pengendalian
manajemen
tidak
hanya
dilakukan
pada
perusahaan
manufaktur saja, tetapi juga perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa. Dalam
proses pengendaliannya, sektor jasa mempunyai karakteristik yang relatif berbeda
dibanding sektor manufaktur. Sebagai contoh adalah organisasi jasa pendidikan,
pemerintah
B. Perusahaan Jasa dan Karakteristiknya.
Saat ini banyak berkembang organisasi yang memberikan jasa sebagai produknya,
seperti pendidikan (sekolah), perbankan, konsultan hukum, notaris, pengacara,
akuntan, rumah sakit, organisasi dagang (agen, distributor, pengecer). Karakteristik
yang membedakan
pengendalian manajemen pada perusahaan jasa antara lain adalah :
1. Tidak adanya persediaan penyangga.
Pada perusahaan manufaktur tersedia bahan baku (persediaan) untuk menjamin
kontinuitas produksi, serta untuk menjamin produk jadi selalu tersedia pada saat
dibutuhkan oleh konsumen. Pada perusahaan jasa tidak ditemukan persediaan. Jasa
tidak dapat disimpan. Kamar hotel, kamar operasi pada rumah sakit, pekerjaan
seorang ahli hukum, dan profesional lainnya yang tidak digunakan akan hilang
dengan sendirinya. Jadi, walaupun perusahaan manufaktur dapat memperoleh
pendapatan di masa mendatang dari persediaan produk yang dipunyai saat ini,
maka perusahaan jasa tidak dapat melakukan seperti itu. Perusahaan jasa harus
berupaya meminimalkan kapasitas yang tidak terpakai.
Juga, biaya yang terjadi pada organisasi jasa merupakan biaya tetap dalam jangka
pendek. Dalam jangka pendek, sebuah sekolah misalnya tidak dapat mengurangi
biayanya secara substantial dengan menutup sebagai kelasnya.
Sebuah rumah
sakit tidak dapat mengurangi jumlah bangsal untuk tidak digunakan dalam jangka
waktu tertentu. Kantor pengacara, notaris dan organisasi profesional lainnya
biasanya enggan untuk menghentikan pegawainya pada saat volume jasanya
rendah karena menyangkut moral dan biaya perekrutan kembali dan training yang
harus diberikan kembali. Variabel kunci untuk organisasi jasa seperti ini adalah
seberapa besar kapasitas yang dipunyai oleh perusahaan jasa tersebut untuk
dibanding dengan permintaan akan jasa yang ada. Biasanya organisasi jasa
membandingkan dengan dua
cara yaitu pertama, organisasi tersebut berupaya menstimulasi permintaan pada
periode sepi order jasa dengan mengadakan upaya pemasaran dan penurunan
harga.
Contohnya
menggencarkan
untuk
pemasaran
hotel-hotel
hotelnya
yang
dan
pada
musim
memberi
diskon
sepi
khusus.
biasanya
Kedua,
menyesuaikan ukuran tim kerja yang ada untuk mengantisipasi permintaan jasa,
seperti training pada musim sepi dan kompensasi lembur untuk musim ramai.
2. Kesulitan dalam pengawasan kualitas
Pada perusahaan manufaktur bisa memeriksa kualitas produknya sebelum dikirim
kepada pelanggan dan kualitas barang dapat diukur secara kasat mata atau dengan
instrumen tertentu. Pada perusahaan jasa tidak dapat dilakukan seperti itu.
Penilaian atas kualitas jasa terjadi pada saat jasa itu diberikan dan seringkali
subyektif. Contoh ketika seorang pramuniaga selalu menemani calon pembeli dalam
memilih barang sehingga jika ada keraguan akan dapat memberikan informasi yang
tepat. Namun seringkali ditanggapi berbeda oleh calon pembelil, mereka merasa
tidak bebas memilih atau seperti diawasi.
3. Penggunaan tenaga kerja yang intensif
Perusahaan manufaktur menambah peralatan dan otomasi alat produksinya dengan
maksud
menggantikan
tenaga
kerja
dan
mengurangi
biaya.
Kebanyakan
perusahaan jasa tidak bisa melakukan seperti itu. Sekolah menambah peralatan
praktek dengan harga mahal tidak untuk efisiensi biaya, tetapi dimaksudkan untuk
lebih meningkatkan kompetensi peserta didik. Sebuah rumah sakit menambah
peralatan yang canggih dengan harga mahal tidak untuk efisiensi biaya, tetapi
dimaksudkan untuk lebih
meningkatkan pelayanan kepada pasien. Pemerintah membeli peralatan kantor
berbasis teknologi yang tentu saja harganya mahal tidak untuk efisiensi biaya,
tetapi untuk memudahkan penyelesaian pekerjaan dan peningkatan pelayanan
kepada masyarakat.
4. Organisasi dengan multi unit.
Beberapa organisasi jasa mengoperasikan beberapa unit di lokasi yang berbeda
yang masing-masing relatif kecil. Contohnya jaringan bengkel Honda AHAS dimana
di setiap kota terdapat bengkel motor Honda. Contoh lain adalah Perusahaan
Rosalia Indah yang awal mula merupakan perusahaan otobis, sekarang membuka
usaha atau unit-unit baru seperti hotel, travel, laundry, restoran dan lain-lain.
C. Sistem Pengendalian Manajemen Pada Berbagai Organisasi
1. Organisasi Profesional
a. Jenis Organisasi : Lembaga Hukum, rumah sakit, konsultan, biro iklan dan lainlain
b. Karakteristik Khusus
1) Tujuan
Tujuan
dominan
memuaskan,
perusahaan
khususnya
manufaktur
kembalian
atas
adalah
aset
yang
memperoleh
digunakan.
laba
yang
Perusahaan
utamanya
adalah kemampuan profesional stafnya; dimaan nilainya ini tidak tampak pada
laporan keuangan. Kembalian atas aset yang digunakan oleh karenanya tidak
mempunyai bentuk pada organisasi seperti itu. Tujuan keuangan utamanya adalah
menyediakan kompensasi yang sepadan pada para profesionalnya. Tujuan yang
hendak dicapai biasanya berkaitan dengan ukuran organisasi.
Kecenderungan alamiah yang terjadi adalah ukurasn sukses suatu organisasi
biasanya juga dilihat dari besar kecilnya organisasi. Di sisi lain, tujuan ini
menunjukkan skala ekonomi dalam penggunaan berbagai usaha dari staf kantor
pusat organisasi dan unit-unit pertanggungjawaban agar tidak kalah dalam
persaingan.
2) Profesional
Organisasi profesional lebih banyak mengandalkan tenaga kerja, dan tenaga kerja
dalam hal ini merupakan bentuk khusus. Banyak profesional yang lebih suka
bekerja bebas dari pada terikat dalam satu tim kerja. Pada banyak profesi,
pendidikan tidak memasukkan pendidikan manajemen. Secara alamiah hal ini
menekankan pada petingnya profesi tersebut lebih dari sekedar manajemen
tersebut; untuk alasan ini, banyak orang yang menganggap sebelah mata terhadap
profesi seorang manajer.
Profesional biasanya cenderung tidak membebani keputusannya dari sudut
pengaruh keuangannya: mereka ingin mengerjakan sebaik mungkin; dengan
mengabaikan biayanya. Sikap ini cenderung mempengaruhi sikap staf dan bawahan
lainnya dalam perusahaan: yakni sulitnya pengawasan biaya.
dengan pengukuran
jumlah
atau
Kebanyakan dengan cara ini hanyalah sekedar ukuran efisiensi dalam pelayanan
pasien, untuk mengukur apakah seorang pegawai telah bekerja sebagaimana
mestinya. Pendapatan yang diperoleh biasanya merupakan ukuran output pada
sejumlah organisasi profesi; namun ukuran output pada sejumlah organisasi profesi;
namun ukuran uang seperti ini, lebih berhubungan pada jumlah jasa yang
dilakukan, tidak berkaitan dengan mutu, walau kualitas yang jelek dalam jangka
panjang akan mengurangi pendapatan. Pekerjaan yang dilakukan oleh banyak
profesional
tidak
repetitif
atau
berulang-ulang.
Hal
ini
menyulitkan
dalam
organisasi. Jika tidak dilakukan dengan terbuka, pemasaran bisa dalam bentuk
kontak pribadik pidato, artikel, kegiatan olahraga dan kegiatan sejenis lainnya yang
biasa dilakukan oelh seorang profesional.
c. Sistem Pengendalian Manajemen
1) Penentuan Harga
Harga jual dari pekerjaan yang dilakukan pada organisasi profesi biasanya
ditetapkan secara tradisional. Tarifnya biasanya didasarkan pada jam kerja untuk
kompensasi dengan tingkat profesionalnya, ditambah biaya overhead dan laba.
Biasanya juga dibebankan biaya tetapnya.
2) Pusat Laba dan Harga Transfer
Organisasi profesi biasanya menggunakan pusat laba. Unit pendukung,
seperti pemeliharaan, proses informasi, transportasi, telekomunikasi, percetakan
dan sejumlah material dan jasa, membebankan unit yang dikonsumsinya pada jasa
yang diberikan.
3) Perencanaan Strategi dan Penganggaran.
Sistem perencanaan strategi tidak dibuat sebaik pada perusahaan manufaktur. Pada
organisasi profesi aset utamanya adalah orang. Jadi walaupun terjadi fluktuasi
jangka pendek pegawainya, perubahan ukuran dan kompensasi untuk stafnya lebih
mudah dibuat dan direvisi dimana perlu.
4) Pengawasan Operasi
Perhatian yang besar hendaknya diberikan pada penjadwalan waktu dari profesional
tersebut. The billed time ratio yaitu rasio jumlah jama yang dipakai terhadap total
jama kerja yang tesedia dari profesional tersebut, diawasi dengan cermat.
Ketidakmampuan untuk menciptakan standar kerja dan ukuran prestasinya, akan
membawa dampak terhadap perencanaan dan pengendalian tugas sehari-hari.
Apabila pekerjaan tersebut dilakukan oleh tim proyek, pengawasan difokuskan pada
proyek tersebut. Rencana tertulis untuk masing-masing proyek tersebut diperlukan
secara berkala dilaporkan tentang kinerja sesungguhnya dibandingkan dengan
standar baik biaya, jadwal maupun kualitas.
5) Ukuran Prestasi dan Penghargaan
Kinerja profesional cukup mudah dinilai. Namun ada juga kinerja profesional yang
cukup sulit dinilai. Untuk beberapa kondisi, ukuran prestasi biasanya tersedia.
Misalnya rekomendasi dari seorang analis investasi bisa dibandingkan dengan
perilaku pasar sesungguhnya dari saham. Diagnosis operasi pada rumah sakit bisa
diuji dengan pengujian kondisi hasil operasi. Skill bisa diukur dengan tingkat
kesuksesan dari operasional. Ukuran seperti ini biasanya merupakan kualifikasi
yang tepat. Namun pada beberapa keadaan, pengukuran prestasi lebih banyak
mempertimbangkan faktor-faktor manusiawi. Pertimbangan tersebut bisa dari
atasan, rekan sekerja, diri sendiri, bawahan atau klien.
2. Organisasi Nirlaba
a. Jenis organisasi : rumah sakit nirlaba, sekolah
b. Ciri Khusus
1) Tidak Ada Ukuran Laba
Tujuan utama dari kebanyakan usaha adalah memperoleh laba yang memuaskan
bagi pemiliknya. Laba dalam hal ini merupakan ukuran prestasi terhadap tujuan
yang telah ditetapkan. Tujuan dn ukuran seperti ini tidak ada dalam organisasi
nirlaba. Ketiadaaan
kontribusi
aktiva
modal
tidak
merupakan
pendapatan.
Aktiva
harus terlihat jelas mana sumbangan yang benar-benar murni sumbangan. Hal ini
juga membawa konsekuensi laporan kontribusi operasinya yakni pendapatan yang
diperoleh dari perputaran dana tahunan, bantuan dan sumbangan lainnya yang
dimaksudkan untuk membiayai operasional perusahaan.
Maka, organisasi nirlaba mempunyai dua bentuk laporan keuangan. Bentuk pertama
berkiatan dengan kegiatan operasional, dan termasuk di dalamnya adalah laporan
operasional, neraca dan lapora cash flow, semuanya sama seperti yang ditemui di
dunia usaha pada umumnya. Bentuk kedua berkaitan dengan kontribusi modal dan
laporan ini berisikan laporan kontribusi modal inflow dan outflow selama satu
periode dan neraca yang melaporkan kontribusi aktiva modal dan yang berkaitan
dengan hutang dan modal.
Kontribusi modal inflow adalah kontribusi modal yang diterima pada periode
tertentu dan gain dari portofolio sumbanga; sementara kontribusi modal outflow
adalah pendapatan sumbangan yang
Dana gedung dan dana sumbangan, dimana rekening ini digunakan untuk
ditetapkan full cost, tapi harga sumbangan hendaknya ditetapkan atas dasar harga
pasar.
Pada umumnya, semakin kecil dan spesifik unit jasa yang diberikan harga, maka
makin baiklah dasar keputusan yang diambil untuk alokasi sumber daya.
Pada
umumnya
pengendalian
manajemen
ditetapkan
apabila
hargan
telah
ditetapkan terlebih dahulu sebelum ditetapkannya kinerja atas jasa yang diberikan
2) Penyusunan Anggaran dan Perencanaan Strategi
Pada organisasi nirlaba yang harus memutuskan alokasi sumber daya yang terbatas
secara bijaksana, perencanaan strategi lebih penting dan lebih banyak memakan
waktu dari pada jenis usahanya itu sendiri.
Pada
kebanyakan
organisasi
nirlaba
yang
harus
memutuskan
bagaimana
mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk keseluruhan akitvitas yang ada,
perencanaan strategis lebih penting dan proses perencanaan strategi ini memakan
waktu yang lebih panjang daripada jeis usaha sejenis. Karena tidak
adanya ukuran laba, maka keputusan programnya jadi lebih banyak pertimbanga
pribadi (subyektif).
Sekolah
biasanya
mengetahui
berapa
kira-kira
pendapatan
sebelum
tahun
mebatasi pengeluaran sesuai dengan yang telah diatur dalam anggaran. Jadi, alat
pengendalian manajemen yang paling penting dalam organisasi seperti ini adalah
berkaitan dengan aktivitas keuangan organisasi yakni anggaran.
3) Operasi dan Evaluasi
Tidak ada cara untuk mengetahui biaya operasional yang optimum. Manajer pusat
pertanggungjawaban cenderung menghabiskan saja dana yang disetujui anggaran,
walaupun jumlah yang dianggarkan lebih tinggi dari yang diperlukan.
Walaupun organisasi nirlaba mempunyai reputasi beroperasi secara efisien. Hal ini
karena organisasi seperti sekolah mengalami kesulitan memperoleh dana terutama
dari sumber pemerintah. Maka konsekuensinya makin diperlukannya pengendalian
manajemen.
3. Organisasi Pemerintah
a. Jenis organisasi : kantor pemerintah
b. Karakteristik Khusus
1) Pengaruh Politik
Keputusan yang dihasilkan melalui proses yang berjenjang dan sering disertai
dengan konflik. Tekanan publik seperti ini tidak dapat dihindarkan. Seorang pejabat
tidak bisa berfungsi jika ia tidak terpilih kembali, dan jika ingin dipilih kembali,
mereka harus membantu memenuhi kebutuhan tertentu walau
kebutuhan seperti ini tidaklah seperti yang diharapkan masyarakat. Tekanan berupa
konflik seperti ini biasanya tidak menghasilkan keputusan yang optimum.
2) Informasi Publik
Di negara kita yang demokratis, masyarakat pers dan umum berhak tahu atas apa
yang dilakukan oleh pemerintahnya. Saluran untuk distribusi informasi ini biasanya
bias. Cerita beberapa media biasanya cenderung membesar-besarkan. Untuk
mengurangi hal tersebut, pemerintah biasanya membatasi jumlah informasi yang
sensitif dan kontroversial yang mengalir melalui sistem pengendalian manajemen
formal. Hal ini mengurangi efektivitas sistem.
3) Sikap Yang Mengutamakan Pelanggan
Organisasi nirlaba didukung oleh pelanggan karena memperoleh penghasilan dari
pelanggannya.
Makin
bertambah
pelanggan
maka
makin
bertambah
pula
sama
baiknya
dengan
yang
lainnya
yang
pada
gilirannya
di
bidang-bidang
tertentu
dimana
organisasi
ini
memberikan
strategi
di
organisasi
pemerintah
merupakan
faktor
penting.
atas
dasar
konsultasi
dengan
DPR.
Kebijakan
Pemerintah
pemerintah dapat diukur sama akuratnya dengan yang di swasta. Pada organisasi
pemerintah
pendapatan
tidak
merupakan
ukuran
output,
karena
tidak
aliran listrik, tersedianya air untuk konsumsi. Namun ukuran ini tidak menyebutkan
bagaimana kualitas jalan yang dikerjakan, apakah
seluruh
masyarakat
sudah
menikmati
aliran
listrik
tanpa
ada
pemutusan,
dari
organisasi
pemerintah
tersebut.
Karena
indikator
sosial
banyak
dipengaruhi oleh faktor eksternal, maka ukuran ini terbaik hanya indikasi kasar
bagai prestasi yang dicapai oleh organisasi tersebut. Tingkat harapan hidup
misalnya, adalah indikasi efektivitas pengelolaan kesehatan pada suatu negara;
ukuran ini biasanyanya dipengaruhi oleh standar hidup, makanan, kebiasaan
merokok, dan faktor lainnya. Sehingga indikator sosial seperti ini cocok digunakan
untuk analisis masalah strategis pada jangka panjang.
4. Organisasi Usaha Dagang
a. Jenis usaha : pengecer, agen, grosir atau distributor.
b. Karakteristik Khusus
1) Organisasi semacam ini tidak dapat dikelompokkan sebagai organisasi jasa, tapi
juga tidak merupakan perusahaan manufaktur.
Tidak seperti pada organisasi jasa, persediaan merupakan faktor penting pada
perusahaan dagang. Sebenarnya kepala departemen pada organisasi seperti ini
disebut pembeli, tidak hanya sekedar manajer, yang menunjukkan pentingnya
fungsi pengadaan. Alat pengawasan yang prinsip adalah dimungkinkannya untuk
membeli yakni jumlah maksimum yang boleh dibeli oleh pembeli kapan saja.
2) Pengawasan modal kerja merupakan faktor penting dalam perusahaan dagang.