Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJUAN PUSTAKA

A. Tali Pusat
1. Definisi
Tali pusat (funis) memanjang dari umbilikalis sampai ke permukaan fetal plasenta.
Permukaannya berwarna putih kusam, lembab dan tertutup amnion yang ketiga
pembuluh darah umbilikalis dapat terlihat melaluinya. Diameternya antara 1-2,5 cm
dengan rata- rata panjang 55cm (Williams, 1991, hal. 130)

2. Fungsi tali pusat


Fungsi tali pusat sebagai sirkulasi darah janin sebelum lahir. Darah arteri dari
plasenta mengalir ke janin melalui vena umbilikalis dan dengan cepat mengalir ke hati
kemudian masuk ke vena kava inferior. Darah mengalir ke foramen ovale dan masuk ke
atrium kiri, tidak lama kemudian, darah muncul di aorta dan arteri di daerah kepala.
Sebagian darah mengalir melalui jalan pintas di hati dan menuju ke duktus venosus.
Sebagian besar darah vena dari tungkai bawah dan kepala masuk ke atrium kanan,
ventrikel kanan, dan kemudian menuju arteri pulmoner desenden dan duktus arteriosus.
Dengan demikian, foramen ovale dan duktus arteriosus berfungsi sebagai bypass, yang
memungkinkan sejumlah besar darah campuran yang di keluarkan jantung kembali ke
plasenta tanpa melalui paru- paru. Kira-kira 55% darah campuran, yang keluar dari
ventrikel, mengalir menuju plasenta, 35% darah mengalir ke jaringan tubuh, dan 10%

Universitas Sumatera Utara

sisanya mengalir ke paru- paru. Setelah lahir foramen ovale menutup, duktus arteriosus
menutup dan menjadi sebuah ligamen, duktus venosum menutup dan menjadi ligamen,
arteri dan vena umbilikalis menutup dan menjadi ligamen (Bobak, et al. 1996, hal.363)

3. Masalah tali pusat


Masalah-masalah tali pusat meliputi, (a) Insersi tali pusat abnormal adalah insersi
korda velamentosa, (b) Kelainan panjang terjadi apabila panjang tali pusat mencapai 300
cm. Normalnya panjang tali pusat 50-55 cm, (c) Tali pusat pendek yaitu tali pusat yang
sangat pendek membuat abdomen janin berhubungan dengan plasenta, keadaan ini selalu
diikuti dengan hernia umbilikalis, (d) Tali pusat menumbung dan terkemuka yaitu
terjadi apabila tali pusat teraba di samping atau lebih rendah dari pada bagian depan,
sedangkan ketuban sudah pecah, (e) Prolapsus tali pusat yaitu ketika tali pusat keluar
dari uterus mendahului bagian presentasi, (f) Torsi tali pusat yaitu terjadi akibat gerakan
janin, sehingga tali pusat terpilin, (g) Striktur tali pusat yaitu terjadi pada tali pusat yang
secara fokal sangat kekurangan jelly wharton, (h) Hematoma tali pusat yaitu terjadi
akibat pecahnya satu variks, biasanya berasal dari vena umbilikalis, dengan efusi darah
ke dalam tali pusat, (i) Kista tali pusat yaitu terjadi pada tali pusat dan di sebut murni
atau palsu, bergantung pada asalnya. Kista murni sangat kecil dan berasal dari sisa sisa
gelembung umbilikal atau dari allantois, (i) Edema tali pusat terjadi pada bayi yang
mengalami maserasi. (j) Omfalitis yaitu infeksi pada tali pusat adalah tali pusat basah
atau lengket yang disertai bau tidak sedap. (k) Tetanus neonatorum adalah tetanus yang
terjadi pada bayi berusia kurang satu bulan yang disebabkan oleh clostridium tetani yang
masuk melalui tali pusat bayi. (Sodikin, et al. 2009, hal. 78).

Universitas Sumatera Utara

4.

Menjepit dan memotong tali pusat


Tali pusat di potong segera setelah dilahirkan. Tali pusat mula- mula dijepit pada

dua tempat dan kemudian dipotong dengan gunting di antara dua tempat penjepitan
tersebut. Beberapa orang beranggapan bahwa menunda penjepitan tali pusat akan
membuat bayi memperoleh banyak oksigen. Ini tidak benar, karena meskipun darah
terus mengalir ke dalam ataupun keluar antara plasenta dan bayi, darah tidak
mengandung oksigen. Jumlah darah yang dialirkan ke bayi dipengaruhi oleh waktu
penjepitan tali pusat dan posisi bayi dalam hubungannya dengan plasenta. Saat rahim
berkontraksi, rahim memeras darah keluar dari plasenta melalui tali pusat ke dalam
tubuh bayi. Bila tali pusat dijepit pada saat ini, bayi akan mempunyai volume darah yang
lebih tinggi. Diantara kontraksi, jantung bayi memompa darah kembali ke plasenta
(denyut jantung bayilah yang menyebabkan tali pusat berdenyut). Jika tali pusat dijepit
diantara waktu kontraksi volume darah bayi akan lebih rendah. Jadi waktu penjepitan
dan pemotongan tali pusat tidak banyak mempengaruhi tingkat oksigen bayi tetapi
mempengaruhi volume darah (Simkin, Whalley & Keppler. 2001, hal. 88).
Tujuan perawatan tali pusat adalah untuk mencegah terjadinya infeksi dan
mempercepat pemisahan tali pusat dari perut. Dalam upaya mencegah infeksi dan
mempercepat pemisahan, ada berbagai substansi dan ritual yang telah digunakan untuk
perawatan tali pusat. Hanya beberapa di antaranya yang sudah diteliti. (Simkin,
Whalley& Keppler, 2008, hal. 105).

Universitas Sumatera Utara

B. Perawatan tali pusat


1. Perawatan Tali Pusat dengan Alkohol 70 %:
Alat :
- Cutton buds
- Alkohol 70 %
- Kasa Steril (kasa hidrofil) yang sudah direndam alkohol selama 5 menit.
Cara Perawatan:
a. Bersihkan pusat bayi dengan cutton buds yang sudah diberi alkohol
70%.
b. Angkat sisa tali pusat agar sekeliling tali pusat dapat dibersihkan.
c. Lilitkan kasa yang telah direndam alkohol 70% kemudian diperas
sedikit, usahakan agar kasa menutupi seluruh sisa tali pusat.
d. Perawatan ini dilakukan 1 x sehari (Musbikin, 2006, hal. 370)

a. Keuntungan perawatan tali pusat memakai kasa alkohol 70%


1. Alkohol dikatakan anti septik yang paling aman, cara kerjanya adalah
denaturasi protein
2. Bersifat bakterisidal juga aktif untuk jamur dan virus
3. Pada konsentrasi 70% alkohol cepat mengurangi jumlah kuman di kulit.

b. Kerugian perawatan tali pusat memakai kasa alkohol 70%


1. Kulit akan menjadi kering karna menghilangkan lemak
2. Inaktivasi oleh bahan organik
3. Tidak ada efek residu
4. Mudah menguap dan terbakar ( Hayati. N , 2009, 3).

Universitas Sumatera Utara

2.

Perawatan Tali Pusat dengan Kasa Kering


Alat :
-

Cutton buds

Kasa Steril (kasa hidrofil)

Bola-bola Kapas

Cara Perawatan:
a.

Jagalah kebersihan di area pusat dan sekitarnya agar tetap kering

b.

Gunakan kapas baru saat membersihkan setiap bagiannya

c.

Balutlah tali pusat dengan menggunakan kasa kering sehingga mendapat


udara yang cukup agar tali pusat cepat mengering

d.

Bersihkan sekitar tali pusat sebanyak 1-2 kali sehari (Walsh, 2007, hal. 359).

a. Keuntungan perawatan tali pusat memakai kasa kering


1. Aman digunakan pada bayi karena tidak mengandung bahan kimia
2. Tali pusat kering dan cepat putusnya.

b. Kerugian perawatan tali pusat memakai kasa kering


1. Mudah terkontaminasi oleh kuman dan bakteri.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai