Anda di halaman 1dari 6

Nama : Raa Ina Sidrotul Munthaha

NIM

: 15114012

Tugas 2
Sistem Penentuan Posisi Berbasiskan Satelit
1. Astronomi Geodesi
a. Karakteristik umum
Sistem astronomi geodesi merupakan sistem geodesi satelit tertua yang berbasiskan pada
pengamatan bintang. Metode ini telah digunakan sejak 1884 untuk penentuan lintang secara teliti
di Potsdam. Disamping itu metode astronomi geodesi ini juga sudah berkontribusi dalam
pengamatan pergerakan kutub. Dalam pengukuran penentuan posisi dngan sistem astronomi
geodesi membutuhkan primer ansiorekta dan deklinasi bintang yang dapat diperoleh lewat
katalog bintang.
b. Parameter
Sistem astronomi geodesi memiliki parameter yang berupa lintang geografis, bujur geografis,
deklinasi, jari-jari bumi, assensiorekta, dan tinggi pengamatan.
c. Besaran
Pada sistem ini besaran yang diukur adalah sudut zenith bintang, sudut waktu, waktu, tekanan
udara, dan temperartur yang pada akhirnya digunakan untuk menghitung posisi pengamat.
d. Cara mendapatkan posisi
Pada sistem ini dimana telah diketahui GAST diperoleh melalui UT dengan menyamakan waktu
lokal (contoh kronometer kristal quartz) dengan waktu standar dengan acuan waktu sinyal radio
HF dan LAST yang diperoleh dari banyaknya pengamatan. Dan juga terdapat lintang yang harus
diketahui, dan sudut jam h , IT selanjutnya harus diketahui juga dan GAST yang diperoleh dari
pengukuran titik secara terrestrial dengan menggunakan theodolit universal atau theodolit
geodetik dan ditambahkan pada Azimuth
2. Satelit Fotografi
a. Karakteristik umum
Satelit fotografi merupakan sistem pengamatan posisi dari bumi ke angksa melalui satelit,
dihasilkan melalui tracking roket dan fotogrametri, menggunakan kamera , titik kontrol nya citra
dari bintang yang tidak banyak digunakan karena kurangnya presisi dari observasi. Tujuan utama
satelit fotografi ini pada awalnya difokuskan untuk pembangunan perbaikan model orbit satelit
bumi dan menentukan substansi geometri dan model fisik bumi. Prinsip dalam pengambilan foto
adalah menyatukan satelit dengan latar belakang foto berupa objek bintang.Satelit fotografi
umumnya menggunakan suatu alat optis yaitu sejenis kamera atau theodolite untuk membidik
target yang berupa bendabenda angkasa atau bahkan satelit sebagai benda angkasa buatan
manusia.

b. Parameter
Pada sistem satelit fotografi parameter yang harus diketahui adalah sudut azimuth, sudut waktu,
distorsi radial, distorsi tangensial, refraksi satelit, aberasi satelit, phase satelit, orientasi kamera,
dan deklinasi.
c. Besaran
Pada sistem ini besaran-besaran yang diukur berupa tekanan atmosfer, jarak pengamatan ke
satelit, jarak geosentris stasiun pengamat, dan temperature.
d. Cara mendapatkan posisi
Adapun tahapan untuk mendapatkan posisi dari suatu titik yaitu menghitung jarak dan sudut dari
satelit ke objek. Diberikan elemen orbit awal dari satelit, serta diberikan besaran dan arah tenaga
dari tiap tempat dan waktu. Dari parameter diatas kita dapat menentukan orbit dengan mengacu
pada geosentriknya. Waktu observasi dicocokkan dengan jarak ke ground station sehingga
menghasilkan koordinat stasiun dengan kerangka acuan yang sama. Sehingga observasi ke
ground station tidak perlu dilakukan secara bersamaan. Hasil dari tiap hitungan tersebut kita
masukan ke persamaan observasi.
3. Transit (Doppler)
a. Karakteristik umum
Pada sistem transit, teknik observasi didasarkan pada prinsip Doppler yang digunakan dalam ilmu
dan teknologi untuk menentukan kecepatan. Dalam astronomi, jari-jari kecepatan dari jarak
kosmik objek ditentukan dari garis spectral. Kecepatan berubah dan mempengaruhi elemen
orbital, dapat ditentukan dari penentuan frekuensi dengan alat-alat yang sederhana. Dengan
teknik ini, elemen orbital dari satelit artificial yang pertama ditentukan tanpa informasi. Pada
dasarnya, Doppler shift dapat ditentukan dari perbedaan antara frekuensi yang ditransmisikan
dengan frekunesi yang diterima. Pada kenyataannya, perbedaan antara frekuensi sinyal yang
diteruma dan frekuensi refrensi stabil, dihasilkan oleh receiver, dihitung selama interval watu
yang diberikan, karena nilai frekuensi pada saat itu tidak bias diamati secara langsung.
b. Parameter
Ada tiga tipe informasi yang ditransmisikan oleh tiap satelit :
1. Dua frekuensi yang stabil untuk observasi dari Doppler
2. Waktu sinyal setiap dua menit waktu universal (UTC)
3. Elemen orbital yang terprediksi (penyiaran ephemeris) untuk menentukan posisi satelit.
Selain itu, ada beberapa parameter lain yang diketahui, antara lain:
1. Kecepatan cahaya.
2. Frekuensi stabil yang dikirimkan receiver.
3. Frekuensi stabil yang dikirim oleh satelit.
c. Besaran
Besaran yang diukur pada sistem ini adalah nilai frekuensi yang diterima pada stasiun pengamat,
jarak dari stasiun ke satelit, sudut antara satelit dengan pengamat, dan perbedaan frekuensi satelit
yang diterima dengan yang dipancarkan.

d. Cara mendapatkan posisi


Suatu satelit memancarkan GEM dengan frekuensi fs yang akan ditangkap penerima (R) di bumi.
Dalam orbitnya satelit akan mendekati/menjauhi Stasiun R dalam arah radial dengan kecepatan V,
sehingga sinyal diterima di R dengan frekuensi fr.Di penerima dibuat suatu sinyal dengan
frekuensi fg, yang dicampur dengan sinyal yang diterima fr,menghasilkan sinyal baru ( fg fr )
beat frequency.
4. Satellite Laser Ranging (SLR)
a. Karakteristik umum
Sistem ini berbasiskan pada pengukuran jarak dengan laser ke satelit yang dilengkapi dengan
retro reflector laser. Pulsa ini selanjutnya dipantulkan balik ke stasiun yang bersangkutan.
Pengukuran jarak ke satelit dilakukan pada saat satelit melintas diatas stasiun pengamat.
Dengan menggunakan data data pengukuran jarak ini serta informasi orbit satelit maka
selanjutnya koordinat dari stasiun bumi dapat ditentukan. Prinsip kerja dari SLR adalah
menggunakan pengukuran jarak dengan pulsa laser yang ditembakkan dari stasiun bumi ke satelit
yang dilengkapi dengan sejumlah retro-reflektor laser yang kemudian dipantulkan kembali ke
stasiun yang bersangkutan. Untuk dapat menentukan koordinat dari stasiun bumi, maka dilakukan
pengukuran jarak ke satelit yang dilakukan ketika satelit melintas diatas stasiun pengamat dan
juga perlu diketahui informasi mengenai orbit satelit tersebut.
b. Parameter
Parameter yang diketahui pada sistem SLR ini adalah koordinat dari stasuin pengamat yang
menembakkan laser, kecepatan cahaya, serta informasi mengenai orbit dari satelit yang dituju
perlu juga dikuasai terkait dengan besaran-besaran yang akan diperlukan dalam perhitungan
nantinya.
c. Besaran
Besaran yang diukur pada sistem SLR ini adalah selang waktu tempuh pulsa laser yang
ditembakkan dari stasiun pengamat menuju satelit kemudian dipantulkan kembali ke stasiun
pengamat dibumi, besar frekuensi GEM, kemudian besaran jarak antara satelit dan stasiun
pengamat.
d. Cara mendapatkan posisi
Pengukuran dengan sistem SLR menggunakan prinsip dasar trilaterasi. Semakin meningkatnya
tingkat presisi ukuran jarak yang dicapai dari tahun ketahun, maka pengaplikasian bidang dari
SLR semakin luas juga. Refraksi yang disebabkan lapisan troposfer dikreksikan terhadap
perhitungan. Koreksi refraksi untuk jarak ukuran dengan model Marini dan Murray.
Parameter frekuensi laserf () dapat dihitung dengan persamaan :
f() = 0,9650 + 0,0164 + 0,000228
2 4

Fungsi lokal stasiun laser f (,H) adalah:
f( ,H) = 1 0,026 cos 2 - 0,00031 H
dimana: = panjang gelombang laser (m)
= lintang dari stasiun pengamat

H = ketinggian dari stasiun pengamat (km)


Titik referensi geometris pada stasium bumi SLR umumnya tidak sama dengan titik nol pada
pengamatan secara elektris. Bias ini umum dinamakan delay sinyal dan besarnya ditentukan
dengan proses kalibrasi sistem.
5. Global positioning system (GPS)
a. Karakteristik umum
GPS adalah sistem radio navigasi dan penentuan posisi menggunakan satelit. Secara umum ada
tiga segmen dalam sistem GPS yaitu segmen sistem kontrol, segmen satelit, dan segmen
pengguna. Satelit GPS dapat dianalogikan sebagai stasiun radio angkasa, yang diperlengkapi
dengan antena-antena untuk mengirim dan menerima sinyalsinyal gelombang. Sinyal-sinyal ini
selanjutnya diterima oleh receiver GPS didekat permukaan bumi,dan digunakan untuk
menentukan informasi posisi, kecepatan, maupun waktu. Selain itu satelit GPS juga dilengkapi
dengan peralatan untuk mengontrol attitude satelit.
b. Parameter
Pada sistem GPS terdapat empat parameter yang harus diketahui yaitu 3 parameter koordinat
X,Y,Z atau L,B,h dan satu parameter kesalahan waktu akibat ketidaksinkronan jam osilator di
satelit dengan jam di receiver GPS (sinkronisasi waktu). Oleh karena itu, minimal diperlukan
pengukuran jarak sebanyak empat kali.
c. Besaran
Besaran yang diukur pada sistem GPS adalah jarak antara satelit dengan titik yang akan
ditentukan posisinya di Bumi.
d. Cara mendapatkan posisi
Prinsip penentuan posisi dengan GPS yaitu menggunakan metode reseksi jarak, dimana
pengukuran jarak dilakukan secara simultan ke beberapa satelit yang telah diketahui
koordinatnya.Metoda penentuan posisi dengan GPS pertama-tama terbagi dua, yaitu metoda
absolut, dan metoda diferensial. Masing-masing metoda kemudian dapat dilakukan dengan cara
real time dan atau post-processing.
6. Lunar Laser Ranging (LLR)
a. Karakteristik umum
Prinsip penentuan posisi dengan GPS yaitu menggunakan metode reseksi jarak, dimana
pengukuran jarak dilakukan secara simultan ke beberapa satelit yang telah diketahui
koordinatnya.Metoda penentuan posisi dengan GPS pertama-tama terbagi dua, yaitu metoda
absolut, dan metoda diferensial. Masing-masing metoda kemudian dapat dilakukan dengan cara
real time dan atau post-processing.
b. Parameter
Parameter yang harus diketahu pada sistem ini berupa :

Koordinat teleskop dalam sistem CTS (rE)


Koordinat reflector dibulan dalam sistem barisentris (mR)

Koordinat teleskop dalam sistem barisentris (r0)


Koefisien bulan
Kecepatan cahaya

c. Besaran
Besarn yang diukur pada sistem ini adalah jarak bumi kebulan tetapi harus mengalami koreksi
karena adanya pasang surut, abrasi efek relativitas, dan pergeseran lempeng.
d. Cara mendapatkan posisi
Berdasarkan pada prinsip kerja sistem LLR yaitu dengan menembakkan sinar laser dari stasiun di
Bumi ke reflektor yang terletak di Bulan, kemudian sinar tersebut akan dipantulkan kembali ke
Bumi. Dengan demikian ukuran jarak dari Bumi ke Bulan dapat ditentukan dengan persamaan:
Perlu diketahui disini, bahwa sistem CST berbeda dengan sistem barisentris karena adanya
pengaruh rotasi bumi, pergerakan kutub, presesi dan nutasi. Selain itu, pengamat juga harus
mempertimbangkan beberapa fenomena alam yang mempengaruhi ukuran jarak tersebut dengan
memberikan koreksi pada hitungan jarak tersebut.
r0 - mR = ||
Selanjutnya, dengan menganalisa data ukuran dari Bumi ke Bulan para ahli dapat mengetahui
parameter rotasi Bumi ke Bulan, dinamika sistem Bumi-Bulan, serta parameter relativitas. Selain
itu juga dapat ditentukan koordinat stasiun pengamat , koordinat reflektor, posisi bulan dan
banyak hal lainnya yang berhubungan dengan posisi.
7. Very Long Baseline Interferometry
a. Karakteristik umum
Sistem VLBI merupakan teknik penentuan posisi relatif dengan menggunakan data fase dari
gelombang radio yang dipancarkan oleh kuasar, yaitu benda langit pemancar gelombang radio
alamiah. Karena letaknya yang sangat jauh dari bumi , maka perubahan posisi sudut pada kuasar
terhadap bumi relatif kecil. Setiap stasiun VLBI umumnya dilengkapi dengan penerima
(receiver), jam (osilator) atom , serta perekam data (recorder). VLBI pertama kali dikembangkan
dalam bidang astronomi radio dengan objektif untuk mempelajari secara rinci struktur sumbersumbergelombang radio di luar angkasa dengan resolusi ketinggian angular yang tinggi.
b. Parameter
Parameter yang harus diketahui adalah kecepatan cahaya, vektor koordinat kuasar, dan vektor
koordinat relatif antara kedua stasiun.
c. Besaran
Besaran yang diukur pada sistem VLBI adalah perbedaan waktu tempuh sinyal dari kuasar ke dua
sistem stasiun, perbedaan fase dari kedua sinyal, dan laju dari kedua delay.
d. Cara mendapatkan posisi
Pada sistem VLBI, umumnya data-data mentah yang didapat direkam secara digital dengan laju
sampai 1 Gbit /det. Dari data-data tersebut dengan mengetahui vektor koordinat dari kuasar

dengan pemantulan frekuensi gelombang radio dari 2 stasiun pemancar, maka vektor baseline
yang merupakan vector koordinat relatif antara kedua stasiun, akan dapat diestimasi.

Anda mungkin juga menyukai