Anda di halaman 1dari 2

PENGERTIAN PERKEMBANGAN

Author : Hj Sri Suryantini SPd


Publish : 26-05-2011 11:50:42

PENGERTIAN PERKEMBANGAN
Apa sebenarnya pengertian perkembangan itu? Istilah perkembangan berarti serangkaian perubahan progresif
yang terjadi karena adanya proses kematangan dan belajar. Perkembangan bukan sekedar penambahan tinggi
badan seseorang, melainkan suatu proses integrasi dari organisasi atau struktur dan fungsi tingkah laku yang
komplek dari individu yang bersangkutan,
mengarah pada tingkat yang lebih tinggi dan bersifat menetap serta tidak dapat diputar kembali. Dari definisi
di atas, perlu dimengerti pula pengertian kematangan dan belajar. Memiliki pengertian yang samakah antara
proses kematangan dan proses belajar itu ?
Para ahli psikologi melihat adanya perbedaan pengertian antara proses kematangan dan proses belajar.
Pengertian proses kematangan sebagaimana pendapat Davidoff adalah proses munculnya pola perilaku
tertentu yang tergantung pada pertumbuhan jasmani dan kesiapan susunan sarafnya. Proses kematangan ini
juga tergantung pada gen, karena saat terjadinya pembuahan, gen sudah memprogramkan potensi-potensi
tertentu untuk perkembangan individu tersebut di kemudian hari. Banyak dari potensi itu yang sudah lengkap
ketika individu tersebut dilahirkan dan ini dapat terlihat dari perjalanan perkembangan individu itu secara
perlahan-perlahan di kemudian hari. Misalnya potensi untuk bertambah kuat dari otot-otot dan tulang kaki
individu sehingga memungkinkannya untuk belajar berjalan. Lingkungan turut berperan serta cukup besar
dalam mewujudkan potensi tersebut, misalnya orang tua mencukupi nutrisi yang diperlukan untuk
pertumbuhan otot dan tulang kaki anak, serta melatihnya berjalan.
Hess menambahkan bahwa sebelum dan sesudah lahir seorang bayi sebenarnya telah banyak menerima
pengaruh, antara lain pengaruh kimiawi, pengalaman penginderaan, dan kejadian traumatik. Hal ini dapat
mempengaruhi perkembangan dari potensi-potensi yang dimiliki individu. Sedangkan pengertian belajar
adalah adanya perubahan seluruh aspek tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu yang berinteraksi
dengan lingkungannya, yang relatif berlangsung lama dan bersifat menetap atau permanen.
Pengertian organisasi tingkah laku sebagaimana pendapat Haditono dkk (1994) adalah diantara tingkah laku
ada hubungan yang bersifat khas dan menunjukkan kekhususan individu pada suatu tingkat umur tertentu. Dan
organisasi tingkah laku tersebut mengarah lebih tinggi memiliki pengertian bahwa tingkah laku tadi
mempunyai banyak diferensiasi, yaitu bahwa tingkah laku tersebut tidak hanya lebih luas, melainkan
mengandung kemungkinan yang lebih banyak.
Apakah perubahan-perubahan progresif di dalam perkembangan memilik tujuan tertentu? Hurlock (1994)
berpendapat bahwa perubahan-perubahar progresif d, dalam perkembangan memiliki tujuan agar individu
memilik kemungkinan menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Agar tujuan ini dapa tercapai, maka penting
sekali adanya perwujudan/realisasi diri atau aktualisasi dm dan individu yang bersangkutan. Tujuan dari
perubahan-perubahan dalam perkembangan ini bersifat dinamis atau tidak pernah statis. Tujuan n dapat
sebagai suatu pendorong bagi individu untuk melakukan sesuatu yang tepat, yang akhirnya dapat membentuk
individu sesuai yang diharapkan baik secara fisiologis maupun psikologis. Ada faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan seorang individu. Dari faktor- aktor mi muncullah teori-teori perkembangan
yang dikemukakan oleh ahli-ahli perkembangan, yaitu (Walgito, 1994):
A.1. TEORI NATIVISME
Schopenhaur berpendapat bahwa perkembangan manusia ditentukan oleh faktor-faktor nativus, yaitu
faktor-faktor keturunan atau bawaan dari seorangindividu. Dan teori ini akan terkesan bahwa seakan-akan
individu telahditentukan sebelumnya, tergantung pada sifat-sifat bawaan dan tidak dapat dirubah. Individu

Page 1

PENGERTIAN PERKEMBANGAN
yang terlahir dari orang tua yang baik akan menjadi baik dan dari, orang tua yang jahat akan menjadi individu
yang jahat. Dari kalangan pendidik menjadi pesimis dengan pandangan nativisme ,n, karena berarti usaha
pendidikan tidak berguna dalam membantu perkembangan individu. Dan beberapa ahli perkembangan tidak
dapat menerima teori nativisme ini yangterbukti munculnya teori empirisme.
A.2. TEORI EMPIRISME
Teori empirisme dikemukakan oleh John Locke. Teori ini menyatakanbahwa perkembangan individu
ditentukan oleh empirinya yaitu pengalaman-pengalaman yang diperoleh individu dari lingkungannya. Dalam
teoriempirisme ini, saat lahir individu digambarkan sebagai sehelai kertas putih bersih, dan individu akan
berkembang sesuai dengan apa saja yang akan tertulis di kertas putih bersih itu. Pandangan empirisme ini
membuat optimisme dan kalangan pendidikan, karena berarti hasil pendidikan yang akan menentukan
perkembangan individu. Teori empirisme ini nampak berlawanan dengan teor, nativisme, sehingga muncul
teori konvergensi, yang merupakan gabungan dan kedua teori tersebut

A.3. TEORI KONVERGENSI


William Stern menggabungkan teori nativisme dan empirisme menjadi teori konvergensi. William Stern telah
melakukan penelitian pada beberapa bayi kembar, yang dipisahkan dan dibesarkan di lingkungan yang
berbeda, yang dimulai sejak kelahiran mereka. Dan ternyata bayi-bayi kembar itu mengalami perbedaan
perkembangan. Dari hasil penelitian ini, William Stern
menyimpulkan bahwa perkembangan individu ditentukan oleh faktor-faktor bawaan (endogen) dan
lingkungannya (eksogen). Banyak ahli perkembangan yang lebih dapat menerima teori konvergensi ini.
Faktor bawaan (endogen) dan lingkungan (eksogen) saling berhubungan dalam perkembangan individu. Bakat
individu yang merupakan salah satu faktor bawaan akan menjadi aktual atau berkembang membutuhkan
kesempatan untuk dapat mengaktualisasikan bakat tersebut. Untuk itu diperlukan lingkungan yang baik dan
mendukung perkembangan atau aktualisasi bakat individu, misalnya pendidikan yang mendukung
perkembangan bakat individu. Sebenarnya pengaruh lingkungan terhadap perkembangan adalah tidak terlalu
memaksa, tetapi tetap memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan individu. Sehingga pengaruh
lingkungan yang dapat berupa kesempatan- kesempatan bagi individu, tergantung pula pada keputusan
individu apakah bersikap menerima, menolak, atau netral terhadap kesempatan-kesempatan itu. Dengan
demikian proses perkembangan individu merupakan suatu interaksi antara faktor bawaan, lingkungan dan
penentuan diri individu yang bersangkutan

Page 2

Anda mungkin juga menyukai