Normal dan
Apoptosis
Tika Afriani, M. Farm., Apt.
Universitas Mohammad Natsir
KANKER
Gejala umum :
nyeri hebat
penurunan berat badan mendadak
kepenatan total
Gejala khusus:
pendarahan abnormal
Benjolan
5.
6.
Faktor lingkungan
Faktor keturunan
Faktor lingkungan:
Faktor keturunan:
radiasi X-ray, Gamma-ray dan UV-C yang diabsorpsi kuat oleh DNA
radikal bebas yang sangat reaktif (O2., H2O2, OH.)
virus, ex. HPV-16 (kanker servik)
Sitostatika: obat-obat untuk kemoterapi kanker: zat-zat
alkilasi;cisplatin, bleomisin, dactinomycin dll.
Zat-zat karsinogen dalam makanan; (berdaya karsinogen langsung
- nitrosamin: terdapat dalam lemak babi.
didalam usus zat ini terbentuk sebagai hasil reaksi dari nitrit dengan
amin (hasil perombakan protein. Pembentukan nitrosamin ini dapat
dihindari oleh vit C.
nitrat
a
Flora usus
nitrit
b
+ amin
a. Reduksi
b. Reaksi ini dicegah oleh vitamin C
nitrosamin
2.
3.
Fase inisiasi:
mrp tahap awal yg dimulai dgn sel-sel yang normal
mengadakan kontak dgn karsinogen. Zat inisiator ini
mengganggu proses reparasi normal, terjadi mutasi DNA
dengan kelainan pada kromosomnya. Karsinogen (inisiator);
radiasi, bahan kimia, obat dan virus.
Fase promosi:
tahap kedua ini dapat berlangsung dalam waktu beberapa
tahun zat karsinogen tambahan (co-carcinogens) diperlukan
sebagai promotor untuk mencetuskan proliferasi sel,
sehingga sel sel yang rusak menjadi ganas. Yg termasuk
faktor promotor; rokok, penyalahgunaan alkohol dan
penggunaan makanan yang mempengaruhi sel-sel yang telah
mengadakan mutasi. Faktor promotor ini menambah
perubahan struktur sel, sehingga kecepatan mutasi spontan
juga bertambah.
Fase progresi: terjadi pertumbuhan yang tidak terkendali dari
tumor yang dapat bermetastase.
1.
2.
Apoptosis
Normal:
Apoptosis adalah: kematian sel yang telah diprogram.
Pada perkembangannya di dalam embryo, setiap sel menerima
secara genetis (gen p53) suatu program khas, yang mematikannya
setelah terjadinya pembelahan tertentu.
Akibat apoptosis: sel kehilangan cairan, pecah dalam bentuk
gelembung2x kecil, yang diserap oleh sel disekitarnya.
Kanker:
Sel-sel tumor telah menemukan cara untuk mengelakkan apoptosis ini yaitu
Melalui mutasi dalam gen p53
Gen tidak bereaksi lagi terhadap kerusakan DNA
Proses reparasi tidak terwujud
Pertumbuhan terus menerus (sel tumor)
Fungsi Apoptosis
Kematian sel melalui apoptosis
merupakan fenomena yang normal, yaitu
terjadi eliminasi sel yang tidak diperlukan
lagi. Proses apoptosis secara fisiologis
diperlukan untuk :
1. Terminasi sel
Apoptosis dapat terjadi pada sel yang
mengalami kerusakan yang tidak bisa di
repair, infeksi virus, keadaan yang
mengakibatkan stress pada sel .
Keputusan untuk apoptosis dapat berasal
dari sel itu sendiri, dari jaringan
disekitarnya ataupun dari sel yang
termasuk dalam immune system. Pada
keadaan ini fungsi apoptosis adalah untuk
mengangkat sel yang rusak, mencegah
sel menjadi lemah oleh karena kurangnya
nutrisi dan mencegah penyebaran infeksi
virus.
2. Mempertahankan homeostasis
Pada organisme dewasa, jumlah sel dalam suatu organ atau jaringan
harus berada dalam keadaan yang relatif konstan. Proses
keseimbangan ini termasuk dalam homeostasis yang dibutuhkan oleh
makhluk hidup untuk mempertahankan lingkungan internalnya.
Keseimbangan (homeostasis) ini dapat tercapai bila kecepatan mitosis
pada jaringan seimbang dengan kematian sel. Bila keseimbangan ini
terganggu, maka akan dapat mengakibatkan :
Bila kecepatan pembelahan sel lebih tinggi daripada kecepatan
kematian sel terbentuk tumor
Bila kecepatan pembelahan sel lebih rendah dari kecepatan
kematian sel jumlah sel menjadi berkurang.
Nekrosis merupakan kematian sel sebagai akibat dari adanya kerusakan
sel akut atau trauma (mis: kekurangan oksigen, perubahan suhu yang
ekstrem, dan cedera mekanis), dimana kematian sel tersebut terjadi
secara tidak terkontrol yang dapat menyebabkan rusaknya sel, adanya
respon peradangan dan sangat berpotensi menyebabkan masalah
kesehatan yang serius.
Diagnosa
Diagnosa dapat dipastikan dengan:
foto x-ray
CT-scan
MRI
Penyelidikan mikroskopis dr jaringan yang bersangkutan
(biopt)
Sedimentasi tinggi
Hemoglobin rendah
Nilai bio-markers penting dalam darah yang meningkat;
* PSA (prostate specific antigent, normal 0-4 mcg/l darah, penderita
kanker prostat= 10 mcg/l)
* -HCG (beta-human chorionic gonadotrophin (testis)
* CEA (carcino-embryonic antigen); lambung usus
* CA 125 (carcino-antigen): mamma, ovarium/epitel lain.
* gen BRCA1 dan BRCA2= kanker mamma
* tes warna untuk mendeteksi gen supresi-tumor p53 yang termutasi
Pencegahan
c.
Genterapi
Terapi sel batang
Prinsip: menggantikan sel-sel yang cacat dg yang sehat
melalui cara2x yg mutakhir.
Terapi komplementer = NTTT (non-toxic tumor
therapy)= terapi diet.
Terapi ini untuk meniadakan atau mengurangi efek
samping dari terapi reguler
SITOSTATIKA
= ONKOLITICA (Yun. kytos= sel, stasis= terhenti
ongkos= benjolan, lysis= melarutkan)
Adalah: zat-zat yang dapat menghentikan pertumbuhan
pesat dari sel-sel ganas.
Prinsipnya: penggunaan obat-obatan untuk merusak
langsung DNA (dan RNA) sel.
Senyawa ini mematikan sel-sel dengan menstimulir
apoptosis.
Siklus kemoterapi
Kombiterapi
a.
Myelosupresi
penekanan sumsum tulang dengan efek gangguan
darah (anemia, trombocytopenia, agranulocytosis,
leukopenia). Pemeriksaan darah lengkap harus
dilakukan sebelum kemoterapi dimulai dan pada waktu
tertentu selama kemoterapi dilaksanakan.
Penanganan: transfusi darah (anemia)
transfusi plat darah (trombositopenia)
b. Mucositis
perusakan mukosa mulut (luka, stomatitis) dan lambung usus
(mual, muntah, diare)
penanganan; dengan antiemetika spt; metoklopropamid,
domperidon.
c. Nefrotoksis
kerusakan ginjal karena pengendapan asam urat.
Dalam pemusnahan sel tumor, terlepas zat purin dan
pirimidin yang dirombak menjadi asam urat.
Penanganan: alopurinol= mencegah terbentuknya urat
natriumbikarbonat: membuat kemih alkalis
minum banyak air
sitostatika: metotreksat, ifosfamida
d. Gonadotoksis
yaitu mengurangi mengurangi sel kelenjar kelamin dengan efek
hilangnya libido, kemandulan permanen pd pria.
sitostatika: zat-zat alkilasi.
e. Alopesia
sitostatika mempunyai efek pada kulit. Hal ini terjadi sebagai akibat
atropi pada akar rambut, sehingga rambut banyak yang rontok.
f. Infeksi
merupakan anacaman yang selalu dihadapi pasien.
Selesma atau influenza pada pasien neutropenia dapat berakhir pada
syok septik dalam beberapa jam. Kulit dan selaput lendir yang utuh
merupakan benteng utama dari tubuh, oleh karena itu, integritasnya
harus dipertahankan.
Penggolongan obat
Zat pengalkilasi
Antimatabolit
Antimitotika
Antibiotika
Imunomodulansia
Obat lainnya
Obat alternatif