PEMBAHASAN
A. Definisi
Gastroenteritis adalah
disebabkan
oleh
inflamasi
bakteri
yang
pada
daerah
lambung
dan
intestinal
yang
bermacam-macam,virus
dan
parasit
yang
Keluar tinja yang encer dan sering ada terlihat darah, yang berakhir kurang dari 14
hari.
Disentri
Diare dengan adanya darah dalam feces, frekuensi sering dan feces sedikit-sedikit.
Diare persisten
Diare yang berakhir dlm 14 hari atau lebih, dimulai dari diare akut atau disentri.
Gastroenteritis bisa mengakibatkan sesorang mengalami dehidrasi, dehidrasi dapat
diklasifikasikan menjadi 3, yaitu:
Dehidrasi ringan
Tanda-tanda: ubun-ubun dan mata cekung, minum normal, kencing normal.
Dehidrasi sedang.
Tanda-tanda: gelisah, sangat haus, nadi dan pernafasan agak cepat, ubun-ubun dan
mata cekung, kencing sedikit dan minum normal.
Dehidrasi berat
Tanda-tanda: apatis, denyut jantung cepat, nadi lemah, tekana darah turun, warna
urine pucat, pernafasan cepat dan dalam, turgor sangat jelek, ubun-ubun dan mata
cekung sekali, dan tidak mau minum.
Atau yang dikatakan dehidrasi bila:
Dehidrasi ringan: kehilangan cairan 2-5% atau rata-rata 25ml/kgBB.
Dehidrasi sedang: kehilangan cairan 5-10% atau rata-rata 75ml/kgBB.
Dehidrasi berat: kehilangan cairan 10-15% atau rata-rata 125ml/kgBB.
B. ETIOLOGI
Penyebab dari Gastroenteritis dehidrasi antara lain :
1. Faktor Infeksi
a. Infeksi Virus
1) Retavirus
- Penyebab tersering diare akut pada bayi, sering didahului atau disertai dengan muntah.
- Timbul sepanjang tahun, tetapi biasanya pada musim dingin.
- Dapat ditemukan demam atau muntah.
2) Enterovirus
3) Adenovirus
-
- Menyebabkan gejala
-
b. Bakteri
1) Stigella
-
2) Salmonella
-
3) Escherichia coli
-
Baik yang menembus mukosa (feses berdarah) atau yang menghasilkan entenoksin.
Malabsorbsi
b. Faktor makanan
-
Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan (milk alergy, food alergy, down milk
protein senditive enteropathy/CMPSE).
c.
Faktor Psikologis
Rasa takut,cemas.
Etiologi Gastroenteritis
Faktor Penyebab (predisposisi)
Patogenesis
Infeksi virus, berkisar 50-70% dari Norovirus atau Norwalk merupakan pen
kejadian gastroenteritis (RSW,2008)
gastroenteritis viral di Amerika Serikat. Cara tr
fekal-oral,manusia ke manusia, air yang terkon
norovirus. Masa inkubasi 12-48 jam denga
mual,diare, muntah,nyeri kepala dan hipertermi (R
Agen virus lainnya yang juga menyebabka
viral(Thielman,
2004),
meli
caliciviruses,rotavirus,adenovirus,parvovirus,astro
coronavirus, pestivirus dan torovirus.
Infeksi bakteri, berkisar 15-20% dari Berbagai agen bakteri yang masuk kesaluran
kejadian gastroentritis (Diskin,2008)
dapat memberikan respons peradangan. Pa
Indonesia dengan higienis dan sanitasi yang kura
musim penghujan, dimana air membawa samp
lainnya, juga pada waktu kemarau dimana la
dihindari apalagi disertai tiupan angin yang
sehingga penularaan lebih mudah terjadi. Perse
kurang sehingga terpaksa menggunaakan air
terkadang lupa cuci tangan sebelum dan se
meningkatkan transmisi ke bakteri.
Cara transmisi adalaah fekal-oral,manusia ke ma
terkontaminasi
feses
dengan
bakteri
meliputi shigella,salmonella,C.jejuni, yersenia
E.coli, V.Cholera, aeromonas, B.Cereus,C.diffic
perfringens,
listteria,
M
aviu
(MAI),immunocompromised,prodividencia,
Vpa
dan V. Vulnificus.
Infeksi parasit, berkisar 10-15% dari
kejadian gastroenteritis (musher,2004)
Keracunan kerang dan binatang dari laut Beberapa makanan dari laut seperti kaarang
(CDC,2006)
binatang laut yang masuk ke saluran gastro
memberikan respons inflamasi dan memberik
gangguan gastrointestinal.beberapa kondisi ke
laut dibagi menjadi :
- Pralytic shellfish poising (PSP) Saxitoxin
- Neurologic shellfish posoning (NSP) Berevetoxi
- Diarrheal shellfish poisining (DSP) Okadaic acid
- Amnesic shellfish posoning Domoic acid
- Ciguatera (ciguatoxins)
- Scombroid (melakukan konversi histidine menjad
Obat-obatan (Thielman, 2004)
C. PATOFISIOLOGI
Virus dan bakteri keduanya masuk ke dalam sistem intestinal yang menyebabkan
inflamasi dan menimbulkan gejala gastroenteritis melalui beberapa cara yaitu:
- Saluran pencernaan : dimana bakteri masuk kedalam lambung dan usus halus
sehingga dapat merusak dinding sel epitelium, akibat dari inflamasi yang lama pada
mukosa dapat mengakibatkan destruksi dan ulserasi pada mukosa superfisial sehingga
dapat menurunkan absorbsi usus maka terjadi pergeseran air dan elektrolit (diare),
menurunkan motilitas usus sehingga bakteri berkembang biak (diare), meningkatkan
motilitas usus maka terjadi penurunan penyerapan makanan (diare).
- Parenteral (Pembuluh darah) dimana bakteri menembus pembuluh darah yang ada di
usus sehingga terjadi penetrasi dan invasi sistemik, masuknya kuman kedalam tubuh
dapat merusak sirkulasi darah sistemik.
- Post pembedahan usus: dimana usus diistirahatkan maka terjadi penurunan motilitas
sehingga makanan tidak dapat diabsorbsi.
Semua keadaan ini berakibat berkurangnya motilitas gastrointestinal dengan cairan
dan elektrolit yang disekresikan ke dalam usus lebih cepat, pH yang normal
mempertahankan usus dari serangan organisme dan bila pHnya tinggi seperti pada
penggunaan antasida maka mekanisme pertahanannya tidak seefektif biasanya.
Berkurangnya motilitas intestinal yang dapat terjadi dalam berbagai kondisi seperti
immobilisasi intake makanan yang tidak adekuat, kurang makanan yang berserat dan
terapi obat menambah resiko terbukanya kontak patogen (infeksi) dengan dinding usus
sehingga terjadi gangguan pada sistem sirkulasi darah.
D. MANIFESTASI KLINIS
1. Diare (BAB, lembek, cair)
a. Faktor osmotik disebabkan oleh penyilangan air ke rongga usus dalam perbandingan
isotonic, ketidakmampuan larutan mengabsorbsi menyebabkan tekanan osmotik
menghasilkan pergeseran cairan dan Iodium ke rongga usus.
b. Penurunan absorbsi atau peningkatan sekresi sekunder air dan elektrolit. Peningkatan
ini disebabkan sekresi sekunder untuk inflamasi atau sekresi aktif sekunder untuk
merangsang mukosa usus.
c.
Perubahan mobiliti
ketidakseimbangan
cairan
tubuh
dan
peningkatan
tekanan
osmotik
berusaha ineretensi air dengan mencegah eksresi Na sehingga urine pekat dan Na
meningkat dengan cairan sirkulasi yang buruk dampaknya otak kekurangan O2 dan
nutrisi sehingga pusat kesadaran hipotalamus terganggu.
Adapun tanda dan gejala dehidrasi yang lebih spesifik dibagi menjadi 3 bagian
Yaitu :
a. Dehidrasi ringan
- diare: bab kurang dari 4 kali sehari
- muntah sedikit, rasa haus normal
- denyut nadi normal, atau meningkat
- membran mukosa kering
- berat badan turun : anak 3% dan bayi 5%
- tekanan darah dalam batas normal
- turgor kulit kurang baik
b. Dehidrasi sedang
- kehilangan berat badan : 6% dan bayi 10%
- mengantuk dan lesu
- pucat
- diare 4-10 kali sehari
- muntah beberapa kali
- exremitas dingin
- mata cekung, mulut/lidah kering
- turgor kulit tidak kenyal
- nafas dan denyut nadi agak cepat
- ubun-ubun cekung
c. Dehidrasi berat
- sangat mengantuk, lemah
Keadaan umum
Sehat
Gelisah,cengeng,mengantuk,apatis
Delirium,koma,gejala
Elastisitas kulit
Normal
Sedikit kering
Sangat kurang
Mata
Normal
Sedikit cekung
Sangat Cekung
Ubun-Ubun besar
Normal
Sedikit cekung
Sangat Cekung
Mulut
Normal
Kering
Denyut nadi
Normal
Sedang (120-140)
Skor
0-2 : Dehidrasi ringan
3-6 : Dehidrasi sedang
7-12 : Dehidrasi berat
(welch,T,2004 )
Metode perhitungan kebutuhan hidrasi
BJ Plasma 1,025 x BB (kg) x 4 ml
0,001
Contoh : Pria BB 40Kg dengan BJ plasma pada saat itu 1,030,maka kebutuhan cairan
untuk rehidrasi inisial :
1,030 1,025 x 40 x 4 ml = 800 ml
0,001
( Margon Walten 1999 )
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Tinja
- Makroskopis dan mikroskopis.
- pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet dinistest, bila diduga
terdapat intoleransi gula.
- Bila diperlukan, lakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi.
2. Pemeriksaan Darah
- pH darah dan cadangan dikali dan elektrolit (Natrium, Kalium, Kalsium dan Fosfor)
dalam serum untuk menentukan keseimbangan asama basa.
- Kadar ureum dan kreatmin untuk mengetahui faal ginjal.
3. Doudenal Intubation
Untuk mengatahui jasad renik atau parasit secara kualitatif dan kuantitatif, terutama
dilakukan pada penderita diare kronik.
F. KOMPLIKASI
1. Dehidrasi
2.
Renjatan hipovolemik, Terjadi pada dehidrasi berat akibat kehilangan cairan yang
besar, maka jantung akan bekerja lebih cepat.
3. Kejang dan malnutrisi energi protein Dapat terjadi karena serum natrium > 165 m.mol
kehilangan air sama dengan kehilangan natrium, biasa terjadi setelah inteke cairan
hypertonik selama diare.
4. Bakterimia
5. Malnutrisi
6. Hipoglikemia, Kalium rendah < 3,5 keletihan otot, kembung. Ileus paralitik terjadi karena
kurangnya total kalium tubuh (deplesi kalium)
7. Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus.
G. PENATALAKSANAAN
1
Medis
a. Pemberian cairan
1) Cairan per oral.
Pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang, cairan diberikan peroral berupa cairan
yang berisikan oralit, NaCl dan Na, HCO, K dan Glukosa, untuk Diare akut diatas umur
6 bulan dengan dehidrasi ringan, atau sedang kadar natrium 50-60 Meq/l dapat dibuat
sendiri (mengandung larutan garam dan gula ) atau air tajin yang diberi gula dengan
garam. Hal tersebut diatas adalah untuk pengobatan dirumah sebelum dibawa kerumah
sakit untuk mencegah dehidrasi lebih lanjut.
2) Cairan parenteral.
Mengenai seberapa banyak cairan yang harus diberikan tergantung dari berat badan
atau ringannya dehidrasi, yang diperhitungkan kehilangan cairan sesuai dengan umur
dan berat badannya.
Sebenarnya ada beberapa jenis cairan yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan
pasien, tetapi semuanya itu tergantung tersedianya cairan setempat. Pada umumnya
cairan
RL
(Ringer
Laktat)
diberikan
tergantung
berat/ringan
dehidrasi,
yang
diperhitungkan dengan kehilangan cairan sesuai dengan umur dan berat badannya.
a) Dehidrasi ringan
1 jam pertama 50-100 ml/kg BB/ oral kemudian 125 ml/ kg / hari
b) Dehidrasi sedang
1 jam pertama 50-100ml / kg BB / oral kemudian 125 ml / kg BB / hari
c) Dehidrasi berat
1 jam pertama 20 ml / kg BB / jam atau 5 tetes / kg BB / menit (inperset 1 ml : 20 tetes),
16 jam berikutnya 105 ml/ kg BB oralit per oral.
b. Diatetik : pemberian makanan dan minuman khusus pada klien dengan tujuan
penyembuhan dan menjaga kesehatan adapun hal yang perlu diperhatikan :
1) Memberikan asi.
2) Memberikan bahan makanan yang mengandung kalori, protein, vitamin, mineral dan
makanan yang bersih.
c.
Obat-obatan.
Penyakit diare walaupun semua tidak menular (misal diare karena faktor
malabsorbsi), tetapi perlu perawatan di kamar yang terpisah dengan perlengkapan cuci
tangan untuk mecegah infeksi (selalu tersedia disinfektan dan air bersih) serta tempat
pakaian kotor sendiri.
Masalah pasien diare yang perlu dipertahankan adalah resiko terjadi gangguan
sirkulasi darah, kebutuhan nutrisi, resiko terjadi komplikasi, gangguan rasa aman dan
nyaman. Kurangnya pengetahuan orang tua tentang penyakit.
I. PATOFLO
Infeksi virus dan Bakteri ke saluran gastrointestinal
Toksisitas makanan,efek obat , keracunan bahan laut , makanan dan minuman
Gastroenteritis
Invasi pada mukosa,memproduksi enterotoksin dan memproduksi sitoksin
Masuknya nutrisi
Iritasi Saraf Lokal
Nyeri Abdominal
Nutrisi tidak dapat diabsorpsi
Peningkatan sekresi cairan dan elektrolit
Peningkatan asam organik
Peningkatan mobilitas usus
Gangguan absorpsi nutrisi dan cairan oleh mukosa intestinal
Enterotoksin agen infeksi
Peningkatan Tekanan Osmotik
Peningkatan aktivitas sekresi air dan elektrolit
Penurunan perfusi ke ginjal
Aktual/resiko ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Pola persepsi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan
- kaji apakah klien sering makan-makanan yang mentah
- kaji kemungkinan adanya makanan yang terkontaminasi, misalnya oleh lalat
- bagaimana kondisi lingkungan rumah klien
- bagaimana penyajian makanan dan susu
- bagaiman kebersihan alat-alat makan
b. Pola nutrisi dan metabolik
- keluhan mual dan muntah
- apakah anoreksia
- kebiasaan makan kurang bersih atau jajan
- apakah ada tanda-tanda dehidrasi (turgor kulit, selaput mukosa kering)
- suhu tubuh meningkat
- berat badan turun drastis
c. Pola eliminasi
- B.A.B : perubahan konsistensi, berlendir, cair, kehijau-hijauan
ada darah
- B.A.K: apakah anuria, oliguria, apakah ada lecet di sekitar anus
2. Diagnosa Keperawatan
1.
Kurang
dengan
volume
caiaran
dan
ketidakseimbangan
elektrolit
berhubungan
makan
Intervensi
Rasional
1. Monitor b.a.b
(volume, warna,
1. Indikator
berat ringannya
ketidakseimbangan
elektrolit
berhubungan
dengan
pengeluaran
cairan yang
berlebihan :
Diare,Muntah
frekuensi,
konsistensi) ada
lendir/pus/nanah
.
2. Monitor
pengeluaran
urine (volome,
darah, berat
jenis).
3. Timbang berat
badan perhari.
4. Monitor
intake out put.
5. Kaji status
hidrasi anak
6. Monitor
serum elektrolit.
7. Beri cairan
intravena sesuai
instruksi dan kaji
area penusukan.
penyakit dan
menentukan
intervensi
selanjutnya
2. Urine yang
sedikit atau
tidak ada
merupakan
indikasi adanya
dehidrasi.
3. Berat badan
menunjukkan
status
kecukupan
cairan tubuh.
4. Indikator
untuk
keseimbangan
cairan dan
elektrolit.
5. Terapi yang
tidak adekuat
mengakibatkan
dehidrasi tidak
teratasi atau
justru terjadi
overload
6. Deteksi dini
adanya asidosis
atau ketidak
seimbangan
elektrolit.
7. Cairan
intravena untuk
mengganti
cairan yang
keluar akibat
diare, area
penusukan
indikator
adekuatnya
rehidrasi dan
deteksi dini
injeksi.
Hypertermi
1. Monitor
1. Suhu yang
berhubungan
dengan proses
infeksi
Gangguan nutrisi
kurang dari
kebutuhan tubuh
berhubungan
dengan diare dan
tidak nafsu makan
tanda-tanda vital
(suhu) tiap 1-2
jam.
2. Periksa feses
kultur
3.Berikan terapi
antibiotika
sesuai dengan
program medik.
4. Berikan
antipiretika dan
evaluasi penurun
suhu tubuh.
tinggi indikator
adanya infeksi.
2. Mengetahui
penyebab
penyakit dapat
digunakan
untuk landasan
terapi yang
tepat .
3. Kuman
penyakit mati ,
infeksi hilang,
suhu akan
turun.
4. Antiviretik
mempengaruhi
hipotalamus
sebagai pusat
pengaturan
suhu tubuh
1. Jika b.a.b
1. Mengembali
membaik
kan fungsi
berikan diet
pencernaan
lunak secara
anak secara
bertahap.
bertahap.
2. Timbang berat
2. Indikator
badan perhari,
terpenuhinya
monitor
kebutuhan anak
makanan yang 3. Saluran cerna
masuk dan catat
post infeksi
masukan
yang sudah baik
kalorinya.
akan toleran
3. Kaji dan catat
terhadap
feses anak
makanan yang
4. Kolaborasi
diberikan. Hal
dengan dokter
ini dapat dilihat
diet untuk
dalam
kebutuhan
perubahan
nutrisi anak
feses.
5. Libatkan dan
4. Pemberian
support pada
diet atau nutrisi
anak dan
yang tepat
keluarga dalam
mempercepat
program
penyembuhan
keperawatan
anak, sehingga
tidak
menggangu
tumbuh
kembang.
5. Kehadiran
orang terdekat
akan
meningkatkan
rasa aman anak.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
,Gastroenteritis dehidrasi adalah peradangan pada lambung, usus halus dan
usus besar dengan berbagai kodisi patologis dari saluran gastrointestinal dengan
manifestasi diare dengan atau disertai muntah, serta ketidaknyamanan abdomen yang
bisa juga mengakibatkan dehidrasi karena banyaknya cairan yang keluar karena
gangguan tersebut.Penyebab dari penyakit ini disebabkan oleh virus dan bakteri.