Anda di halaman 1dari 5

2.

Pathway
GNC, PNC, Nefrosklerosis, ISK, DM

Hipertiroid polikistik, striktur uretra

Batu ginjal, batu saluran kemih


Hidronefrosis

Kerusakan sel
glomerulus nefron

Tekanan arteri meningkat


Glanularitas jugstaglomerolus meningkat

GFR menurun
Metabolisme protein
tertimbun dalam darah
Toksik, uremia

Erotropoetin
menurun
Mual, muntah,
Pusing, lemas,
anoreksia
HB turun

Renin meningkat
Aldosteron
meningkat
K+ meningkat

Reabsorbsi Na
meningkat
Edema

Kelebihan
PK Hiperkalemia
vol cairan
3. Rencana Asuhan
Keperawatan
NO
1

DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Kelebihan volume
cairan berhubungan
dengan gangguan
mekanisme regulator

Gangguan fungsi
pembentukan hormon

Perubahan
nutrisi
Gatal
kurang dari
kebutuhan
Resiko Kerusakan
Integrtitas Kulit

TUJUAN

KRITERIA HASIL

Setelah diberikan asuhan


keperawatan selama
3x24 jam diharapkan
pasien mampu

Menunjukkan perubahan
berat badan yang lambat
Mempertahankan pembatasan
diet dan cairan

Kalsitrol
Pegal, nyeri
tulang
Nyeri akut

Intoleransi
aktivitas

INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Kaji status cairan ; timbang berat
badan setiap hari, keseimbangan
masukan & haluaran, turgor kulit,
adanya edema, distensi vena leher,

RASIONAL
1. Pengkajian merupakan dasar &
data dasar berkelanjutan untuk
memantau perubahan &
mengevaluasi intervensi.

sekunder akibat CKD


ditandai dengan adanya
piting edema (kaki,
tangan, sakrum), kulit
mengkilap, edema
periorbital, penurunan
haluaran urine,
kenaikan berat badan.

mempertahankan berat
tubuh ideal tanpa
kelebihan cairan

Menunjukkan turgor kulit


normal tanpa edema
Menunjukkan tanda-tanda
vital normal
Menunjukkan tidak adanya
distensi vena leher
Melakukan hygiene oral
dengan sering
Melaporkan penurunan rasa
haus
Membran mukosa lembab

tekanan darah, denyut & irama nadi.


2. Batasi masukan cairan

3. Identifikasi sumber potensial cairan ;


medikasi & cairan yang digunakan,
makanan.
4. Jelaskan pada pasien & keluarga
rasional pembatasan
5. Tingkatkan & dorong hygiene oral
dengan sering

Nyeri akut
berhubungan dengan
trauma jaringan dan
refleks spasme otot
sekunder akibat
gangguan ginjal
ditandai dengan pasie
mengeluh nyeri,
agitasi,
ansietas, peka

Setelah diberikan asuhan


keperawatan selama
3x24 jam diharapkan
nyeri teratasi/berkurang

Melaporkan nyeri
hilang/terkontrol.
Pasien tampak rileks dan
mampu istirahat dengan
tepat.
Skala nyeri 0-1 (0-10)

2. Pembatasan cairan akan


menentukan berat tubuh ideal,
haluaran urine, & respon terhadap
terapi.
3. Sumber kelebihan cairan yang
tidak diketahui dapat diidentifikasi.
4. Pemahaman meningkatkan
kerjasama pasien & keluarga
dalam pembatasan cairan.
5. Hygiene oral mengurangi
kekeringan memnran mukosa
mulut.

1. Dorong pasien untuk melaporkan


nyeri.

1. Mencoba mentoleransi nyeri


daripada meminta analgesic.

2. Kaji tingkat nyeri (skala 0-10).

2. Perubahan tingkat nyeri dapat


menunjukkan penyebaran penyakit.

3. Berikan pasien posisi yang nyaman.

3. Meningkatkan kemampuan
koping,
menurunkan ketegangan.

rangsang.
4. Ajarkan teknik relaksasi & teknik
napas dalam & distraksi.
5. Kolaborasi pemberian analgetik.
3

Intoleransi aktivitas
berhubungan dengan
kelemahan

PK Hiperkalemia

Perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh berhubungan

Setelah diberikan asuhan


keperawatan selama
2x24 jam diharapkan
pasien mampu
melakukan aktivitas
secara bertahap sesuai
kemampuan

Setelah diberikan asuhan


keperawatan selama 3x24
jam diharapkan tidak
menunjukkan adanya
komplikasi.

Setelah diberikan asuhan


keperawatan selama 3x24
jam diharapkan mampu

1. Observasi tanda keletihan, tidak dapat


Pasien berpartisipasi pada
mentoleransi aktivitas tambahan
aktivitas yang diinginkan
Menurunnya kelemahan dan
keletihan
2. Bantu aktivitas sehari-hari diluar batas
Tanda vital dalam batas
toleransi
normal

4. Dapat menontrol nyeri yang


dirasakan.
5. Menurunkan intensitas nyeri dan
meningkatkan rasa control.
1.

Merencanakan istirahat yang


tepat

2.

Untuk mencegah kelelahan

3. Berikan bantuan dalam aktivitas


perawatan diri sesuai indikasi, selingi
periode aktivitas dengan periode
istirahat

3. Pemenuhan kebutuhan perawatan


diri tanpa mempengaruhi stres
miokard/kebutuhan oksigen
berlebihan

4. Pantau tanda vital selama beraktivitas

4. Aktivitas berlebihan dapat memicu


terjadinya stres kardio pulmonal

5. Berikan lingkungan yang tenang,


pantau dan batasi pengunjung
1 Pantau kadar kalium serum &
Kadar kaluim dalam darah
beritahu dokter bila nilainya melebihi
dalam batas normal.
5,5 mEq/L
Menunjukkan kelemahan otot
atau diare
Pola EKG normal
2 Kaji akan adanya kelemahan otot,
TTV dalam batas normal.
diare, perubahan EKG (gelombang T
memuncak & QRS melebar).
1. Kaji status nutrisi (perubahan berat
Mengkonsumsi protein yang
badan, nilai Lab ; elektrolit serum,
mengandung nilai biologis
BUN, kreatinin, protein transferin &
tinggi.

5. Meningkatkan istirahat untuk


menurunkan kebutuhan oksigen
dalam tubuh
1. Hiperkalemia menyebabkan
kerusakan & potensial
menyebabkan perubahan dalam
tubuh yg mengancam jiwa.
2.

Tanda & gejala kardiovaskuler


merupakan karakteristik
hiperkalemia.
1. Menyediakan data dasar untuk
memantau perubahan
mengevaluasi intervensi.

dengan penurunan
masukan oral,
anoreksia, mual,
muntah ditandai
dengan pasien
kehilangan nafsu
makan, kelemahan otot,
penurunan albumin
serum.

Resiko Kerusakan
Integritas kulit

pasien mempertahankan
masukan nutrisi yang
adekuat.

Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
diharapkan tidak terjadi
kerusakan integritas kulit

Memilih makanan yang


meningkatkan nafsu makan
dalam batasan diet.
Mengkonsumsi makanan
tinggi kalori dalam batasan
diet.
Melaporkan peningkatan
nafsu makan.
Menunjukkan tidak adanya
penurunan BB yang cepat.
Menunjukkan turgor kulit
yang normal tanpa edema ;
kadar albumin plasma
normal.
- Kulit tidak lecet
- Tidak terjadi dekubitus dan
kerusakan kulit lainya.

kadar besi).
2. Kaji pola diet nutrisi (riw diet,
makanan kesukaan)

2. Pola diet dahulu & sekarang dapat


dipertimbangkan dalam menyusun
menu.

3. Kaji faktor yang berperan dalam


merubah masukan nutrisi (anoreksia,
mual, muntah, stres, diet).

3. Meningkatkan masukan diet.

4. Menyediakan makanan kesukaan


pasien dalam batas-batas diet

4. Mendorong peningkatan masukan


diet.

5. Tingkatkan masukan protein yang


mengandung nilai biologis ; telur,
produk susu, daging.
1. Kaji keadaan kulit terhadap
kemerahan dan adanya excoriasi

5. Protein lengkap diberikan untuk


mencapai keseimbangan nitrogen
dan untuk penyembuhannya.
1. Sirkulasi darah yang kurang
menyebabkan kulit mudah rusak
dan memudahkan timbulnya
dicubitus/ infeksi.

2. Ganti posisi tiap 2 jam sekali

2. Mengurangi/ menurunkan tekanan


pada daerah yang edema, daerah
yang perfusinya kurang baik untuk
mengurangi eskemia jaringan

3. Anjurkan pada klien untuk


menggunakan pakaian yang tipis,
menyerap keringat serta tidak
menggaruk kulit yang gatal dan
terkelupas.

3. Mencegah terjadinya infeksi

4. Jaga keadaan kulit agar tetap kering


dan bersih

4. Kulit yang basah terus menerus


memicu terjadi iritasi yang
mengarah terjadinya dikubitus.

sekunder pada kulit dan


meningkatkan evaporasi

5. Kolaborasi dalam pemberian foam


dan tempat tidur angin.

5. Mencegah penekanan yang terlalu


lama pada satu tempat sehingga
dapat mengurangi iskemik jaringan

Anda mungkin juga menyukai