A. PENGERTIAN
Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda klinik yang berkembang cepat
akibat gangguan fungsi otak fokal (atau global) dengan gejala-gejala yang berlangsung
selama 24 jam atau lebih yang menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang
jelas selain vaskuler. (Hendro Susilo, 2000)
Stroke hemoragik adalah disfungsi neurologi fokal yang akut dan disebabkan oleh
perdarahan primer substansi otak yang terjadi secara spontan bukan oleh karena trauma
kapitis, disebabkan oleh karena pecahnya pembuluh arteri, vena dan kapiler. (Djoenaidi
Widjaja et. al, 1994)
B. ANATOMI FISIOLOGI
1. Otak
Berat otak manusia sekitar 1400 gram dan tersusun oleh kurang lebih 100 triliun
neuron. Otak terdiri dari empat bagian besar yaitu serebrum (otak besar), serebelum (otak
kecil), brainstem (batang otak), dan diensefalon. (Satyanegara, 1998)
Serebrum terdiri dari dua hemisfer serebri, korpus kolosum dan korteks serebri.
Masing-masing hemisfer serebri terdiri dari lobus frontalis yang merupakan area motorik
primer yang bertanggung jawab untuk gerakan-gerakan voluntar, lobur parietalis yang
berperanan pada kegiatan memproses dan mengintegrasi informasi sensorik yang lebih
tinggi tingkatnya, lobus temporalis yang merupakan area sensorik untuk impuls
pendengaran dan lobus oksipitalis yang mengandung korteks penglihatan primer,
menerima informasi penglihatan dan menyadari sensasi warna.
Serebelum terletak di dalam fosa kranii posterior dan ditutupi oleh duramater
yang menyerupai atap tenda yaitu tentorium, yang memisahkannya dari bagian posterior
serebrum. Fungsi utamanya adalah sebagai pusat refleks yang mengkoordinasi dan
memperhalus gerakan otot, serta mengubah tonus dan kekuatan kontraksi untuk
mempertahankan keseimbangan sikap tubuh.
Bagian-bagian batang otak dari bawak ke atas adalah medula oblongata, pons dan
mesensefalon (otak tengah). Medula oblongata merupakan pusat refleks yang penting
untuk jantung, vasokonstriktor, pernafasan, bersin, batuk, menelan, pengeluaran air liur
dan muntah. Pons merupakan mata rantai penghubung yang penting pada jaras
kortikosereberalis yang menyatukan hemisfer serebri dan serebelum. Mesensefalon
merupakan bagian pendek dari batang otak yang berisi aquedikus sylvius, beberapa
traktus serabut saraf asenden dan desenden dan pusat stimulus saraf pendengaran dan
penglihatan.
Diensefalon di bagi empat wilayah yaitu talamus, subtalamus, epitalamus dan
hipotalamus. Talamus merupakan stasiun penerima dan pengintegrasi subkortikal yang
penting. Subtalamus fungsinya belum dapat dimengerti sepenuhnya, tetapi lesi pada
subtalamus akan menimbulkan hemibalismus yang ditandai dengan gerakan kaki atau
tangan yang terhempas kuat pada satu sisi tubuh. Epitalamus berperanan pada beberapa
dorongan emosi dasar seseorang. Hipotalamus berkaitan dengan pengaturan rangsangan
dari sistem susunan saraf otonom perifer yang menyertai ekspresi tingkah dan emosi.
(Sylvia A. Price, 1995)
2. Sirkulasi darah otak
Otak menerima 17 % curah jantung dan menggunakan 20 % konsumsi oksigen
total tubuh manusia untuk metabolisme aerobiknya. Otak diperdarahi oleh dua pasang
arteri yaitu arteri karotis interna dan arteri vertebralis. Da dalam rongga kranium,
keempat arteri ini saling berhubungan dan membentuk sistem anastomosis, yaitu sirkulus
Willisi.(Satyanegara, 1998)
Arteri karotis interna dan eksterna bercabang dari arteria karotis komunis kira-kira
setinggi rawan tiroidea. Arteri karotis interna masuk ke dalam tengkorak dan bercabang
kira-kira setinggi kiasma optikum, menjadi arteri serebri anterior dan media. Arteri
serebri anterior memberi suplai darah pada struktur-struktur seperti nukleus kaudatus dan
putamen basal ganglia, kapsula interna, korpus kolosum dan bagian-bagian (terutama
medial) lobus frontalis dan parietalis serebri, termasuk korteks somestetik dan korteks
motorik. Arteri serebri media mensuplai darah untuk lobus temporalis, parietalis dan
frontalis korteks serebri.
Arteria vertebralis kiri dan kanan berasal dari arteria subklavia sisi yang sama.
Arteri vertebralis memasuki tengkorak melalui foramen magnum, setinggi perbatasan
pons dan medula oblongata. Kedua arteri ini bersatu membentuk arteri basilaris, arteri
basilaris terus berjalan sampai setinggi otak tengah, dan di sini bercabang menjadi dua
membentuk sepasang arteri serebri posterior. Cabang-cabang sistem vertebrobasilaris ini
memperdarahi medula oblongata, pons, serebelum, otak tengah dan sebagian diensefalon.
Arteri serebri posterior dan cabang-cabangnya memperdarahi sebagian diensefalon,
sebagian lobus oksipitalis dan temporalis, aparatus koklearis dan organ-organ vestibular.
(Sylvia A. Price, 1995)
Darah vena dialirkan dari otak melalui dua sistem : kelompok vena interna, yang
mengumpulkan darah ke Vena galen dan sinus rektus, dan kelompok vena eksterna yang
terletak di permukaan hemisfer otak, dan mencurahkan darah, ke sinus sagitalis superior
dan sinus-sinus basalis lateralis, dan seterusnya ke vena-vena jugularis, dicurahkan
menuju ke jantung. (Harsono, 2000)
C. ETIOLOGI
Beberapa keadaan dibawah ini dapat menyebabkan stroke antara lain :
1. Thrombosis Cerebral.
Thrombosis ini terjadi pada pembuluh darah yang mengalami oklusi sehingga
menyebabkan iskemi jaringan otak yang dapa menimbulkan oedema dan kongesti di
sekitarnya.Thrombosis biasanya terjadi pada orang tua yang sedang tidur atau bangun
tidur. Hal ini dapat terjadi karena penurunan aktivitas simpatis dan penurunan tekanan
darah yang dapat menyebabkan iskemi serebral.Tanda dan gejala neurologis seringkali
memburuk pada 48 jam sete;ah thrombosis.
Beberapa keadaandibawah ini dapat menyebabkan thrombosis otak :
a. Atherosklerosis
Atherosklerosis adalah mengerasnya pembuluh darah serta berkurangnya kelenturan atau
elastisitas dinding pembuluh darah. Manifestasi klinis atherosklerosis bermacam-macam.
Kerusakan dapat terjadi melalui mekanisme berikut :
- Lumen arteri menyempit dan mengakibatkan berkurangnya aliran darah.
- Oklusi mendadak pembuluh darah karena terjadi thrombosis.
-.Merupakan tempat terbentuknya thrombus, kemudian melepaskan kepingan thrombus
(embolus)
- Dinding arteri menjadi lemah dan terjadi aneurisma kemudian robek dan terjadi
perdarahan.
b. Hypercoagulasi pada polysitemia
Darah bertambah kental , peningkatan viskositas /hematokrit meningkat dapat
melambatkan aliran darah serebral.
c. Arteritis( radang pada arteri )
2. Emboli
Emboli serebral merupakan penyumbatan pembuluh darah otak oleh bekuan darah, lemak
dan udara. Pada umumnya emboli berasal dari thrombus di jantung yang terlepas dan
menyumbat sistem arteri serebral. Emboli tersebut berlangsung cepat dan gejala timbul
kurang dari 10-30 detik. Beberapa keadaan dibawah ini dapat menimbulkan emboli :
a. Katup-katup jantung yang rusak akibat Rheumatik Heart Desease.(RHD)
b. Myokard infark
c. Fibrilasi,. Keadaan aritmia menyebabkan berbagai bentuk pengosongan ventrikel
sehingga darah terbentuk gumpalan kecil dan sewaktu-waktu kosong sama sekali dengan
mengeluarkan embolus-embolus kecil.
d. Endokarditis oleh bakteri dan non bakteri, menyebabkan terbentuknya gumpalangumpalan pada endocardium.
3. Haemorhagi
Perdarahan intrakranial atau intraserebral termasuk perdarahan dalam ruang subarachnoid
atau kedalam jaringan otak sendiri. Perdarahan ini dapat terjadi karena atherosklerosis
dan hypertensi. Akibat pecahnya pembuluh darah otak menyebabkan perembesan darah
kedalam parenkim otak yang dapat mengakibatkan penekanan, pergeseran dan pemisahan
jaringan otak yang berdekatan ,sehingga otak akan membengkak, jaringan otak tertekan,
sehingga terjadi infark otak, oedema, dan mungkin herniasi otak.
Penyebab perdarahan otak yang paling lazim terjadi :
a. Aneurisma Berry,biasanya defek kongenital.
b. Aneurisma fusiformis dari atherosklerosis.
c. Aneurisma myocotik dari vaskulitis nekrose dan emboli septis.
d. Malformasi arteriovenous, terjadi hubungan persambungan pembuluh darah arteri,
sehingga darah arteri langsung masuk vena.
e. Ruptur arteriol serebral, akibat hipertensi yang menimbulkan penebalan dan degenerasi
pembuluh darah.
4. Hypoksia Umum
a. Hipertensi yang parah.
b. Cardiac Pulmonary Arrest
5.
D. PATOFISIOLOGI
F. TEST DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan radiologi
a.
b.
c.
d.
2. Pemeriksaan laboratorium
a.
Pungsi lumbal : pemeriksaan likuor yang merah biasanya dijumpai pada perdarahan yang
masif, sedangkan perdarahan yang kecil biasanya warna likuor masih normal
(xantokhrom) sewaktu hari-hari pertama. (Satyanegara, 1998)
Pemeriksaan kimia darah : pada stroke akut dapat terjadi hiperglikemia. Gula darah dapat
mencapai 250 mg dalam serum dan kemudian berangsur-angsur turun kembali. (Jusuf
Misbach, 1999)
d.
Pemeriksaan darah lengkap : unutk mencari kelainan pada darah itu sendiri. (Linardi
Widjaja, 1993)
G. KLASIFIKASI
Klasifikasi stroke menurut defisit neurologisnya
Transient Ischemic Attack (TIA)
Merupakan gangguan pembuluh darah otak yang menyebabkan timbulnya defisit
neurologis akut yang berlangsung kurang dari 24 jam. Stroke ini tidak akan
meninggalkan gejala sisa sehingga pasien tidak terlihat pernah mengalami serangan
stroke. Akan tetapi adanya TIA merupakan suatu peringatan akan serangan stroke
selanjutnya sehingga tidak boleh diabaikan begitu saja.
Reversible Ischemic Neurological Deficit (RIND)
Kondisi RIND hampir sama dengan TIA, hanya saja berlangsung lebih lama,
maksimal 1 minggu (7 hari). RIND juga tidak meninggalkan gejala sisa.
Complete stroke
Merupakan gangguan pembuluh darah otak yang menyebabkan deficit neurologist
akut yang berlangsung lebih dari 24 jam. Stroke ini akan meninggalkan gejala sisa.
http://infostroke.wordpress.com/klasifikasi-stroke/
H. KOMPLIKASI
TIK meningkat
Aspirasi
Atelektasis
Kontraktur
Disritmia jantung
Malnutrisi
Gagal napas
I. FAKTOR RESIKO
Faktor-faktor resiko stroke dapat dikelompokan sebagai berikut ::
Akibat adanya kerusakan pada arteri, yairtu usia, hipertensi dan DM.
Penyebab timbulnya thrombosis, polisitemia.
Penyebab emboli MCI. Kelainan katup, heart tidak teratur atau jenis penyakit jantung
lainnya.
Penyebab haemorhagic, tekanan darah terlalu tinggi, aneurisma pada arteri dan
6. DM 9%
Kemudian ada yang menunjukan bahwa yang selama ini dianggap berperan dalam
meningkatkan prevalensi stroke ternyata tidak ditemukan pada penelitian tersebut
diantaranya, adalah:
Merokok, memang merokok dapat merusak arteri tetapi tidak ada bukti kaitan antara
keduanya itu.
Latihan, orang mengatakan bahwa latihan dapat mengurangi resiko terjadinya stroke.
Namun dalam penelitian tersebut tidak ada bukti yang menyatakan hal tersebut berkaitan
secara langsung. Walaupun memang latihan yang terlalu berat dapat menimbulkan MCI.
Seks dan seksual intercouse, pria dan wanita mempunyai resiko yang sama terkena
serangan stroke tetapi untuk MCI jelas pria lebih banyak daripada wanita.
Obesitas. Dinyatakan kegemukan menimbulkan resiko yang lebih besar, namun tidak ada
J. PENATALAKSANAAN
Secara umum, penatalaksanaan pada pasien stroke adalah:
1. Posisi kepala dan badan atas 20-30 derajat, posisi miring jika muntah dan boleh
dimulai mobilisasi bertahap jika hemodinamika stabil
2. Bebaskan jalan nafas dan pertahankan ventilasi yang adekuat, bila perlu diberikan
ogsigen sesuai kebutuhan
3. Tanda-tanda vital diusahakan stabil
4. Bed rest
5. Koreksi adanya hiperglikemia atau hipoglikemia
6. Pertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
7. Kandung kemih yang penuh dikosongkan, bila perlu lakukan kateterisasi
8. Pemberian cairan intravena berupa kristaloid atau koloid dan hindari penggunaan
glukosa murni atau cairan hipotonik
9. Hindari kenaikan suhu, batuk, konstipasi, atau suction berlebih yang dapat
meningkatkan TIK
10. Nutrisi per oral hanya diberikan jika fungsi menelan baik. Jika kesadaran
menurun atau ada gangguan menelan sebaiknya dipasang NGT
K. PENCEGAHAN
Beberapa tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah :
Pembatasan makan garam; dimulai dari masa muda, membiasakan memakan makanan
tanpa garam atau makanan bayi rendah garam.
Khususnya pada orang tua, perawatan yang intensif untuk mempertahankan tekanan
darah selama tindakan pembedahan. Cegah jangan sampai penderita diberi obat penenang
berlebihan dan istirahat ditempat tidur yang terlalu lama.
Peningkatan kegiatan fisik; jalan setiap hari sebagai bagian dari program kebugaran.
Berhenti merokok
Penghentian pemakaian kontrasepsi oral pada wanita yang merokok, karena resiko
timbulnya serebrovaskular pada wanita yang merokok dan menelan kontrasepsi oral
meningkat sampai 16 kali dibandingkan dengan wanita yang tidak merokok dan tidak
menelan pil kontrasepsi.
L. PROGNOSIS
Prognosis pada perdarahan intraserebral dipengaruhi oleh beberapa faktor:
1. Tingkat kesadaran: sadar (16% meninggal), somnolen (39% meninggal), sopor (71%
meninggal), koma (100% meninggal).
2. Usia: pada usia 70 tahun atau lebih, angka kematian meningkat tajam
3. Jenis kelamin: lelaki lebih banyak (61%) yang meninggal daripada perempuan (41%)
4. Tekanan darah : Tensi tinggi prognosis jelek
11.
12.
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA KLIEN STROKE
A. Pengkajian
Adapun data yang perlu dikumpulkan adalah sebagai berikut :
a.
Pengkaian awal
Meliputi nama pasien, jenis kelamin, umur, agama, suku bangsa, pekerjaan, pendidikan,
Stroke mungkin dirasakan sebagai masalah besar bagi keluarga, karena keadaan yang
mengancam pasien merupakan ancaman bagi keluarga. Pasien mengalami stroke hampir
seluruh kebutuhannya tergantung pada keluarga.
Data - data yang berkaitan dengan penghasilan
Semua data-data yang berkaitan dengan penghasilan diantaranya sumber penghasilan
tetap dan sumber penghasilan tambahan.
Sumber - sumber yang mendukung
Makanan/cairan
Gejala : nafsu makan hilang
Mual, muntah selama fase akut (peningkatan TIK)
Kehilangan sensasi (rasa kecap) pada lidah, pipi dan tenggorokan, disfagia.
Adanya riwayat diabetes, peningkatan lemak dalam darah.
Tanda : kesulitan menelan (gangguan pada refleks palatum dan faringeal), obesitas
(faktor resiko).
Neurosensori
Gejala : Sinkope/pusing (sebelum serangan CSV/selama TIA).
Sakit kepala akan berat dengan adanya perdarahan intraserebral atau subarakhnoid.
Kelemahan/kesemutan/kebas (biasanya terjadi selama serangan TIA, yang ditemukan
dalam berbagai derajat pada stroke jenis yang lain), sisi yang terkena terlihat seperti mati/
lumpuh.
Penglihatan menurun, seperti buta total, kehilangan daya lihat sebagian (kebutaan
monokuler), penglihatan ganda, (diplopia) atau gangguan yang lain
Gangguan rasa pengecapan dan penciuman.
Tanda : Status mental tingkat kesadaran : biasanya terjadi koma pada tahap awal
hemoragis, dan biasanya akan tetap sadar jika penyebabnya adalah trombosis yang
bersifat alamai, gangguan tingkah laku (seperti letargi apatis menyerang), gangguan
fungsi kognitif (seperti penurunan memory, pemecahan masalah). Ekstremitas :
kelemahan/paralysis (kontra lateral pada semua jenis stroke) gangguan tidak sama,
refleks respon melemah secara kontra laterl, pada wajah terjadi paralysis atau parese
(ipsilateral). Afasia moyorik (kesulitan untuk mengungkapkan kata), afasia sensorik
(kesulitan untuk memahami kata-kata secara bermakna) atau afasia global (gabungan dari
kedua hal di atas.) kehilangan kemampuan untuk mengenali masuknya rangsang visual,
DIAGNOSA KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
Gangguan perfusi jaringan otak berhubungan dengan perdarahan intracerebral
ditandai dengan :
DS : DO :
tingkat kesadaran spoor comatus
TD : 150/90 mmHg
2.
3.
: Bp. HS
Ruang
: bangsal Y
No RM
: 004--02
Diagnosa Medis
: CVA Hemoragic
Intervensi
Rasional
Gangguan perfusi
Kriteria Hasil
Keperawatan
Setelah
a. Tentukan factor-a.
jaringan otak
dilakukan
faktor yang
Kerusakan/kemund
berhubungan dengan
tindakan
berhubungan
uran tanda/gejala
perdarahan
keperawatan
dengan keadaan/
neurologis atau
intracerebral ditandai
diharapkan
penyebab khusus
kegagalan
dengan :
perfusi jaringan
selama
memperbaikinya
DS : -
otak dapat
koma/penurunan
DO :
tercapai secara
perfusi serebral
memerlukan
tingkat kesadaran
optimal
dan potensial
tindakan
spoor comatus
TD : 150/90 mmHg
ditandai
terjadinya
pembedahan dan/
dengan:
Klien tidak
dipindahkan ke
gelisah
ruang perawatan
Tidak ada
keluhan nyeri
melakukan
kepala
pemantauan
GCS 456
terhadap
Tanda-tanda
vital
normal(nadi :
60-100 kali
peningkatan TIK.
b.
catat adanya
hipertemsi/hipote
nsi, bandingkan
Hipertensi/hipotensi
postural dapat
terjadi karena
permenit, suhu:
tekanan darah
syok(kolaps
36-36,7 C,
yang terbaca
sirkulasi vaskuler).
pernafasan 16-
pada kedua
Peningkatan TIK
20 kali
lengan.
dapat terjadi
permenit)
(karena edema,
adanya formasi
bekuan darah).
Tersumbatnya arteri
subklavia dapat
dinyatakan dengan
c.
Pertahankan
adanya perbedaan
keadaan tirah
baring, ciptakan
lengan.
Aktivitas/stimulasi
c.
lingkungan yang
tenang, batasi
meningkatkan TIK.
pengunjung/
aktivitas pasien
ketenangan
sesuai indikasi.
Berikan istirahat
untuk pencegahan
secara periodic
terhadap perdarahan
antara aktivitas
perawatan, batasi
lamanya setiap
prosedur.
d. Berikan O2
sesuai indikasi.
mungkin diperlukan
perdarahan lainnya.
d. Menurunkan
hipoksia yang dapat
menyebabkan
vasodilatasi serebral
dan tekanan
meningkat/
terbentuknya
e.
Berikan obat
edema.
antikoagulan
e.
Dapat digunakan
seperti
untuk meningkatkan
Coumadin,
atau memperbaiki
heparin,
antitrombosit,
dan selanjutnya
dipiridamol.
dapat mencegah
pembekuan saat
embolus/thrombus
merupakan factor
masalahnya.
Merupakan
kontraindikasi pada
pasien dengan
hipertensi sebagai
akibat dari
peningkatan resiko
f.
Berikan obat
antifibrolitik
perdarahan.
f. Penggunaan dengan
seperti asam
aminokaproid
(Amicar)
hati-hati dalam
perdarahan untuk
mencegah lisis
bekuan yang
terbentuk dan
perdarahan berulang
2.
Kaji kemampuan
a.
yang serupa.
Mengidentifikais
dilakukan
secara
kekuatan/kelemaha
dengan
tindakan
fungsional/luasn
n dan dapat
hemiparese/hemiplagia
keperawatan
ya kerusakan
memberikan
ditandai dengan :
diharapkan
informasi mengenai
DS :-
klien mampu
pemulihan. Bantu
DO:
melaksanakan
Klasifikasikan
dalam pemilihan
Gangguan mobilitas
Setelah
fisik berhubungan
a.
Terpasang Dower
aktivitas fisik
melalui skala 0-
terhadap intervensi,
cateter
Terpasang NGT
sesuai dengan
4.
kemampuannya
berbeda digunakan
ditandai dengan
untuk paralisis
spastic dengan
flaksid.
b. Menurunkan resiko
Bertambahnya
kekuatan otot
Klien
terjadinya
b. Ubah posisi
menunjukkan
minimal setiap 2
tindakan untuk
jam (telentang,
meningkatkan
miring) dan
mobilitas
sebagainya dan
Tidak terjadi
jika
kontraktur
memungkinkan
sendi
jaringan. Daerah
yang terkena
mengalami
perubahan/sirkulasi
yang lebih jelek dan
menurunkan sensasi
dan lebih besar
jika diletakkan
menimbulkan
dalam posisi
kerusakan pada
bagian yang
terganggu.
trauma/iskemia
c.
kulit/dekubitus.
Jaringan yang
mengalami edema
lebih mudah
mengalami trauma
c.
Observasi pada
daerah yang
dan
penyembuhannya
terkena termasuk
lambat.
warna, edema, d. Meningkatkan
atau tanda lain
harapan terhadap
dari gangguan
perkembangan/
sirkulasi.
d. Susun tujuan
dengan
peningkatan dan
memberikan
perasaan control/
pasien/orang
terdekat untuk
kemndirian.
e. Dapat membantu
memulihkan
berpartisipasi
dalam aktivitas/
meningkatkan
latihan dan
control otot
mengubah posisi.
e. Bantulah dengan volunteer.
f. Mungkin
stimulasi
diperlukan untuk
elektrik, seperti
menghilangkan
TENS sesuai
spatisitas pada
indikasi.
ekstremitas yang
f. Berikan obat
terganggu.
relaksan otot,
antispasmodic
sesuai indikasi,
seperti baklofen,
3.
dantrolen.
a. Kaji tipe/derajata.
Gangguan persepsi
Setelah
sensori berhubungan
dilakukan
disfungsi seperti
menentukan daerah
dengan penekanan
tindakan
pasien tidak
dan derajat
keperawatan
tampak
kerusakan serebral
ditandai dengan :
diharapkan
memahami kata
DS : pasien
klien dapat
atau mengalami
kesulitan pasien
mengatakan tidak
meningkatnya
kesulitan
mengenali orang
persepsi
berbicara atau
tersebut
sensorik ,
membuat
DO :
perabaan secara
pengertian
Perubahan pola
optimal
sendiri.
komunikasi
Disorientasi terhadap
ditandai dengan
:
Klien dapat
Membantu
komunikasi.
b. Melakukan
penilaian terhadap
adanya kerusakan
b. Mintalah pasien
untuk mengikuti
sensorik (afasia
sensorik)
mempertahanka
perintah
n tingakat
sederhana
kesadaran dan
(seperti buka
penilaian terhadap
fungsi persepsi
Klien
mata)ulangi
adanya kerusakan
dengan
motorik (afasia
mengakui
kata/kalimat
motorik) seperti
perubahan
yang sederhana.
c. Tunjukan objek
pasien mungkin
dalam
c.
Melakukan
mengenalinya tetapi
kemampuan
untuk meraba
untuk
dan merasa
Klien dapat
menyebutkan
nama benda
percakapan yang
menunjukkan
tersebut.
bermakna dan
tidak dapat
menyebutkannya.
d. Meningkatkan
perilaku untuk
memberikan
mengkompensa
kesempatan.
si terhadap
perubahan
sensori
d. Diskusikan
mengenai hal-hal
yang dikenal
pasien