Anda di halaman 1dari 8

RANCANG BANGUN PENGONTROLAN BEBAN SECARA

ELEKTRONIK PADA PEMBANGKIT LISTRIK


(PERANGKAT LUNAK)

Inggih Surya Permana1, Ir. Yahya Chusna Arief, MT 2, Ir. Suryono, MT2
1

Mahasiswa Jurusan Elektro Industri , Dosen Pembimbing


Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS)
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Surabaya, Indonesia
Email: amd.1n991h@gmail.com

ABSTRAK
Kestabilan frekensi sangat diperlukan dalam kelangsungan pelayanan tenaga listrik dari suatu
pembangkit listrik. Pemakaian beban konsumen yang tidak menentu menyebabkan frekuensi yang berubahubah. Frekuensi yang tidak stabil merusak peralatan (beban) karena beban tidak bisa bekerja secara
optimal. Pengontrolan beban secara elektronik pada pembangkit listrik ini dapat mengoptimalkan kerusakan
akibat frekuensi keluaran dari sistem distribusi yang tidak stabil. Implementasi sistem kontrol adalah pada
pembangkit listrik yang renewable yaitu mikrohidro. Sistem ini diaplikasikan ke dalam sistem kontrol dengan
menggunakan mikrokontroler dilengkapi interface keypad dan LCD. Perangkat lunak yang diintegrasikan
dengan peralatan pendukung yang memungkinkan sistem beroperasi secara otomatis. Sistem pengontrolan
beban secara elektronik menggunakan sensor frekuensi yang akan mendeteksi frekuensi sebelum masuk
ke beban, yang kemudian akan dibaca oleh mikrokontroler. Data akan diproses untuk menentukan kerja dari
sistem dan frekuensi akan ditampilkan pada LCD. Keypad sebagai media setting kecepatan kontrol. Sistem
pengaturan frekuensi melalui pengaturan beban secara elektronik bekerja dengan mengatur daya yang
disalurkan ke beban sekunder setiap terjadi perubahan frekuensi akibat perubahan beban pada beban
utama. Sehingga beban total generator (beban utama dan beban komplemen) cenderung tetap. Dan
pengontrolan mikrokontroler ATMega16, dihasilkan frekuensi yang stabil yaitu 50 hz baik itu dibebani
maupun tidak dibebani.
Kata kunci : Sensor frekuensi, mikrokontroler, LCD, keypad, beban komplemen
ABSTRACT
The fix frequency are very needed in electrical power service at power station. Using Consumers load
which uncertain, causes frequency that fluctuate. The unstables frequency damaging a load, because load
cant work properly. The electronic load controller at this power station, can optimize damage, consequence
frequencys output from distribution system which unstable. The implementation of this control system are in
the renewables power station, such as in mikrohidro. That is applied to control system by using
microcontroller interfaces keypad and lcd. The Software which integrated with supports equipments make
this system works automatically. The electronic load controller using frequencys censor to detect frequency
before through a load, then more information will be read and processed by microcontroller. The information
will be processed, to determine run of system and frequency will be displayed in the lcd, A keypad for setting
the speed control. The frequency arrangement system using electronic load controller which works regulate
power that canalized to complement load every mains load change. So total load there are main load and
complement load, are permanent. And control with microcontroller ATMega16, produced stable frequency
that is 50 hz at load or without load condition.
Keyword

: Frequencys censor, microcontroller, LCD, keypad, complements load

1. Pendahuluan
Tingkat performansi dari suatu sistem pembangkit listrik
ditentukan oleh frekuensi output yang dihasilkan.
Pada suatu pembangkit listrik yang menggunakan
energi renewable terutama mikrohidro, sistem kontrol
frekuensi yang umumnya digunakan adalah sistem
pengaturan frekuensi melalui governor, dan sistem
pengaturan frekuensi melalui pengaturan beban secara
elektronik. Penggunaan governor tersebut kurang
menguntungkan bila ditinjau secara ekonomis, karena

harganya hampir sama bahkan melebihi harga turbin


generator. Untuk itu perlunya dibuat desain
pengontrolan beban secara elektronik pada pembangkit
mikrohidro. Sistem pengaturan frekuensi melalui
pengaturan beban secara elektronik bekerja dengan
mengatur daya yang disalurkan ke beban komplemen
setiap terjadi perubahan frekuensi akibat perubahan
beban pada beban utama. Sehingga beban total
generator (beban utama dan beban komplemen)
cenderung tetap.

Perancangan
sistem
dilakukan
dengan
cara
menempatkan sensor f to v dan kemudian sensor
tersebut mengirim data yang telah terbaca kepada
mikrokontroler. Bila hasil olahan mikrokontroler
menunjukkan adanya perubahan frekuensi, maka
mikrokontroler akan memberikan perintah kepada driver
IC TCA 785 untuk memberikan sudut penyulutan pada
Triac sesuai yang diinginkan. Dan pengontrolan dengan
menggunakan mikrokontroler ATMega16 dihasilkan
frekuensi yang stabil yaitu 50 hz.
Mikrokontroler dilengkapi dengan intrface keypad, LCD,
DAC dan ADC internal. Keypad akan digunakan sebagai
input untuk menentukan kecepatan kontrol proporsional
yang diinginkan. LCD akan digunakan untuk
menampilkan frekuensi output dari keluaran generator.
ADC internal pada mikrokontroler ATMega 16 dan
rangkaian DAC sebagai alat bantu pengubah sinyal
digital ke analog dan sebaliknya.

2. Perencanaan Dan Pembuatan Alat


2.1 Konfigurasi Sistem Secara Umum
Secara umum konfigurasi sistem dari pengaturan beban
secara elektronik pada pembangkit listrik ini terdiri dari
input, kontroler dan output. Dari sisi masukan (input)
terdiri sensor frekuensi. Kontroller yang digunakan
adalah mikrokontroler ATMega16. Dari sisi keluaran
(output) yang dihubungkan dengan driver TCA785
melalui rangkaian DAC0808.

Gambar 2.1 Blok diagram sistem pengaturan beban


secara elektronik pada pembangkit listrik
Pada blok diagram Gambar 2.1, sensor frekuensi yang
berupa f to v converter keluaran dari sensor itu diolah di
mikrokontroler ATMega16. Dengan mengatur sudut
penyulutan pada triac menggunakan driver TCA785
dengan input dari rangkaian DAC diatur oleh
mikrokontroler.
Dengan set point frekuensi antara 49.5 hz 50.5 hz
maka mikrokontroler akan mengolah data dan mengatur
output pada rangkaian DAC.

Gambar 2.2 Gambar sistem pengaturan beban


secara elektronik

2.2 Sistem mikrokontroler


Sistem mikrokontroler yang digunakan adalah ATMega
16 yang memiliki fasilitas internal ADC 8 channel dan
menggunakan resolusi 8 bit. Mikrokontroler ini memiliki
512 byte EEPROM serta 8 Kbytes flash programming
memory.
2.2.1 Perencanaan Input Output
Mikrokontroler ATMega16 memiliki 4 buah port 8 bit.
Tabel perencanaan input output dapat dilihat pada Tabel
2.1
Tabel 2.1 Perencanaan input / output
Port

Keterangan

Port A.0
Port B
Port C
Port D

Input sensor frekuensi


Output DAC
Output LCD
Input keypad

2.2.2 Perencanaan Input Sensor


Pada perencanaan input sensor frekuensi ini, digunakan
range 49.5 hz sampai 50.5 hz. Nilai frekuensi normal
sebenarnya yang diperlukan pada sistem adalah 50 hz,
sedangkan dalam perencanaan digunakan range
frekuensi antara 49.5 hz sampai 50.5 hz. Hal ini
dimaksudkan untuk menyesuaikan generator set 1
phasa yang memiliki output berubah-ubah sehingga
diberikan histerisis 1% dari frekuensi normal 50 hz.
Untuk inputan ke ADC , karena tegangan yang diterima
ADC berkisar antara 0 sampai 5V sedangkan range
suhu yang digunakan berkisar antara 49.5 hz sampai
50.5 hz, maka dibuat suatu perbandingan.
2.3 Perencanaan Perangkat Lunak
Perencanaan
perangkat
lunak
disusun
untuk
mendukung perangkat keras yang telah dibuat dengan
bahasa pemrograman C. Pada bagian ini menjelaskan
rutin-rutin penting dari keseluruhan perangkat lunak
yang dibuat.
2.3.1 Program Utama
Uraian singkat program utama perangkat lunak Sistem
Pengaturan Beban Secara Elektronik Pada Pembangkit
Listrik menggunakan mikrokontroller ATMega 16 dapat
dijelaskan sebagai berikut :
a. Inisialisasi dari keseluruhan hardware, Berikut
inisialisasi piranti-piranti tersebut:
Inisialisasi port A sebagai ADC
Inisialisasi port B sebagai Output ke rangkaian DAC
Inisialisasi port C sebagai Output ke LCD
Inisialisasi port D sebagai Input Keypad
b. Pada proses ini akan diinisialisasi keadaan awal dari
keseluruhan sistem, misalnya kondisi awal dari output
DAC yang diberi nilai 0x00 yang berarti DAC
memberikan output 0V sehingga didapatkan sudut
penyulutan 180 (beban komplemen menyala semua)
c. Pembacaan frekuensi referensi untuk memperoleh
frekuensi nominal sesuai dengan setting point sebesar
49.5 hz-50.5 hz.
d. Konstanta pada penambah atau pengurang untuk
decrement dan increment adalah pada kisaran range
01-99 (2 digit) yang diatur melalui keypad.

e. Saat frekuensi input bernilai kurang sama dengan


49.5 hz maka output akan diincrement hingga mencapai
frekuensi sesuai range yang diinginkan (nilai maksimal
0xa5) yang berarti pada tegangan maksimal DAC 6.47 V
beban lampu pijar yang disulut sudah off.
f. Kemudian bila frekuensi input lebih besar sama
dengan 50.5 hz maka output akan didecrement hingga
mencapai frekuensi sesuai range yang diinginkan (nilai
minimum 0x07) yang berarti pada tegangan minimum
DAC 0.27 V beban lampu pijar yang disulut menyala
terang.
g. Bila frekuensi input bernilai antara 49.5hz-50.5maka
output berada pada kondisi saat itu.
j. Pengaturan sistem adalah increment dan decrement
dengan penambahan atau pengurangan sampai dengan
2 digit (01-99) melalui input keypad.
Untuk lebih memahami program utama dapat
digambarkan dalam flowchart berikut :

b. Keluarkan perintah ke ADC


c. Setelah ADC selesai dikonversi akan di simpan ke
dalam memori mikrokontroller.
d. Ulangi perintah untuk konversi setiap alamat dari
sensor frekuensi.
e. Dari data didapatkan nilai frekuensi.
Agar lebih jelas dari pembacaan sensor frekuensi dapat
dilihat pada Gambar 2.4 flowchart dibawah ini :
START

Baca nilai
frekuensi

Simpan
di RAM

START
ADC start conversion
Inisialisasi input,
output,serta serial

Ambil data ADC

Baca
sensor

Ubah data dari ADC


ke nilai frekuensi

Nilai frekuensi
didapatkan

Tampilkan nilai
frekuensi pada

RETURN

Increment
output

Frekuensi
<= 49.5 hz

N
Y

Decrement
output

Frekuensi
>= 50.5 hz
N

output

END

Gambar 2.3 Flowchart program utama


2.3.2 Pembacaan Sensor Frekuensi (f to v converter)
Untuk mendapatkan data frekuensi dari masing-masing
blok diperlukan sensor frekuensi menggunakan f to v
converter. F to v converter adalah jenis sensor frekuensi
yang bersifat linear sehingga mudah dalam konversi dari
tegangan ke data biner.
Untuk membaca sensor frekuensi (f to v converter)
diperlukan program konversi dari analog ke digital.
Prinsip dari konversi dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Masukkan data pointer ke alamat awal dari sensor
suhu

Gambar 2.4 Flowchart pembacaan sensor frekuensi


2.3.3 Perencanaan Software Menu Keypad 3x4
Keypad merupakan interface dari pengguna dengan
setting kontrol sistem yang terdiri dari menu yang
berisi informasi tentang frekuensi output dan setting
konstanta increment dan decrement pada kontrol
proporsional sehingga sistem dapat berfungsi dengan
baik.
Desain dari software keypad sangat bervariasi
sehingga pemilihan metode scanning ditentukan oleh
desain hardware dari keypad itu sendiri.
Pada Tugas Akhir ini metode scanning dilakukan tiap
kolom dengan memanfaatkan PORTD sebagai
scanner. Setiap tombol pada keypad hanya
mempunyai 1 fungsi. Perencanaan software menu
keypad dapat disajikan dalam Gambar 2.5.

STAR
T

Tampilan LCD :
ELC
GENSET_1_PHASA

Tekan1

Pilih menu :
1.Lihat_F_
2.Set_UP/DOWN

Tampilan LCD :
_F_SAAT INI =
..,.hz

Tekan2
OUTPU
T
ke DAC

Tampilan LCD :
SETTING =[2 digit]

N
N
Tekan
EXIT?
?

Input 2 digit &


Tekan
ENTER??

Tekan
EXIT??

Y
Y

Y
Tekan
EXIT??

Sensor
frekuen

TCA
785

Tampilan LCD :
SETTING =[2 digit]
_F_: ..,.hz

OUTPUT
ke DAC

Y
Tekan
EXIT??
N

Gambar 2.5 Flowchart menu keypad 3x4


2.4 Perencanaan Hardware
Hardware merupakan perangkat yang digunakan untuk
menyelesaikan persoalan yang berbentuk fisik dan
dapat dilihat secara visual. Perangkat keras ini
digunakan untuk interfacing dengan prosesor tempat
dilakukannya pengolahan software.
Beberapa hardware yang digunakan pada tugas akhir ini
akan dijelaskan sebagai berikut:
2.4.1 Mikrokontroler ATMEGA 16
Mikrokontroller ini merupakan pusat untuk melakukan
semua proses yang diperlukan dalam tugas akhir ini.
Untuk dapat menggunakan mikrokontroler ini diperlukan
rangkaian elektronika yang disebut minimum sistem
agar mikrokontroller dapat melakukan proses yang
dibutuhkan. Untuk mendownload program dari PC ke
Mikrokontroller dengan menggunakan downloader ISP (
In Serial Programming ) 6-wire yang dapat langsung di
download tanpa melepas prosesor. Downloader ini pada
PC dihubungkan ke port paralel.
Semua port yang ada pada mikrokontroller digunakan,
yaitu port D ( sebagai input keypad 3x4 ), port C (
sebagai output tampilan LCD 16x2) dan port B ( sebagai
output ke rangkaian DAC )dan PORT A ( sebagai input
ADC dari sensor frekuensi). Untuk penyambungan pin
pin yang akan digunakan dalam proses download
secara rinci dapat dilihat pada Gambar 2.6.

Gambar 2.6 Interfacing Mikrokontroler


2.4.2 LCD
Pada proyek akhir ini LCD digunakan sebagai
penampil data-data seperti setpoint konstanta
increment dan decrement, dan pembacaan frekuensi
output oleh ADC.
Penyambungan pin LCD dengan mikrokontroler :
RS = Port C.0
R/W = Port C.1
E = Port C.2
DB4 = Port C.4
DB5 = Port C.5
DB6 = Port C.6
DB7 = Port C.7

3. Pengujian Dan Analisa


Untuk mengetahui bahwa program kita berjalan dengan
baik atau tidak maka kita harus melakukan pengujian.
Pengujian tersebut dilakukan dalam beberapa tahap.
3.1 Pengujian Sistem Mikrokontroler
Berikut adalah pengujian mikrokontroler serta
antarmukanya:
3.1.1 Pengujian Interface
Pengujian
integrasi
ini
dilakukan
dengan
menginterfacekan program ke perangkat keras.
Pengujian ini dilakukan dengan beberapa tahap, yang
pertama adalah pengujian pengambilan data ADC
mikokontroler AVR Atmega 16 yang merupakan salah
satu fasilitas yang tersedia dalam mikrokontroler AVR
ATmega 16. Pengujian ini dilakukan dengan
memberikan input tegangan DC 0-5 V pada ADC
channel 0. Pada sistem menggunakan 1 ADC yaitu
pada Port A.0.
Gambar 2.7 Interface ATMega16 dengan LCD 16 x2.
2.4.3 KEYPAD 3X4
Keypad digunakan sebagai sarana untuk memasukan
setting konstanta increment dan decrement sebagai
kontrol proporsional sistem.

Gambar 2.8 Konfigurasi hubungan keypad dan pin


mikrokontroler
2.4.4 DAC 0808
Pada proyek akhir ini digunakan DAC 0808 untuk
merubah nilai input digital dari mikrokontroler (pada port
B) menjadi tegangan analog 0,27 6,47 Volt yang
kemudian digunakan sebagai input ke rangkaian TCA
785 yaitu pada pin 11. Perencanaan rangkaian DAC
0808 disajikan pada Gambar 2.9.

3.1.1.1 Pengujian Program Inisialisasi dan Interface


ADC Mikrokontroler AVR Atmega 16
Pengujian program ini untuk perangkat interface
merupakan langkah awal sebelum pengujian alat secara
keseluruhan. Langkah pertama yang dilakukan adalah
pengujian terhadap ADC microcontroller
AVR Atmega 16 dengan menggunakan output 8 bit.
Sebagai masukan ADC ini, digunakannya PORT A pin
0, digunakannya PORT A karena pada port ini
mengijinkan untuk masukan analog. Dan tegangan
reference yang digunakan adalah tegangan AVCC,
dimana tegangan AVCC merupakan supply tegangan
pin untuk PORT A dan A/D converter.
Untuk ADC ini digunakan clock internal sebesar
11.059200 MHz dengan menggunakan scan input
secara otomatis. Pada ADC ini menggunakan pin 0
maka scan dilakukan pada channel 0.
Pada ADC ini digunakan tegangan referensi (Vref)
sebesar 5 Vdc. Sedangkan untuk dapat mengetahui
besarnya tegangan yang diterima oleh mikrokontroler
dapat menggunakan persamaan dibawah ini :
=

......................................................(3.1)

Dimana,
= Tegangan terukur yang masuk ke
mikrokontroler
= Tegangan analog yang masuk ke ADC
= Tegangan referensi ADC sebesar 5 V
= ADC yang digunakan adalah 8 bit

MSB

A PB.7
T PB.6
M PB.5
e PB.4
g PB.3
a PB.2
16 PB.1
PB.0

Pin.11
LSB

Digital Input

VO
Output

Gambar 2.9 Rangkaian DAC 0808.

T
C
A
785

Dalam pengujian ini untuk mencoba program


pengambilan data melalui ADC dan ketepatan
pembacaan ADC. Ketepatan pembacaan ADC
dipengaruhi waktu sampling pengambilan data dan
output dari penguat instrumentasinya. Seperti terlihat
pada Tabel 4.1 di bawah ini, nilai prosentase error yang
terjadi antara 0 sampai dengan prosentase error
maksimum yaitu sebesar 2.34%. Nilai terbesar terjadi
diawal karena pada pengujian ADC menggunakan
potensio sebagai nilai variable masukan kurang linier.
Sedangkan untuk nilai rata-rata error ADC untuk
keseluruhan pengujian adalah sebesar 0.41%. Sehingga
didapatkan hasil uji ADC dapat dilihat pada Tabel 3.1 di
bawah ini .

Tabel 3.1 Hasil uji ADC


Input
ADC
(V)

Vout
(Biner)V

00000000

0.5

00011001

25

25.6

2.34

00110010

51

51.2

0.39

1.5

01001011

77

76.8

0.26

01100100

102

102.4

0.39

2.5

01111101

128

128

Input
Keypad

Tampilan
LCD

10011000

153

153.6

0.39

3.5

10110000

179

179.2

0.11

11001010

205

204.8

0.09

No

10
11

4.5
5

11100110
11111111

Vout
praktek
(Dec)V

230
255

Vout
teori
(V)

jauh beda dengan proses penentuan baris dan kolom


dari sebuah tombol pada keypad. Keterangan lebih
lengkap dapat dilihat pada bab sebelumnya. Analisa
pengetesan keypad : Tombol yang ditekan sesuai
dengan yang diinginkan sehingga dapat dipastikan
keypad
dapat
bekerja
dengan
baik.
Untuk
mempermudah tombol yang ditekan oleh keypad, status
tersebut bisa ditampilkan ke LCD.

230.4
256

%
Error

Tabel 3.2 Pengujian keypad 3x4

0.17
0.39

3.1.2 Pengujian mikrokontroler ATMega 16


Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah sistem
minimum bekerja dengan baik, maka diadakan
pengetesan pada jalur-jalur port yang dimiliki oleh
mikrokontroler ATmega16.
Prosedur pengetesan :
1.Mempersiapkan voltmeter untuk mengukur level
tegangan output tiap port dari mikrokontroller.
2.Membuka program yang akan dites, kemudian mengcompile-nya.
3.Mendownload program ke dalam mikrokontroler
ATmega 16 dengan menggunakan ISP downloader.
Program menyalakan semua port (set tiap port sebagai
output). PORTA=PORTB=PORTC=PORTD=0xFF;
Hasil yang diperoleh adalah semua port akan
mengeluarkan tegangan sebesar 5 volt, sehingga bisa
dipastikan sistem minimum dapat bekerja dengan baik.
3.1.3 Pengujian LCD
Pengetesan ini bertujuan untuk mengetahui apakah
LCD tersebut dapat menampilkan pesan-pesan sesuai
dengan proses yang diharapkan. Listing program
pengetesan LCD :
lcd_gotoxy(6,0);
lcd_putsf("ELC");
lcd_gotoxy(1,1);
lcd_putsf("GENSET_1_FASA");
Analisa Pengujian LCD :
Setelah program pengujian LCD didownload ke modul,
maka pada layar LCD akan menghasilkan tampilan
sebagai berikut :
Pada baris 1 tampil ELC dan baris 2 tampil
GENSET_1_FASA. Seperti terlihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Gambar pengetesan LCD


3.1.4 Pengujian keypad 3x4
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah
keypad dapat bekerja dengan baik. Pengujian ini tidak

3.2 Pengujian Rangkaian Sensor Frekuensi


Pada pengujian rangkaian sensor frekuensi ini
digunakan Function generator, DC power supply,
Voltmeter digital dan rangkaian f to v converter.
Rangkaian pengujian dapat dilihat pada Gambar 3.2.
DC power
supply

Function
generator

Rankaian sensor frekuensi


(f to v converter)

Voltmeter
digital

Gambar 3.2 Blok diagram pengujian rangkaian sensor


frekuensi
Dari spesifikasi sensor frekuensi, setiap kenaikan 0.5
hz, maka tegangannya juga naik rata-rata sebesar
8mV. Maka untuk frkuensi 50 hz nilai tegangannya
adalah 784mV atau 0,784V. Agar ADC bisa membaca
data sensor secara maksimal, maka tegangan 0,784V
diatas dikuatkan menjadi 2.5V. Besarnya penguatan
adalah 2.5 V/ 0, 784 V = 3.19 kali.
Dari penguatan tersebut didapat pada saat frekuensi
sebesar 49.5 hz, bertegangan 2.45V dan pada
frekuensi sebesar 50.5 hz, bertegangan 2.52V. Tabel
sensor frekuensi dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Penguatan sensor frekuensi

Frekuensi
input (hz)

Tegangan
output f to v
converter (V)

Tegangan
output
setelah
dikuatkan
(V)

45

0.706

2.23

45.5

0.714

2.25

46

0.722

2.28

46.5

0.73

2.3

47

0.737

2.33

47.5

0.745

2.35

48

0.753

2.38

48.5

0.761

2.4

49

0.769

2.43

49.5

0.776

2.45

50

0.784
0.792

2.52

51

0.8

2.55

51.5

0.808

2.56

52

0.815

2.59

52.5

0.823

2.61

53

0.831

2.64

0.839

2.66

54

0.846

2.68

54.5

0.854

2.71

55

0.862

Tabel 3.5 Pengujian tegangan input TCA 785 dengan


sudut penyulutan triac
Tegangan input
TCA 785 (V)

Sudut
penyulutan Triac
()

6.5

168

6.0

156

5.5

144

5.0

132

4.5

120

4.0

108

3.5

96

3.0

84

2.5

72

2.0

60

1.5

48

1.0

36

0.5

24

2.5

50.5

53.5

3.4 Pengujian integrasi sistem


Pada sub bab ini akan dipaparkan hasil pengujian
mikrokontroler dengan semikonverter dengan berbagai
macam tegangan input TCA 785 yang dijadikan
sebagai referensi tegangan keluaran DAC yang
dikontrol oleh mikrokontroler. Pada pengujian ini
kontroler sudah diimplementasikan dan akan terlihat
hasil dari kerja kontroller. Hasil pengujian pada Tabel
3.5.

2.73

Tabel 3.4 Pengujian data DAC

Sudut

3.3 Pengujian Data DAC


Pada tugas akhir ini digunakan perangkat elektronik
DAC 0808 yang digunakan untuk konversi nilai biner
(data) menjadi tegangan analog. Tegangan analog akan
digunakan untuk memberikan sinyal kontrol pada TCA
785. Pengujian DAC dilakukan untuk mengetahui
keluaran dari sistem. Berikut ini hasil pengujian DAC
pada Tabel 3.4.

Penyulutan Triac (...)

Dari data hasil pengukuran yang dilakukan terhadap


sensor frekuensi, dapat diketahui bahwa semakin naik
frekuensi input, maka secara otomatis nilai tegangan
output juga akan ikut naik.

Tegangan
output teori
(V)

Tegangan
output
praktik (V)

%Error

A1

5.01

0.2

A2

2.5

2.51

0.4

A3

1.25

1.25

A4

0.625

0.623

0.32

A5

0.31

0.311

0.32

A6

0.15

0.155

3.33

A7

0.078

0.077

1.28

A8

0.039

0.037

5.12

12
6

0.0

Grafik Pengujian Tegangan input TCA 785


Dengan Sudut Penyulutan Triac

200
150
100
50
0
0

Data
input
('1')

0.25
0.125

Tegangan input TCA 785 (V)

Gambar 3.3 Grafik pengujian tegangan input TCA


785 dengan sudut penyulutan triac
Dari grafik diatas, didapatkan karakteristik tegangan
input TCA 785 terhadap sudut penyulutan triac yang
selanjutnya digunakan sebagai referensi kontrol output
mikrokontroler terhadap tegangan output DAC.
Dapat diketahui hasil pengujian sistem sebelum dan
sesudah diberikan kontrol dengan menggunakan
beban lampu pijar dengan daya yang bervariasi seperti
pada Tabel 3.6 dan Tabel 3.7.

Tabel 3.6 Tabel pengujian beban lampu pijar dengan


rangkaian kontrol
Beban
Lampu
Pijar
(W)
0
35
70
85
120
152
170
205

Frekuensi
dengan
rangkaian
kontrol (hz)
49.9
50.0
50.0
50.0
50.0
50.0
49.9
49.3

Beban
Komplemen
Lampu Pijar
(W)
160
121
82
78
42
11
0
0

Tegangan
output
generator
(volt)
225
224
225
225
223
221
210
199

Tabel 3.7 Tabel pengujian beban lampu pijar tanpa


rangkaian kontrol
Beban
Lampu
Pijar
(W)

Frekuensi
tanpa
rangkaian
kontrol (hz)

Beban
Komplemen
Lampu Pijar
(W)

65.0

Tegangan
output
generator
(volt)
340

35

62.0

310

70

61.5

290

85

61.0

270

120

58.5

250

152

54.5

230

170

49.7

210

199

205

49.5

Berdasarkan Tabel 3.6, dengan rangkaian kontrol


pengurangan beban komplemen adalah sebesar
penambahan beban utama. Pada beban lampu pijar
lebih besar sama dengan 170 W mengindikasikan
bahwa frekuensi mengalami penurunan dan tidak dapat
dikontrol oleh sistem. Hal ini juga dapat diketahui pada
saat beban lampu pijar = 0 W beban komplemen lampu
pijar dengan menggunakan rangkaian kontrol adalah
160 W. Maka beban utama generator tidak lebih dari
160 W agar didapatkan frekuensi yang terkontrol.
4. Kesimpulan
Pada proyek akhir ini penelitian dititik beratkan pada
implementasi sistem kontrol beban secara elektronik
yang diimplementasikan pada mikrokontroller atmel
AVR. Setelah melalui tahaptahap yang telah dijabarkan
pada bab sebelumnya dan setelah sistem diujicobakan
secara real dapat didapatkan kesimpulan sebagai
berikut.
1. Pengontrolan beban secara elektronik pada
generator sinkron 1 fasa menghasilkan frekuensi yang
stabil yaitu 50 hz, dengan beban total generator (beban
konsumen dan beban komplemen) cenderung tetap
yaitu 160W 5%.
2. Dengan pengujian menggunakan beban resistif (R),
resistif induktif (RL), dan resistif induktif pararel
kapasitor (RL pararel C), konsumsi beban adalah
kurang dari 160W agar didapatkan frekuensi yang
terkontrol.
3. Pada rangkaian kontrol harus menggunakan AVR
sebagai regulator tegangan output generator.

4. Pada implementasi pada pembangkit mikrohidro


dengan kondisi putaran generator yang cenderung
tidak stabil, sistem pengontrolan beban secara
elektronik ini tidak dapat bekerja dengan baik.
5.2 Saran
Pada penyelesaian proyek akhir ini tentu tidak lepas
dari berbagai macam kekurangan dan kelemahan, baik
itu pada sistem maupun pada peralatan yang telah
dibuat. Untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan
tersebut, maka perlu melakukan hal - hal sebagai
berikut :
1. Sebaiknya pada sensor frekuensi dengan
menggunakan IC LM 2917 digunakan kombinasi
rangkaian yang dapat meredam ripple.
2. Untuk mengantisipasi pembacaan ADC yang tidak
stabil, atau mengalami perubahan yang cepat
sebaiknya penggunaan delay pada program saat input
ADC perlu diperhatikan.
3. Mengambil lebih banyak sampling saat pengujian
alat agar output agar didapatkan data yang lebih valid /
presisi.
4. Mencari
literatur
tentang
penggunaan
mikrokontroler secara luas untuk menunjang teknik
pemrograman lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Heri Andrianto, 2008, Pemrograman Mikrokontroler
AVR ATmega16, INFORMATIKA: Bandung.
[2] Datasheet of ATMega16. Atmel Corporation.
[3] Datasheet of DAC 0808. National Semiconductor
Corporation.
[4] Mokhammad Sholihul Hadi, 2003-2008, Mengenal
Mikrokontroller ATMega16, Ilmu Komputer.Com.
[5] Amat Roni, 2007, Rancang Bangun Semikonverter
Tiga Fasa Terkontrol Berbasis Mikrokontroller yang
Dilengkapi Filter Pasif untuk Menghasilkan
Harmonisa Rendah (Perangkat Lunak), Proyek
akhir PENS-ITS.
[6] Putra Adhi Sumaryanto, 2005, Rancang Bangun
Alat Penguji Karakteristik Pengaman Arus Lebih
Berkapasitas Mencapai 100 A (Perangkat Lunak),
Proyek akhir PENS-ITS.

Anda mungkin juga menyukai