Anda di halaman 1dari 1

Andri Rizki Putra : Raih Kesuksesan dengan Putus Sekolah

(Annisa Fiizzatillah)

Sore yang terik tak menghalangi bocah berwajah chinese untuk hadir di auditorium fakultas Biologi
UGM. Senyumannya yang sumringah serta semangat yang menggebu-gebu menghangatkan suasana
perbincangan yang digelar oleh FSG Tunas Bangsa Yogyakarta. Bocah kelahiran Medan, 23 tahun lalu itu
mengutarakan segudang pengalamannya tentang kesuksesan yang ia raih dengan cara putus sekolah.
Putus sekolah, inilah keputusan Andri Rizki Putra yang kerap disapa Kiki. Ia memutuskan berhenti
sekolah karena kekecewaannya pada sistem pendidikan sekarang ini. Hal ini dirasakan Kiki saat duduk di
bangku SMP. Ia mengadukan buruknya sistem ujian nasional yang dia saksikan. Seusai UAN, Kiki langsung
beranjak ke ruang kepala sekolah untuk mengadukan adanya kecurangan dalam UAN. Namun guru-guru
hanya tutup mata dengan adanya edaran kunci jawaban dalam pelaksanaan UAN. Bocah manis itupun kesal
dan sempat mengadukan ke Indonesian Corruption Watch (ICW), namun apalah daya ICW tidak merespon
aduannya. Kecewa, marah, sedih, serta bangga telah berbuat jujur, itulah yang dirasakan Kiki pada saat itu.
Ia akhirnya memutuskan untuk berhenti sekolah saat di bangku SMA dan hanya merasakan satu tahun masa
SMA.
Dengan gaya yang santun dan senyuman yang khas, Kiki menegaskan Saya putus sekolah saat
SMA namun pendidikan tidak terhenti sampai disini. Ia memilih unschooling dan meyakinkan sang ibu
bahwa ia belajar secara otodidak dengan mencari pola belajar dengan caranya sendiri. Sumber belajar ia
dapatkan dari buku bekas milik saudara, tetangga dan juga berbagai materi dari internet. Ia meringkas
pelajaran yang normalnya dihabiskan tiga tahun menjadi satu tahun saja. Tak hanya belajar melalui
unschooling, Kiki juga ingin melanjutkan study di universitas. Untuk itu, Kiki mengikuti ujian paket C
dengan sistem akselerasi dan mendapatkan ijazah setara SMA. Saat ujian paket berlangsung, tawaran
sontekan pun masih beredar namun ia tetap menolak untuk menerima sontekan tersebut. Meskipun begitu,
Kiki berhasil meraih nilai rata-rata 9 pada ujiannya.
Pada tahun 2007, ia melanjutkan studinya di Universitas Indonesia (UI) sebagai mahasiswa Fakultas
Hukum (FH). Dengan kerja kerasnya, ia berhasil meraih cumlaude pada usia 20 tahun dan menjadi lulusan
terbaik. Pengalaman panjang Kiki dalam dunia pendidikan membuka mata hatinya untuk bergerak di dalam
bidang sosial dan pendidikan. Kekecewaannya atas pendidikan Indonesia justru mendorong dirinya untuk
bergerak ke arah yang positif dengan mendirikan Yayasan Pemimpin Anak Bangsa (YPAB). YPAB
didirikan untuk membantu anak putus sekolah mendapatkan pendidikan yang layak dengan mengedepankan
nilai-nilai kejujuran. Murid YPAB bisa mengikuti pembelajaran dan ujian paket A, B, dan C. Sampai saat
ini YPAB secara pararel telah menjalankan tiga kelas, Bintaro, Tanah Abang, dan Medan. Tutur pendiri
YPAB ini saat ditemui dalam acara Think and Act, Dare to be Different. Tak hanya sukses menjadi founder
YPAB, Kiki juga meraih Kick Andy Young Hero 2015, dan sukses menulis buku Orang Jujur Tidak
Sekolah. Sekarang ini, ia tengah bersiap-siap untuk melanjutkan studi S2 di Hardvard Graduate School of
Education.
Kisah di atas merupakan paparan inspiratif perjalanan kehidupan Kiki yang penuh tantangan dan
keberanian memperjuangkan kejujuran. Sudahkah kita berbuat jujur? Sudahkah kita berani menyampaikan
kebenaran? Berfikirlah dan bertindak, beranikan diri untuk jadi yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai