Anda di halaman 1dari 36

Asma Bronkial pada Anak

Elsye Enjelly Tanama


11.2014.002
Dokter Pembimbing : dr. Riza
Mansyoer Sp.A
1

Definisi

GINA

mendefinisikan

asma

sebagai

gangguan inflamasi kronis saluran nafas


dengan banyak sel berperan, khususnya sel
mast, eosinofil, dan limfosit T, menyebabkan
episode mengi berulang, sesak nafas, rasa
dada tertekan, dan batuk, khususnya pada
malam atau dini hari.

Pedoman Nasional Asma Anak (PNAA) :


asma

yaitu

mengi

berulang

dan/atau

batuk

persisten dengan karakteristik sebagai:


o
o

timbul secara episodik


cenderung pada malam hari/dini hari (nokturnal),
musiman

o
o

adanya faktor pencetus


bersifat reversibel baik secara spontan maupun
dengan pengobatan

riwayat

asma

atau

atopi

lain

pada

Epidemiologi

Prevalensi total asma di dunia diperkirakan 7,2%


(6% pada dewasa dan 10% pada anak)

Prevalensi pada anak menderita asma meningkat


8-10 kali di negara berkembang dibanding negara
maju

Di Indonesia, prevalensi asma pada anak berusia 67 tahun sebesar 3% dan untuk usia 13-14 tahun
sebesar 5,2%

Faktor Resiko
Jenis

Kelamin

Usia
Riwayat

Atopi
Lingkungan
Ras
Asap Rokok
Outdoor air pollution
Infeksi respiratorik

Patogenesis

Dahulu

: asma = bronkospasme, hipersekresi


lendir dan edema dinding bronkus hingga terjadi
obstruksi
GINA : Proses inflamasi kronis yang khas,
melibatkan dinding saluran respiratorik, dan
menyebabkan terbatasnya aliraan udara serta
meningkatnya reaktivitas saluran respiratori
Hiperreaktivitas : predisposisi penyempitan
jalan napas mengiduksi respons inflamasi
akut reaksi asma tipe cepat dan reaksi asma
tipe lambat

Allergen

berikatan dengan IgE yang menempel pada


sel mast terjadi degranulasi sel mast performed
mediator(histamin, leukotrien C4, prostaglandin
D2,tromboksan dan tryptase kontraksi otot polos
bronkus, sekresi mukus dan vasodilatasi
Proses inflamasi kronis perlukaan epitel bronkus
merangsang proses reparasi yang menghasilkan
perubahan struktural dan fungsional yang
menyimpang (airway remodelling ;AR)
Asma merupakan complex genetic disorders yang
dipengaruhi oleh banyak gen, sehingga tidak
mengikuti pola pewarisan mendellian

Proses Inflamasi dan Remodelling


pada Asma

Patofisiologi

10

Patofisiologi
Inflamasi saluran napas hiperreaktivitas bronkus
respon hipersensitivitas tipe 1 yang dimediasi oleh IgE.
Penyumbatan jalan napas bronkokonstriksi,
hipersekresi mukus, edema mukosa, infiltrasi seluler,
dan deskuamasi sel epitel serta sel radang.
Proses patologis utama yang mendukung obstruksi
saluran napas adalah edema mukosa, kontraksi otot
polos dan produksi mucus.
Obstruksi terjadi selama ekspirasi mengalami volume
penutupan sehingga menyebabkan gas di saluran
napas terperangkap.

11

Pada

asma berat, tanda patognomonis


adalah kristal Charcot-Leyden
(lisofosfolipase membrane eosinophil), spiral
Cursch-mann (silinder mukosa bronkial), dan
benda-benda Creola (sel epitel terkelupas).
Ketidakseimbangan ventilasi dengan
perfusi, hipoventilasi alveolar, dan
bertambahnya kerja pernapasan gas
darah berubah

12

13

Diagnosis
Loose

index
Anak merupakan early wheezer pada 3
tahun pertama kehidupan dan
memenuhi paling sedikit 1 dari 2 kriteria
mayor atau 2 dari 3 kriteria minor

14

Maifestasi klinis

International consensus on (ICON) pediatric asthma


Episode wheezing yang berulang
Episode batuk yang berulang
Mengi, sesak nafas, rasa dada tertekan
Batuk yang dicetuskan dari berbagai macam
stimulus bahan iritan (asap rokok). Alergen (pollens)
Infeksi saluran pernapasan
Adanya riwayat atopi
Riwayat keluarga yang asma

15

Manifestasi Klinis dan Diagnosis

16

Gejala/hari

Gejala/malam

PEFatauFEV1
PEFvariability

Derajat 1

< 1x/minggu,
asimtomatik dan
nilai PEF normal
diantara serangan

2 kali sebulan

>1 kali perminggu,


< 1 kali perhari,
serangan
mengganggu
aktivitas

> 2 kali sebulan

Sehari sekali,
serangan
mengganggu
aktivitas

>1 kali perminggu

Terus menerus
sepanjang hari,
aktivitas fisik

Sering

Klasifikasi Asma (GINA)

Intermiten

Derajat 2
Persisten ringan

Derajat 3
Persisten sedang

Derajat 4
Persisten berat

80%
< 20 %

80%
20%-30%

60-80%
>30%

60%
>30%

17

Klasifikasi Berdasarkan PNAA

18

Derajat serangan asma

19

20

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan

Fungsi Paru
Pada PNAA, untuk mendukung diagnosis asma
anak :
Variabilitas PEF atau FEV1 15%,
Kenaikan PEF atau FEV1 15% setelah
pemberian inhalasi bronkodilator,
Penurunan PEF atau FEV1 20% setelah
provokasi bronkus.
Pengukuran variabilitas sebaiknya dilakukan
dengan mengukur selama 2 minggu.

21

Pemeriksaan

hiperreaktivitas saluran

nafas
Pengukuran petanda inflamasi saluran
nafas non-invasive
Penilaian status alergi

22

Diagnosis Banding
Rinosinusitis
Refluks

gastroesofageal

Infeksi respiratorik bawah viral berulang

bronkiolitis

23

Tuberkulosis
Malformasi

kongenital
yang
penyempitan saluran respiratorik

Aspirasi

benda asing

Penyakit

jantung bawaan

menyebabkan

24

25

Obat Bronkodilator
Beta

adrenergic kerja pendek (short acting)

Epinefrin/adrenalin
Subkutan atau dengan inhalasi aerosol. Subkutan
1:1000 (1mg/ml) dengan dosis 0,01 ml/kgbb.

2-agonis selektif
Salbutamol 0,1-0,15 mg/kgBB/kali
Terbutalin 0,05-0,1 mg/kgBB/kali
Fenoterol 0,1 mg/kgBB/kali

26

LABA

Salmeterol dan formoterol

Metil

(long acting 2-agonis)

Xantin (Teofilin)

Aminofilin 0,5-1 mg/kgBB/jam

Antikolinergik
Ipratropium

bromide 0,1 ml/kgBB

27

Kortikosteroid

prednisone, prednisolon atau triamsinolon


1-2 mg/kgBB/hari
Metilprednisolon 1 mg/kgBB,

Antileukotrien

(Leukotriene
receptor antagonist, LTRA)

Montelukast
Zafirlukast

28

Tatalaksana Asma Eksarserbasi


Akut

29

30

31

Anjuran Pemakaian Alat


Inhalasi

32

33

34

Prognosis
Vitam

: ad bonam
Fungsionam : ad bonam
Sanationam : dubia

35

Kesimpulan

GINA mendefinisikan asma sebagai gangguan inflamasi kronis


saluran nafas dengan banyak sel berperan, khususnya sel mast,
eosinofil, dan limfosit T. Batuk dan/atau mengi yang berulang
(episodik), nokturnal, musiman, setelah melakukan aktivitas, dan
adanya

riwayat

atopi

pada

penderita

maupun

keluarganya

merupakan gejala atau tanda yang patut diduga suatu asma

Pembagian asma berdasarkan derajat penyakit dan serangannnya.

Penilaian derajat serangan dan penyakit asma penting untuk


penatalaksaan asma.

36

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai