Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
Seringkali istilah gagal jantung" mengarahkan pemahaman seperti jantung
tidak lagi bekerja sama sekali dan tidak ada yang bisa dilakukan, namun
sebenarnya istilah gagal jantung berarti jantung tidak berfungsi atau memompa
serta sebagaimana mestinya. (AHA.com)
Gagal jantung adalah keadaan patofisiologis dimana jantung melalui suatu
kelainan fungsi jantung (baik terdeteksi atau tidak), gagal untuk memompa darah
pada tingkat yang sepadan dengan kebutuhan metabolisme jaringan. (medscape)
Gagal jantung sering diklasifikasikan sebagai kegagalan ventrikel kiri atau
kanan. Kegagalan ventrikel kiri terjadi ketika ventrikel kiri berhenti berfungsi
sebagai pompa yang memadai dari sirkulasi sistemik. Pada gagal ventrikel kanan,
ventrikel kanan gagal untuk memompa darah secara memadai ke sistem paru,
sehingga mengganggu pertukaran gas dalam alveoli dan mengarah ke penurunan
pengisian volume ventrikel kiri.(emsworld)
Menurut American Heart Association, penyakit gagal jantung terjadi pada
hampir 5,7 juta orang Amerika dari segala usia, dengan jumlah penderita rawat
inap lebih banyak dibandingkan penderita kanker, sehingga penyakit ini
merupakan penyebab nomor 1 rawat inap. Dengan peningkatan kelangsungan
hidup pasien dengan infark miokard akut dan dengan populasi usia lanjut, gagal
jantung akan terus meningkat di menonjol sebagai masalah kesehatan utama di
Amerika Serikat. (medscape)
Gagal jantung merupakan masalah kesehatan yang progresif dengan angka
mortalitas dan morbiditas yang tinggi di negara maju maupun negara berkembang
termasuk Indonesia. Di Indonesia, usia pasien gagal jantung relatif lebih muda
dibanding Eropa dan Amerika disertai dengan tampilan klinis yang lebih berat.
(perki)

BAB II
ISI
I. DEFINISI
Gagal jantung adalah sindrom klinis kompleks yang merupakan hasil dari
gangguan struktural atau fungsional dari pengisian ventrikel atau ejeksi darah.
Manifestasi utama dari gagal jantung adalah dyspnea dan kelelahan (dapat terjadi
intoleransi latihan) dan retensi cairan (yang dapat menyebabkan kongesti paru
dan/atau splanchnic dan/atau edema perifer). (circ.aha journal)
Berdasarkan lama waktu dari disfungsi ventrikel sampai munculnya
manifestasi klinis, fraksi ejeksi ventrikel kiri (LVEF), dan lokasi utama kongesti,
gagal jantung dapat dibagi menjadi beberapa kelompok yang berbeda.
Berdasarkan onset gejala, gagal jantung terbagi menjadi gagal jantung kronik,
dengan kondisi yang semakin memburuk/ dekompensasi, dan gagal jantung akut,
dengan gejala muncul secara tiba-tiba dalam 24 jam dengan bentuk edema paru
atau bahkan syok kardiogenik. (dovepress vhrm)
Pembagian gagal jantung kanan dan kiri berdasarkan pada sindrom dengan
presentasi klinis yang didominasi dengan kongesti sistemik atau paru. Pada gagal
jantung kanan dengan dominasi kongesti sistemik akan terlihat desakan vena
jugularis dan edema pada pergelangan kaki, sedangkan pada gagal jantung kiri
dengan dominasi kongesti paru akan terlihat gejala akibat edema paru. (dovepress
vhrm)
Umumnya, gagal jantung terlihat dari kegagalan jantung untuk memompa
darah yang cukup ke sirkulasi akibat disfungsi sistolik ventrikel (Left Ventricle
Ejection Fraction/LVEF) 40% sampai 50% (Heart Failure with Depressed
Ejection Fraction/ HFDEF). Namun, pasien tanpa penurunan LVEF dapat menjadi
gagal jantung ketika tekanan pengisian yang lebih tinggi diperlukan untuk
mencapai volume akhir diastolik ventrikel normal (Heart Failure Preserved
Ejection Fraction/ HFPEF). Terjadinya kondisi ini lebih sering terjadi pada

wanita, pada orang tua, dan pada orang dengan tekanan darah tinggi yang sudah
berjalan lama dan dikaitkan dengan prognosis yang mirip dengan HFDE.
(dovepress vhrm)
II. EPIDEMIOLOGI
Berdasarkan data Cendral Disease Control pada tahun 2011-2013 sekitar 5.1
juta penderita gagal jantung di Amerika Serikat. Satu dari sembilan kematian
terjadi akibat gagal jantung. Setengah penderita gagal jantung meninggal dalam
jangka waktu lima tahun setelah terdiagnosis. (CDC)
Gagal jantung lebih sering terjadi dengan peningkatan usia. Di Amerika
Utara dan Eropa, beberapa penderita gagal jantung berada pada usia dibawah 50
tahun dan lebih dari 80% pada usia diatas 65 tahun. Jumlah pasien dengan gagal
jantung diprediksi meningkat di negara-negara dengan populasi usia lanjut yang
tinggi. Sebagai contoh Jepang dengan angka pertumbuhan populasi lanjut usia
tercepat dibandingkan negara maju lainnya. Amerika Serikat diprediksikan akan
mencapai angka penderita gagal jantung 8,5 juta pada tahun 2030. Faktor lain
yang berkonstribusi dalam peningkatan jumlah kasus adalah kemajuan pada
pengobatan serangan jantung dan penyakit kardiovaskular lainnya yang
meninggalkan kerusakan atau menambah beban kerja pada jantung. Kebanyakan
pasien yang selamat tersebut berada pada risiko tinggi menderita gagal jantung.
(WHFA white paper)
Faktor risiko mayor gagal jantung diantaranya penyakit arteri koroner,
hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung katup, dan obesitas. Selain itu
terdapat beberapa faktor risiko dengan hubungan yang lebih sedikit dibandingkan
faktor risiko mayor, yaitu antara lain asupan alkohol yang berlebihan, merokok,
dislipidemia, insufisiensi renal, dan sebagainya. Sebuah studi terbaru pada 2.802
pasien yang dirawat dengan gagal jantung di Ontario, Kanada, melaporkan angka
kematian 1 tahun pada pasien HFPEF dibandingkan HFDEF yaitu 22%
berbanding 26%. (circ.aha.journal)

III. KLASIFIKASI
Klasifikasi gagal jantung menurut New York Heart Association terbagi
menjadi 4 kategori yaitu: (AAFP)
Kelas
I

Keterangan
Aktivitas fisik tidak terbatas, tidak ada gejala gagal jantung
Keterbatasan ringan dari aktivitas fisik, gejala muncul dengan

II

aktivitas yang berat, membaik saat istirahat atau saat aktivitas ringan
Keterbatasan berat aktivitas fisik, gejala muncul saat aktivitas ringan,

III

hanya membaik saat beristirahat


Ketidaknyamanan dengan segala aktivitas, gejala muncul saat

IV

istirahat

American College of Cardiology Foundation/ American Heart Association


(ACCF/AHA) membagi klasifikasi untuk perkembangan dan progresifitas gagal
jantung atas 4 stadium yaitu stadium A adalah beresiko tinggi untuk menjadi gagal
jantung tanpa ditemukan adanya disfungsi jantung, stadium B adalah adanya
disfungsi jantung tanpa gejala, stadium C adalah adanya disfungsi jantung dengan
gejala, stadium D adalah adanya gejala yang berat dan refrakter terhadap terapi
maksimal. (CIRC.AHA.JOURNAL)

Left-sided heart failure (sistol/diastol

IV. ETIOLOGI
Gagal jantung kiri terdiri dari disfungsi sistolik, yang tejadi saat ventrikel
kiri kehilangan kemampuannya untuk berkontraksi secara normal sehingga
jantung tidak dapat memompa darah yang cukup ke sirkulasi sistemik, dan
disfungsi diastolik, yang terjadi saat ventrikel kiri kehilangan kemampuannya
untuk berelaksasi secara nomal (karena kekakuan otot) sehingga jantung tidak
terisi secara normal pada fase diastol. (heart.org)
Beberapa penyebab gagal jantung yaitu:

Iskemik miokard
Infark miokard
Hipertensi
Aritmia
Penyakit jantung katup
Kardiomiopati
Penyakit jantung kongenital (HF ROBERT)

V. PATOFISIOLOGI
Jantung (cor) manusia besarnya hanya segenggam tangan kirinya. Jantung
mempunyai empat rongga yaitu atrium kanan, ventrikel kanan, atrium kiri dan
ventrikel kiri. Atrium dan ventrikel dipisahkan oleh jaringan fibrosa yang
mengelilingi pembukaan katup atrioventrikular. Rongga pada ventrikel lebih besar
karena fungsi utamanya untuk memompa darah menuju sirkulasi pulmonal atau
sirkulasi sistemik. Dinding dari ventrikel terdiri dari otot yang lebih banyak
dibandingkan dinding atrium, dan sebagai hasilnya mampu untuk memberi
tekanan yang lebih besar saat kontraksi. (EMSWORLD)
Jantung secara histologis terdiri dari tiga lapisan yaitu endokardium,
miokardium, dan perikardium. Endokardium merupakan lapisan terdalam jantung
yang bertemu darah yang melalui jantung. Miokardium merupakan lapisan tengah
yang dapat menebal. Sel miokardium tidak seperti otot tubuh lainnya, karena
sangat kuat dan memiliki impuls listrik tersendiri. Perikardium merupakan lapisan
terluar, yang sering diartikan dengan kantong perikardium. Terdiri dari kantong
fibrous yang mengelilingi jantung dengan fungsi proteksi dan lubrikasi.
(EMSWORLD)
Secara umum sirkulasi darah dalam tubuh dibagi menjadi dua, yaitu
sirkulasi sistemik (aliran darah dari jantung kiri ke seluruh tubuh dan kembali ke
jantung kanan), dan sirkulasi pulmonal (aliran darah dari jantung kanan ke paruparu lalu kembali ke jantung kiri. Pada jantung bagian kanan, atrium kanan
menampung darah yang rendah oksigen dan tinggi CO 2 dari seluruh tubuh melalui
vena kava superior dan inferior. Melewati katup trikuspid darah dialirkan ke
ventrikel kanan pada fase diastol, dan selanjutnya dipompa oleh ventrikel kanan
melalui arteri pulmonalis dialirkan ke paru-paru pada fase sistol. Pada jantung

bagian kiri, atrium kiri menampung darah yanng kaya oksigen dari paru-paru
melalui vena pulmonalis. Melewati katup mitral darah dialirkan ke ventrikel kiri
pada fase diastolik, dan selanjutnya dipompa oleh ventrikel kiri ke aorta pada fase
sistolik dan didistribusikan ke seluruh tubuh melalui sistem pembuluh darah.
(FKUI biru)

Gambar 1

PATOOOOONYAAA 9DI GUYTON CAMPUR KUMAR

VI. DIAGNOSIS
a. ANAMNESIS
b. PEMERIKSAAN FISIK
c. PENUNJANG
VII.

PENATALAKSANAAN
a. NON-FARMAKOLOGI
b. FARMAKOLOGI

VIII.
IX.

PENCEGAHAN

PENUTUP
Gagal jantung adalah sindrom klinis yang umum terjadi akibat gangguan
kemampuan dalam pengisian atau pengosongan ventrikel. Gagal jantung
merupakan hasil dari berbagai penyebab, termasuk penyakit arteri koroner,
hipertensi, penyakit jantung katup, dan kardiomiopati dilatasi idiopatik. Gejala
utama dari gagal jantung mencakup dispneu dan kelelahan yang muncul saat
istirahat pada kasus yang berat, dan muncul saat beraktivitas pada kasus yang
ringan. Diagnosis dari gagal jantung dapat ditegakkan berdasarkan evaluasi klinik
yang dipadukan dengan riwayat gejala dan tanda pada pemeriksaan fisik
sebelumnya. Selain diagnosis, penting pula untuk menentukan jenis gagal jantung
yang terjadi.
Our current knowledge regarding prevention of HF should
recognize the importance of awareness in the prevention process.
Awareness of CVDs in general and the relationship of now wellestablished risk factors to the development of heart disease has
emerged only since the mid-20th century. The increased awareness of
this relationship is particularly true for hypertension and its sequelae.
In 1950, for example, the role of hypertension in the demise of Franklin
D. Roosevelt, the 32nd president of the United States, was largely
unknown.264,265 Indeed, the unknown relationship of risk factors for
atherosclerotic CVD, cerebral vascular accident, and HF led to the
clinical inattention to Roosevelts clinical picture, which included
malignant hypertension, angina pectoris, and congestive HF. This story
underscores the ignorance of clinicians, scientists, and the public at
that time with regard to heart disease and its risk factors. We now must
consider the importance of awareness and perception of HF in todays
world

Anda mungkin juga menyukai