Appendicitis
Pembimbing
Kristiyanto,
SP.B
Absharidr.
A. Rudi
Lailatusaadah
- Michael D.
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. W
Jenis Kelamin
: Perempuan
Umur
: 37 tahun
St. Pernikahan
: Menikah
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga
Alamat
: Karang Pucung
No.RM
: 69801xx
ANAMNESIS
KELUHAN UTAMA
LIFE STYLE
Kebiasaan mengonsumsi makanan
berlemak (+), jarang makan sayursayuran.
olah raga (-)
Disangkal : merokok, alkohol, penggunaan
obat jangka panjang
PEMERIKSAAN FISIK
Status General
Kepala
(-/-)
Leher
detik
Pemeriksaan Appendisitis
DIAGNOSIS KERJA
Appendisitis Akut
DIAGNOSIS BANDING
Colitis
Divertikulitis
LABORATORIUM
HEMATOLOGI
AT
Alvarado Score
Skor
Nyeri berpindah
Anoreksia
Mual-muntah
Nyeri lepas
USG Abdomen
Reg Mc. Burney: Tampak ukuran appendix
melebar 7,1 cm, non kompresi.
Kesan: Gambaran appendisitis
DIAGNOSIS
Appendisitis Akut
Manajemen
Pro Appendektomi
Pre-Op :
Puasa
Antibiotik
Aspek Teori
:
Appendisiti
s
Anatomi &
Fisiologi
ANATOMI
Apendiks merupakan organ yang berbentuk tabung
panjang dan sempit dibagian proximal dan melebar
pada bagian distal.
Panjangnya kira-kira 10cm (kisaran 3-15cm) dan pada
orang dewasa umbai cacing berukuran sekitar 10 cm.
Letak:
- Berkait menempel pada bagian awal dari sekum
- Pertemuan ketiga taenia coli (taenia libera, taenia
colica, dan taenia omentum).
- Pangkal appendiks berada pada titik Mc Burney (titik
pada garis antara umbilikus dan SIAS kanan yang
berjarak 1/3 dari SIAS kanan)
Mc.Burney Point
Lanzs Point
ANATOMI
a : descending ke pelvis
b : rectocaecal
c : pre-ileal
d : retro-ileal
(1%)
(21%)
(1,5
%)
(2%)
(74%
)
FUNGSI APPENDIKS
1. Sistem kekebalan tubuh
Menghasilkan (IgA) seperti halnya bagian
lain dari usus. IgA merupakan salah satu
immunoglobulin (antibodi) yang sangat
efektif melindungi tubuh dari infeksi kuman
penyakit. Pengangkatan apendiks tidak
mempengaruhi sistem imun tubuh. Karena
jumlah jaringan limfe yang terdapat pada
apendiks kecil sekali bila dibandingkan
dengan yang ada pada saluran cerna lain.
FISIOLOGI
Appendiks menghasilkan lendir sebanyak
1-2 ml/hari
Lendir di curahkan ke dalam lumen di
alirkan ke caecum
Hambatan aliran berperan dalam
patogenesis appendisitis
DEFINISI dan
EPIDEMIOLOGI
DEFINISI
Apendisitis adalah peradangan yang
terjadi pada apendiks vermiformis
Appendisitis Akut
Appendisitis akut pada dasarnya adalah obstuksi
lumen yang selanjutnya akan diikuti oleh proses
infeksi dari apendiks.
Appendisitis Kronis
Diagnosis apendisitis kronik baru dapat ditegakkan
jika dipenuhi semua syarat : riwayat nyeri perut
kanan bawah lebih dari dua minggu, radang kronik
apendiks secara makroskopik dan mikroskopik, dan
keluhan menghilang setelah apendektomi. Insidens
apendisitis kronik antara 1-5 persen.
EPIDEMIOLOGI
Appendisitis adalah salah satu kasus emergensi bedah
tersering dan penyebab tersering abdominal pain.
US : 250.000 (7%) kasus di laporkan setiap tahun.
Sekarang: 10:10.000
Asia & Afrika : lower pola makan tinggi serat (
viskositas feses, bowel transit time, mencegah
pembentukan fecalith)
---------------------------------------------------------------------------------- Laki-laki > Perempuan = 3:2
---------------------------------------------------------------------------------- Age: 6-10 tahun. Anak lebih muda cenderung terdapat
perforasi (50-85%)
ETIOLOGI
Etiology
Adanya obstruksi oleh :
feca-lith (most common)
foreign body
Gallstone
Oxyrus Vermicularis
(worms)
Bacterial infection
Hiperplasia limfoid (anak)
tumor of the cecum
primary tumor of the
appendix
PATOFISIOLOGI
Simple App.
Suppurative
Gangren
Perforasi
Abses
S - Simple
S - Suppurative
G - Gangrene
R - Rupture
A- Abscess
(lanjutan patogenesis)
Intervensi Antibiotik
TANDA DAN
GEJALA
Lansia
Gejala sering samarsamar saja dan tidak
khas 50% baru
dapat didiagnosis
setelah terjadi
perforasi.
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik
Inspeksi : pasien berjalan membungkuk
sambil memegang perutnya yang sakit,
kembung (+) bila terjadi perforasi,
penonjolan perut kanan bawah terlihat
pada appendikuler abses
Auskultasi : peristaltik normal, peristaltik
(-) pada ileus paralitik karena peritonitis
generalisata akibat appendisitis perforata
Perkusi : nyeri ketok (+)
Rectal Toucher : nyeri tekan pada jam 9-12
KRITERIA DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
Pada appendisitis akut, 70-90% nilai leukosit, neutrofil, Creactive protein (CRP) akan meningkat
2. Foto polos abdomen
Ditemukan fecalit sesuai dengan lokasi apendiks (20% kasus)
Pada peradangan lebih luas dan membentuk infiltrat maka usus
pada bagian kanan bawah akan kolaps
Dinding usus edematosa -> tampak pada daerah kanan bawah
abdomen kosong dari udara
Bila sudah terjadi perforasi -> tampak gambaran udara bebas,
gambaran usus distensi, gambaran lemak pre-peritoneal
menghilang, pengkaburan psoas shadow, mungkin tampak
cairan bebas
3. Ultrasonografi (USG)
Ditemukan adanya fecalith, udara intra
lumen, appendiks yang meradang tampak
sebagai lumen tubuler dan diameter >6
mm, penebalan dinding appendiks >2
mm, kumpulan cairan periapendiseal,
lemak pericaecal dominan ekogenik
4. Computed Tomography Scanning (CTScan)
sangat baik untuk mendeteksi appendiks
5.
Appendikogram
pelebaran
(penebalan) dinding
mukosa
apendiks,
disertai
penyempitan lumen
hingga
sumbatan
oleh fekalit
Filling, partial filling,
non-filling
6. Histopatologi
Sel granulosit pada mukosa dengan ulserasi fokal atau
difus di lapisan epitel
Abses pada kripte dengan sel granulosit di lapisan epitel
Sel granulosit dalam lumen apendiks dengan infiltrasi ke
dalam lapisan epitel
Sel granulosit di atas lapisan serosa apendiks dengan
abses apendikuler, dengan atau tanpa terlibatnya lapisan
mukosa
Sel granulosit pada lapisan serosa atau muskuler tanpa
abses mukosa dan keterlibatan lapisan mukosa, bukan
apendisitis akut tetapi periapendisitis
MANAJEMEN
MANAJEMEN
Nonsurgical Treatment
-Antibiotic
-Analgesics
Surgical Treatment
- Open Appendectomy
- Laparoscopy Appendectomy
Open Appendectomy
Laparoscopic Appendectomy
Manajemen Operasi
Appendektomi dpt dicapai melalui insisi McBurney
Laparotomi appendisitis akut + penyulit peritonitis
Lapisan kulit yg dibuka pada appendektomi:
1. Kutis
2. Subkutis
3. Fascia Scarpa
4. Fascia Camper
5. Aponeurosis MOE
6. MOI
7. M. transversus
8. Fascia transversalis
9. Pre peritoneum
10. Peritoneum
KOMPLIKASI
dan
PROGNOSIS
Komplikasi
Perforasi appendicitis
Perforasi dengan pembentukan abses
Peritonitis Generalisata
Septikemia
Pieloflebitis
Abses hati
PROGNOSIS
Angka Mortalitas : 0.2-0.8%
Angka Mortalitas anak : 0.1-1%
> 70 tahun : 20 %
Appendisitis perforasi : 16-40%
Usia muda (40-57%)
Dewasa diatas 50 tahun (55-70%)
TERIMAKASIH