Anda di halaman 1dari 5

Nama : Nabila Setya Utami (08)

Kelas : X MIA 6

DAKWAH NABI DI MADINAH


A; Hijrah Rasulullah saw. Menuju Madinah
1; Latar Belakang Hijrah ke Madianah (Yasrib)

Latar belakang Rasulullah saw. Dan para sahabatnya berhijrah ke Madinah,


yaitu:
a; Perintah dari Allah swt. yang menyeru Rasulullah saw. dan kaum muslimin untuk
berhijrah ke Madinah.
b; Banyaknya tekanan dan siksaan yang mengancam keselamatan kaum muslimin di
Mekah.
c; Adanya berbagai cara dan usaha yang direncanakan kaum kafir Quraisy untuk
membunuh Rasulullah saw.
d; Lemahnya kaum muslimin dari segi jumlah dibandingkan dengan kafir Quraisy
Mekah sehingga tidak memiliki kekuatan untuk melawan kecuali berhijrah ke
suatu tempat yang aman dan memberikan perlindungan.
2; Perjalanan hijrah Rasulullah saw. Menuju Madinah
a; Rasulullah saw. selama di Quba
Pada hari Senin, tanggal 8 Rabiul Awal tahun pertama dari hijrah, bertepatan
dengan tanggal 23 September 622 M, Rasulullah saw. tiba di Quba. Beliau berada
di Quba empat hari. Di sana beliau membangun Masjid Quba dan salat di
dalamnya. Inilah masjid pertama yang didirikan atas dasar takwa.
b; Rasulullah saw. memasuki Kota Madinah
Setelah selesai shalat Jumat, Rasulullah saw. bersama rombongan memasuki
kota Yasrib. Inilah hari yang sangat monumental, semua rumah dan jalan ramai
dengan suara takbir , tahmid, dan taqdis.
B; Perjuangan Rasulullah saw. ketika di Madinah
1; Membangun Masjid Nabawi
Langkah pertama yang dilakukan Rasulullah saw. ketika berada di Madinah
adalah membangun masjid. Kemudian, beliau terjun langsung membangun masjid
itu, memindahkan bata dan bebatuan. Setelah masjid terbangun, beliau juga
membangun beberapa rumah di pinggir masjid.
Adapun fungsi dari masjid yang dibangun oleh Rasulullah saw. di Madinah,
antara lain:
a; Sebagai tempat melaksanakan shalat berjamaah.
b; Sebagai pusat pengajaran agama Islam (madrasah).
c; Sebagai pusat pertemuan umat untuk bermusyawarah.
d; Sebagai pusat untuk mempersatukan umat dari berbagai suku dan kabilah.
e; Sebagai pusat parlemen dalam bermusyawarah dan menjalankan roda
pemerintah.
2; Mempersaudarakan Kaum Muhajirin dan Anshar
Rasulullah saw. juga mengambil tindakan yang sangat monumental dalam
sejarah, yaitu usaha untuk mempersaudarakan orang-orang Muhajirin dan Anshar.
Makna persaudaraan ini sebagaimana yang dikatakan oleh Muhammad al-Gazali
agar fanatisme jahiliah menjadi cair dan tidak ada sesuatu yang dibela, kecuali
Islam. Dengan mempersaudarakan orang-orang mukmin, Rasulullah saw. telah
mengikat suatu perjanjian .

Adapun isi perjanjian di antara penduduk muslim Madinah (Muhajirin dan


Anshar) adalah sebagai berikut.
a; Muhajirin dan Anshar adalah umat yang satu di luar golongan yang lain.
b; Muhajirin dan Quraisy dengan adat kebiasaan yang berlaku di antara mereka
harus saling kerja sama dalam menerima atau membayar tebusan.
c; Orang-orang mukmin tidak boleh meninggalkan seseorang yang menanggung
beban hidup di antara sesame mereka dan memberinya dengan cara yang
makruf dalam membayar tebusan atau membebaskan tawanan.
d; Orang-orang mukmin yang bertakwa harus melawan orang yang berbuat
zalim, berbuat jahat, dan kerusakan diantara mereka sendiri.
e; Secara bersama-sama mereka harus melawan orang seperti itu, sekalipun dia
anak seseorang di antara mereka sendiri.
f; Seorang mukmin tidak boleh membunuh mukmin lainnya karena membela
orang kafir.
g; Seorang mukmin tidak boleh membantu orang kafir dengan mengabaikan
orang mukmin lainnya.
h; Jaminan Allah adalah satu. Orang yang paling lemah di antara mereka pun
berhak mendapat perlindungan.
i; Jika ada orang Yahudi yang mengikuti kita maka mereka berhak mendapatkan
pertolongan dan persamaan hak, tidak boleh dizalimi dan diterlantarkan.
j; Perdamaian yang dikukuhkan orang-orang mukmin harus satu.
k; Sebagian orang mukmin harus menampung orang mukmin lainnya sehingga
darah mereka terlindungi fi sabilillah.
l; Orang musyrik tidak boleh melindungi harta orang Quraisy dan tidak boleh
merintangi orang mukmin.
m; Siapa pun yang membunuh orang mukmin yang tidak bersalah maka dia harus
mendapat hukuman yang setimpal, kecuali jika wali orang yang terbunuh
merelakannya.
n; Semua orang mukmin harus bangkit untuk membela dan tidak boleh saja jika
ada yang berbuat zalim.
o; Orang mukmin tidak boleh membantu dan menampung orang jahat.
p; Perkara apa pun yang kalian perselisihkan harus dikembangkan kepada Allah
dan Rasulullah saw.
3; Meletakkan Dasar-Dasar Pemerintah dengan Piagam Madinah
Tetangga yang paling dekat dengan orang-orang muslim di Madinah adalah
orang-orang Yahudi. Beliau menawarkan kepada mereka yang intinya
memberikan kebebasan menjalankan agama sesuai dengan keyakinannya, serta
tidak boleh saling menyerang dan memusuhi.
Perjanjian ini sering disebut dengan Piagam Madinah yang isinya sebagai
berikut.
a; Orang-orang Yahudi Bani Auf adalah satu umat dengan orang-orang mukmin.
b; Setiap golongan dari ketiga golongan penduduk Madinah memiliki hak
pribadi, keagamaan dan politik. Sehubungan dengan itu setiap golongan
penduduk Madinah berhak menjatuhkan hukuman kepada orang yang
membuat kerusakan dan memberi keamanan kepada orang yang mematuhi
peraturan
c; Setiap individu penduduk Madinah mendapat jaminan kebebasan beragama
d; Seluruh penduduk kota Madinah yang terdiri dari kaum Muslimin, kaum
Yahudi dan orang-orang Arab yang belum masuk Islam sesama mereka
hendaknya saling membantu dalam bidang moril dan materiil. Apabila

Madinah diserang musuh, maka seluruh penduduk Madinah harus bantumembantu dalam mempertahankan kota Madinah
e; Rasulullah SAW adalah pemimpin seluruh penduduk Madinah. Segala perkara
dan perselisihan besar yang terjadi di Madinah harus diajukan kepada
Rasulullah SAW untuk diadili sebagaimana mestinya
4; Peperang Rasulullah saw.
a; Perang Badar
Perang Badar yang merupakan perang antara kaum muslimin Madinah
dan kaum musyrikin Quraisy Mekah terjadi pada tahun 2 H. Perang ini
merupakan puncak dari serangkaian pertikaian yang terjadi antara pihak kaum
muslimin Madinah dan kaum musyrikin Quraisy. Perang ini berkobar setelah
berbagai upaya perdamaian yang dilaksanakan Nabi Muhammad SAW gagal.
Tentara muslimin Madinah terdiri dari 313 orang dengan perlengkapan
senjata sederhana yang terdiri dari pedang, tombak, dan panah. Berkat
kepemimpinan Nabi Muhammad SAW dan semangat pasukan yang membaja,
kaum muslimin keluar sebagai pemenang. Abu Jahal, panglima perang pihak
pasukan Quraisy dan musuh utama Nabi Muhammad SAW sejak awal, tewas
dalam perang itu. Sebanyak 70 tewas dari pihak Quraisy, dan 70 orang lainnya
menjadi tawanan. Di pihak kaum muslimin, hanya 14 yang gugur sebagai
syuhada. Kemenangan itu sungguh merupakan pertolongan Allah SWT.
Orang-orang Yahudi Madinah tidak senang dengan kemenangan kaum
muslimin. Mereka memang tidak pernah sepenuh hati menerima perjanjian
yang dibuat antara mereka dan Nabi Muhammad SAW dalam Piagam
Madinah.
Tidak lama setelah perang Badar, Nabi Muhammad SAW mengadakan
perjanjian dengan suku Badui yang kuat. Mereka ingin menjalin hubungan
dengan Nabi SAW karenan melihat kekuatan Nabi SAW. Tetapi ternyata sukusuku itu hanya memuja kekuatan semata. Sesudah perang Badar, Nabi SAW
juga menyerang Bani Qainuqa, suku Yahudi Madinah yang berkomplot
dengan orang-orang Mekah. Nabi SAW lalu mengusir kaum Yahudi itu ke
Suriah.
b; Perang Uhud
Bagi kaum Quraisy Mekah, kekalahan mereka dalam perang Badar
merupakan pukulan berat. Mereka bersumpah akan membalas dendam. Pada
tahun 3 H, mereka berangkat menuju Madinah membawa tidak kurang dari
3000 pasukan berkendaraan unta, 200 pasukan berkuda di bawah pimpinan
Khalid ibn Walid, 700 orang di antara mereka memakai baju besi. Nabi
Muhammad menyongsong kedatangan mereka dengan pasukan sekitar 1000
orang. Namun, baru saja melewati batas kota, Abdullah ibn Ubay, seorang
munafik dengan 300 orang Yahudi membelot dan kembali ke Madinah.
Mereka melanggar perjanjian dan disiplin perang. Pertama-tama, prajuritprajurit Islam dapat memukul mundur tentara musuh yang lebih besar itu.
Pasukan berkuda yang dipimpin oleh Khalid ibn Walid gagal menembus
benteng pasukan pemanah Islam.
Kemenangan yang sudah diambang pintu ini tiba-tiba gagal karena
godaan harta peninggalan musuh. Prajurit Islam mulai memungut harta
rampasan perang tanpa menghiraukan gerakan musuh, termasuk didalamnya
anggota pasukan pemanah yang telah diperingatkan Nabi agar tidak
meninggalkan posnya.

Kelengahan kaum muslimin ini dimanfaatkan dengan baik oleh musuh.


Khalid bin Walid berhasil melumpuhkan pasukan pemanah Islam, dan pasukan
Quraisy yang tadinya sudah kabur berbalik menyerang.
c; Perang Ahzab (Khandaq)
Perang yang terjadi pada tahun 5 H ini merupakan perang antara kaum
muslimin Madinah melawan masyarakat Yahudi Madinah yang mengungsi ke
Khaibar yang bersekutu dengan masyarakat Mekah. Karena itu perang ini juga
disebut sebagai Perang Ahzab. Pasukan gabungan ini terdiri dari 10.000 orang
tentara. Salman al-Farisi, sahabat Rasulullah SAW, mengusulkan agar kaum
muslimin membuat parit pertahanan di bagian-bagian kota yang terbuka.
Karena itulah perang ini disebut sebagai Perang Khandaq yang berarti parit.
Tentara sekutu yang tertahan oleh parit tersebut mengepung Madinah
dengan mendirikan perkemahan di luar parit hampir sebulan lamanya.
Pengepungan ini cukup membuat masyarakat Madinah menderita karena
hubungan mereka dengan dunia luar menjadi terputus. Suasana kritis itu
diperparah pula oleh pengkhianatan orang-orang Yahudi Madinah, yaitu Bani
Quraizah, dibawah pimpinan Ka'ab bin Asad.
Namun akhirnya pertolongan Allah SWT menyelamatkan kaum
muslimin. Setelah sebulan mengadakan pengepungan, persediaan makanan
pihak sekutu berkurang. Sementara itu pada malam hari angin dan badai turun
dengan amat kencang, menghantam dan menerbangkan kemah-kemah dan
seluruh perlengkapan tentara sekutu. Sehingga mereka terpaksa menghentikan
pengepungan dan kembali ke negeri masing-masing tanpa suatu hasil. Para
pengkhianat Yahudi dari Bani Quraizah dijatuhi hukuman mati.
d; Penaklukan Mekah (Fathu Makkah)
Penaklukan Kota Mekah terjadi pada bulan Ramadan tahun ke-8
setelah hijrah. Peristiwa ini dilatar belakangi oleh penghianatan penduduk
Mekah yang telah membatalkan secara sepihak atas kesepakatan perjanjian
damai (genjatan senjata) yang telah mereka sepakati dengan kaum muslimin
Madinah.
Pada Selasa pagi tanggal 17 Ramadan tahun ke-8 H, Rasulullah saw.
menunggalkan Marr az-Zahran menuju Mekah. Ketika perjalan sampai di Dzu
Tuwa, beliau membagi pasukan menjadi tiga bagian sebagai berikut.
1; Pasukan Khalid bin Walid ditempatkan di sayap kanan bersama Bani
Aslam, Sulaim, Ghifar, Muzainah, Juhainah, dan beberapa kabilah Arab
lainnya.
2; Pasukan az-Zubair bin Awwam di tempatkan di sayap kiri, dengan
membawa bendera Rasulullah saw.
3; Pasukan Abu Ubaidah bersama beberapa orang tanpa membawa senjata
diperintahkan untuk langsung melalui jalur tengah lembah hingga masuk
Mekah di depan Rasulullah saw.
Ketika Rasulullah saw. berhasil menguasai Mekah dan menghukum
beberapa musuh kaum muslimin, sejak saat itu pula banyak di antara
masyarakat Mekah mulai terbuka hatinya dengan kebenaran Islam yang
dibawa oleh Rasulullah saw.
C; Wafatnya Rasulullah saw.
1; Tanda-Tanda Perpisahan
a; Pada waktu Haji Wada turun Ayat ke-3 dari Surah al-Maidah.
b; Pada waktu Haji Wada beliau bersabda di tengah jamaahnya.

c; Pada saat pergi ke Uhud di awal bulan Safar tahu ke-11 H, Rasulullah saw.

berpidato di atas mimbar.


d; Pada saat pergi ke Baqi di pertengahan bulan yang sama ketika mendoakan

orang-orang yang dikubur di tempat itu.


2; Permulaan Sakit

Pada tanggal 29 Safar tahun 11 H bertepatan dengan hari Senin, Rasulullah


saw. menghadiri prosesi jenazah di Baqi. Kemudian, Rasulullah saw. menuruh
Abu Bakar untuk menjadi imam. Empat hari menjelang wafat, tepatnya di hari
Kamis, di sela-sela sakitnya belum juga kunjung sembuh, Rasulullah saw.
menyampaikan tiga wasiat kepada para sahabatnya.
a; Wasiat untuk mengeluarkan orang-orang Yahudi dan Nasrani serta orang
orang musyrik dari Jazirah Arab.
b; Wasiat tentang pengiriman para utusan dalam menyebarluaskan agama
Islam ke seluruh pelosok negeri.
c; Wasiat untuk berpegang teguh pada Al-Quran dan sunah.
3; Detik-Detik Wafatnya Rasulullah saw.
Setelah itu, Nabi saw segera kembali ke Madinah. Beliau mengatur organisasi
masyarakat kabilah yang telah memeluk agama Islam. Petugas keagamaan dan
para dai dikirim ke berbagai daerah dan kabilah untuk mengajarkan ajaran-ajaran
Islam, mengatur peradilan, dan memungut zakat.
Dua bulan setelah itu, Nabi saw menderita sakit demam. Tenaganya dengan
cepat berkurang. Pada hari senin, tanggal 12 Rabiul Awal 11 H / 8 Juni 632 dalam
usianya yang ke-63 tahun lebih empat hari, Rasulullah SAW wafat di rumah
istrinya Aisyah ra.
Dari perjalanan sejarah Nabi ini, dapat disimpulkan bahwa Nabi Muhammad
SAW, di samping sebagai pemimpin agama, juga seorang negarawan, pemimpin
politik dan administrasi yang cakap. Hanya dalam waktu sebelas tahun menjadi
pemimpin politik, beliau berhasil menundukkan seluruh jazirah Arab ke dalam
kekuasaannya.

Anda mungkin juga menyukai