Karna Wijaya, Ika Septiana, Friska Nova S., Resy Norma A., dan Ani Devi A.
Departemen Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Gadjah Mada
5. Analisis morfologi struktur dengan metode TEM
Hasil Penelitian
Latar Belakang:
Katalis
Heterogen
Katalis
Bentonit
(f)
(e)
Biogasoline
Bahan
bakar
terbarukan
(d)
(c)
Hidrorengkah
(b)
40
(a) Al-Bentonit
Keterangan: (a) bentonit alam; (b) bentonit pencucian HF; (c) bentonit teraktivasi asam; (d)
bentonit interkalasi; (e) Al-bentonit; (f) Cr-Al-bentonit
Bentonit teraktivasi
- Pilarisasi dengan Al2O3
dan kalsinasi 500 oC
3. Analisis luas permukaan spesifik dan porositas dengan metode serapan gas
nitrogen
Al-Bentonit
- Impregnasi dengan Cr(NO3).9H2O, kalsinasi 500 oC,
dan reduksi dengan H2
Cr-Al-Bentonit
1. Uji aktivitas katalitik
Rasio katalis : minyak
sawit
(1:5 b/v)
Logam
Oksida
Al2O3
SiO2
Cr2O3
30
20
17.37
Metode Penelitian:
40
10
27.095
Pada umumnya mineral bentonit menunjukkan jarak d001 pada kisaran 30 sampai
3 yang bersesuaian dengan sudut 2 antara 2o dan 30o. Berdasarkan difraktogram pada
gambar terlihat adanya pergeseran basal spacing d001 menuju ke arah kiri, yang berarti
adanya kenaikan ukuran pori akibat dari sintesis yang dilakukan pada katalis bentonit.
10.601
Tujuan Penelitian:
(b) Cr-Al-Bentonit
7.765
35
54.54
30
3.856
25
15.246
20
58.812
15
22.09
10
49.697
6.775
26.160
Biomassa
(a)
Minyak
Sawit
cair
padat
kokas
gas
0
H-bentonit
Al-bentonit
Cr-Al-bentonit
Kesimpulan
1. Proses sintesis bentonit dengan pilarisasi alumina dan impregnasi
logam krom meningkatkan sifat fisikokimiawi dari katalis bentonit
2. Katalis Cr-Al-bentonit memiliki luas pori spesifik dan homogenitas
yang cukup tinggi
3. Hasil produk cair dari hidrorengkah minyak sawit menggunakan
katalis H-bentonit, Al-bentonit, dan Cr-Al bentonit berada pada fraksi
kerosin dan diesel.