Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Penelitian dilakukan di Dusun Krakitan, Desa Candirejo, Kecamatan
Semin, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada lokasi ini
ditemukan kenampakan morfologi kerucut dengan litologi berupa batuan
vulkanik. Morfologi kerucut ini memiliki kenampakan morfologi yang terpisah
dengan deretan gunungapi lainnya yang berada di daerah Wonogiri. Kenampakan
morfologi kerucut yang terpisah mengindikasikan adanya sumber erupsi yang
berbeda dengan deretan gunungapi lainnya. Maka dari itu, pada daerah ini
dimungkinkan adanya batuan vulkanik yang berbeda baik dari segi komposisi
ataupun tekstur batuan.
Batuan vulkanik yang ada di daerah ini memiliki kenampakan berwarna
putih dengan lapisan yang tebal dan komposisi berupa klastika gunungapi seperti
gelas vulkanik, plagioklas feldspar, litik andesit dan hornblende. Kenampakan
litologi

yang demikian dalam stratigrafi

regional

Pegunungan

Selatan

dikelompokkan ke dalam Formasi Semilir (Surono, 2009). Akan tetapi, pada


beberapa lapisan, batuan vulkanik tersebut bercampur dengan fragmen fragmen
cangkang karbonat dan berbatasan langsung dengan batuan karbonat. Oleh karena
itu, penelitian dilakukan untuk mengetahui fasies, lingkungan pengendapan, umur
serta dinamika sedimentasi dari Formasi Semilir di daerah ini.

Berdasarkan hasil tinjauan pustaka yang dilakukan, penelitian mengenai


stratigrafi Formasi Semilir di daerah ini belum pernah dilakukan. Penelitian terkait
yang pernah dilakukan yaitu penelitian dari Puspa (2006), Puswanto (2009),
Meliawati (2010), Wibowo (2011) dan Kristiawan (2011). Penelitian penelitian
tersebut akan dibahas lebih lanjut pada bagian peneliti pendahulu.

I.2. Maksud dan Tujuan


Maksud dari penelitian ini adalah mengetahui stratigrafi Formasi Semilir
yang tersingkap di Dusun Krakitan, Desa Candirejo, Kecamatan Semin,
Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui fasies yang berkembang di daerah ini.
2. Mengetahui lingkungan pengendapan Formasi Semilir di daerah ini.
3. Mengetahui umur dari Formasi Semilir di daerah ini.
4. Mengetahui dinamika sedimentasi dari stratigrafi daerah penelitian.

I.3. Lokasi Penelitian


Lokasi penelitian berada di Dusun Krakitan, Desa Candirejo, Kecamatan
Semin, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian
dilakukan di sepanjang tebing dengan panjang lintasan + 400m. Koordinat awal
pengukuran stratigrafi adalah 49S X: 473958 Y: 9135873 sedangkan koordinat
akhir pengukuran stratigrafi adalah 49S X: 474075 Y: 9136198 (lihat gambar 1.1).
Untuk mencapai lokasi penelitian, rute perjalanan yang ditempuh melewati jalan

utama Cawas Manyaran. Pada pertigaan Watuadeg, belok ke arah selatan hingga
bertemu dengan jalan bercabang 5. Dari percabangan tersebut masuk ke dalam
gapura Dusun Krakitan kurang lebih 750m hingga bertemu dengan lokasi
penambangan batugamping. Dari lokasi penambangan batugamping ini, lokasi
penelitian terletak lebih ke selatan lagi melewati jalan setapak kurang lebih 300m.
Jalur pengukuran yang dilakukan berada di tebing tepian sawah, di mulai dari
lembah sungai intermitten hingga ke puncak teratas dari singkapan batuan
vulkanik yang ada.

Gambar 1.1 Lokasi penelitian.


Sumber gambar: A. maps.google.com, diakses pada 17 Maret 2015
B. Peta Rupa Bumi Indonesia lembar Manyaran terbitan tahun 2001

I.4. Batasan Masalah


Penelitian ini membahas mengenai stratigrafi Formasi Semilir yang
tersingkap di Dusun Krakitan, Desa Candirejo, Kecamatan Semin, Kabupaten
Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Lintasan pengukuran stratigrafi
dipilih pada jalur yang memiliki pencampuran antara batuan vulkaniklastik primer
dan cangkang karbonat. Pengukuran stratigrafi dilakukan dari lapisan dengan
posisi stratigrafi terbawah hingga teratas yang menerus pada jalur tersebut.
Pembahasan ditekankan pada pembagian fasies, lingkungan pengendapan dan
dinamika sedimentasi sedangkan pengamatan fosil digunakan untuk menentukan
umur secara relatif saja.

I.5. Manfaat Penelitian


Penelitian

diharapkan

dapat

melengkapi

data

stratigrafi

regional

Pegunungan Selatan terutama pada Formasi Semilir. Selanjutnya, penelitian


memberikan gambaran paleogeografis di sekitar daerah penelitian dan aktifitas
gunungapi yang berkembang selama kurun waktu tersebut.

I.6. Peneliti Pendahulu


Penelitian mengenai Formasi Semilir di sekitar daerah penelitian sudah
pernah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu. Beberapa peneliti tersebut
antara lain:
1. Puspa (2006) melakukan studi fasies dan sedimentasi Formasi Semilir di
Daerah Sendang, Kecamatan Wuryantoro, Kabupaten Wonogiri, Propinsi

Jawa Tengah. Hasil penelitian menunjukkan fasies yang berkembang di


daerah ini adalah 4 fasies, yaitu fasies perselingan batupasir, fasies lapili
tuf, fasies breksi pumis dan fasies breksi pumis dasitan. Fasies tersebut
secara genetic dikelompokkan ke dalam kelompok batuan piroklastik dan
batuan epiklastik vulkanik. Lingkungan pengendapannya berada di daerah
laut dalam, terutama pada submarine fan dengan mekanisme pengendapan
berupa arus turbid, aliran piroklastik dan gravity flow. Umur dari Formasi
Semilir di daerah ini berdasarkan kandungan fosil nanoplanktonnya yaitu
Miosen Awal dengan zona Martini pada NN2 NN3. Sedangkan menurut
uji penarikan jejak belah dengan mineral zircon, umur yang didapat adalah
17 + 1,1 juta tahun yang lalu.
2. Puswanto (2009) melakukan analisa stratigrafi dan sedimentasi pada
batupasir Formasi Semilir di daerah Karangsari, Kecamatan Semin. Hasil
penelitian menunjukkan Formasi Semilir yang ada merupakan produk
vulkanik sekunder dengan litologi batupasir epiklastik yang diendapkan
pada kipas bawah laut bagian tengah. Umur dari Formasi Semilir di daerah
ini adalah N7 berdasarkan data palinologi yang ditemukan.
3. Meliawati (2010) melakukan analisa karakteristik batuan vulkanik daerah
Jetak dan sekitarnya, Desa Karangsari, Kecamatan Semin, Kabupaten
Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan
Formasi Semilir di daerah tersebut terbagi menjadi dua satuan yaitu satuan
tuf dan satuan lapili tuf dengan mekanisme pengendapan piroklastik aliran.
Lingkungan pengendapannya merupakan daerah daratan.

4. Kristiawan (2012) melakukan analisa litostratigrafi dan sedimentasi batuan


vulkanik di daerah Tepus Ngluwur, Kecamatan Semin. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Formasi Semilir di daerah Semin terbagi menjadi 11
litofasies dengan 6 episode erupsi tipe eksplosif magmatik. Mekanisme
pengendapannya merupakan piroklastik jatuhan, piroklastik aliran,
piroklastik seruakan dan aliran debris lahar. Lingkungan pengendapan
Formasi Semilir ini berada di lingkungan subaerial atau darat.
5. Wibowo (2011) melakukan analisa fasies batuan vulkanik di Formasi
Semilir daerah Nglangkir, Kecamatan Manyaran. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Formasi Semilir terbagi menjadi 12 fasies batuan
setebal 650m. Letusan pembentuknya merupakan letusan eksplosif
magmatik dan efusif dengan mekanisme pengendapan berupa piroklastik
jatuhan, piroklastik aliran dan seruakan, aliran lava, aliran masa dan aliran
traksi. Lingkungan pengendapannya berupa lingkungan darat dan laut
dengan umur termuda berada di zona N9 N10 (Miosen Tengah).

Anda mungkin juga menyukai