Anda di halaman 1dari 39

I.

1.

PENDAHULUAN
Tujuan dan Dasar Pedoman Bagian Keuangan

I.1. Tujuan Pedoman Bagian Keuangan.


1. Sebagai pedoman kerja untuk staf Bagian Keuangan.
2. Mempermudah dalam memberikan training dan pengarahan kerja kepada Staf
Bagian Keuangan dan staf lain yang terkait dengan aktifitas pekerjaan Bagian
Keuangan.
3. Mempermudah dalam pengelolaan pekerjaan, baik didalam Bagian Keuangan
sendiri maupun dengan bagian lain, agar terciptanya efisiensi, keserasian dan
keterpaduan.
4. Sebagai salah satu dasar untuk evaluasi dan pengembangan Bagian Keuangan
sejalan dengan perkembangan tenaga kerja, teknologi, kebudayaan dan organisasi
Bagian Keuangan.
I.2. Dasar Pedoman Bagian Keuangan.
1. Falsafah dan Misi Group Progress.
2. Tujuan, rencana kerja dan pengembangan dari Sistem Informasi Manajemen
Medika Gria.
3. Struktur Organisasi Medika Gria.
4. Masukan dari semua kegiatan yang selama ini dijalankan oleh bagian Keuangan di
Medika Gria.

3.

Fungsi, Tugas dan Tanggung Jawab Bagian Keuangan.

3.1. Fungsi Bagian Keuangan.


1. Menunjang Medika Gria menjadi rumah sakit yang memiliki satu sampai dengan
maksimum tiga sub-spesialis penyembuhan penyakit yang terkenal di Indonesia
maupun dunia.
2. Mengelola semua data data keuangan akibat dari operasi manajemen untuk
diterjemahkan menjadi suatu laporan keuangan dengan bantuan dari Sistim
Informasi Manajemen yang ada sehingga dapat disajikan kesemua jenjang
manajemen sesuai wewenang masing masing guna mendukung :
a. Fungsi Operasi.
b. Fungsi pengolahan ( Manajemen )
c. Fungsi pengambilan keputusan.
3.2. Tugas Dan Tanggung Jawab Bagian Keuangan.
1. Memanajemen dan mengembangkan administrasi keuangan dan akunting guna
terciptanya keseragaman sistim kerja dan akunting yang sehat serta harmonis
dengan jenis bidang usaha pelayanan kesehatan.
2. Menyimpulkan, memeriksa dan menerjemahkan hasil operasi manajemen dalam
bentuk moneter yang berupa laporan laporan keuangan manajemen yang dapat
dipergunakan sebagai dasar tindak lanjut kearah perbaikan bagi setiap bagian
tingkatan manajemen sehingga tujuan dapat dicapai dengan cepat, efektif, dan
efisien.
3. Melindungi , memelihara serta menjamin kerahasiaan semua bukti bukti dan
catatan catatan keuangan manajemen secara sistimatis dan efisien menurut etika
dunia usaha.
4. Menganalisa,
mengevaluasi dan melaporkan dampak dampak ekonomi,
perundang undangan, sosial politik dan ekonomi khususnya di bidang moneter
yang mempunyai pengaruh terhadap pencapaian seluruh tujuan manajemen dengan
efektif dan efisien.
5. Bertanggung jawab atas keamanan, pemakaian dan pemeliharaan barang inventaris
yang berada di Bagian Keuangan secara efektif dan efisien.
6. Bertanggung jawab dalam melaksanakan operasional (al. penggunaan telepon,
listrik, air) Medika Gria secara efektif dan efisien dalam merealisasikan visi, misi,
tujuan & value Medika Gria.
7. Turut mengoptimalkan hasil penjualan dan penyewaan produk Medika Gria, yaitu :
a. Hasil penjualan medis yang terdiri dari pelayanan dokter, pelayanan
keperawatan dan pelayanan penunjang medis (al. Laboratorium, Radiologi,
Fisioterapi dan Farmasi).
b. Hasil penyewaan peralatan medis.
c. Hasil penyewaan ruangan Medika Gria yang terdiri dari : Ruangan Poli,
Ruangan Bedah, Ruang Rawat Inap, Ruang Inap Relasi Pasien, Ruang Komersil
dan Ruang Serbaguna dengan target BOR rawat inap 60% per bulan dan
per tahun.
3

II. KEBIJAKAN
1.

Kebijakan Umum

1.1. Dokter Medika Gria


Definisi Dokter berdasarkan :
a. Hubungan kerjasama dengan Medika Gria yang selanjutnya disebut Dokter
Medika Gria
Dokter Medika Gria

Dokter Penuh Waktu


Dokter Kerjasama
Dokter Paruh Waktu Dokter Visiting Tim Dokter ICU/ICCU/NICU/PICU
(1) Dokter Penuh Waktu adalah :
Dokter yang praktek setiap hari di Medika Gria dengan :
(a) Jumlah jam praktek minimal 24 jam per minggu untuk Fak. Besar
(Internis, Bedah, Anak dan Kebidanan)
(b) Jumlah jam praktek minimal 18 jam untuk Fak Kecil (semua Fak
selain Fak Besar).
(2) Dokter Paruh Waktu adalah :
(a) Dokter yang tidak praktek setiap hari di Medika Gria.
(b) Dokter yang praktek setiap hari di Medika Gria tetapi :
Waktu prakteknya kurang dari 24 jam untuk Fak Besar.
Waktu prakteknya kurang dari 18 jam untuk Fak Kecil.
(3) Dokter Visiting adalah :
Dokter yang tidak praktek di Medika Gria (bukan Dokter Penuh Waktu
maupun Dokter Paruh Waktu) tetapi boleh merawat pasiennya di Medika
Gria sesuai dengan peraturan Medika Gria yang berlaku.
Terdiri dari Dokter FKUI dan Dokter Non FKUI
(4) Dokter Kerjasama adalah :
(a) Dokter Penuh / Paruh Waktu Medika Gria
Semua Dokter Penuh Waktu dan Paruh Waktu yang sedang praktek
di luar Medika Gria
(b) Bukan Dokter Penuh / Paruh Waktu Medika Gria
Dokter yang namanya telah terdaftar di Medika Gria dan disahkan
oleh Direktur Medika Gria bersama dengan Kabag Pemasaran &
Medis.
Dokter Visiting yang juga termasuk sebagai Dokter Kerjasama
(memenuhi ketentuan diatas) akan disebut sebagai Dokter
Kerjasama

(c) Dokter FKUI


Dokter-dokter spesialis tertentu dari departemen FKUI dibawah
naungan yapmedi (Yayasan Pengembangan Medika Gria) yang
bekerjasama dengan Medika Gria.
(5) Tim Dokter ICU/ICCU/NICU/PICU :
Dokter anastesi yang tergabung dalam 1 tim dan bertugas melayani
pasien ICU / ICCU / NICU / PICU setiap hari di Medika Gria.
b. Saat praktek :
Dokter

Dokter Dalam

Dokter Luar

(1) Dokter Dalam


Dokter Penuh Waktu dan/atau Dokter Paruh Waktu yang sedang praktek di
Medika Gria.
(2) Dokter Luar
Dokter yang sedang tidak praktek di Medika Gria (baik Dokter Penuh Waktu
dan/atau Dokter Paruh Waktu maupun dokter-dokter lainnya).
1.2. Pasien Medika Gria
Definisi pasien Medika Gria berdasarkan :
a. Kerjasama :
Pasien Medika Gria

Pasien Umum

Pasien Rekanan

(1) Pasien Umum


Pasien yang tidak mempunyai ikatan kerjasama dengan Medika Gria.
(2) Pasien Rekanan
Pasien yang telah mempunyai ikatan kerjasama dengan Medika Gria yang
diatur dalam perjanjian kontrak.
Karyawan Grup Progress dan anggota KVMI yang memiliki kartu anggota
& telah menjadi anggota selama minimal 3 bulan dikelompokkan sebagai
pasien rekanan.

b. Kebutuhan IGD, IRJ dan IRNA :


Pasien Medika Gria

Pasien Rumah Sakit

No.
1.

Status

IGD & IRJ

Pasien
Rumah Sakit

2.

Pasien Pribadi

Pasien Pribadi

pasien yang berobat ke IGD.


pasien yang berobat ke IRJ
dengan menunjukkan surat
pengantar dari Dokter Luar
pada saat pendaftaran
pasien yang dikirim
dari Dokter Dalam lainnya.
pasien Rekanan dan
Karyawan Grup Progress.
pasien Medical Check Up.

- pasien yang berobat langsung


ke IRJ.

IRNA
- pasien yang berasal dari IGD
- pasien yang berasal dari IRJ
dan berstatus sebagai pasien
rumah sakit pada saat
berobat di IRJ.
- pasien yg dikirim ke dokter
yg merawat dari dokter IRJ.
- pasien Rekanan dan
Karyawan Grup Progress
- pasien Medical Check Up
- pasien yang berasal dari
dokter IRJ yang akan merawat
sendiri dan berstatus sebagai
pasien pribadi pada saat
berobat di IRJ.
- pasien yang berasal dari
Dokter Luar yang mempunyai
ikatan kerjasama sebagai
Dokter Penuh / Paruh Waktu /
Visiting / Kerjasama dan akan
merawat pasien itu sendiri.

c. Kebutuhan Penunjang Medis dan Medical Check Up


Pasien Medika Gria

Pasien Dalam

Pasien Luar

(1) Pasien Dalam


Pasien yang membawa surat pengantar dari Dokter Dalam untuk
pemeriksaan penunjang medis / medical check up yang pemeriksaannya
dilakukan oleh dokter yang bersangkutan atau dokter lainnya.
(2) Pasien Luar
Pasien yang membawa surat pengantar dari Dokter Luar.
Pasien yang datang atas permintaan sendiri.
1.3. Barang Kebutuhan Medika Gria
1. Barang Medis
Barang Medis adalah barang yang dikelompokkan untuk keperluan medis/tindakan
medis.
Barang untuk kebutuhan medis dikelompokkan sebagai berikut :
Barang untuk kebutuhan Medis
Obat

Alat Kesehatan

Barang Farmasi

Barang
Penunjang Medis

Laboratorium Radiologi

Peralatan Medis

Barang Penunjang

Fisioterapi

Hemodialisis

a. Obat
Yang dimaksud dengan obat adalah barang yang dikonsumsi/dipakai oleh pasien
untuk tujuan medis.
Jenis obat dikelompokkan menjadi :
(1) Berdasarkan ketentuan dari dit.jen POM:
(a) Golongan obat Bebas dengan tanda lingkaran hijau
(b) Golongan obat Bebas Terbatas dengan tanda lingkaran biru
(c) Golongan Obat Keras dengan tanda lingkaran merah yang hanya dapat
dijual berdasarkan resep dokter.
(d) Golongan Obat Narkotika dengan tanda palang merah dalam lingkaran
yang hanya dapat dijual berdasarkan resep dokter Medika Gria, resep
dokter dari RS lain atau resep dokter umum yang mencantumkan nomor
Surat Ijin Praktek (SIP), nama dan alamat pasiennya.
Golongan Obat Narkotika yang berupa injeksi hanya dapat dijual untuk
pasien Medika Gria.
(2) Berdasarkan jenis produksinya obat dikelompokkan menjadi :
7

(a) Obat Patent, yaitu obat yang menggunakan nama patent dari pabrik yang
membuatnya. Obat paten ini terdiri dari : obat original (obat dari pabrik
yang menemukan formula obat) dan obat me-too.
(b) Obat Generik, yaitu obat yang masih menggunakan nama
formulariumnya.
(c) Obat Racik/Produksi, obat yang diproduksi berdasarkan resep dokter
yang komponennya terdiri dari obat patent, bahan baku obat atau keduaduanya.
(3) Berdasarkan penempatannya obat/BF dikelompokkan dan diatur sebagai
berikut :
(a) Persediaan ruangan (Floor Stock), yaitu persediaan obat/BF yang ada
pada instalasi di Medika Gria dan dimutasikan sebagai pengeluaran
/biaya instalasi yang bersangkutan.
(b) Persediaan darurat (Emergency Stock), yaitu persediaan obat/BF yang
ada pada instalasi di Medika Gria dan pemakaiannya harus dibebankan
kepada pasien yang diberikan obat/BF yang bersangkutan dengan
memakai Formulir Pemakaian Obat (FPO).
(c) Persediaan Logistik Farmasi yaitu persediaan obat/BF yang
dipergunakan untuk melayani pendistribusian obat/BF ke seluruh
Instalasi Farmasi di Medika Gria dan Pusat Dialisis Medika Gria.
Besarnya persediaan obat/BF di Logistik Farmasi ditentukan maksimum
untuk pemakaian 1 bulan, kecuali dalam keadaan tertentu a.l. akan
adanya kenaikan harga atau ancaman pasokan yang akan lebih
menguntungkan Medika Gria, sedangkan obat/BF y mutasi penjualannya
laku keras maka persediaan obat/BF di Logistik Farmasi dapat
ditingkatkan sampai dengan maksimum untuk pemakaian 3 bulan.
(d) Persediaan Instalasi Farmasi, yaitu persediaan obat/BF yang digunakan
untuk melayani penjualan obat/BF kepada pasien Medika Gria /
masyarakat umum. Besar persediaan obat/BF ditentukan maksimum
untuk penjualan 1 Minggu.
b. Barang Farmasi
(1) Alat Kesehatan
Yang dimaksud Alat Kesehatan adalah alat bantu yang digunakan untuk
kebutuhan medis, antara lain :
(a) Pembalut (plester, kasa, verband, kapas dan sebagainya)
(b) Alat bedah disposible ( suture/benang, jarum jahit, sarung tangan steril,
dan sebagainya)
(2) Barang Penunjang
Yang dimaksud Barang Penunjang adalah barang yang digunakan untuk
produksi/kemasan obat, antara lain :
(a) Botol/wadah obat (wadah/kemasan plastik, label obat dan sebagainya)
(b) Kemasan kapsul (kertas pembukus racikan dan sebagainya)
(c) Peralatan produksi dan peracikan obat yang disposible.
8

(3) Barang Penunjang Medis.


Yang dimaksud Barang Penunjang Medis adalah barang yang digunakan
untuk keperluan Instalasi Penunjang Medis (Hemodialisis, Radiologi,
Laboratorium, Fisioterapi), contoh :
(a) Laboratorium (a.l. Fluids Pack, Deprotenizing Sol, Reagent, Vaccum
Tinner)
(b) Radiologi (a.l. Film untuk rontgent, Reagent)
(c) Fisioterapi (a.l. Bisolvon, Ventolin, Pulmikort, Bricasma)
(d) Hemodialisis (al. Acid part A, Dializer, Bicarbonat powder, NaCl 0,9 %)
c. Peralatan Medis
Peralatan medis adalah barang yang digunakan dalam kegiatan medis.
Contoh : alat USG, alat EKG dan lain-lain.
2. Barang non medis
Barang non medis adalah barang lainnya yang tidak dikelompokkan sebagai barang
medis.
Contoh : kebutuhan alat tulis kantor (ATK), jasa-jasa perbaikan dan lain-lain.

2.

Penerimaan Medika Gria

2.1. Kebijakan Penerimaan Pembayaran Atas Jasa Pelayanan Medika Gria


1. Penerimaan Pembayaran yaitu berasal dari :
a. Instalasi Gawat Darurat
Penerimaan yang berasal dari Instalasi Gawat Darurat adalah penerimaan dari
jasa pelayanan yang telah diberikan oleh instalasi tersebut.
(1) Penerimaan yang berasal dari Instalasi Gawat Darurat terdiri dari :
(a) Administrasi Rumah Sakit
Biaya kartu berobat (bagi pasien baru/kartu hilang)
Biaya administrasi rawat jalan
(b) Jasa Konsultasi Dokter
(c) Jasa Tindakan Dokter
(d) Obat dan Alkes (bila ada)
(e) Sewa alat (bila ada)
(f) Biaya Observasi (bila ada)
Bagi pasien yang diobservasi akan dikenakan sewa ruang observasi yang
besarnya sesuai dengan Kebijakan Tarif RSMG 2005 yang telah
disahkan oleh Chairman atau Kepchair yang berlaku, dengan ketentuan
lama sewa ruang observasi maksimal 6 jam per-hari, sejak waktu pasien
mendaftar di bagian pendaftaran. Dalam hal pemakaian ruangan lebih
dari 6 jam maka pasien akan dikenakan biaya tarif sewa kamar 1 hari
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Dokter yang sedang bertugas di Instalasi Gawat Darurat berwenang
untuk menentukan apakah pasien Instalasi Gawat Darurat (bukan
pasien rujukan dari dokter lain) perlu diobservasi atau tidak. Bila
pasien perlu diobservasi, maka dokter yang bersangkutan wajib
meminta persetujuan lisan dari pasien dan segera menginstruksikan
perawat untuk mencatat waktu pasien mulai diobservasi di Instalasi
Gawat Darurat.
Bagi setiap pasien yang sedang diperiksa oleh dokter Instalasi Gawat
Darurat di poli umum atau dilakukan tindakan medis atau pasien
Instalasi Gawat Darurat yang sedang menunggu kesiapan kamar
untuk dirawat inap, tidak boleh dikenakan biaya sewa ruang
observasi.
Perawat Instalasi Gawat Darurat wajib mencatat waktu mulai setiap
pasien yang diobservasi (baik yang ditentukan oleh dokter yang
sedang bertugas di Instalasi Gawat Darurat atau dokter lain yang
merujuk) di ruang Instalasi Gawat Darurat dengan menggunakan
mesin amano.
(2) Besarnya tarif jasa pelayanan Instalasi Gawat Darurat adalah sesuai dengan
Kebijakan Tarif RSMG 2005 yang telah disahkan oleh Chairman atau
Kepchair yang berlaku.

10

(3) Bukti penerimaan atas jasa pelayanan Instalasi Gawat Darurat adalah slip
pembayaran dan Formulir Pemakaian Obat/FPO (kalau ada).
(4) Berdasarkan slip pembayaran dan Formulir Pemakaian Obat yang telah
diterima dari perawat maka kasir input ke komputer jasa tindakan/
pemeriksaan dokter dan pemakaian obatnya.
(5) Setelah selesai diinput maka kasir dapat mencetak bukti pembayaran/
kwitansi sebagai bukti penerimaan atas jasa pelayanan tersebut dan
memberikan kepada pasien bila pasien telah melakukan pembayaran.
b. Instalasi Rawat Jalan
Penerimaan yang berasal dari Instalasi Rawat Jalan adalah penerimaan atas
pembayaran jasa pelayanan yang telah diberikan oleh instalasi tersebut.
(1) Penerimaan yang berasal dari Instalasi Rawat Jalan terdiri dari :
(a) Administrasi Rumah Sakit
Biaya kartu berobat (bagi pasien baru/kartu hilang)
Biaya administrasi rawat jalan
(b) Jasa Konsultasi Dokter
(c) Jasa Tindakan Dokter (bila ada)
(d) Obat dan Alkes (bila ada)
(e) Pemeriksaan dokter dengan alat medis, seperti USG, EKG, dsb (bila ada)
(f) Biaya Observasi (bila ada)
(g) Ekstra catering Rawat Jalan
(2) Besarnya tarif pelayanan Rawat Jalan sesuai dengan Kebijakan Tarif RSMG
2005 yang telah disahkan oleh Chairman atau Kepchair yang berlaku.
(3) Bukti penerimaan atas jasa pelayanan Instalasi Rawat Jalan adalah slip
pembayaran dan Formulir Pemakaian Obat/FPO (kalau ada).
(4) Berdasarkan slip pembayaran dan Formulir Pemakaian Obat yang telah
diterima dari perawat maka kasir input ke komputer jasa pelayanan tindakan/
pemeriksaan dokter dan pemakaian obatnya.
(5) Setelah selesai diinput maka kasir dapat mencetak bukti pembayaran/
kwitansi sebagai bukti penerimaan atas jasa pelayanan tersebut dan
memberikan kepada pasien bila pasien telah melakukan pembayaran.
c. Instalasi Penunjang Medis
Penerimaan yang berasal dari Instalasi Penunjang Medis adalah penerimaan atas
pembayaran jasa pelayanan yang diberikan oleh instalasi tersebut.
(1) Penerimaan yang berasal dari Instalasi Penunjang Medis terdiri dari :
(a) Pemeriksaan Laboratorium
(b) Pemeriksaan Radiologi dan CT Scan
(c) Pemeriksaan Fisioterapi
(2) Besarnya tarif pelayanan Penunjang Medis sesuai dengan kebijakan tarif
RSMG 2005 yang telah disahkan oleh Chairman atau Kepchair yang
berlaku.
(3) Pemeriksaan penunjang medis dapat dilaksanakan setelah pembayarannya
dilunaskan terlebih dahulu oleh pasien yang bersangkutan.

11

(4) Kasir dalam menerima pembayaran atas permintaan pelayanan penunjang


medis adalah berdasarkan formulir permintaan pemeriksaan penunjang
medis yang dibuat oleh dokter pengirim, petugas Fisioterapi atau atas
arahan dari Staf Pelayanan dan Medis.
(5) Berdasarkan formulir permintaan pemeriksaan penunjang medis maka kasir
input data pemeriksaan yang akan dilakukan terhadap pasien ke komputer.
(6) Setelah selesai diinput maka kasir mencetak bukti pembayaran / kwitansi
sebagai bukti penerimaan atas jasa pelayanan tersebut.
(7) Berdasarkan bukti pembayaran tersebut maka pasien baru dapat melakukan
pemeriksaan penunjang medis.
d. Instalasi Rawat Inap
Penerimaan yang berasal dari Instalasi Rawat Inap adalah penerimaan atas
pembayaran jasa diberikan oleh instalasi tersebut.
(1) Penerimaan yang berasal dari Instalasi Rawat Inap terdiri dari :
(a) Administrasi Rumah Sakit
Biaya kartu berobat (bagi pasien baru/kartu hilang)
Biaya administrasi rawat inap
(b) Jasa Konsultasi Dokter dan Gizi
(c) Jasa Tindakan/Operasi Dokter termasuk dokter anestesi, dokter asisten &
dokter anak (bila ada)
(d) Jasa Visiting Dokter
(e) Obat yang berasal dari Emergency Stock
(f) Obat yang berasal dari Instalasi Farmasi berdasarkan resep dokter
(g) Sewa alat medis
(h) Pemeriksaan Penunjang Medis
(i) Sewa kamar Perawatan/ICU/ICCU/NICU /PICU
(j) Sewa kamar Tindakan/OK/VK
(k) Paket operasi
(l) Extra Catering
(m)Telepon
(n) Lain-lain rawat inap (lihat lampiran)
(2) Besarnya tarif pelayanan Instalasi Rawat Inap sesuai dengan Kebijakan Tarif
RSMG 2005 yang telah disahkan oleh Chairman atau Kepchair yang berlaku
(3) Setiap pasien yang akan dirawat di Medika Gria harus membayar uang muka
perawatan untuk pasien umum atau membawa surat pengantar dari
perusahaan untuk pasien rekanan, kecuali pasien masuk rawat dalam
keadaan darurat dan harus membayar uang muka perawatan paling lambat
dalam waktu 1 x 24 jam.
Bagi orang sakit yang masuk rawat inap dan pada keesokan harinya libur
dan tidak memiliki kartu kredit, boleh diberikan fleksibilitas pembayaran
uang muka pada hari kerja berikutnya.
(4) Ketentuan pembayaran uang muka untuk pasien rawat inap adalah sebagai
berikut :
(a) Besarnya uang muka rawat inap ditentukan sebesar 10 x ruang rawat
inap pasien dan bagi pasien bedah harus terlebih dahulu melunasi 100%
12

biaya perkiraan atau paket operasi di muka.Pembayaran uang muka di


atas harus dilakukan pada saat akan masuk ke rawat inap dan sebelum
dilakukan operasi.
(b) Bagi pasien dr. obsgyn pstient follower yang ingin dirawat / dioperasi,
dibebaskan dari uang muka dan dilunaskan pada saat pulang. Kabag /
Kasi Pemasaran & Medis diminta membuat daftar nama nama dokter
yang dapat mempertanggung jawabkan hal tersebut.
(c) Penanggung jawab pasien wajib menambah uang muka perawatan
sebesar 50% dari ketentuan butir (a) diatas paling lambat pada keesokan
harinya setelah mendapat surat pemberitahuan dari Bagian Keuangan.
(5) Setiap pasien One Day Care (ODC) harus melakukan pendaftaran ke Bagian
Pendaftaran Instalasi Rawat Inap dan pasien yang bersangkutan akan
dikenakan biaya administrasi Rawat Inap.
(6) Tarif ODC adalah sesuai dengan Kebijakan Tarif RSMG 2005 yang telah
disahkan oleh Chairman atau Kepchair yang berlaku.
(7) Pemakaian kamar bedah diatur sebagai berikut :
(a) Operasi tanpa anestesi umum harus dilakukan di kamar bedah kecil
dipoliklinik.
(b) Operasi dengan anestesi umum harus dilakukan di kamar bedah sedang
dan besar.
(c) Kebijakan Perhitungan Waktu & Tarif Sewa Kamar Operasi
c.1. Waktu Pemakaian kamar operasi dalam perhitungan tarif.
- Maksimum 1 jam di OK kecil
- Maksimum 3 jam di OK besar
Tarif sewa kamar operasi hanya diambil satu jenis golongan operasi
tertinggi dari jenis operasi yang beragam yang dilakukan oleh
dokter operator dalam waktu yang bersamaan.
c.2. Waktu sewa kamar operasi diatas dihitung sejak pasien masuk ke
ruang pre op sampai dengan keluar dari ruang post op, dengan
demikian :
1. Setiap pasien yang akan dioperasi tidak diperkenankan masuk
ruang pre op :
- Sebelum didaftarkan oleh perawat IRNA ke bagian staf adm
IRNA.
- 15 menit sebelum dokter operator dan timnya tiba di Medika
Gria.
2. Staf Adm. IRNA bertanggung jawab untuk mencatat waktu
masuk pasien rawat inap ke ruang pre op dan keluar dari ruang
post op.
c.3. Dalam hal penggunaan kamar operasi lebih dari waktu pemakaian
kamar OK yang ditentukan butir 2 (1) diatas (dihitung mulai jam
masuk pre-op s/d jam keluar post-op), maka akan ditentukan biaya
tambahan sebagai berikut :
1. Sebesar 1 x tarif sewa kamar OK kecil untuk setiap jamnya
2. Sebesar 1/3 x tarif sewa kamar OK besar untuk setiap jamnya
sesuai dengan golongan operasi tertinggi.
13

(d) Besarnya tarif dan ketentuannya sesuai dengan Kebijakan Tarif RSMG
2005 yang telah disahkan oleh Chairman atau Kepchair yang berlaku.
(8) Berdasarkan hal tersebut diatas maka kasir akan menginput jumlah
pembayaran yang dilakukan penanggung jawab pasien tersebut kedalam
komputer.
(9) Setelah selesai diinput maka kasir dapat mencetak bukti pembayaran/
kwitansi atas jasa pelayanan tersebut.
(10)
Berdasarkan bukti pembayaran tersebut maka pasien yang
bersangkutan dapat dilakukan pemeriksaan atau tindakan yang
diperlukannya.
e. Instalasi Farmasi
Penerimaan yang berasal dari Instalasi Farmasi adalah penerimaan atas
penjualan obat/BF yang dilakukan oleh instalasi tersebut.
(1) Kasir yang bertugas di Instalasi Farmasi menerima pelunasan pembayaran
berdasarkan input penjualan obat yang dilakukan oleh staf AA Penerima
Resep dan setelah itu mencetak bukti pembayaran/kwitansi.
(2) Instalasi Farmasi memberikan service pelayanan pengantaran obat/BF yang
diatur sebagai berikut :
(a) Karena pembuatan obat racik membutuhkan waktu, maka obat racik
dapat diantarkan ke rumah pembeli dengan gratis selama memenuhi
ketentuan butir (c).
(b) Pengantaran obat hanya dapat dilakukan setiap hari dari jam 8.00
21.00 dengan area sekitar Sunter dan jarak radiusnya 10 km serta dipilih
daerah yang tidak rawan yaitu : Sunter Paradise, Sunter Agung, Sunter
Hijau, Sunter Griya Inti Sentosa (kecuali jembatan hitam), Sunter Bisma,
Sunter Taman Nyiur, Sunter Sacna, Sunter Komplek DKI dan Sunter
lainnya yang dianggap aman.
(3) Kasir yang bertugas di Instalasi Farmasi dibedakan menjadi 2 berdasarkan
waktu kerjanya :
(a) Kasir yang bertugas pada hari kerja untuk shift 1 dan shift 2 adalah kasir
dari Bagian Keuangan.
Kasir shift 1 harus mempertanggung jawabkan seluruh pelunasan
pembayaran pada akhir shift kepada Bendahara.
Kasir Shift 2 wajib menyimpan seluruh pelunasan pembayaran di
brankas keuangan yang disediakan di Ruang Marketing.
(b) Kasir yang bertugas pada hari Minggu/libur untuk shift 1 sampai dengan
3 dan pada hari kerja untuk Shift 3 adalah staf dari Instalasi Farmasi
yang ditunjuk dan dipertanggung jawabkan oleh Penanggung Jawab
Instalasi Farmasi & Kasi Penunjang Medis.
Kasi Penunjang Medis & Penanggung Jawab Instalasi Farmasi harus
mempertanggung jawabkan seluruh hasil penjualan shift 1 dan shift 2
pada Minggu/libur serta shift 3 pada hari kerja/hari minggu/hari libur
kepada Bendahara pada kesokan harinya/hari kerja berikutnya.

14

2. Prosedur Pelayanan Pembayaran.


Pelayanan pembayaran yang dapat dilakukan di Medika Gria adalah :
a. Pasien Umum
Pasien umum dapat melakukan pembayaran di kasir setelah menerima
pelayanan dengan cara pembayaran sebagai berikut :
(1) Tunai
Setiap kasir harus teliti dalam memeriksa keaslian uang dan menghitung
jumlah uang, baik yang diterima maupun pengembaliannya.
(2) Kartu Debet
(a) Kartu Debet Tanpa Komisi (Debet BCA)
(a.1) Pembayaran hanya dapat dilakukan dengan terminal EDC
(Electronic Data Circuit).
(a.2) Tidak ada pembatasan jumlah minimum pembayaran.
(a.3) Pembayaran dianggap sebagai transaksi tunai.
(b) Kartu Debet dengan Komisi
(b.1) Pembayaran hanya dapat dilakukan dengan terminal EDC.
(b.2) Jumlah Pembayaran minimum Rp. 20.000,- (Dua puluh ribu).
(b.3) Pembayaran dianggap sebagai transaksi kartu kredit.
(3) Kartu Kredit
(a) Jumlah pembayaran minimum Rp. 20.000,- ( Dua puluh ribu rupiah)
(b) Untuk pembayaran dengan kartu kredit yang dilakukan tanpa melalui
terminal EDC (manual) maka kasir wajib menjalankan hal-hal sebagai
berikut :
(b.1) Meneliti apakah masa berlaku (expired date) kartu kredit sudah
habis. Apabila masa kartu kredit sudah habis, maka pembayaran
dengan kartu kredit harus ditolak.
(b.2) Meneliti apakah nomor kartu kredit ada didalam Daftar Hitam
terbaru yang dikeluarkan secara berkala oleh lembaga kredit.
Apabila nomor kartu kredit ada dalam Daftar Hitam, maka
pembayaran dengan kartu kredit harus ditolak dan ditahan untuk
dikembalikan ke Bank yang menyediakan EDC.
(b.3) Kasir harus meminta otorisasi terlebih dahulu dari bank kerjasama.
Setelah mendapat nomor otorisasi (persetujuan) dari bank
tersebut, maka kasir dapat melayani pembayaran dengan kartu
kredit dan harus mencatat nomor otorisasi dan nama pemberi
otorisasi pada voucher yang bersangkutan.
(b.4) Kasir harus mencocokkan tanda tangan yang ada di kartu kredit
dengan voucher.
(c) Untuk pembayaran dengan kartu kredit yang dilakukan melalui terminal
EDC, maka proses otorisasi akan dilakukan secara otomatis oleh terminal
EDC itu sendiri. Kasir hanya harus memeriksa kebenaran tanda tangan dari
pemegang kartu tersebut (lihat cara penggunaan terminal EDC yang
diberikan oleh masing-masing bank).

15

(d) Kasir yang bertugas pada shift 2 harus melakukan proses settlement atas
penggunaan terminal EDC paling lambat pada jam 21.30 agar pembayaran
atas penggunaan kartu kredit dapat diterima sesuai jadwal.
(e) Pembayaran untuk satu jenis pelayanan yang sebagian dibayar dengan tunai
dan sebagian lagi dibayar dengan kartu kredit dianggap sebagai pembayaran
dengan kartu kredit & bukan lagi pembayaran tunai.
Khusus bagi pasien yang ingin melakukan medical check up (MCU),
pemeriksaan laboratorium, radiology & CT Scan harus melunasi pembayaran
terlebih dahulu sebelum dilakukannya pelayanan dan pemeriksaan.
b. Pasien Rekanan.
Pasien rekanan dapat melakukan pembayaran di kasir setelah menerima
pelayanan dengan cara pembayaran sebagai berikut :
(1) Piutang.
(a). Hanya untuk pasien rekanan Medika Gria yang membawa kartu tanda
pengenal karyawan atau sebagai peserta asuransi dan / atau surat
pengantar / surat jaminan sesuai dengan perjanjian kerjasama yang
masih berlaku.
(b). Setelah menerima pelayanan dari Medika Gria, pasien yang
bersangkutan harus menanda tangani kwitansi / rincian tagihan pasien
tersebut dan berkas berkasnya tidak diberikan karena akan digunakan
sebagai dasar penagihan ke perusahaan rekanan oleh Bagian Keuangan.
Khusus bagi orang sakit yang ingin melakukan pemeriksaan
laboratorium, RO, CT Scan & Medical Check Up (MCU), pasien
rekanan harus terlebih dahulu menantangani kwitansi / rincian tagihan
orang sakit atas pelayanan yang diinginkan sebelum dilakukan
pelayanan tersebut.
2.2. Kebijakan Penagihan Pembayaran Medika Gria
1. Penagihan uang muka / jaminan perawatan di rawat inap
a. Setiap pasien umum IRNA diwajibkan membayar uang muka perawatan.
Bagi pasien IRNA yang perusahaannya belum menjadi rekanan / belum
bekerjasama dengan Medika Gria, tetapi membawa surat jaminan dari
perusahaan yang sudah disetujui oleh Kabag Keuangan & Akunting, diberikan
keringanan tidak membayar uang muka perawatan dengan catatan seluruh biaya
perawatan akan dibayar lunas pada saat pasien pulang.
b. Penanggung Jawab Pasien wajib menambah uang muka perawatan paling
lambat pada keesokan harinya setelah mendapat surat pemberitahuan dari
Bagian Keuangan.
Kasie Keuangan bertanggung jawab untuk memberikan Surat Pemberitahuan
penambahan uang muka perawatan kepada Penanggung Jawab Pasien apabila
besarnya uang muka perawatan tinggal 35 % dari yang seharusnya.

16

c. Apabila Penanggung Jawab Pasien tidak menambah uang muka perawatan maka
Pasien / Penanggung Jawab Pasien yang bersangkutan akan diberikan surat
peringatan dengan ketentuan :
(1) Surat Peringatan 1
24 jam setelah surat pemberitahuan penambahan uang muka perawatan
diberikan kepada Penanggung Jawab Pasien tetapi Penanggung Jawab
Pasien belum melakukan pembayaran.
Besarnya uang muka perawatan yang telah dibayar kurang dari 35 % dari
yang seharusnya.
(2) Surat Peringatan 2
Besarnya uang muka perawatan 0.
(3) Surat Peringatan 3
24 jam setelah dikeluarkannya Surat Peringatan 2 tetapi Penanggung Jawab
Pasien belum melakukan pembayaran.
Dalam hal telah dikeluarkannya Surat Peringatan 3 maka seluruh pengadaan
obat resep, pemeriksaan penunjang medis dan tindakan medis lainnya
terhadap pasien tidak dapat dilakukan sebelum Surat Peringatan 3 dicabut.
Kabag Keuangan bertanggung jawab terhadap penerbitan Surat Pemberitahuan,
penyerahan Surat Peringatan ke Penanggung Jawab Pasien serta pencabutan Surat
Peringatan.
2. Penagihan piutang perusahaan rekanan
a. Piutang pasien rekanan adalah piutang atas pasien rekanan Medika Gria yang
mendapatkan pelayanan di Medika Gria dan mendapatkan fasilitas kredit serta
dibuktikan dengan adanya surat jaminan dari perusahaan rekanan tersebut.
b. Penagihan untuk pasien perusahaan rekanan adalah sebagai berikut :
(1). Untuk pasien Rawat Inap
Setiap kali selesai transaksi dan data penagihan termasuk resume orang sakit
sudah lengkap.
(2). Untuk pasien Rawat Jalan
Penagihan dilakukan 1 bulan 1 kali setiap awal bulan, paling lambat tgl 05
setiap bulannya atau bila terjadi transaksi telah mencapai batas maksimum
kredit yang telah ditentukan oleh chairman atas usul dari Kabag Pemasaran
& Pelayanan.
c. Staf A/R menyerahkan seluruh tagihan ke perusahaan rekanan apabila data
penagihan sudah lengkap untuk diperiksa kebenarannya oleh Kasi Keuangan.
Setiap akhir bulan staf A / R membuat rekap piutang / tagihan untuk diperiksa
kembali oleh Kasi keuangan & diserahkan kepada Kabag Keuangan &
Akunting.
d. Kabag Keuangan & Akunting bertanggung jawab atas semua tagihan ke
perusahaan rekanan dilakukan secara tepat waktu.
e. Pengiriman tagihan melalui kurir Medika Gria harus selalu dibuktikan dengan
tanda terima dari setiap perusahaan rekanan yang bersangkutan di buku
ekspedisi.
f. Pembayaran tagihan dari perusahaan rekanan harus sudah diterima sesuai
dengan perjanjian setelah tagihan dikirimkan, dipertanggung jawabkan oleh
Kabag Keuangan & Akunting.
17

g. Tagihan yang sudah diterima pembayarannya, apabila :


(1) Melalui transfer bank, maka harus dibuatkan Bukti Penerimaan Bank (PB)
dipertanggung jawabkan oleh Kabag Keuangan & Akunting dan kemudian
harus diinput pencairannya ke komputer oleh staf A/R.
(2) Tunai, maka harus melalui kasir, kemudian penyetorannya dikoordinir oleh
bendahara dan dibuatkan Bukti Penerimaan Bank secara tersendiri.
h. Bagi setiap tagihan ke perusahaan rekanan yang telah melewati batas waktu
yang disepakati dalam perjanjian (maksimal 1 bulan) harus segera
dikoordinasikan dengan Bagian pemasaran & pelayanan untuk ditindak lanjuti
dan pasien dari perusahaan ybs diperlakukan sebagai pasien umum bila total
tagihan telah mencapai 150% dari batas kredit perusahaan yang bersangkutan.
3. Penagihan kewajiban pemeriksaan/pengobatan/perawatan pasien yang belum lunas
dan pasien yang bersangkutan telah meninggalkan Medika Gria.
a. Setiap pasien yang akan meninggalkan Medika Gria harus sudah menyelesaikan
semua kewajiban pembayaran atas pemeriksaan, pengobatan, dan/atau
perawatannya.
Apabila pasien yang bersangkutan belum dapat melunasi kewajiban tersebut
diatas, maka kasir harus memanggil Kaur/Wa Kaur/Danru Kamtib Medika Gria
yang sedang bertugas untuk mendampinginya dan sebelum meninggalkan
Medika Gria pasien :
(1) Harus menanda tangani kwitansi sebagai bukti bahwa pasien telah
mendapatkan jasa pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan.
(2) Harus menanda tangani formulir surat pernyataan hutang diatas materai
sebagai pernyataan dan pengakuan bahwa pasien masih mempunyai
kewajiban kepada Medika Gria.
(3) Harus meninggalkan KTP/SIM/Passport yang disertai dengan jaminan
barang/surat berharga yang setara/lebih besar dari kewajibannya.
Kabag Keuangan & Akunting bertanggung jawab untuk menilai jaminan
barang/surat berharga tersebut.
Bagi pasien yang belum melunaskan kewajiban pembayarannya :
(1) Tidak akan mendapatkan hasil pemeriksaan dan berkas medis lainnya.
(2) Tidak dapat diperiksa, berobat dan/atau dirawat lagi di Medika Gria.
b. Kabag Keuangan & Akunting bertanggung jawab untuk mengkoordinir
penagihan kewajiban pasien yang telah meninggalkan Medika Gria tetapi belum
lunas, dengan ketentuan sebagai berikut :
(1) Penagihan dilakukan oleh staf A/R dengan mengirim surat setiap seminggu
sekali sambil menelpon setiap hari kepada pasien yang bersangkutan.
(2) Penagihan selanjutnya (setelah 2 minggu sejak si pasien meninggalkan
Medika Gria) dilakukan oleh Staf Kamtib.
(3) Kabag Keuangan & Akunting wajib mengevaluasi hasil penagihan dan
menentukan jadwal penagihan berikutnya apabila kewajiban masih belum
lunas.
c. Dalam hal kewajiban pasien hanya dibayar/dilunasi sebagian, maka Kabag
Keuangan & Akunting bertanggung jawab untuk membagi hasil pembayaran
tersebut dengan ketentuan sebagai berikut :
18

(1) Seluruh biaya perawatan/pengobatan Medika Gria harus dilunasi terlebih


dahulu.
(2) Apabila biaya perawatan telah lunas dan masih terdapat sisa, maka sisanya
baru dibayar kepada dokter secara proposional dengan tetap mengikuti
prosentase bagi hasil dokter.
d. Pembayaran dengan menggunakan cek/bilyet giro baru dapat diakui apabila
dananya telah cair dan masuk kedalam rekening Medika Gria.
2.3.

Kebijakan Penyetoran Uang Dan Pencairan Kartu

2.3.1. Kebijakan Penyetoran Dari Kasir ke Bendahara


1. Yang dimaksud dengan penyetoran dari Kasir ke Bendahara adalah penyetoran
seluruh hasil penerimaan pemeriksaan dokter dan penunjang medis, perawatan
pasien dan/atau penjualan obat.
Penyetoran tersebut terdiri dari :
a. Uang Tunai
b. Voucher kartu debet dan kartu kredit
c. Cek/Bilyet giro (hanya diperbolehkan bagi perusahaan rekanan saja)
d. Bukti Pembayaran dan Kwitansi
e. Surat Jaminan Perusahaan
f. Laporan Harian Kasir
2. Waktu penyetoran kasir ke Bendahara diatur sebagai berikut :
a. Rawat Jalan
(1) Shift I (jam 07.00 14.00)
Penyetoran dilakukan oleh Kasir langsung ke Bendahara setengah jam
sebelum pergantian shift 1 ke shift 2, yaitu jam 13.30.
(2) Shift II (jam 14.00 21.00), shift III (jam 21.00 07.00) dan hari
libur/minggu (shift I sampai dengan shift III)
Penyetoran dilakukan dengan cara memasukkan setoran yang telah
dibungkus rapat dan telah ditanda tangani oleh Kasir yang bertugas ke
brankas keuangan yang dititipkan di ruang marketing. Dan pada hari kerja
berikutnya setoran tsb akan diambil dan diperiksa oleh Bendahara dengan
disaksikan oleh Kasi Keuangan.
b. Rawat Inap
Penyetoran dari kasir rawat inap ke Bendahara dilakukan oleh kasir yang
bersangkutan langsung ke Bendahara setengah jam sebelum jam kerja berakhir
(jam 08 16.00) yaitu jam 15.30.
c. Instalasi Farmasi
(1) Shift I (jam 07.00 14.00)
Penyetoran dilakukan oleh kasir yang bersangkutan langsung ke
Bendahara setengah jam sebelum pergantian shift I ke shift II, yaitu jam
13.30.
(2) Shift II (jam 14.00 21.00)
19

Penyetoran dilakukan dengan cara memasukkan setoran yang telah


dibungkus rapat dan telah ditanda tangani oleh Kasir yang bertugas ke
brankas di Bagian Keuangan. Dan pada hari kerja berikutnya setoran
tersebut akan diambil dan diperiksa oleh Bendahara dengan disaksikan
oleh Kasi Keuangan.
(3) Shift III (jam 21.00 07.00) dan pada hari libur/ Minggu
Penyetoran ke Bendahara dilakukan oleh Penanggung Jawab Instalasi
Farmasi pada hari kerja berikutnya.
d. Pusat Dialisis Medika Gria, Klinik Kitty Medika Gria
Pengambilan hasil pembayaran atas pelayanan Pusat Dialisis Medika Gria dan
Klinik Kitty Medika Gria dilakukan setiap hari oleh staf Bagian Keuangan
pada jam 15.00 dan merupakan tanggung jawab dari Kabag Keuangan dan
Akunting.
3. Bendahara harus membuat/mencetak Penerimaan In transit (PI) untuk setiap
setoran yang diterima dari Kasir kemudian PI tersebut harus diperiksa
kebenarannya dan ditandatangani oleh Kasi Keuangan.
2.3.2. Kebijakan Penyetoran Uang Tunai/Cek/Bilyet Giro Ke Bank
1. Kabag Keuangan & Akunting bertanggung jawab untuk menentukan alokasi
penyetoran uang tunai/cek/billyet giro yang akan disetor.
2. Uang tunai/cek/bilyet giro yang telah jatuh tempo harus disetor ke bank paling
lambat hari kerja berikutnya.
3. Realisasi dan administrasi penyetoran dilakukan oleh Bendahara dengan
menandatangani Bukti Penerimaan Bank (PB).
4. Setelah melakukan penyetoran uang/cek/bilyet giro ke bank, maka berdasarkan
"Bukti Penerimaan Bank" yang telah dicap/stempel dan ada validasi dari bank
yang bersangkutan, Bendahara membuat/mencetak Bukti Penerimaan Bank (PB).
5. PI dan PB harus diperiksa kebenarannya dan ditandatangani oleh Kasi Keuangan
Medika Gria, lalu PI dan PB lembar ke-1 berikut dengan bukti penyetorannya
diberikan kepada staf data entry untuk di proses ke komputer dan di arsip oleh
staf data entry. PI dan PB lembar kedua diarsip Bendahara.
2.3.3. Kebijakan Pencairan Kartu Debet
1. Kartu Debet tanpa komisi (BCA)
a. Pembayaran dengan kartu debet BCA dianggap sebagai transaksi tunai karena
langsung di pindahbukukan via Bank BCA langsung ke rekening Medika Gria
yang ada di BCA.
b. Lamanya transfer sejak pembayaran dilakukan oleh pasien ke Medika Gria
sampai dengan pembayaran tersebut masuk ke rekening Medika Gria
maximum keesokan harinya.
2. Kartu Debet dengan komisi

20

a. Pembayaran dengan kartu debet bank lain dianggap sebagai transaksi kartu
kredit, karena Medika Gria dikenakan biaya komisi kartu kredit oleh bank
pembayar.
b. Lamanya transfer sejak pembayaran dilakukan oleh pasien ke Medika Gria
sampai dengan pembayaran tersebut masuk ke rekening Medika Gria
maximum 3 hari.
c. Pelaksanaan transfer oleh bank pembayar digabungkan dengan pembayaran
kartu kredit.
2.3.4. Kebijakan Pencairan Kartu Kredit
1. Pencairan Kartu Kredit yang proses pembayarannya dilakukan tanpa melalui
terminal EDC maka :
a. Staf A/R paling lambat pada hari kerja berikutnya harus merekap Voucher
Kartu Kredit manual untuk disetorkan ke bank yang bersangkutan.
b. Lamanya transfer sejak pembayaran dilakukan oleh pasien ke Medika Gria
sampai dengan pembayaran tersebut masuk ke rekening Medika Gria
maximum 3 hari setelah Voucher Kartu Kredit dikirimkan.
2. Pencairan kartu kredit yang proses pembayarannya dilakukan melalui terminal
EDC, yaitu dengan cara melakukan settlement setiap harinya. Untuk itu kasir yang
bertugas pada shift dua harus melakukan proses settlement atas penggunaan
terminal EDC paling lambat pada jam 21.30 agar pembayaran atas penggunaan
kartu kredit dapat diterima sesuai jadwal (lihat prosedur penggunaan terminal
EDC yang diberikan oleh masing-masing bank).
3. Komisi kartu kredit yang dibayarkan kepada bank yang bekerja sama dengan
Medika Gria adalah besarnya sesuai dengan perjanjian antara Medika Gria dengan
masing-masing bank. Kabag Keuangan bertanggung jawab untuk mengevaluasi
dan melakukan negosiasi agar komisi kartu kredit serendah mungkin dari waktu
ke waktu sesuai dengan iklim kompetisi industri kartu kredit.
4. Pencairan kartu kredit yang menggunakan terminal EDC adalah :
a. Pembayaran kartu kredit melalui terminal EDC, pencairan dari bank ke
rekening Medika Gria dilakukan secara otomatis melalui transfer ke rekening
bank Medika Gria.
b. Proses pencairan kartu kredit yang dilakukan melalui :
(1) Terminal EDC dari BCA di RSMG, BII, AMEX, Mandiri, pencairannya
dilakukan dengan cara transfer ke rekening Medika Gria di Bank Mandiri.
(2) Terminal EDC LIPPO pencairannya dilakukan dengan cara pemindah
bukuan ke rekening Medika Gria di Bank LIPPO.
(3) BCA di Klinik Medika Gria pencairannya dilakukan dengan cara
pemindahbukuan ke rekening Medika Gria di BCA.
c. Lama transfer sejak pembayaran dilakukan oleh pasien ke Medika Gria
sampai dengan pembayaran tersebut masuk ke rekening Medika Gria
maximum 2 hari setelah terminal EDC dilakukan settlement.
5. Kasi Keuangan bertanggung jawab atas :
21

a. Penggunaan kartu kredit dan kartu debet berdasarkan settlement bagi yang
menggunakan terminal EDC.
b. Penggunaan dan pengiriman voucher kartu kredit (manual) termasuk
penerimaan pembayarannya.
6. Berdasarkan Bukti Transfer dari bank atas pembayaran penggunaan kartu kredit,
maka koordinator membuat Bukti Penerimaan Bank (PB), untuk diperiksa dan
ditanda tangani oleh Kasi Keuangan dan disetujui oleh Kabag Keuangan &
Akunting.
7. Bukti Penerimaan Bank lembar ke-1 dengan bukti transfernya diberikan kepada
staf data entry untuk diproses ke komputer dan diarsip. Sedang PB lembar ke-2
diarsip oleh Bendahara.
3.
Pembayaran
3.1. Kebijakan Pembayaran Ke Supplier
1. Pembayaran ke Supplier dilakukan setiap hari Selasa dan Jumat dari jam 8.00
15.00.
2. Cara pembayaran ke Supplier dilakukan dengan cara :
a. Tunai
Pembayaran dengan cara tunai dilakukan untuk yang nilai pembayarannya
sampai dengan Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) atau sesuai dengan perjanjian.
b. Bilyet Giro (BG)/Cek
Pembayaran diatas Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) harus menggunakan
BG/Cek.
c. Transfer
Pembayaran ke Supplier dengan menggunakan cara transfer, hanya boleh
dilakukan apabila biaya transfernya ditanggung oleh Supplier.
Kasi Keuangan bertanggung jawab untuk menentukan cara pembayaran ke Supplier.
3. Dua hari kerja sebelum hari pembayaran ke Supplier dilakukan, maka Staf
Pembayaran (A/P) bertugas untuk :
a. Menyiapkan bukti-bukti pembelian (a.l. Order Pembelian (OP), Faktur, Surat
Jalan (SJ), Faktur Pajak Pertambahan Nilai).
b. Mencetak rekapitulasi pembayaran per-Supplier yang jatuh tempo.
c. Mencocokkan bukti-bukti pembelian dengan rekapitulasi pembayaran perSupplier.
d. Menyerahkan bukti-bukti pembelian dan rekapitulasi pembayaran per-Supplier
ke Kasi Keuangan.
4. Kasi Keuangan bertugas untuk :
a. Memeriksa kebenaran bukti-bukti pembelian dan rekapitulasi pembayaran perSupplier serta tanggal jatuh tempo pembayarannya.
b. Menyetujui (menandatangani) bukti-bukti pembelian dan rekapitulasi
pembayaran per-Supplier.
c. Menyerahkan bukti-bukti pembelian dan rekapitulasi pembayaran per-Supplier
ke Bendahara.
5. Bendahara bertugas untuk :
22

a. Menyiapkan Bukti Pembayaran Bank (BB) untuk pembayaran dengan


BG/Cek/transfer dan Bukti Pembayaran Kas (BK) untuk pembayaran dengan
uang tunai, yang kedua-duanya harus mendapat persetujuan (tandatangan) dari
Kabag Keuangan & Akunting.
b. Menyiapkan Bilyet Giro (BG)/Cek/Slip Transfer/ uang tunai
Setiap pembayaran yang menggunakan BG/Cek/Slip Transfer harus ditulis ke
atas nama yang tertera pada OP atau kontraknya. Hal ini untuk mencegah
penyalahgunaan dari BG/Cek/Slip Transfer.
Setiap OP atau kontrak yang dibuat harus dicantumkan secara khusus nama
badan hukum/perorangan yang berhak menerima (bukan mengambil)
pembayaran dari Medika Gria dalam bentuk BG/Cek/Transfer.
c. Meminta tandatangan dari pejabat yang berwenang (minimal dua orang yang
telah mendapat kuasa oleh Chairman)
6. Pelaksanaan pembayaran ke masing-masing Supplier dilakukan oleh :
a. Bendahara, bila pembayaran menggunakan uang tunai/Transfer.
Pada saat pembayaran uang tunai dilakukan, maka Bendahara harus meminta :
(1) Tanda Terima Sementara (TTS) Faktur/Kwitansi dari Supplier yang
dikeluarkan oleh Medika Gria sebagai bukti bahwa orang yang mengambil
uang tunai adalah utusan/kuasa dari Supplier yang berhak.
Dalam hal pembayaran tunai dilakukan secara bersamaan saat serah terima
barang atau Faktur/Kwitansi yang ditandatangani oleh Supplier diatas
meterai yang cukup (barang harus sudah diterima oleh Medika Gria), maka
TTS Faktur/Kwitansi tidak dibutuhkan.
(2) Kwitansi (dalam hal Kwitansi belum pernah diserahkan kepada Medika
Gria) yang telah ditandatangani oleh Supplier yang berhak (yaitu badan
hukum atau perorangan yang namanya tertera pada OP/Kontrak) sebagai
tanda bukti penerimaan uang dari Supplier yang bersangkutan.
Dalam hal pembayaran untuk obat narkotika, maka tidak diharuskan untuk
meminta Kwitansi selain Faktur yang ditandatangani diatas meterai yang
cukup oleh Supplier yang bersangkutan dan tandatangan BK dari
utusan/kuasa Supplier yang mengambil uang tunai.
b. Staf A/P, bila pembayaran menggunakan BG/Cek.
(1) Tanda Terima Sementara (TTS) Faktur/Kwitansi dari Supplier yang
dikeluarkan oleh Medika Gria sebagai bukti bahwa orang yang mengambil
BG/Cek adalah utusan/kuasa dari Supplier yang berhak.
(2) Kwitansi yang telah ditandatangani oleh Supplier yang berhak (yaitu badan
hukum atau perorangan yang namanya tertera pada OP/Kontrak) sebagai
tanda bukti penerimaan uang dari Supplier yang bersangkutan (dalam hal
pembayaran dengan BG/Cek bukan keatas nama Supplier yang tertera pada
OP/Kontrak dan Kwitansi belum pernah diserahkan kepada Medika Gria)
dan tandatangan BB dari utusan/kuasa Supplier yang mengambil BG/Cek.
7. Kabag Keuangan & Akunting bertanggung jawab terhadap seluruh kebenaran dan
kedisiplinan proses pembayaran ke Supplier.

23

3.2.

Pembayaran ke Dokter
Pembayaran ke dokter dikelompokkan menjadi :
Pembayaran ke dokter

Honor dokter

Sistem Honor Sistem Jaminan


dan Bonus
Penghasilan

Bonus Pengirim
Dokter Kerjasama

Partisipasi Koordinator
Tim Dokter Kerjasama

Sistem Bagi
Hasil

3.2.1. Kebijakan Honor Dokter


1. Sistem Honor Dokter
Honor Dokter adalah honor yang akan diterima oleh dokter atas hasil
pelayanannya kepada pasien, diluar beban biaya yang menjadi tanggungan
pasiennya dan merupakan salah satu komponen dari tarif dokter.
a. Sistem Honor dan Bonus
Honor & Bonus yang diterima Dokter Umum Instalasi Gawat Darurat
(IGD)/Dokter Ruangan besarnya ditentukan berdasarkan :
1. Honor :
- Honor bulanan dan honor jaga malam kepada setiap dr. IGD & ruangan
yang bekerja di RSMG.
- Honor dokter ruangan dari seluruh pasien rawat inap = 50% tarif dokter
ditempatkan pada kas bonus dokter ruangan & IGD dan dibagi setiap
bulan sekali secara proporsional kepada masing-masing dr. IGD &
ruangan menurut waktu kerjanya dalam 1 bulan takwim.
2. Setiap dokter IGD & ruangan tidak diperkenankan untuk merawat pasien
pribadinya di rawat inap dengan pertimbangan sebagai berikut :
- IGD merupakan pintu gerbang utama masuknya pasien rawat inap,
sehingga cenderung adanya konflik kepentingan dengan dr. spesialis
& subspesialis RSMG, begitu pula bila yang bersangkutan membawa
pasien pribadinya dari luar sulit dibedakan dengan pasien RSMG.
24

- Dr. IGD dan ruangan telah diberikan fasilitas honor dr. ruangan &
bonus tindakan medis baik di IGD maupun di rawat inap.
b. Sistem Jaminan Penghasilan
Penghasilan yang diterima oleh Dokter Penuh Waktu yang besarnya tetap
apabila omset bersih dokter yang bersangkutan kurang dari atau sama dengan
target yang telah ditentukan dan akan ditambah dengan bagi hasil apabila
omset bersih dokter yang bersangkutan diatas target yang telah ditentukan
serta ditambah (bila ada) :
(1) Bonus sebagai Dokter Pengirim pasien rawat inap ke dokter Medika Gria
lainnya (baik untuk dirawat bersama atau bukan) dan MCU.
(2) Bagi hasil jasa dokter a.l. konsultasi, visiting, konsultasi via telepon
pemeriksaan dengan alat medis yang dilakukan sendiri (termasuk MCU)
dan tindakan.
(3) Bonus sebagai Dokter Luar yang mengirim pasien untuk dilakukan
tindakan & pemeriksaan dengan alat medis (termasuk MCU) di Medika
Gria.
c. Sistem Bagi Hasil
Honor yang diterima oleh Dokter Paruh Waktu yang besarnya berdasarkan
bagi hasil saja (tanpa jaminan penghasilan) ditambah (bila ada) :
(1) Bonus sebagai Dokter Pengirim pasien rawat inap ke dokter Medika Gria
lainnya (baik untuk dirawat bersama atau bukan) dan MCU.
(2) Bagi hasil jasa dokter a.l. konsultasi, visiting, konsultasi via telepon,
pemeriksaan dengan alat medis yang dilakukan sendiri (termasuk MCU)
dan tindakan.
(3) Bonus sebagai Dokter Luar yang mengirim pasien untuk dilakukan
tindakan & pemeriksaan dengan alat medis (termasuk MCU) di Medika
Gria.
Besar honor, jaminan penghasilan, target, bonus dan bagi hasil dokter
ditentukan menurut kebijakan tarif 2005 yang berlaku.
2. Jadwal Pembayaran Honor Dokter
Honor Dokter dibayarkan oleh Bendahara langsung ke masing-masing dokter
setiap bulan pada tanggal 5 berdasarkan perhitungan dari tanggal 26 s/d tanggal
25 bulan sebelumnya dan yang diperhitungkan untuk pembayaran Honor Dokter
adalah jasa-jasa yang telah dibayar oleh pasien ke Medika Gria, sedangkan jasajasa yang belum dibayar oleh pasien akan diperhitungkan pada pembayaran Honor
Dokter berikutnya apabila jasa-jasa tersebut telah lunas.
3. Pajak Honor Dokter
Kebijakan Pajak Dokter
Setiap dokter wajib membayar pajak atas hasil yang diterimannya menurut
peraturan pemerintah yang berlaku.
Berdasarkan pertimbangan keahlian yang lebih khusus dan kekuatan pasar, maka
pajak dr. subspesialis/prof dan dr. FKUI dapat dimasukkan ke dalam perhitungan
tarifnya.
25

Mengingat masih adanya kekuatan pasar, networking & perlu adanya tambahan
partisipasi dari dr. umum kerjasama kepada dr. RSMG, maka sebagai insentif
pajaknya dapat dimasukan ke dalam perhitungan tarifnya.
4. Staf Account Payable (A/P) bertugas untuk :
a. Mencocokkan data transaksi masing-masing dokter yang ada di komputer
dengan slip transaksi yang telah terjadi setiap harinya.
b. Memeriksa kebenaran surat rujukan pasien yang dikirim oleh dokter penuh /
paruh waktu untuk melakukan tindakan & pemeriksaan dengan alat medis
(termasuk MCU) di Medika Gria.
c. Mencetak List Honor Dokter masing-masing dokter dari komputer setiap
tanggal 26.
d. Mencocokkan List masing-masing honor dokter dengan ketentuan pada
Kepchair yang berlaku, serta bila perlu melakukan koreksi.
e. Mencetak List Honor Dokter masing-masing dokter yang telah dikoreksi dan
benar.
f. Membuat Rekap Honor Dokter berdasarkan cara pembayarannya (cek atau
transfer).
g. Menyerahkan Rekap dan List Honor Dokter ke Kasi Keuangan.
5. Kasi Keuangan bertugas untuk memeriksa :
a. Kebenaran List masing-masing Honor Dokter.
b. Kebenaran Rekap masing-masing Honor Dokter dan cara pembayarannya.
c. Menyerahkan List dan Rekap masing-masing honor dokter ke Bendahara.
6. Bendahara bertugas untuk :
a. Menyiapkan Bukti Pembayaran Bank (BB) untuk pembayaran dengan
BG/Cek/transfer dan Bukti Pembayaran Kas (BK) untuk pembayaran dengan
uang tunai, yang kedua-duanya harus mendapat persetujuan (tandatangan) dari
Kabag Keuangan & Akunting.
b. Menyiapkan Bilyet Giro (BG)/Cek/Slip Transfer/ uang tunai.
Setiap pembayaran yang menggunakan BG/Cek/Slip Transfer harus ditulis ke
atas nama masing-masing dokter atau orang yang ditunjuk oleh dokter yang
bersangkutan. Hal ini untuk mencegah penyalahgunaan dari BG/Cek/Slip
Transfer.
c. Meminta tandatangan dari pejabat yang berwenang (minimal dua orang yang
telah mendapat kuasa oleh Chairman).
d. Melakukan pembayaran ke masing-masing dokter apabila pembayarannya
dengan BG/Cek/uang tunai, sedangkan bila pembayarannya menggunakan
tranfer Bendahara akan pergi ke Bank untuk melakukan transfer pembayaran
tersebut.
Pada saat pembayaran dilakukan, Bendahara harus meminta tandatangan dari
dokter yang bersangkutan pada BB/BK sebagai bukti penerimaan
BG/Cek/uang tunai/ transfer.
7. Kabag Keuangan & Akunting bertanggung jawab terhadap seluruh kebenaran dan
kedisiplinan proses pembayaran ke masing-masing dokter.
26

3.2.2. Kebijakan Bonus Pengirim Dokter Kerjasama


1. Bonus pengirim Dokter Kerjasama adalah bonus yang diberikan kepada Dokter
Kerjasama yang telah terdaftar namanya di Medika Gria dan disahkan oleh Kabag
Pemasaran & Medis dan Direktur Manajemen Operasional (lihat definisi pada
kebijakan umum) apabila dokter yang bersangkutan mengirim pasien ke Medika
Gria untuk :
a. Medical Check Up.
b. Pemeriksaan Penunjang Medis dan diagnostik (kecuali Fisioterapi dan
Instalasi Farmasi).
c. Rawat Inap (dari visiting dan tindakan dokter)
2. Dokter kerjasama berhak mendapatkan bonus pengirim pada saat mengirim pasien
ke Medika Gria hanya apabila :
a. Menggunakan surat rujukan yang khusus ditujukan ke Medika Gria untuk
MCU, pemeriksaan penunjang medis dan/atau Diagnostik.
b. Menggunakan surat rujukan yang khusus ditujukan ke Medika Gria atau
dokter yang akan merawat untuk pasien yang akan dirawat di Instalasi Rawat
Inap.
Dalam hal surat rujukan tidak khusus ditujukan ke Medika Gria atau dokter
yang akan merawat (seperti ketentuan butir a dan b diatas), maka Dokter
Kerjasama yang bersangkutan tidak berhak untuk mendapat bonus pengirim.
3. Besar dan jenis bonus pengirim Dokter Kerjasama sesuai dengan Kebijakan Tarif
RSMG 2005 yang telah disahkan oleh Chairman/Kepchair yang berlaku.
4. Penghitungan bonus pengirim dilakukan setiap bulan dan bonus pengirim untuk:
a. Dokter Kerjasama yang bukan Dokter Penuh/Paruh Waktu Medika Gria sudah
harus diserahkan ke Bagian Pemasaran & Medis paling lambat pada tanggal
10 bulan berikutnya.
b. Dokter Penuh/Paruh Waktu Medika Gria akan dibayarkan langsung ke
masing-masing dokter bersamaan dengan pembayaran honor dokter pada
tanggal 5 bulan berikutnya.
5. Staf Account Payable (A/P) untuk honor dokter bertugas untuk :
a. Mencetak Bonus Pengirim masing-masing Dokter Kerjasama dari komputer.
b. Memeriksa keabsahan surat rujukan sesuai dengan ketentuan pada butir 2.
c. Mencocokkan hasil perhitungan Bonus Pengirim masing-masing Dokter
Kerjasama dengan prosentase bagi hasil sesuai dengan Kebijakan Tarif RSMG
2005 yang telah disahkan oleh Chairman/Kepchair yang berlaku.
d. Membuat Rekap Bonus Pengirim Dokter Kerjasama dan menyerahkan ke Kasi
Keuangan.
e. Mencocokkan Bukti Penerimaan Bonus Pengirim dengan Rekap Bonus
Pengirim Dokter Kerjasama dan selanjutnya diarsip.
6. Kasi Keuangan bertugas untuk :
a. Memeriksa kebenaran bonus pengirim masing-masing dokter dan selanjutnya
menyerahkan ke Bendahara.
b. Memonitor :
27

(1) Bukti penerimaan bonus pengirim yang didistribusikan ke masing-masing


dokter oleh Bagian Pemasaran & Pelayanan Medis, serta bukti tersebut
harus sudah dikembalikan ke Bagian Keuangan paling lambat 3 hari kerja
setelah bonus tersebut diserahkan ke Dokter Kerjasama.
(2) Bonus pengirim yang telah 3 bulan belum dapat didistribusikan kepada
dokter yang berhak dan selanjutnya harus segera meminta kembali bonus
dalam bentuk uang tunai tersebut dari Bagian Pemasaran & Pelayanan
Medis untuk disetor ke Bank dan bonus tersebut dibatalkan.
Apabila ada ketidak disiplinan dari Bagian Pemasaran & Pelayanan Medis
dalam mengembalikan Bukti Penerimaan Bonus Pengirim, maka Kasi
Keuangan wajib memberikan laporan kepada Kabag Pemasaran & Pelayanan
Medis untuk diadakan tindakan korektif.
7. Bendahara bertugas untuk :
a. Menyiapkan Bukti Pembayaran Kas (BK) dan harus mendapat persetujuan
(tandatangan) dari Kabag Keuangan & Akunting.
b. Menyiapkan uang tunai dan memasukkan kedalam amplop masing-masing
Dokter Kerjasama.
c. Menyerahkan amplop uang tunai tsb ke Kasi Pemasaran dan Medis.
Pada saat pembayaran dilakukan, Bendahara harus meminta tandatangan dari
Kasi Pemasaran & Medis pada BK sebagai bukti penerimaan uang tunai
untuk Bonus Pengirim Dokter Kerjasama.
8. Kabag Keuangan & Akunting bertanggung jawab terhadap seluruh kebenaran dan
kedisiplinan penghitungan bonus pengirim dan pendistribusian ke Bagian
Pemasaran & Medis.
3.2.3. Kebijakan Partisipasi Koordinator Tim Dokter Kerjasama
1. Partisipasi Koordinator Tim Dokter Kerjasama adalah Partisipasi yang diberikan
kepada tim dokter kerjasama melalui koordinatornya masing-masing.
2. Tim Dokter Kerjasama adalah para dokter yang dipilih oleh koordinator timnya
masing-masing dan ditentukan bersama manajemen Medika Gria, serta namanamanya telah terdaftar dan disahkan oleh Chairman Progress Grup.
3. Tim Dokter Kerjasama di Medika Gria terdiri dari :
a. Tim Dokter Obgyn FKUI yang terdiri dari dokter obgyn saja.
b. Tim Dokter Jantung yang terdiri dari dokter Kardiologi, dokter Internis.
c. Tim Dokter Bedah FKUI yang terdiri dari dokter bedah saja.
4. Dasar Perhitungan Partisipasi Tim Dokter Kerjasama
Partisipasi diperoleh berdasarkan laba yang dibagi kepada Tim Dokter Kerjasama
melalui koordinatornya masing-masing sedangkan laba diperoleh dari hasil sewa
ruang pasien (termasuk bayi bila ada) Tim Dokter Kerjasama, ditambah hasil
penunjang medis semasa dirawat inap, dikurangi biaya investasi dan operasional
lantai IRNA Tim Dokter Kerjasama dan dihitung berdasarkan pencapaian BOR.
Demi kesederhanaan sistem dan kemudahan monitoring semua pihak yang
bekerjasama di dalamnya, maka perolehan partisipasi langsung dihubungkan
dengan pencapaian BOR saja.
28

5. Besar Partisipasi Tim Dokter Kerjasama sesuai dengan Kebijakan Tarif RSMG
2005 yang telah disahkan oleh Chairman/Kepchair yang berlaku.
6. Kebijakan perhitungan BOR :
a. Pasien yang masuk dalam perhitungan BOR :
(1) Setiap pasien yang dimasukkan ke rawat inap Medika Gria oleh anggota
Tim Dokter Kerjasama.
(2) Setiap pasien rujukan dari dokter bukan anggota Tim Dokter Kerjasama
dan tidak dirawat bersama dokter yang merujuk/dokter pengirim tersebut
atau tidak terlebih dahulu dimasukkan ke rawat inap dan dirawat oleh
dokter yang merujuk/dokter pengirim tersebut.
(3) Setiap bayi yang baru lahir dan dirawat oleh anggota dokter tim anak, serta
ibunya telah lepas rawat.
(4) Pasien paket yang sudah mendapatkan harga dengan diskon khusus
b. Pasien yang tidak masuk dalam perhitungan BOR :
(1) Bayi yang baru lahir, karena sudah disatukan menjadi satu kesatuan
dengan BOR ibunya dan dimasukkan kedalam perhitungan partisipasi,
maka tidak lagi dihitung secara tersendiri sehingga tidak masuk kedalam
perhitungan BOR Tim Dokter Kerjasama.
(2) Pasien yang dimasukkan ke rawat inap Medika Gria dan dirawat oleh
dokter yang bukan anggota Tim Dokter Kerjasama.
(3) Setiap relasi khusus yang diberi diskon khusus (bila ada), karyawan
Medika Gria atau Grup Progress (bila ada), walaupun dirawat oleh anggota
Tim Dokter Kerjasama.
7. Jadwal
a. Perhitungan BOR :
(1) BOR bulanan dihitung mulai tanggal 26 s/d tanggal 25 bulan berikutnya.
(2) BOR tahunan dihitung mulai tanggal 26 s/d tanggal 25 Desember tahun
berikutnya.
b. Pembagian Bonus Tim Dokter Kerjasama :
(1) Partisipasi bulanan dibagikan setiap tanggal 5 bulan berikutnya.
(2) Partisipasi tahunan dibagikan setiap tanggal 5 Januari.
(3) Pembagian Partisipasi diserahkan melalui koordinator Tim Dokter
Kerjasama, sedangkan pembagian ke setiap anggota Tim Dokter
Kerjasama adalah tanggung jawab dari Koordinator Tim Dokter
Kerjasama.
8. Pajak harus ditanggung oleh Tim Dokter Kerjasama, satu dan lain sesuai peraturan
pemerintah yang berlaku.
9. Staf Pembayaran (A/P) bertugas untuk :
a. Mencetak list Partisipasi Tim Dokter Kerjasama dari komputer.
b. Memberikan list Partisipasi Tim Dokter Kerjasama sesuai dengan ketentuan
diatas.
c. Mencocokkan hasil perhitungan Partisipasi Tim Dokter Kerjasama dari tabel
Bonus Tim Dokter kerjasama yang sesuai dengan Kebijakan Tarif RSMG
2005 yang telah disahkan oleh Chairman/Kepchair yang berlaku.
d. Membuat Rekap Bonus Tim Dokter Kerjasama dan menyerahkan ke Kasi
Keuangan.
29

e. Mencocokkan Bukti Pembayaran Bank (BB) dengan Rekap Bonus Tim Dokter
Kerjasama, kemudian dilakukan input ke komputer dan selanjutnya di arsip.
10. Kasi Keuangan bertugas untuk :
a. Memeriksa kebenaran Partisipasi Tim Dokter Kerjasama dan memberikan
persetujuan untuk pembayarannya.
b. Menyerahkan Rekapitulasi Partisipasi Tim Dokter Kerjasama ke Bendahara.
11. Bendahara bertugas untuk :
a. Menyiapkan Bukti Pembayaran Bank (BB) dan harus mendapat persetujuan
(tanda tangan) dari Kabag Keuangan & Akunting.
b. Menyiapkan BG/Cek/Transfer
Setiap pembayaran yang menggunakan BG/Cek/Transfer harus ditulis ke atas
nama koordinator Tim Dokter Kerjasama yang bersangkutan.
Dalam hal BG/Cek/Transfer ditulis keatas nama pihak yang ditunjuk oleh
koordinator tim dokter kerjasama, maka koordinator tim dokter kerjasama
harus menandatangani BB sebagai bukti pelunasannya.
c. Meminta tanda tangan dari pejabat yang berwenang (minimal dua orang yang
telah mendapat kuasa dari Chairman).
d. Melakukan pembayaran ke koordinator dengan BG/Cek, sedangkan bila
pembayarannya menggunakan Transfer Bendahara akan pergi ke Bank untuk
melakukan transfer pembayaran tersebut.
Pada saat pembayaran dilakukan, Bendahara harus meminta tandatangan dari
koordinator yang bersangkutan pada BB sebagai bukti penerimaan
BG/Cek/Transfer.
e. Menyerahkan Bukti Pembayaran Bank (BB) lembar-1 beserta Rekap
Partisipasi Tim Dokter kerjasama ke Staf data entry untuk diinput ke
komputer, sedangkan lembar-2 untuk diarsip Bendahara.
12. Kabag Keuangan & Akunting bertanggung jawab terhadap seluruh kebenaran dan
kedisiplinan proses pembayaran ke koordinator Tim Dokter Kerjasama.
3.3.

Pembayaran Karyawan
Pembayaran karyawan dikelompokkan menjadi :
Pembayaran karyawan
- Upah
- Bonus (bila ada)

Bonus Pemasaran & Medis


dan Instalasi Farmasi

3.3.1. Kebijakan Upah dan Bonus


1. Penghitungan upah/bonus (bila ada) karyawan merupakan tanggung jawab dari
Bagian Personalia Medika Gria.
30

2. Berdasarkan Formulir Permintaan Uang dan/atau Rekap Upah/Bonus (bila ada)


Karyawan yang diterima dari Bagian Personalia, maka Kasi Keuangan harus
memeriksa bahwa formulir dan rekap tsb telah disetujui oleh Wadir Umum &
Keuangan untuk selanjutnya diserahkan ke Bendahara.
3. Bendahara bertugas untuk :
a. Menyiapkan Bukti Pembayaran Bank (BB) dan Bukti Pembayaran Kas (BK)
yang kedua-duanya harus mendapat persetujuan (tandatangan) dari Kabag
Keuangan & Akunting.
b. Menyiapkan Cek/uang tunai
c. Meminta tandatangan dari pejabat yang berwenang (minimal dua orang yang
telah mendapat kuasa dari Chairman) untuk menandatangani cek tunai.
d. Menyerahkan Cek/uang tunai (terbatas untuk karyawan baru yang belum
memiliki account di Bank yang ditunjuk oleh Medika Gria) ke Bagian
Personalia untuk proses selanjutnya.
Pada saat menyerahkan cek/uang tunai, Bendahara harus meminta tandatangan
dari Bagian Personalia pada BB/BK sebagai bukti penerimaan Cek/uang tunai.
3.3.2. Kebijakan Bonus Pemasaran & Medis dan Instalasi Farmasi
1. Perhitungan total kas bonus Bagian Pemasaran & Medis dan Instalasi Farmasi &
bonus reuse HD dilakukan oleh Bagian Keuangan, sedangkan perincian
perhitungan ke masing-masing karyawan dan pembagiannya dilakukan oleh
Bagian Personalia.
2. Sistem penghitungan kas bonus dan bonus ke masing-masing karyawan sesuai
dengan yang dituangkan dalam buku berjudul Rahasia Sukses Pemimpin Medika
Gria dan Pedoman Kerja Karyawan Medika Gria
3.
Staf Pembayaran (A/P) setiap bulan bertugas untuk :
a.
Mencetak Laporan Pasien Rekanan Rawat Inap, Rawat Jalan dan MCU,
Laporan Dokter Kerjasama yang bukan Dokter Penuh/Paruh Waktu Medika
Gria untuk kas bonus Bagian Pemasaran & Medis dan Rekapitulasi Umum
Penjualan Apotik RSMG bulanan untuk kas bonus Instalasi Farmasi, serta
perhitungan bonus reuse mesin gambar HD.
b. Menghitung jumlah total kas bonus Bagian Pemasaran & Medis dan
Instalasi Farmasi sesuai dengan sistem bonus yang dituangkan dalam buku
yang berjudul Rahasia Sukses Pemimpin Medika Gria dan Pedoman
Kerja Karyawan Medika Gria
c. Merekap hasil perhitungan kas bonus dan menyerahkan ke Kasi
Keuangan.
4. Kasi Keuangan bertugas untuk :
a. Memeriksa kebenaran perhitungan kas bonus Bagian Pemasaran & Medis
dan Instalasi Farmasi, untuk selanjutnya menyerahkan lembar-1 hasil
perhitungan kas bonus ke Bagian Personalia serta menyerahkan lembar-2
ke Staf A/P untuk diarsip.

31

b. Memeriksa apakah telah ada persetujuan (tandatangan) dari Wadir Umum


& Keuangan pada Formulir Permintaan Uang untuk selanjutnya
diserahkan ke Bendahara.
5. Bendahara bertugas untuk :
a. Menyiapkan Bukti Pembayaran Kas (BK) dan harus terlebih dahulu
mendapat persetujuan (tandatangan) dari Kabag Keuangan & Akunting.
b. Menyiapkan uang tunai
c. Menyerahkan uang tunai ke Bagian Personalia untuk proses pembagian
bonus ke masing-masing karyawan.
Pada saat menyerahkan uang tunai, Bendahara harus meminta tandatangan
dari Bagian Personalia pada BK sebagai bukti penerimaan uang tunai.
6. Kabag Keuangan & Akunting bertanggung jawab terhadap seluruh kebenaran
proses penghitungan kas bonus Bagian pemasaran & pelayanan Medis dan
Bagian Instalasi Farmasi serta reuse HD.
3.4.

Pengisian Kas Kecil

3.4.1. Kebijakan Pengisian Kas Kecil


1.

Kas Kecil di Medika Gria dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan uang


tunai dan menggunakan Sistem Imprest Fund (besarnya tetap dan penggantian kas
kecil dilakukan sesuai dengan pemakaian yang telah dipertanggungjawabkan)
2.
Instalasi/Bagian yang mempunyai Kas Kecil di Medika Gria adalah :
Besarnya
PJ
Keperluan
(Rp.)
Bendahara
25.000.000 Kabag Keuangan Pengisian
kas
kecil
& Akunting
Instalasi/Bagian di Medika
Gria dan keperluan lainnya
Bagian Pembelian
6.000.000 Kasi Pembelian
Untuk keperluanPembelian
Inst.Makanan&Minuman 1.200.000 Kasi Mak&Min
Pembelian sayur mayur
Instalasi Farmasi
900.000 PJ Inst. Farmasi
Pembelian bebas obat
melalui Apotik lain untuk
keperluan pasien rawat
inap
Instalasi Laboratorium
300.000 Kaur Lab.
Pemeriksaan lab diluar
Medika Gria yang harus
dibayar tunai
Pusat Dialisis Medika
Kasi Klinik MG
Pengembalian pembayaran
300.000
Gria (Pusat DMG)
pasien
Instalasi Umum
30.000 Kasi Umum
perjalanan dinas
Nama Instalasi/Bagian

3.

Pengisian kas kecil Bendahara diambil dari Bank dengan menggunakan


cek Medika Gria dan tidak dapat dilakukan dengan uang tunai hasil penerimaan

32

Medika Gria sedangkan pengisian kas kecil pada Instalasi/Bagian lain di Medika
Gria berasal dari kas kecil Bendahara.
4.
Kasi Keuangan bertugas untuk memeriksa :
a.
Kecocokkan jumlah uang tunai yang ada pada masingmasing kas kecil dengan jumlah pengeluarannya minimal satu Minggu sekali
dengan hari atau waktu yang ditentukan sendiri secara mendadak.
b.
Pertanggungjawaban penggunaan uang dari kas kecil dan
menentukan jumlah kebutuhan kas kecil.
5.
Bendahara bertugas untuk :
a.
Menyiapkan Bukti Pembayaran Bank (BB) dan harus mendapat
persetujuan (tandatangan) dari Kabag Keuangan & Akunting.
b.
Menyiapkan Cek
c.
Meminta tandatangan dari pejabat yang berwenang (minimal dua orang
yang telah mendapat kuasa oleh Chairman)
d. Pergi ke Bank untuk mencairkan cek.
Pada saat penerimaan cek, Bendahara harus menandatangani BB sebagai bukti
penerimaan cek untuk pengisian kas kecil Bendahara.
e. Memasukkan uang tunai ke kas kecil Bendahara.
f. Membuat perincian pemasukan dan pengeluaran kas kecil setiap hari pada
Laporan Harian Kas.
g. Meminta persetujuan Laporan Harian Kas dari Kasi Keuangan setiap hari.
3.4.2. Kebijakan Kas Bon
Bagi pembayaran tunai yang belum dibayarkan oleh pemohon yang bersangkutan,
pada umumnya belum dapat diperoleh Kwitansi sebagai bukti pembayarannya,
maka dalam hal ini proses pengeluaran uang harus menggunakan sistem kas bon
terlebih dahulu dan dipertanggung jawabkan oleh penerima uang yang
bersangkutan.
Adapun prosedur kas bon adalah sebagai berikut :
1. Pemohon harus membuat surat permntaan kas bon yang harus ditandatangani
oleh atasannya (minimal Kasi), atau dalam hal atasan yang bersangkutan tidak
ada, maka pemohon harus meminta persetujuan (tanda tangan) dari
Penanggung Jawab (PJ) Unit kerja yang bersangkutan atau PJ RSMG yang
sedang bertugas.
2. Bendahara membuatkan kas bon pada Formulir Bukti Pengeluaran Uang
Sementara (Kas Bon) rangkap-1 dan melampirkan surat permintaan kas bon
yang telah disetujui oleh yang berwenang sebagaimana yang telah diuraikan
pada butir 1 diatas.
Catatan :
Dalam hal diluar jam kerja Bendahara, maka pemohon dapat meminta kas bon
ke Kasir Keuangan (rawat jalan dan rawat inap). Selanjutnya Kasir
membuatkan kas bon pada Formulir Bukti Pengeluaran Uang Sementara (Kas
Bon) rangkap-1 dan melampirkan surat permintaan kas bon yang telah
disetujui oleh yang berwenang sebagaimana yang telah diuraikan pada butir 1
33

3.
4.

5.

6.

7.

diatas. Pada akhir shift Kasir yang bersangkutan, bukti kas bon tersebut
disertakan dalam Laporan Harian Kasir dan dimasukkan ke dalam brankas
untuk selanjutnya Bendahara akan menggantikan uang kas bon tersebut dengan
mengambil kas bon yang bersangkutan dan mengarsipkannya.
Bersamaan dengan diterimanya uang tunai, maka pemohon harus
menandatangani kas bon tersebut, kemudian kas bon berikut dengan data
pembayarannya disimpan oleh Bendahara sebagai bukti pengeluaran sementara.
Untuk pengeluaran uang yang melalui sistem kas bon ini pemohon harus dapat
memberikan Kwitansinya selambat-lambatnya 1 hari kerja setelah kas bon
tersebut dibuat, atau uang yang bersangkutan harus dikembalikan kepada
Bendahara apabila pemohon tidak dapat membuktikan Kwitansi pembayaran
maksimum 1 hari kerja setelah kas bon tsb dibuat, kecuali ada dasar-dasar yang
dapat dipertanggung jawabkan.
Setelah pembayaran dilakukan oleh pemohon yang bersangkutan dan telah
mendapatkan Kwitansinya, maka pemohon harus meminta persetujuan kembali
dari atasan masing-masing pemohon tentang kebenaran dari harga, jumlah dan
kualitas barang yang dibeli, serta kwitansinya.
Setelah menerima Kwitansi pembayaran, Bendahara harus mengadakan
pembatalan kas bon yang bersangkutan dan membuat Bukti Pengeluaran Kas
(BK). Selanjutnya BK yang dilampiri Kwitansi harus disetujui (ditanda
tangani) oleh Kabag Keuangan & Akunting dan pemohon menandatangani BK
tersebut.
Kabag Keuangan & Akunting bertanggung jawab terhadap seluruh pengeluaran
uang dan penyelesaiannya

34

4. Aktiva Tetap
Aktiva tetap adalah harta perusahaan yang tidak dapat dibukukan sebagai pengeluaran
biaya karena mempunyai umur pemakaiannya cukup panjang, contohnya gedung,
kendaraan dan lain-lain.
Tujuannya adalah untuk menyeragamkan pencatatan-pencatatan pembelian
(perolehan), penyusutan, penjualan/penghapusan serta pengontrolan dari aktiva tetap
Medika Gria. Aktiva tetap dapat terdiri antara lain: alat-alat medis, mesin-mesin,
furniture, kendaraan, bangunan dan barang-barang modal lainnya.
Kebijakan yang harus dilaksanakan atas aktiva tetap Medika Gria adalah sebagai
berikut :
a. Setiap aktiva tetap yang baru diperoleh harus didaftarkan pada buku/kartu daftar
inventaris yang ada pada Bagian Logistik, sedangkan yang dimasukkan ke dalam
daftar aktiva tetap yang harus disusutkan nilai perolehannya adalah aktiva tetap
yang nilai perolehannya lebih besar atau sama dengan Rp. 1 juta secara total atau
dilihat dari masa manfaat / fungsinya > 3 tahun.
b. Aktiva tetap yang telah ditentukan penempatan lokasinya tidak boleh dipindahkan
tempatnya tanpa persetujuan dari Kepala Bagiannya, yang dalam hal ini
bertanggung jawab atas pengontrolan fisik dari aktiva tetap yang bersangkutan.
c. Tidak dijinkan untuk memindahkan atau meminjamkan aktiva tetap keluar lokasi
Medika Gria tanpa seijin Direktur Medika Gria.
d. Kabag Keuangan & Akunting bertanggung jawab untuk mengadakan pengontrolan
fisik secara periodik minimum 6 bulan sekali yaitu pada bulan Mei dan Nopember
setiap tahunnya dan melaporkannya kepada manajemen didalam laporan bulanan.
e. Pada kartu aktiva tetap harus ada pencatatan-pencatatan detail dari masing-masing
aktiva tetap Medika Gria antara lain : tanggal pembelian, lama/prosentase
penyusutan, pemeliharaan, tanggal dan harga penjualan/penghapusan, dan lain
sebagainya yang nantinya dapat dipergunakan oleh Bagian Keuangan sebagai
bahan analisa untuk mencapai efisiensi perusahaan.
4.1. Kebijakan Perolehan Aktiva Tetap
1. Perolehan Aktiva Tetap berasal dari pengamatan Kepala Bagian atau Direktur
Medika Gria terhadap suatu kebutuhan atas aktiva tetap tertentu untuk
memperlancar operasional serta efektif dan efisien dalam mencapai tujuan Medika
Gria.
35

2. Kepala Bagian atau Direktur Medika Gria harus membuat usulan atas kebutuhan
tersebut disertai dengan analisa kebutuhan berdasarkan efisiensi, efektivitas
dibandingkan harga barang tersebut.
3. Kewenangan yang berhak menyetujui pembelian aktiva tetap adalah sesuai
dengan kewenangan yang ada pada pedoman bagian pembelian.
4. Bagian Audit Internal bertanggung jawab untuk memberikan nomor pengenal atas
aktiva tetap yang bersangkutan, sedangkan staf A/P harus menentukan laju
penyusutannya serta mencatat ke dalam List Aktiva Tetap.
4.2. Kebijakan Penyusutan Aktiva Tetap
1. Penyusutan aktiva tetap yang dilaksanakan di Medika Gria adalah berdasarkan
Straight Line Method (metode garis lurus) yaitu penyusutan yang besarnya sama
setiap periode tertentu.
2. Pedoman untuk melaksanakan perhitungan penyusutan :
a. Menentukan masa manfaat aktiva, yaitu manfaat :
(1) Ekonomis
(2) Teknis
b. Pemakaian metode harus selalu konsisten
c. Direktur Medika Gria Kabag Keuangan & Akunting bersama dengan Direktur
Divisi Bagian Keuangan menentukan lama penyusutan.
3. Setiap akhir bulan staf A/P harus memproses penyusutan untuk masing-masing
aktiva tetap sesuai dengan besarnya penyusutan yang telah ditentukan
sebelumnya.
4. Kasi Keuangan harus memeriksa dan menyetujui hasil penyusutan tersebut. Dan
hasilnya diserahkan ke Staf A/P untuk dilakukan penjurnalan.
4.3. Kebijakan Penjualan / Penghapusan Aktiva Tetap
1. Bagi Aktiva Tetap yang telah habis penyusutannya dan Aktiva Tetap tersebut
masih layak untuk dipergunakan, maka Aktiva Tetap tersebut tidak boleh
dihapuskan dari daftar Aktiva Tetap walaupun nilai buku dari Aktiva Tetap sama
dengan Rp. 1,-.
2. Berdasarkan pengontrolan dan pengamatan fisik dari bagian Audit atau Kepala
Bagian, maka apabila menurut pengamatannya bahwa aktiva tetap tertentu telah
rusak dan tidak dapat dipakai lagi, atau masih terpakai akan tetapi tidak efisien
lagi, maka Kepala Bagian yang bersangkutan bertanggung jawab untuk membuat
usulan penghapusan, atau penjualan terhadap aktiva tetap tersebut berikut dengan
analisanya.
3. Usulan tersebut kemudian diberikan kepada Direktur Medika Gria untuk
dianalisa. Selanjutnya diminta persetujuan dalam rapat dengan Dir. Man. Divisi
Medika Gria. Apabila disetujui dalam rapat, maka Dir. Man. Divisi Medika Gria
meminta persetujuan dari Chairman. Dan apabila disetujui Chairman, maka
Direktur Medika Gria mengkoordinir penjualannya sesuai dengan harga yang
ditentukan dalam rapat tersebut.
36

5. Buku Besar
Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa semua pencatatan transaksi akunting ke
Buku Besar telah dilakukan sesuai dengan nilai rupiahnya pada pos-pos akunting
yang benar, yang pada akhirnya dapat menggambarkan keadaan keuangan perusahaan
dan menghasilkan laporan keuangan yang benar dan akurat.
Proses transaksi ke Buku Besar adalah kelanjutan dari bermacam-macam proses
transaksi akunting sebelumnya.
Sebelum data-data transaksi harian baik secara otomatis maupun manual di proses
kedalam buku besar oleh Bagian Keuangan maka setiap jenis transaksi tersebut harus
dibuatkan proses penjurnalan. Khusus untuk penjurnalan otomatis rekapitulasi hasil
pemasukan data harus terlebih dahulu diperiksa kebenarannya yang dipertanggung
jawabkan oleh Kasi Keuangan.
1. Rekapitulasi Transaksi
Adapun rekapitulasi transaksi yang harus dilakukan penjurnalannya adalah sebagai
berikut :
a. Transaksi penerimaan bank dan/atau kas Medika Gria berasal dari :
(1) Instalasi Rawat Jalan
(2) Instalasi Rawat Inap
(3)
Instalasi Penunjang Medis
(4) Instalasi Farmasi
(5) Utilitas Medis
(6) Hasil Sewa
(7) Pusat Dialisis Medika Gria
(8) Klinik Kulit Medika Gria
(9) Klinik Kitty Medika Gria
(10) Penerimaan lain-lain
b. Transaksi pembayaran uang tunai/cek/bilyet giro yang didalamnya termasuk :
(1) Transaksi Pembayaran Bank.
(2) Transaksi Pembayaran Kas.
c. Transaksi Penerimaan/Pengeluaran Obat/Barang Farmasi (Instalasi Farmasi),
yang didalamnya termasuk :
(1) Transaksi Penerimaan Obat/Barang Farmasi.
(2) Transaksi Obat Produksi.
(3)Transaksi Penjualan Obat/Barang Farmasi
(a)
Instalasi Rawat Jalan termasuk penjualan bebas.
37

(b) Instalasi Rawat Inap termasuk retur obat pasien Instalasi Rawat Inap
(4) Transaksi distribusi obat untuk instalasi-instalasi Medika Gria.
(5) Transaksi retur obat/BF ke Supplier.
(6) Transaksi pembelian bebas melalui Apotik lain.
(7) Transaksi penyesuaian/penghapusan stock.
d. Transaksi Aktiva Tetap didalamnya termasuk :
(1) Transaksi Pembelian/Perolehan Aktiva Tetap.
(2) Transaksi Penyusutan Aktiva Tetap.
(3) Transaksi Penghapusan/Penjualan Aktiva Tetap.
e. Transaksi lain-lain yang penjurnalannya disesuaikan dengan kebutuhan (antara
lain: amortisasi, koreksi, dll.).
Dengan adanya rekapitulasi dari hasil transaksi tersebut diatas akan memudahkan
bagian Keuangan untuk mengadakan pemeriksaan dan penjurnalannya sebelum
data-data tersebut di proses ke Buku Besar.
2. Buku Pembantu (sub ledger)
Buku pembantu untuk pos-pos Akunting dibuat sesuai dengan kebutuhan, apabila
ada kebutuhan tambahan buku pembantu (selain dari buku pembantu yang telah
ada), maka Kabag Umum & Keuangan bertanggung jawab untuk pembuatan dari
buku pembantu tambahan tersebut.
Standar Buku Pembantu yang ada adalah :
a. Hutang Supplier (termasuk penerimaan/retur obat/BF).
b. Honor Dokter.
c. Piutang Pasien Rekanan / Umum.
d. Stok Obat/BF Instalasi Farmasi.
e. Stok (Floor Stok & Emegency Stock) Obat/BF Instalasi-instalasi lain.
f.Bonus Dokter Kerjasama (Pengirim dan Koordinator Tim Dokter).
g. Pembayaran Kartu Kredit.
h. Penyesuaian / Penghapusan Stok Obat/Barang Farmasi.
i. Aktiva Tetap.
3. Prosedur Transaksi Buku Besar
a. Staf A/R dan staf A/P sesuai dengan tugasnya masing-masing harus memeriksa
bahwa semua jenis transaksi yang diuraikan diatas telah dilaksanakan sesuai
dengan prosedur.
b. Setelah itu staf A/R dan/atau staf A/P harus mencetak jurnal hariannya untuk
diperiksa penjurnalannya dan memastikan kebenarannya.
c. Jurnal harian tersebut kemudian diberikan kepada Kasi Keuangan untuk
diperiksa kebenarannya dan disetujui.
d. Setelah jurnal harian disetujui oleh Kasi Keuangan maka staf A/R dan staf A/P
dapat melakukan posting ke Buku Besar.
e. Kasi Keuangan bertanggung jawab untuk melaksanakan adjusment yang
diperlukan sebelum laporan-laporan keuangan/akunting dicetak.
f.Pada setiap akhir periode akunting (bulanan/tahunan) Kasi Keuangan bertanggung
jawab untuk mencetak Neraca mutasi (Trial Balance) dan buku besar untuk
memastikan kebenaran transaksi dari masing-masing pos.
g. Laporan-laporan yang harus dibuat setiap bulannya adalah :
(1) Laporan Neraca Mutasi.
38

(2)
(3)
(4)

Laporan Neraca.
Laporan Laba Rugi.
Laporan Cash Flow.

39

Anda mungkin juga menyukai