akan tetapi tidak efisien
lagi, maka Kepala Bagian yang bersangkutan bertanggung jawab untuk membuat
usulan penghapusan, atau penjualan terhadap aktiva tetap tersebut berikut dengan
analisanya.
3. Usulan tersebut kemudian diberikan kepada Direktur Medika Gria untuk
dianalisa. Selanjutnya diminta persetujuan dalam rapat dengan Dir. Man. Divisi
Medika Gria. Apabila disetujui dalam rapat, maka Dir. Man. Divisi Medika Gria
meminta persetujuan dari Chairman. Dan apabila disetujui Chairman, maka
Direktur Medika Gria mengkoordinir penjualannya sesuai dengan harga yang
ditentukan dalam rapat tersebut.
36
5. Buku Besar
Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa semua pencatatan transaksi akunting ke
Buku Besar telah dilakukan sesuai dengan nilai rupiahnya pada pos-pos akunting
yang benar, yang pada akhirnya dapat menggambarkan keadaan keuangan perusahaan
dan menghasilkan laporan keuangan yang benar dan akurat.
Proses transaksi ke Buku Besar adalah kelanjutan dari bermacam-macam proses
transaksi akunting sebelumnya.
Sebelum data-data transaksi harian baik secara otomatis maupun manual di proses
kedalam buku besar oleh Bagian Keuangan maka setiap jenis transaksi tersebut harus
dibuatkan proses penjurnalan. Khusus untuk penjurnalan otomatis rekapitulasi hasil
pemasukan data harus terlebih dahulu diperiksa kebenarannya yang dipertanggung
jawabkan oleh Kasi Keuangan.
1. Rekapitulasi Transaksi
Adapun rekapitulasi transaksi yang harus dilakukan penjurnalannya adalah sebagai
berikut :
a. Transaksi penerimaan bank dan/atau kas Medika Gria berasal dari :
(1) Instalasi Rawat Jalan
(2) Instalasi Rawat Inap
(3)
Instalasi Penunjang Medis
(4) Instalasi Farmasi
(5) Utilitas Medis
(6) Hasil Sewa
(7) Pusat Dialisis Medika Gria
(8) Klinik Kulit Medika Gria
(9) Klinik Kitty Medika Gria
(10) Penerimaan lain-lain
b. Transaksi pembayaran uang tunai/cek/bilyet giro yang didalamnya termasuk :
(1) Transaksi Pembayaran Bank.
(2) Transaksi Pembayaran Kas.
c. Transaksi Penerimaan/Pengeluaran Obat/Barang Farmasi (Instalasi Farmasi),
yang didalamnya termasuk :
(1) Transaksi Penerimaan Obat/Barang Farmasi.
(2) Transaksi Obat Produksi.
(3)Transaksi Penjualan Obat/Barang Farmasi
(a)
Instalasi Rawat Jalan termasuk penjualan bebas.
37
(b) Instalasi Rawat Inap termasuk retur obat pasien Instalasi Rawat Inap
(4) Transaksi distribusi obat untuk instalasi-instalasi Medika Gria.
(5) Transaksi retur obat/BF ke Supplier.
(6) Transaksi pembelian bebas melalui Apotik lain.
(7) Transaksi penyesuaian/penghapusan stock.
d. Transaksi Aktiva Tetap didalamnya termasuk :
(1) Transaksi Pembelian/Perolehan Aktiva Tetap.
(2) Transaksi Penyusutan Aktiva Tetap.
(3) Transaksi Penghapusan/Penjualan Aktiva Tetap.
e. Transaksi lain-lain yang penjurnalannya disesuaikan dengan kebutuhan (antara
lain: amortisasi, koreksi, dll.).
Dengan adanya rekapitulasi dari hasil transaksi tersebut diatas akan memudahkan
bagian Keuangan untuk mengadakan pemeriksaan dan penjurnalannya sebelum
data-data tersebut di proses ke Buku Besar.
2. Buku Pembantu (sub ledger)
Buku pembantu untuk pos-pos Akunting dibuat sesuai dengan kebutuhan, apabila
ada kebutuhan tambahan buku pembantu (selain dari buku pembantu yang telah
ada), maka Kabag Umum & Keuangan bertanggung jawab untuk pembuatan dari
buku pembantu tambahan tersebut.
Standar Buku Pembantu yang ada adalah :
a. Hutang Supplier (termasuk penerimaan/retur obat/BF).
b. Honor Dokter.
c. Piutang Pasien Rekanan / Umum.
d. Stok Obat/BF Instalasi Farmasi.
e. Stok (Floor Stok & Emegency Stock) Obat/BF Instalasi-instalasi lain.
f.Bonus Dokter Kerjasama (Pengirim dan Koordinator Tim Dokter).
g. Pembayaran Kartu Kredit.
h. Penyesuaian / Penghapusan Stok Obat/Barang Farmasi.
i. Aktiva Tetap.
3. Prosedur Transaksi Buku Besar
a. Staf A/R dan staf A/P sesuai dengan tugasnya masing-masing harus memeriksa
bahwa semua jenis transaksi yang diuraikan diatas telah dilaksanakan sesuai
dengan prosedur.
b. Setelah itu staf A/R dan/atau staf A/P harus mencetak jurnal hariannya untuk
diperiksa penjurnalannya dan memastikan kebenarannya.
c. Jurnal harian tersebut kemudian diberikan kepada Kasi Keuangan untuk
diperiksa kebenarannya dan disetujui.
d. Setelah jurnal harian disetujui oleh Kasi Keuangan maka staf A/R dan staf A/P
dapat melakukan posting ke Buku Besar.
e. Kasi Keuangan bertanggung jawab untuk melaksanakan adjusment yang
diperlukan sebelum laporan-laporan keuangan/akunting dicetak.
f.Pada setiap akhir periode akunting (bulanan/tahunan) Kasi Keuangan bertanggung
jawab untuk mencetak Neraca mutasi (Trial Balance) dan buku besar untuk
memastikan kebenaran transaksi dari masing-masing pos.
g. Laporan-laporan yang harus dibuat setiap bulannya adalah :
(1) Laporan Neraca Mutasi.
38
(2)
(3)
(4)
Laporan Neraca.
Laporan Laba Rugi.
Laporan Cash Flow.
39