Letak sungsang
A. Cara pengelolaan bayi dengan letak sungsang
-1-
2)
3)
4)
5)
6)
Tahap rotasi :
1.
2.
3.
4.
Tahap fiksasi :
Bila rotasi sudah dikerjakan, dan penilaian detak jantung
janin baik maka dapat dilanjutkan dengan fiksasi janin.
Fiksasi dapat dikerjakan dengan memakai gurita. Ibu
diminta tetap memakai gurita, setiap hari sampai saat
pemeriksaan 1 minggu kemudian.
B. Cara persalinan letak sungsang :
Bisa secara pervaginam atau perabdominal ( SC )
Persalinan pervaginam:
1. Persalinan spontan Bracht : janin dilahirkan dengan
kekuatan dan tenaga ibu sendiri
2. Ekstraksi parsial/ manual aid : janin dilahirkan sebagian
dengan kekuatan ibu dan
sebagian dengan bantuan tenaga penolong
3. Ekstraksi total : janin dilahirkan seluruhnya dengan
bantuan tenaga penolong
Terdiri dari : ekstraksi bokong dan ekstraksi kaki
Tahap manual aid :
Tahap I : mulai lahirnya bokong sampai pusat, dilahirkan
dengan kekuatan tenaga ibu
sendiri
-2-
4.
5.
6.
7.
5.
6.
-3-
o
o
B. Trombophlebitis
Trombophlebitis merupakan penjalaran infeksi melalui
vena.
Pada masa nifas terdapat dua golongan yang berperan :
1. Trombophlebitis pelvika : berasal dari vena ovarika, vena
uterina, vena hypogastrika. Paling sering terkena vena
ovarika karena mengalirnya darah dari luka bekas plasenta
(daerah fundus). Karena peradangan terbentuk trombosis,
untuk menghalangi penjalaran kuman. Bila daya tahan
tubuh kurang , trombus menjadi nanah. Bagian-bagian kecil
trombus dapat terlepas dan terjadi emboli atau sepsis.
Karena embolus mengandung nanah maka disebut
pyaemia. Embolus dapat tersangkut di paru-paru, ginjal,
jantung. Di paru-paru dapat menimbulkan infark, yang bila
luas dapat menyebabkan kematian. Kematian dapat juga
karena abses paru.
2. Trombophlebitis femoralis ( Phlegmasia alba dolens ) :
berasal dari vena femoralis, vena poplitea, vena saphena
Terjadi karena :
- penjalaran dari trombophlebitis vena uterina ( vena
uterina vena hypogastrika
vena iliaka eksterna vena femoralis )
- berasal dari trombophlebitis vena saphena magna atau
peradangan vena femoralis
sendiri. Karena aliran darah yang lambat pada daerah
lipat paha akibat tertekannya
vena oleh ligamentum inguinale, juga karena kadar
fibrinogen yang tinggi pada masa
nifas
- akibat parametritis
Gejala :
1. Terjadi antara hari ke 10-20 masa nifas dan terjadi
kenaikan suhu badan
2. Tungkai, biasanya kiri :
Biasanya tertekuk dan terputar ke luar, serta sukar
digerakkan
- Kaki yang sakit biasanya lebih panas dari kaki yang
sehat
Palpasi: terasa nyeri sepanjang salah satu vena kaki,
teraba sebagai utas yang keras, biasanya pada paha
-4-
- Preeklampsia, eklampsia
Komplikasi :
- Nefropati
- Retinopati
- Penyakit jantung koroner
- Gagal ginjal
Pemeriksaan penunjang : pemeriksaan kadar gula darah
Urine : pada kehamilan ambang ginjal terhadap glukosa
turun sampai 100-120 mg% dan kalau ada laktosuria
maka reduksi (+)
Jika (+) perlu pemeriksaan kadar gula darahnya, puasa
dan post prandial ataupun test GTT
Gula darah sewaktu, bila kadarnya > 200 mg%
diabetes mellitus
100 mg% - 200 mg% belum pasti DM
< 120 mg%
bukan DM
Tes tantangan glukosa ( dengan pembebanan 50 gram
glukosa dan kadarnya diukur setelah 1 jam ), bila kadarnya
> 140 mg% lanjutkan dengan tes toleransi glukosa oral
Tes toleransi glukosa oral
Penderita makan cukup kalori minimal 3 hari sebelum
pemeriksaan, kemudian malam sebelum hari pemeriksaan
harus berpuasa selama 8-12 jam. Contoh gula darah
diambil pagi hari, dan penderita diberi beban glukosa 75
gram dalam 200 ml air. Kemudian kadar gulanya diperiksa
GTT
puasa
whole blood 90 mg%
plasma 105 mg%
1 jam pp
165 mg%
190 mg%
2 jam pp
145 mg%
3 jam pp
125 mg%
190 mg%
145 mg%
Dalam kehamilan :
Abortus dan partus prematurus
Preeklamsia
Hidramnion
Kelainan letak janin
Insufisiensi plasenta
Dalam persalinan :
Inertia uteri dan atonia uteri
Distosia bahu karena bahu besar
Kelahiran mati
Lebih sering pengakhiran partus dengan
tindakan
-5-
-6-
Penanganan neonatus
Dianggap dan diperlakukan sebagai bayi
prematur
Pemeriksaan gula darah untuk mencegah
hipoglikemia
5. Panggul sempit
A. Persangkaan Panggul Sempit :
Seorang harus ingat akan kemungkinan panggul sempit
kalau :
Pada kehamilan
Anamnesa :
1.
Terdapat kelainan pertumbuhan tulang
2.
Pada multipara persalinan yang dulu-dulu sulit,
atau dengan tindakan
3.
Riwayat penyakit tulang :
- Rachitis
- Osteomalasia
- Radang articulatio sacroiliaca
Pemeriksaan fisik :
1.
Tinggi badan < 145 cm
2.
Kelainan bentuk badan : kelainan tulang
belakang ( scoliose, kyfosis )
Kelainan tungkai bawah ( pincang )
3.
Pada primipara kepala anak belum turun setelah
minggu ke 36
4.
Pada primipara ada perut menonjol ke depan;
menggantung
5.
Kelainan letak pada hamil tua
6.
Kelainan tulang panggul
7.
Osborn positif
Pada persalinan
a. Persalinan lebih lama daripada biasanya, karena :
1.
Gangguan pembukaan, disebabkan ketuban
pecah sebelum waktunya, karena bagian terbawah
janin kurang menutup pintu atas panggul. Setelah
ketuban pecah, kepala tidak dapat menekan serviks
karena tertahan pintu atas panggul.
2.
Dibutuhkan waktu untuk moulase kepala janin
-7-
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Preventif :
Perawatan antenatal, diit, pemberian vitamin
Penjagaan higiene
Kurangi aktifitas
Penyakit-penyakit pada ibu harus diobati
dengan baik
Tindakan-tindakan bedah yang elektif harus
ditunda
Kehamilan gemelli harus istirahat sejak
kehamilan 28 minggu s/d 37 minggu
Perdarahan pada plasenta previa total dirawat
dan dilakukan transfusi dan menunda kelahiran
sampai janin mampu hidup, sedangkan
perdarahan aktif dan hebat memerlukan
pembedahan segera.
Inkompetensi servix harus dijahit pada
trisemester I
SC elektif bila janin aterm
Kuratif :
- Pemberian obat-obat tokolitik
- Pemberian obat pematangan paru janin :
* Deksamethason 5mg tiap 12 jam IM, sampai 4
dosis
* Betamethason 12 mg tiap 24 ja IM, sampai 2 dosis
Syarat pemberian obat :
Obat-obat tokolitik :
Beta simpatomimetik
Obat ini bekerja menstimulasi reseptor adrenergik beta
2 pada membrana sel otot uterus sehingga
meningkatkan konsentrasi cAMP intraseluler dan
cAMP akan menyebabkan turunnya konsentrasi ion Ca
intraseluler yang diikuti dengan penurunan
kontraktilitas uterus mis : ritodrine, terbutalin,
isoxuprin, salbutamol
-8-
Cakcium antagonis
Mekanisme kerja : penurunan konsentrasi ion Ca
bebas dalam sel yang diikuti dengan penurunan
kemampuan sel untuk melakukan fosforilasi rantai
pendek miosin selama kontraksi seluler mis : MgSO4
Prostaglandin inhibitor
Bekerja dengan melakukan hambatan terhadap
sekelompok enzim yang bertanggungjawab atas
pengubahan asam arachidonat bebas menjadi
prostaglandin mis : aspirin, indomethasin, naproxin,
asam mefenamat.
atonia ueri
robekan jalan lahir
retensio plasenta
gangguan pembekuan darah
Laten HPP :
sisa plasenta
grandemultipara
kemampuan
terjadi penurunan
kontraksi otot
umur 35 tahun
otot uterus
gemelli
hidramnion
} overdistensi uterus
bayi besar
C. Pengelolaan
Pencegahan
Perbaiki gizi dan atasi anemia
Hindari penanganan persalinan yang dapat
menyebabkan perdarahan
Partus lama
Memijit uterus sebelum plasenta lahir
Pemberian uterotonika pada penderita yang
mempunyai predisposisi HPP
Penatalaksaan
Segera setelah diketahui adanya HPP tentukan ada
tidaknya syok. Jika syok (+), segera atasi syok dengan
pemberian cairan/ jika memungkinkan transfusi
darah, O2. Sementara atasi syok cari etiologinya.
-9-
B. Penanganan
8. Retrofleksi uteri
A.Gejala
Akibat yang ditimbulkan :
- Wanita tidak hamil :
kemandulan oleh karena tuba tertekuk, OUE tinggi dan
tak terkena air mani.
- Wanita hamil :
biasanya terkoreksi sendiri, terjadi abortus, terjadi
inkaserasi dari rahim yang terus membesar di dalam
rongga panggul (retrofleksi uteri gravid
incarserata)biasanya terjadi pada minggu ke 13-17
Gejala
9. Konseling genetik
A. Indikasi
adalah proses komunikasi tentang resiko akan terjadinya
penyakit atau kelainan dalam suatu kehamilan.
Pada suatu konseling dijelaskan tentang diagnostik prenatal
dari kehamilan sekarang, penjelasan mengenai resiko pada
janin, pemeriksaan apa yang dapat dilakukan, dan diskusi
tentang pilihan penangananya
Konseling genetik diberikan pada :
- Ibu berumur lebih dari 35 tahun
- Mempunyai orang tua dengan kelainan kromosom
- Adanya kelainan kromosom pada salah satu anggota
keluarga
- Mempunyai anak atau orang tua dengan nerual tube
defek
- Riwayat mempunyai anak dengan multiple mayor
malformasi
- Kehamilan dengan resiko tinggi
- 10 -
4.
- 11 -
- 12 -
E. PENANGANAN
Pada penderita penyakit jantung diusahakan
untuk membatasi penambahan berat badan yang berlebihan,
anemia secepat mungkin diatasi, infeksi saluran pernafasan
atas dan preeklampsia sedapat-dapatnya dijauhkan karena
sangat memberatkan pekerjaan jantung.
1.
2.
3.
A. KELAS I DAN II
Umumnya penderita dapat meneruskan
kehamilan sampai cukup bulan dan melahirkan
pervaginam. Namun tetap harus diwaspadai terjadinya
gagal jantung pada kehamilan, persalinan dan nifas. Faktor
pencetus utama terjadinya gagal jantung adalah
endokarditis, oleh karena itu semua wanita hamil dengan
penyakit jantung harus sedapat mungkin dicegah terjadinya
infeksi terutama infeksi saluran napas atas .
Dalam penanganan penyakit jantung selama
kehamilan terdapat 4 hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
1.
2.
3.
4.
- 13 -
Digitalisasi.
Antibiotika
untuk
profilaksis
terhadap
endokarditis.
B. KELAS III DAN IV
Bila seorang ibu hamil dengan kelainan jantung
kelas III dan IV ada dua kemungkinan penatalaksanaan
yaitu : terminasi kehamilan atau meneruskan kehamilan
dengan tirah baring total dan pengawasan ketat, dan ibu
dalam posisi setengah duduk.
Kelas III sebaiknya tidak hamil, kalau hamil
pasien harus dirawat di Rumah Sakit selama kehamilan,
persalinan dan nifas, dibawah pengawasan ahli penyakit
dalam dan ahli kebidanan, atau dapat dipertimbangkan
untuk dilakukan abortus terapeutikus. Persalinan
hendaknya pervaginam dan dianjurkan untuk sterilisasi.
Kelas IV tidak boleh hamil. Kalau hamil juga,
pimpinan yang terbaik ialah mengusahakan persalinan
pervaginam.
C. PENGAWASAN NIFAS
Pengawasan nifas sangat penting diperhatikan,
mengingat kegagalan jantung dapat terjadi pada saat nifas,
walaupun pada saat kehamilan atau persalinan tidak terjadi
kegagalan jantung. Komplikasi-komplikasi nifas seperti
perdarahan post partum, anemia, infeksi dan tromboemboli
akan lebih berbahaya pada pasien-pasien dengan penyakit
jantung.
Sebaiknya penderita penyakit jantung dirawat di
rumah sakit sekurang-kurangnya 14 hari
setelah
melahirkan dengan istirahat dan mobilisasi tahap demi
tahap serta diberi antibiotika untuk mencegah endokarditis.
Laktasi dibolehkan bagi wanita yang sanggup
secara fisik, namun bagi penderita penyakit jantung kelas
III dan IV tetap dilarang untuk menyusui.
REPRODUKSI
Dalam konseling prakonsepsi, kepada calon ibu
hamil dan partnernya harus diberikan penjelasan yang
menyeluruh tentang kondisi penyakit jantung yang dialami
dan risiko-risiko yang akan terjadi dalam kehamilannya.
Kepada pasien jantung kelas I dan II yang
menginginkan kehamilan, harus dilakukan optimalisasi
kondisi jantung sehingga komplikasi yang dapat terjadi
dapat diminimalisasi. Sedangkan bagi pasien dengan kelas
III dan IV dianjurkan untuk tidak menikah, atau bila
menikah dianjurkan menghindari kehamilan. Apabila telah
terjadi kehamilan sangat dianjurkan untuk dilakukan
terminasi kehamilan, sebaiknya sebelum minggu ke 12
dimana risikonya masih minimal.
Konseling tentang kontrasepsi selama konseling
prakonsepsi harus mencakup keseluruhan informasi tentang
metode kontrasepsi yang tersedia serta efek samping yang
dapat ditimbulkan. Secara umum preparat hormonal kurang
disukai, oleh karena resiko tromboemboli yang dapat
terjadi. Namun pemberian preparat progestin parenteral
masih dianjurkan.
III. TEORI IMUNOLOGI PREEKLAMPSI
Beberapa teori yang diduga sebagai penyebab preeklampsia
antara lain :
1.
Fenomena immunologis ( terjadi insufisiensi
produksi blocking antibody )
2.
Perfusi plasenta yang bertambah
3.
Perubahan reaktifitas pembuluh darah
4.
Ketidakseimbangan antara prostasiklin dan
tromboksan
5.
Retensi garam dan air
6.
Menurunnya volume intravaskuler
7.
Meningkatnya iritabilitas SSP
8.
Iskemia pada uterus
Faktor tersebut saling berkaitan satu dengan yang lainnya
dalam proses terjadinya preeklampsia / eklampsia. Dari
berbagai pengamatan preeklampsia banyak terjadi pada
wanita dengan :
- Terdapatnya vili khorialis dalam jumlah banyak
(hiperplasentosis), seperti pada kehamilan kembar atau
pada mola hidatidosa.
- Pertama kali kontak denga vili khorialis
- Memiliki risiko penyakit pembuluh darah
- 14 -
membawa
kerusakan
tersebut
dinamakan
HIPERSENSITIFITAS.
Dikenal
4
jenis
reaksi
hipersensitifitas ( Reaksi anafilaktik, reaksi hipersensitifitas
sitotoksik, hipersensitifitas kompleks antigen-antibodi dan
reaksi hipersensitifitas tipe lambat ).
Pada reaksi anafilaktik gejala yang timbul
disebabkan oleh adanya substansi aktif (mediator) yang
dihasilkan oleh sel mediator yaitu sel basofil dan mastosit.
Sel mediator pertama yang dihasilkan adalah Histamin dan
Factor kemotaktik (Faktor Kemotaktik Eosinofil dan Faktor
Kemotaktik Neutrofil). Mediator kedua yang dilepaskan
adalah mediator yang dihasilkan secara tidak langsung
melalui pelepasan asam arakidonat dari molekul-molekul
fosfolipid membran sel. Asam arakidonat merupakan
substrat untuk 2 macam enzim yaitu Siklooksigenase dan
Lipooksigenase. Aktifitas enzim siklooksigenase akan
menghasilkan
bahan-bahan
Prostaglandin
dan
Tromboksan, yang sebagian dapat menyebabkan reaksi
radang dan mengubah tonus pembuluh darah. Mediator
ketiga yaitu jenis Heparin, Kemotripsin dan Faktor
Inflamasi Anafilaktik. Mediator jenis ketiga ini terikat erat
dengan matriks proteoglikan yang akan terlepas apabila ada
kenaikan NaCl.
Dalam suatu kehamilan normal akan terdapat
peningkatan plasma renin, angiotensin, aldosteron dan akan
terjadi penurunan resistensi sistim pembuluh darah. Wanita
yang hamil memiliki resistensi terhadap efek angiotensin
II, dan resistensi ini tergantung pada produksi
prostaglandin. Pemberian prostaglandin E2 dan prostasiklin
(PGI2) menurunkan efek penekanan dari angiorensin II.
Prostasiklin merupakan suatu zat yang menyebabkan
vasodilatasi, dan sangat poten menghambat agregasi
trombosit. Prostasiklin diproduksi pada epitel pembuluh
darah melalui metabolisme asam arakidonat.
Pada penderita preeklampsia tidak terdapat
resistensi terhadap angiotensin II. Hal ini terjadi karena
menurunnya produksi prostasiklin. Menurunnya produksi
prostasiklin ini karena jumlah yang dihasilkan oleh plasenta
berkurang, bukan karena berkurangnya kemampuan asam
arakidonat untuk menghasilkan prostasiklin. Produksi
prostasiklin oleh plasenta berkurang karena adanya
hipoksia, hal ini dapat disebabkan oleh adanya proses
atherosis akut sehingga terjadi pengurangan aliran
intervilli. Penurunan produksi prostasiklin secara relatif
akan meningkatkan pengaruh tromboksan. Tromboksan A2
(Tx A2) diproduksi oleh metabolisme asam arakidonat
- 15 -
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
abortus;
partus prematurus;
partus lama karena inersia uteri;
perdarahan post partum karena atonia uteri;
syok;
infeksi, baik intrapartum maupun postpartum;
anemia yang sangat berat dengan Hb kurang
dari 4 g/100 ml dapat menyebabkan
dekompensasi kordis.
Hipoksia akibat anemia dapat menyebabkan syok dan
kematian ibu pada persalinan sulit, walaupun tidak terjadi
perdarahan.
Juga bagi hasil konsepsi anemia dalam kehamilan memberi
pengaruh kurang baik seperti :
1.
kematian mudigah;
2.
kematian perinatal;
3.
prematuritas;
4.
dapat terjadi cacat bawaan;
5.
cadangan besi kurang.
Jadi anemia dalam kehamilan merupakan sebab potensial
moriditas serta mortalitas ibu dan anak.
Pembagian anemia dalam kehamilan
Anemia defisiensi besi
Anemia dalam kehamilan yang paling sering
dijumpai ialah anemia akibat kekurangan besi. Kekurangan
ini dapat disebabkan karena kurang masuknya unsure besi
dengan makanan, karena gangguan resorbsi, gangguan
penggunaan atau terlampau banyaknya besi keluar dari
badan, misalnya pada perdarahan. Keperluan besi
bertambah dalam kehamilan, terutama dalam trimester
terakhir.
Diagnosis.
Diagnosis anemia defisiensi besi yang berat
tidak sulit karena ditandai cirri-ciri yang khas bagi
defisiensi besi, yakni mikrositosis dan hipokromasia. Sifat
lain yang khas bagi defisiensi besi ialah kadar besi serum
rendah, daya ikat besi serum tinggi, protoporfirin eritrosit
tinggi dan tidak ditemukan hemosiderin (stainable iron)
dalam sumsum tulang.
Terapi
Apabila pada pemeriksaan kehamilan hanya Hb
yang diperiksa dan Hb itu kurang dari 10 g/100ml, maka
wanita dapat dianggap senagai penderita anemia defisiensi
- 16 -
- 17 -
Penatalaksanaan
Pada umumnya sama dengan perawatan
neonatus umumnya, seperti pengaturan suhu lingkungan,
makanan, mencegah infeksi dan lainnya, akan tetapi oleh