Anda di halaman 1dari 5

Pemanfaatan DNA Organisme dalam Berbagai Bidang Kehidupan

Oleh: Indah Kemala


Abstract
DNA is a molecule (protein) that encodes the genetic instructions used in the
development and functioning of all known living organisms and many viruses. The
fact shows that every person has a different DNA. The researchers have invented so
many techniques in using the DNA of organisms. One of the most popular techniques
is genetic engineering which has been applied in many sectors in daily life. The
purpose of genetic engineering itself is to produce a new product with good qualities.
The DNA (gene) defines the trait of organism and the organism that is produced by
genetic engineering method will has the same trait with the parents trait. As the
researchers found the inventions, they have finally found that DNA can also be used
in a forensic case.
Keywords : DNA, protein, genetic engineering
I. Pendahuluan
Asam deoksiribonukleat, lebih dikenal dengan DNA (bahasa Inggris:
deoxyribonucleic acid), adalah sejenis asam nukleat yang tergolong biomolekul
utama penyusun berat kering setiap organisme. Di dalam sel, DNA umumnya terletak
di dalam inti sel. DNA dari seorang individu berasal dari kombinasi DNA ayah dan
ibu. DNA dapat ditemukan pada setiap sel organisme, mencakup sel darah putih,
semen, akar rambut, dan jaringan tubuh. Jejak suatu DNA dapat dideteksi melalui air
liur organisme. Mitochondrial DNA, yang mengikuti garis ibu dari seorang individu,
dapat diekstraksi dari rambut dan tulang sampel. Ini dapat digunakan untuk
memeriksa keterkaitan dan nenek moyang yang sama antara individu.
II. Aplikasi DNA di Bidang Teknologi
1.1
Kloning
Kloning merupakan salah satu contoh teknik pengaplikasian DNA. Kloning,
yang berasal dari kata dasar klon dalam bahasa Yunani berarti tunas muda. Hal yang
dilakukan pada teknik kloning ini yaitu dengan menggandakan gen yang kemudian
akan dapat menghasilkan turunan yang memiliki kesamaan sifat dan bentuk. Pada
tahap kloning ini pula, digunakan sel somatik dari suatu organisme untuk membuat
suatu individu lain dengan materi genetik yang sama dan dilakukan secara aseksual.
Klonoing ini juga dapat melibatkan dua induk ataupun hanya satu induk
Kloning berasal dari kata klon dari bahasa Yunani yang berarti tunas muda.
Pada dasarnya kloning adalah teknik penggandaan gen yang menghasilkan turunan
yang sama sifat baik dari segi hereditasnya maupun penampakannya. Dari referensi
lainnya, dikatakan kloning adalah penggunaan sel somatik makhluk hidup
multiseluler untuk membuat satu atau lebih individu dengan materi genetik yang
sama atau identik. Sumber lainnya lagi mengatakan bahwa kloning adalah teknik
perbanyakan sel, jaringan atau organisme secara aseksual, bias melibatkan dua
induk atau satu induk. Sehingga dapat disimpulkan,, bahwa kloning adalah suatu
cara atau teknik yang menggunakan sel somatik makhluk hidup untuk membentuk
turunan baru baik dari satu induk maupun dua induk yang turunannya memiliki materi
genetik yang sama sifat baik dari segi hereditas maupun penampakannya yang

prosesnya merupakan suatu bentuk reproduksi aseksual. Adapun tahapan dari


pengkloningan sebagai berikut; Pertama-tama fragmen DNA yang mengandung gen
yang akan dikloning diinsersi kepada molekul DNA sirkular yang kemudian akan
menghasilkan molekul DNA rekombinan. Kemudian vektor yang bertindak sebagai
pembawa DNA rekombinan tersebut untuk diinsersikan ke dalam inang yang
biasanya berupa bakteri ataupun sel-sel jenis lain yang bisa digunakan. Lalu vektor
tersebut melakukan replikasi dalam sel inang yang kemudian menghasilkan turunanturunan yang identic, baik vektornya sendiri maupun gen yang dibawanya.
Selanjutnya ketika sel inang membelah, cetakan molekul DNA rekombinan akan
diwariskan dan kemudian vektor akan tereplikasi lagi. Dari hasil pembelahan sel,
kemudian terbentuk koloni atau sel kloning yang identik. Setiap sel dalam klon,
mengandung satu atau lebih kopian molekul DNA rekombinan.

1.2

GMO (Genetically Modified Organism)

Contoh dari pemanfaatan DNA dalam bidang teknologi, khususnya di bidang


bioteknologi yakni adalah GMO. GMO yang merupakan singkatan dari Genetically
Modified Organism adalah salah satu contoh dari aplikasi DNA. GMO merupakan
salah satu penerapan dari teknik rekayasa genetika. Pada GMO, dilakukan rekayasa
genetis pada suatu makhluk hidup sehingga diperoleh hasil yang lebih unggul.
Sekitar tahun 1996-2001 terjadi peningkatan secara pesaat dalam
penanaman tanaman GMO di seluruh dunia. Hasil menunjukkan bahwa penanaman
global tanaman transgenic meningkat dari sekitar 1,7 juta ha pada tahun 1996 dan
kemudian meningkat menjadi 52,6 juta ha pada tahun 2001. Melalui rekaya genetika
ini, akan dihasilkan tanaman transgenic yang memiliki daya tahan terhadap hama
yang tinggi, dan memiliki kualitas yang unggul.
Teknik yang dilakukan dalam proses rekayasa genetika ini yakni dengan
menggabungkan komposisi gen dari sebuah organisme dengan menambahkan gen
spesifik yang unggul. Gen merupakan bagian dari DNA yang mengandung informasi
yang menjadi penentu sifat dari suatu organisme. Semua organisme memiliki DNA
(gen). Gen tersebut berada di dalam kromosom. Gen merupakan sebuah unit
warisan yang turun-temurun dari satu generasi ke generasi selanjutnya dan
menyediakan instruksi untuk perkembangan dan fungsi dari suatu organisme. Suatu
lahan pertanian yang ditanam dengan melalui teknik modifikasi (rekayasa genetis)
disebut lahan pertanian termodifikasi, pertanian transgenic.
Berikut adalah tahapan dari proses GMO secara singkat;
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Identifikasi gen yang diinginkan


Isolasi gen yang diinginkan
Memodifikasi gen untuk memproduksi banyak salinan
menghubungkan gen dengan promotor yang tepat dan dan poli A
dimasukkan ke dalam plasmid
Menggandakan plasmid pada bakteria dan membentuk konstruksi salinan
untuk injeksi
Pemindahan konstruksi ke dalam jaringan penerima, biasanya sel telur yang
telah dibuahi
Integrasi gen ke dalam genom penerima
Pembacaan ekspresi gen dari genom penerima
Pewarisan gen ke generasi selanjutnya

2. Aplikasi DNA di Bidang Kesehatan


2.1 Drug Delivery (Sistem Pengantaran Obat)

(Images courtesy of McGill University, and provided with


press releases.)
Contoh lain dari pengaplikasian DNA yakni pada teknik nanoskala. Pada
gambar diatas ditunjukkan mekanisme kerja nanoskala yang keduanya terbuat dari
DNA. Metode nanoskala ini ditemukan oleh tim Universitas McGill, Hanadi Sleiman.
Sistem Penghantaran Obat atau Drug Delivery System (disingkat merupakan suatu
cara penghantaran obat untuk menyerang target (bagian yang ingin diperbaiki)
secara tepat. Apabila obat yang masuk ke dalam tubuh melalui cara oral, kita harus
mengetahui sifat obat itu sendiri apakag ia hidrofilik ataukah hidrofobik karena
membrane terdiri dari lapisan lipid bilayer. Kelarutan zat obat dalam lipid maupun air
juga harus dilihat. Jadi, koefisien partii obat tersebut harus dipahami terlebih dahulu
dengan mengetahui oktanol-air. Obat melintasi membrane dalam bentuk molecular
bukan particular. Untuk sampai di pembuluh darah, obat harus melewati membrane.
Peristiwa ini disebut dengan istilah transmembran. Transmembran terbagi menjadi 2
proses;
1. Transelular (difusi pasif dan difusi aktif)
2. Paraselular (melalui celah antarsel)

Obat-obat yang peroral, harus dipertimbangkan mengenai efek jangka pendeknya


dan mengenai R-glikoprotein yang berperan penting dalam kasus Multi Drug
Resisten. glikoprtein) yang diduga berperan penting dalam kasus MDR (Multi Drug
Resisten). Peranan dari R-gp ini adalah mengeluarkan kembali obat-obat yang
sudah masuk ke membrane.
Targetting
Inti dari proses targetting ini adalah obat diharapkan sampai hanya pada target saja.
mengingat bahwa setiap penyakit mempunyai reseptor masing-masing yang akan
dikenali oleh obat. Akan tetapi obat terdistribusi secara menyeluruh dalam tubuh dan
reseptor sakit tidak hanya terletak pada tempat yang sakit melainkan juga terletak
pada tempat-tempat lain. Hal inilah yang kemudian menimbulkan efek samping.
Secara umum, langkah-langkah dalam sistem penghantaran obat ini adalah sebagai
berikut;

1. Determinasi letak target

2. Mempelajari ikatan dari target tersebut


3. Memilih cara bagaimana obat sampai pada target
3. Aplikasi DNA untuk Kepentingan Forensik
3.1 DNA Profiling

Pada kasus criminal, terjadi kemungkinan bahwa terdapat darah atau


jaringan lain dari korban pelaku kriminal yang tertinggal di tempat kejadian perkara
(TKP). Darah atau jaringan tersebut dapat digunakan dalam proses penyelidikan.
Namun, karena terdapat banyak orang dalam populasi dengan jenis darah atau
jaringan yang sama, pendekatan ini hanya dapat mengarah ke seseorang tersangka
tanpa memberikan bukti kuat tentang pelakunya (Campbell & Mitchell, 2002).
Di pihak lain, pengujian DNA dapat mengidentifikasi pelaku dengan derajat kepastian
yang jauh lebih tinggi. Pendeteksian kemiripan dan perbedaan sampel DNA, hanya
membutuhkan darah atau jaringan lain dalam jumlah yang sangat sedikit. Misalnya,
dalam kasus pembunuhan, untuk membandingkan sampel DNA dari tersangka atau
korban hanya butuh sedikit darah yang dijumpai di TKP (Campbell & Mitchell, 2002).
DNA merupakan suatu kode kimia yang berada pada setiap sel suatu
individu. DNA memiliki khas yang unik pada setiap individu. Karena sifatnya yang
unik inilah, DNA dipergunakan untuk kepentingan forensic sebagai alat bantu
pelacakan suatu kasus criminal. Ada beberapa teknik pembacaan DNA yaitu;
A. Restriction Fragment Length Polymorphism (RFLP)
Pada RFLP, DNA dipotong oleh suatu enzim menjadi beberapa segmen
dengan panjang yang berbeda-beda. Kemudian segmen-segmen tersebut
dipisahkan melalui teknik yang bernama elektroforesis. Fragmen yang berbeda-beda
tersebut ditransfer ke membrane nilon. Mereka cocok dengan fragmen berlabel
radioaktif dari DNA sedemikian rupa bahwa hanya fragmen yang identik yang akan
tetap bersatu. Sisa dari fragmen radioaktif akan terbuang dan x-ray dari fragmen
yang tersisa diambil. Ini memberikan gambaran yang fragmen berlabel berada dalam
sampel asli.
B. Short Tandem Repeat Profiling (STR)
Duatu enxim digunakan untuk membuat banyak salinan dari sebuah bagian
kecil DNA. Bagian ini kemudian dipotong oleh enzim lain dan dipisahkan pula
dengan
proses
elektroforesis.
Potongan-potongan
tersebut
kemudian
divisualisasikan dengan noda perak, berbentuk pita terang dan gelap. Tanda
tersebutlah yang menandai karakter dari suatu individu.
C. Polymerase Chain Reaction (PCR)
Adapun tahapan-tahapan PCR secara umum sebagai berikut;
1. Denaturasi
0
DNA target dipanaskan pada suhu 94 C dan DNA target akan terdenaturasi
dan terpisah menjadi untaian tunggal karena ikatan hydrogen terputus.
2. Annealing
0
Penurunan temperatur menjadi 50-60 C menyebabkan bersatunya kembali
ikatan hidrogen antar nukleotida untai tunggal DNA target, tetapi juga
membuka kemungkinan menempelnya primer pada masing-masing untai
tunggal DNA sel target.
3. Polimerisasi
0
Suhu kembali dinaikkan hingga 72 C (suhu optimum bagi enzim Taq DNA
polymerase thermostabil), sehingga sintesis DNA pun dimulai.

Produk yang dihasilkan dari siklus pertama PCR belum menghasilkan


fragmen DNA yang diinginkan, sehingga siklus harus diulang. Setelah siklus ketiga
barulah diperoleh fragmen DNA target yang diinginkan. Siklus selanjutnya
merupakan perbanyakan dari fragmen DNA target yang telah diperoleh dan biasanya
berlangsung hingga siklus ke-30. Kemudian, hasil PCR dianalisis dengan
elektroforesis gel agarosa.
4. Kesimpulan
DNA, adalah molekul kehidupan. Ini adalah kode kimia menentukan fungsi
kita, penampilan dan silsilah dan unik untuk semua individu kecuali kembar identik.
DNA individu dibentuk oleh kombinasi DNA dari orangtuanya dengan setengah
berasal dari ibu dan separuh dari ayah. Untuk alasan ini, tes DNA dapat digunakan
sebagai bukti ayah dari seorang anak.
Gen menggunakan pesan-pesan kimiawi untuk menginstruksikan sel untuk
menjalankan fungsinya dengan membuat protein atau enzim . Metode tradisional
modifikasi genetik telah digunakan selama berabad-abad , namun proses ini
melibatkan secara acak pencampuran gen dan hanya dapat terjadi pada organisme
terkait. Teknik saat ini modifikasi genetik tidak acak . Sebaliknya , gen tertentu
dengan sifat yang diinginkan dimasukkan ke berbagai pabrik baru .
Teknik saat ini juga memungkinkan untuk gen yang akan ditransfer antara
tanaman dan organisme lain yang tidak terkait . Dengan memperkenalkan gen asing,
para ilmuwan meminta sel diubah untuk membuat protein baru atau enzim sehingga
sel melakukan fungsi-fungsi baru. Sebagai contoh, gen yang membantu ikan air
dingin bertahan hidup pada suhu rendah dapat dimasukkan ke dalam stroberi untuk
membuatnya tahan embun beku. Gen dapat diambil dari hewan , tumbuhan atau
mikro - organisme . Jika gen dimasukkan ke spesies lain , organisme rekayasa
genetik yang dihasilkan ( GMO ) disebut sebagai ' transgenik'.
5. Daftar Pustaka
http://www.globaltort.com/2013/09/drug-delivery-structures-built-from-dna-part-of-theprocess-for-curing-diseases/
http://www.fao.org/docrep/006/y4955e/y4955e06.htm
http://library.unej.ac.id/client/search/asset/595;jsessionid=33198276BD381A2BBF13
0DF27D9ACAED
Jurnal: Garis Besar Tahapan Kloning dan PCR (Polymerase Chain Reaction) Beserta
Aplikasi dan Keterbatasannya

Anda mungkin juga menyukai