Anda di halaman 1dari 38

Analisis Bahan Baku Farmasi

By. Dr. Herman Suryadi. MS


Reference :
-Vogel A.I. , Text book of Quantitative Chemical
Analysis, 5th Ed., 1989.
-Becket, A.H. & J.B. Stenlake. Practical Pharmaceutical
Chemistry
-Farmakope Indonesia IV

Pendahuluan
Ruang lingkup Analisis Kimia
Anorganik
Kualitatif dan
Kuantitatif

Organik
Kualitatif dan
Kuantitatif

Aplikasi Analisis Kimia


Untuk analisis kualitatif senyawa :
- Identifikasi komponen utama dalam
campuran
- Identifikasi cemaran
Untuk analisis kuantitatif ( Assaying):
- Penetapan kadar bahan baku (raw mat)
- Penetapan kadar senyawa aktif/utama
dlm campuran
- PK cemaran/ kontaminan/pollutant (uji
kemurnian / uji batas)

Sampling
Sampling (cuplik) : adl suatu tindakan
untuk mengambil / memilih beberapa
bagian sampel/cuplikan dari suatu sampel
yang besar, berdasarkan asumsi bhw
cuplikan tersebut dapat mewakili
keseluruhan sampel yang dianalisis.
Berarti syarat sampel tsb : homogen

Fungsi Analist (Analytical chemist/pharmacyst) :


Memilih metode / prosedur yang tepat

Faktor2 yang harus diperhatikan dalam


memilih metode / prosedur analisis :
- Tipe analisis yg diperlukan
-

Tujuan data analisis dibutuhkan


Macam/tipe bahan yang dianalisis
Jumlah sampel yang tersedia
Proporsi/kadar komponen dalam sampel
Lama waktu yang diperlukan
Alat / instrumentasi /fasilitas yang tersedia

.
Tipe analisis yg diperlukan :
- Analisis unsur atau molekular
Tujuan data analisis dibutuhkan, untuk :
- Kontrol proses
- Kontrol kualitas bahan baku / produk (akhir
atau ruahan)
Tipe bahan, misalnya :
- stabil, dapat disimpan pd temp ruang
- tdk stabil, perlu tempat / pelindung khusus
(kulkas; karbon, tempat kering,dsb)
Jumlah sampel :
- banyak (semi mikro/ makro; > 1 mg)(kadar
tinggi)
- sedikit (mikro; < 1 mg; ultramikro < 0,01 mg)

..

Berdasarkan kadar komponen dlm sampel:


- Komponen utama, > 1%
- Komponen minor, 0,01 1 %
- Komponen mikro/runut, < 0,01%
Waktu yang tersedia / diperlukan
Alat/instrumen yang tersedia :
- Metode konvensional : Volumetri/titrimetri;
Gravimetri
- Metode modern : Spektrofotometri
(absorpsi, fluoresensi); Kromatografi(KCKT,GC)

Perbandingan beberapa metode

Syarat metode analisis yang baik


Memenuhi syarat validasi, yaitu :
Peka/sensitif thd kadar senyawa analit(zat
aktif)
Akurasi yang baik
Presisi yang baik
Selektifitas yang baik
Linieritas konsentrasi yang baik
No 1-5 : Uji Validasi
Praktis (mudah dan cepat)

Sensitif, artinya Metode analisis memiliki batas deteksi


dan batas kuantitasi pada konsentrasi yang kecil /
sangat kecil (skala mikro / nano).
Akurasi yang tinggi atau baik berarti perolehan kembali
standard yang dianalisis tinggi (mendekati 100%).
Presisi yang baik berarti pengulangan yang dilakukan
memberikan hasil yang relatif sama.
Selektifitas yang baik berarti dapat memisahkan
komponen satu dengan komponen lain secara kuantitatif
(R > 1,5).
Linieritas yang baik berarti terlihat respon yang
linier/significant terhadap perubahan konsentrasi.

Kesalahan dalam analisis kuanti


Kesalahan berarti tingkat keyakinan kebenaran
hasil rendah, terutama jika tidak memenuhi
kriteria validasi Akurasi dan Presisi (Kecermatan
& Keseksamaan)
2 Golongan kesalahan yang mpengaruhi hasil
pengukuran :
Kesalahan sistematik / constant error
Kesalahan non sistematik/random error
Tugas Analist : Memperoleh hasil analisis yang
valid, yang sedekat-dekatnya dgn nilai yg benar
(true value) dgn menyadari sumber2 kesalahan

..

1. Kesalahan sistematik (constant error) :


kesalahan yg bersifat konstan,menunjukan
simpangan tertentu dari rata2 & dpt dicegah.
misalnya : kesalahan operator/analist,
kes.metode/prosedur, kes. Instrumen /
pereaksi, dsb
Diatasi dengan :
- Meningkatkan keterampilan operator
- Kalibrasi alat/instrumen yg dipakai
- Memperbanyak frekuensi analisis
- Melakukan penetapan blanko & pembanding
- Membandingkan dgn hasil metode lain

2. Kesalahan non
sistematik (random
error):
mrpkan kesalahan yang
bersifat tidak tetap,tidak
terkontrol, & tdk dpt
dicegah.
Misalnya :
variasi dalam bebrapa hasil
pengukuran akibat getaran
gedung / ketdkstabilan arus
listrik.
Kesalahan ini sukar
dihindari, tetapi
frekuensinya jarang (kecil),
sehingga hasil rata2nya
relatif baik/tdk menyimpang.

..

Gbr : Pola distribusi random error

Volumetri
Volumetri/Titrimetri :
Metode analisis kuantitatif yang didasarkan atas
pengukuran volume titran yang digunakan untuk
bereaksi sempurna dengan zat yang dititrasi (titrat).
Suatu titik / saat dimana jumlah titran (std) ekivalen
dengan titratnya disebut Titik ekivalen (=Titik akhir
teoritis)
Titik akhir Titrasi : saat terjadi perubahan warna
indikator pada proses titrasi
Titran : biasanya larutan zat baku (primer atau
sekunder) yang diketahui dengan tepat kadarnya.
Titrat : Larutan zat/senyawa yang akan ditentukan
kadarnya. Misalnya, suatu asam atau basa

Keuntungan proses titrasi :


Kesalahan volume relatif lebih kecil
Lebih leluasa dalam konsentrasi yg
digunakan
Relatif lebih cepat
Lebih baik/akurat (dibanding Gravimetri)
untuk pk sampel2 yang kecil kadarnya.
Relatif mudah dan murah.

..
Syarat reaksi untuk analisis Volumetri :
Reaksinya dikenal & tidak ada rx samping
Reaksinya cepat (bbrp detik) kecuali
reaksi Azo (diazotasi)~ 2 menit
Reaksi berlangsung sempurna (100%) &
irreversibel
Ada indikator yg sesuai
Ada perubahan/loncatan pada TA
(loncatan pH / potensial atau perub.warna)

Sumber kesalahan pd volumetri :


Perbedaan pengamatan TA dengan TE,
seperti TA over, TA kurang jelas, dsb.
Kesalahan operatif : penimbangan,
pengenceran, pembacaan buret, dsb.
Teknis pelaksanaan titrasi dapat dilakukan :
Cara langsung : titrasi langsung dg 1 titran
misal : Titran NaOH / HCl / AgNO3, dsb
Cara tdk lsg : Jika dipakai > 1 titran (std)
misal : Titran I2 dan tiosulfat (Iodo metri)
Titran NaOH dan HCl (TAB)

Macam reaksi pd Titrimetri &


Metode
Reaksi netralisasi ~ TAB (acidi & alkalimetri)
~ TBA
Rx.pembentukan kompleks ~Kompleksometri
Rx.pengendapan ~Precipitimetri / Argentometri
Rx. Redoks
~Iodi; iodo; & iodatometri
~Bromo & bromatometri
~Cerimetri
~Permanganometri

LARUTAN STANDAR
Larutan standar : larutan yang mengandung
bobot tertentu zat baku/std dalam volume
tertentu
Satuan konsentrasi : M(mol/L) atau N(Ekivalen/L
= grek/L)
Jenis larutan standar :
- LS primer : larutan sejumlah tertentu zat baku
primer yg ditimbang seksama & konsentrasinya
langsung dpt dihitung. Contoh, KHP
- LS sekunder : larutan sejumlah tertentu zat
baku sekunder, kadarnya tdk dpt lsg diketahui,
dapat diketahui melalui pembakuan dgn larutan
baku primer. Contoh, NaOH / HCl

Syarat zat baku primer :


Tingkat kemurniannya tinggi (pengotoran
< 0,01%)
Mudah diperoleh (relatif murah)
Stabil, tidak mudah teroksidasi/ menguap
Tidak higroskopis
BE nya relatif besar
Mudah larut/larut sempurna pd
konsentrasi yg digunakan
Reaksinya cepat dan sempurna
(stoikiometrik)

Contoh :
Rx asam-basa : Na2CO3; Na2B4O7, dsb
Rx. Pembentukan kompleks : ZnSO4,
NaCl, berbagai logam murni, dsb
Rx. Pengendapan : NaCl, KCL, KBr, dsb
Rx. Redoks : K2Cr2O7, KBrO3; KIO3,
As2O3, dsb,

Konsentrasi larutan
Satuan / unit yang lazim dipakai :
1. Satuan fisika : % b/b; b/v dan v/v
- bpj (atau ppm) = mg/L
2. Satuan kimia :
- Molaritas :Molar (mol/L)
- Normalitas : Normal (ekivalen/L)

Titrasi asam-basa
Prinsip : reaksi netralisasi antara suatu asam
dengan basa atau sebaliknya.
Macamnya :
- Titrasi asam kuat basa kuat
- Titrasi asam lemah basa kuat
- Titrasi basa lemah asam kuat
- Titrasi asam lemah basa lemah
( yg terakhir tidak dapat untuk penetapan
kuantitatif krn loncatan pHnya sempit/kecil dan
sukar mendapatkan indikator yg sesuai).
Asam/basa kuat termasuk Elektrolit kuat,
sedangkan as/bs lemah mrpkan elektrolit lemah

Teori/konsep Asam-Basa
Teori Arrhenius :
Asam adl senyawa yang dalam air menghasilkan
ion H+, sdgkan basa adl senyawa yg menghslkan
ion OH Teori Bronsted- Lowry : (teori proton)
Asam adl senyawa yg mampu
melepas/mendonor proton(H+), dan Basa adl
senyawa yg mampu menerima/ menarik proton.
Teori Lewis : (teori elektron)
Asam adl penerima elektron, dan basa adl
pendonor/pemberi elektron.

Konsentrasi dan pH larutan elektrolit


Elektrolit kuat : Konsentrasi sesuai dengan
jumlah zat yg ditimbang dan volume pelarutnya.
pH atau p(-log) bentuk terion sesuai dengan
konsentrasi zat yg dilarutkan.
Misal, HCl 0,1 N [H+] =0,1 N; pH = 1
Elektrolit lemah : Konsentrasi sesuai dengan
jumlah zat yg ditimbang dan volume pelarutnya,
tetapi pH tergantung pada derajat dissosiasinya
().
Misal, asam asetat (HOAc)
Rx.: HOAc === H+ + OAc- ; Ka =1,8 x 10-5
cM
c M c M

(cc
Ka= ( c - c

Sehingga [H+] =[OAc-]


= 0,0134 x 0,1
= 0,00134 M
pH = - log [H+]
[H+]2
Atau berdsrkan pers. Rx di atas, Ka =[HOAc]
Shg :
[H+]2 = Ka.[HOAc] pH = pKa 1/2log[As]
Untuk basa lemah pOH= pKb log[Bs]

Hidrolisis garam
TE : Suatu saat pada titrasi asam-basa dimana
jumlah basa yang dititrasi = jumlah asam
(ekivalen secara kimia). Dinamakan juga Titik
Stoikiometri atau TA teoritis.
Bila yang terlibat adl asam+basa kuat, garam
yang terbentuk tetap stabil (pH 7).
Bila yang bereaksi asam kuat dengan basa
lemah atau sebaliknya, maka garam yang
terbentuk akan segera terhidrolisis dan pH
larutan saat TE akan sedikit asam atau sedikit
basa (=pH asam/basa lemah).

1.Hidrolisis garam yang berasal dari asam


kuat+basa lemah
Rx : NH4Cl NH4+ + ClNH4+ + H2O == NH4OH + H+
K = [NH4OH] [H+] K[H2O] = [NH4OH][H+] x [OH]
[NH4+][H2O]
[NH4+]
[OH]
Kh = Kw/Kb
Atau berdsr rx di atas :
Kh = [NH4+][H+] [H+] = Kh [NH4+]
[NH4+]
[NH4OH]

Karena [NH4OH] = [H+], maka :


[H+]2 = Kh [NH4+]
=>[H+] = V Kw/Kb.[garam mula2]
=>pH = pKw pKb log[grm mula2]
2. Hidrolisis garam yg berasal dari basa kuat dan
asam lemah
Rx: NaOAc Na+ + OAcOAc- + H2O == HOAc + OHKh = Kw/Ka => pOH = pKw pKb log[grm]

Berapa pH nya?
Karena [H+] = Kw/[OH-], maka :
=
Kw
{Kw/Ka.[grm]}
= Kw.Ka
[grm]
Shg: pH = pKw + pKa + log[grm]

Indikator Netralisasi
Indikator netralisasi atau indikator asam-basa adl suatu
zat organik yang memiliki warna yang berbeda pada pH
yang berbeda. Untuk titrasi asam basa dipilih indikator
yang mengalami perubahan warna pada pH sekitar TE.
Indikator (mnrt Oswald) : asam atau basa organik lemah
(HIn / InOH) yang memiliki warna yg berbeda antara
bentuk ion dan molekulnya. Dalam air akan terbentuk
kesetimbangan rx :
HIn
H+ + InInOH
OH- + In +
Warna yang ditunjukan indikator tergantung dari ratio
konsentrasi ion dan molekulnya.
Misal, HIn = merah; In- = kuning
Jika [HIn] = [In-] warna merah kuning
Jika [HIn] = 10[In-] warna merah, pH = pKInd. log 10
Jika [In-] = 10[HIn] warna kuning, pH= pKInd.-log 0,1

Cara pemilihan Indikator


Pemilihan indikator yang tepat akan
memperkecil perbedaan TE dan TA.
Indikator dipilih berdasarkan trayek perubahan
warnanya yang terletak pada daerah tegak
lurus(loncatan pH) pada kurva titrasi.
- Pada titrasi asam-basa kuat, daerah tegak lurus
pada pH antara 4,4 9,6; TE=pH 7
Indikator yang sesuai : metil merah (4,2-6,2;
Fenolftalein (8,3-10).
- Pada titrasi basa lemah dengan asam kuat
(NH4OH HCl), daerah tegak lurus pd pH 4,06,0. TE = pH 5,5. Indikator yg sesuai : mm, metil
jingga (pH 3,1 4,4).

Larutan Dapar (buffer)


Macamnya:
1. Campuran asam lemah dengan
garamnya, misal: HOAc dengan NaOAc
2. Campuran basa lemah dengan
garamnya, misal : NH4OH dengan NH4Cl
Pada tipe 1, tdp 2 reaksi dalam larutannya :
HOAc <=> H+ + OAcNaOAc Na+ + OAcKa = [H+][OAc-] , dimana [OAc-] terbesar berasal dr
[HOAc] ionisasi garamnya, [OAc-] dr
dissosiasi diabaikan
[HOAc]=konsentrasi asam mula2

Sehingga : Ka = [Garam mula2] [H+]


[Asam mula2]

Atau [H+] = Ka. [Asam mula2]


[Garam mula2]
pH = pKa log [Asam/Garam]

= pKa + log [Garam/Asam]


Untuk dapar tipe 2, seperti penurunan persamaan di atas :
Kb = [Garam] [OH-] [OH-] = Kb [Basa]/ [Garam]
[Basa]
shg pOH = pKb log [Basa]/[Garam]
= pKb + log [Garam]/[Basa]
Dan pHnya dapat diketahui dari : pH = pKw - pOH

Contoh Soal :
1. 25,0 ml asam kuat HCl 0,1 N dititrasi dengan basa kuat
NaOH 0,1 N. Tentukan pH larutan pada :
a. Sebelum titrasi ?
b. Setelah penambahan 10 ml NaOH 0,1 N ?
c. TE (TA teoritis) ?
d. Setelah penambahan 30 ml NaOH 0,1 N?
Gambarkan kurva titrasinya (pH vs Volume titran)

2. Sebanyak 25,0 ml HOAc 0,1 N dititrasi dengan larutan


baku NaOH 0,1 N . Tentukan pH larutan pada :
a. Sebelum titrasi?
b. Setelah penambahan 12,5 ml NaOH 0,1 N?
c. Saat TE?
d. Setelah penambahan 30,0 ml NaOH 0,1 N?
Gambarkan kurva titrasinya.

Titrasi Garam terhidrolisis dgn Asam kuat


Misalnya, titrasi ion carbonat, borat, asetat, dsb, dengan
suatu asam kuat, maka posisi anion asam lemah tsb
digantikan oleh anion asam kuat, sehingga titrasi ini
disebut sbg Titrasi Perpindahan(Displacement titration)
Syarat suatu garam dapat dititrasi secara TAB yaitu jika
Kh asam atau basa konjugasinya > 10 -7
Misal, NaOAc Na+ + Oac- (Ka = 1,8 x 10-5)
Oac- + H2O HOAc + OH- Kh= Kw/Ka
= 10-14/1,8.10-5 = 5,5 x 10-10
(Tidak bisa dititrasi, karena OH- terlalu kecil)

Pada NaCN (Ka = 7,2.10-10) Kh = Kw/Ka= 1,58 x 10-5


Berarti garam NaCN bisa dititrasi.

Beberapa baku primer pada TAB


1. KHP (Kalium hidrogen phtalat), KHC8H4O4
BE=BM= 204,2 ,Kemurnian 99,95%
2. Borax (Na-tetra borat, Na2B4O7.10H2O)
BE=BM/2 = 190,72. tidak higroskopis &
ekonomis.
3. Natrium karbonat
4. Asam sulfamat

Anda mungkin juga menyukai