Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM

PRAKTIKUM ELEKTRONIKA ANALOG DAN DIGITAL


MODUL : 1

NAMA MODUL
NAMA

: ANGGA PRIANGER, DIKLA SASTA W

NIM

: 1137070013, 1137070023

KELAS

: TEKNIK ELEKTRO / 5A

KELOMPOK

:5

HARI, TANGGAL

: HARI, SENIN 14 SEPTEMBER 2015

WAKTU

: 15.30-17.30

DOSEN/ASISTEN

: SLAMET INDRIYANTO, MT

LABORATORIUM TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
0

2015

Modul 1

KONFIRGURASI TRANSISTOR
Angga Prianger (1137070013), Dikla Sasta W (1137070023) / Kelompok 5 / Senin, 14 September 2015
Email : anggaprianger@yahoo.co.id, Diklasasta@gmail.com
Dosen/Asisten : SLAMET INDRIYANTO, MT
PENDAHULUAN
Tujuan :
Mampu membuat rangkain Common Emitter
Mampu menganalisis rangkain penguat Common Emitter
Mengetahui bentuk gelombang masukan dari rangkaian
Common Emitter
I

beban ) = . Dengan menghubungkan


pembangkit luar pada ujung keluaran , maka
arus mengalir kedalam penguat

TEORI DASAR

Common Emitter merupakan komponen


dasar untuk sistem penguat. Untuk berkerja
sebagai penguat, transistor harus berada dalam
keadaan aktif. Penguat common emitter adalah
penguat yang kaki emitter transistor di
groundkan. Lalu kemudian inputnya dimasukan
ke basis output pada kaki kolektor.
Common emitter memiliki ciri-ciri karakter
sebagai berikut :

Sinyal output berbalik fasa 180 derajat terhadap


sinyal outputnya.

Sangat mudah terjadi isolasi, karena adanya umpan


positif , sehingga sering diasang umpan balik
negative untuk mencegahnya

Sering dipakai pada frekuensi rendah.


Jika tegangan keluaran turun oleh
pertambahan arus beban , maka VBE
( tegangan basis emiter ) bertambah dan arus
beban bertambah beasr pula , sehingga titik
q( kerja ) bergeser keatas sepanjang garis beban
, dan VEC( tegangan emiter colector)
berkurang . Akibatnya Vo (tegangan keluaran )
bertambah besar melawan turunnya Vo oleh
arus beban sehingga keluaran Vo akan tetap
( Sutrisno, 1986 : 172 ).

II

METODOLOGI

Alat dan Bahan :


-

Osciloscope
Audio Fungtion Generator
Power supply 9 V
Transistor 9013
Resistor 82k, 15k, 1k2, 5k6
Kapasitor 100nF

Langkah Kerja :

Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan


kemudian susun dan rangakian sesuai pada gambar.
Perhatikan kaki E,B,C Transistor
Hubungkan +VCC ke power suply
Hubungkan vin dengan function generator dan vout
dengan osiloskop
Pada osiloskop, channel 1 dihubungkan dengan vin
dan channel 2 dihubungkan dengan vout
Aktifkan rangkaian. Lalu dengan function generator
(FG) berikan sinyal Vin sinus dengan frekuensi 1
kHz. Atur amplitudo vin hingga didapatkan sinyal
maksimum tak cacat (tidak terpotong) pada Vout
Amati dan gambarkan Vin (coupling AC) dan Vout
(gambarkan dengan coupling AC dan coupling DC)
Kemudian ganti nilai Rc1 dengan Rc2 (5k6).
Lakukan langkah seperti sebelumnya. Lengkapi
tabel data
Hasil rangkaian yang telah di pasang.

Emiter menjadi bagian bersama untai


masyukan dan keluaran . Resistansi keluarannya
adalah resistansi didalam penguat yang terlihat
oleh beban , resistansi keluaran, diperoleh
dengan membuat Vs = 0 dan RL ( hambatan

III

HASIL DAN ANALISIS

Hasil Percobaan :
Analisis Percobaan :
Pada praktikum ini membahas bagaimana
cara kerja rangkaian penguat common emiter
yang
menggunakan
transistor
sebagai
penguat. Transistor merupakan komponen dasar
untuk sistem penguat, transistor di gunakan
untuk bekerja sebagai penguat, transistor harus
berada dalam kondisi aktif. Kondisi aktif
dihasilkan dengan memberikan bias pada
transistor.
Bias
dapat
dilakukan
dengan
memberikan arus yang konstan pada basis atau
pada kolektor. Untuk kemudahan, dalam
praktikum ini akan digunakan sumber arus
konstan untuk memaksa arus kolektor agar
transistor berada pada kondisi aktif. Jika pada
kondisi aktif transistor diberikan sinyal (input)
yang kecil, maka akan dihasilkan sinyal keluaran
(output) yang lebih besar. Hasil bagi antara
sinyal output dengan sinyal input inilah yang
disebut faktor penguatan, yang sering diberi
notasi E atau C.
Setelah merangkai alat berdasarkan buku
panduan selanjutnya rangkaian dihubungkan ke
signal
generator
dan
osciloscop. Signal
generator berfungsi sebagai pemroses sinyal
masukan yang kemudian akan diubah menjadi
tegangan keluaran yang berbentuk grafik
gelombang yang berbeda . Grafik tegangan
masukan yang kita berikaan berupa gelombang
sinusoida. Setelah pengkaibrasian dilakukan dan
pengaturan
pada
osciloscop
dan
signal
generator didapat grafik tegangan keluaran
berupa grafik gelombang sinusoida yang
memiliki
beda
fase
180
derajat
yang

menghasikan gambar gelombang yang terbalik


dari gelombang sinusoida . Ini menunjukkan
bahwa rangkaian common emiter ini berfungsi
sebagai penguat. Penguat emiter mempunyai
titik kerja yang stabil. Pada tegangan emiter ini
tidak terdapat tegangan emtter AC karna
pengaruh dari penggunaan kapasitor bypass .
Jika kapasitor bypass terhubung terbuka , akan
terdapat tegangan antara emitter dan ground .
Gejala ini akan segera dapat diidentifikasi
sebagai kapasitor yang terhubung terbuka. Jika
tegangan
keluaran
turun
oleh
pertambahan arus
beban
,
maka
VBE
( tegangan basis emiter ) bertambah dan arus
beban bertambah beasr pula , sehingga titik
q( kerja ) bergeser keatas sepanjang garis beban
, dan VEC( tegangan emiter colector)
berkurang . Akibatnya Vo (tegangan keluaran )
bertambah besar melawan turunnya Vo oleh
arus beban sehingga keluaran Vo akan tetap.
Emiter menjadi bagian bersama untai masyukan
dan keluaran . Resistansi keluarannya adalah
resistansi didalam penguat yang terlihat oleh
beban , resistansi keluaran, diperoleh dengan
membuat Vs = 0 dan RL ( hambatan beban ) =
. Dengan menghubungkan pembangkit luar
pada ujung keluaran , maka arus mengalir
kedalam penguat dan akan dihasilkan penguat
emiter yang membuat grafik tegangan keluaran
yang berbentuk gelombang sinusoida yang
terbalik dengan gelombang sinusoida masukan.
Hasil dari percobaan pertama dengan nilai Rc1 :
1k2 dengan nilai Vin I Volt/Div = 1x3,8
Vout Volt/div : 0,5x1,3dan nilai Time/Dive :
1x1,3 dan nilai Gain didapatkan dari Vout :
Vin maka didapatkan nilai 0,17 terdapt hasil
yang sama antara Vout AC dan Vout DC dan
didapatkan hasil sebagai berikut :
Vin
Vout
Gain
Beda
[Vpp]
[Vpp]
Av
Fase
3,8
0,65
0,17
180
Kemudian ketika diganti dengan nilai Rc2 :
5k6 dengan nilai Vin I Volt/Div = 0,5x3,6
Vout Volt/div : 5x1,2 dan nilai Time/Dive :
1x1,3 dan nilai Gain Av didapatkan dari
Vout : Vin maka didapatkan nilai 3,33
terdapt hasil yang sama antara Vout AC dan Vout
DC dan didapatkan hasil sebagai berikut :
Vin
[Vpp]
1,8

Vout
[Vpp]
6

Gain
Av
3,33

IV

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan pada percobaan rangkaian


penguat common emiter , maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
a.
Pada grafik tegangan masukan yang berupa gelombang
sinusoida, dihasilkan grafik tegangan keluaran berupa
gelombang sinusoida yang tebalik 180 derajad .
b.
Jika kapasitor bypass terhubung terbuka , akan terdapat
tegangan antara emitter dan ground.
c.
Dengan menghubungkan pembangkit luar pada ujung
keluaran , maka arus mengalir kedalam penguat yang
menghasilkan penguat emiter .

DAFTAR PUSTAKA

Sri widodo, thomas .2002. Elektronika


Dasar .Jakarta :Salemba Teknika.
Sutrisno.1986.Elektronika Teori dan
Penerapannya.Bandung:ITB.
http://elektronika-dasar.web.id/teorielektronika/garis-beban-dc-dan-actransistor/

Nama saya Angga Prianger lahir di


Palembang sedang berkuliah di Jurusan
Teknik Elektro Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Sunan Gunung Djati
Bandung. Penjelasan sedikit menenai
penulis : saya orang biasa yang
berusaha menjadi luar biasa. TRUST
ME!!!

Nama saya Dikla Sasta W lahir di


Sorong JATIM sedang berkuliah di
Jurusan Teknik Elektro Fakultas Sains
dan Teknologi UIN Sunan Gunung Djati
Bandung. Penjelasan sedikit menenai
penulis, lebih baik diam dari pada
berbicara tidak berguna

Beda
Fase
180

Anda mungkin juga menyukai