Anda di halaman 1dari 30

EMULSI

Tika Afriani, M. Farm., Apt.


Universitas Mohammad Natsir

Bidang Kimia Fisika


Emulsi : Campuran 2 cairan yang tidak bercampur, yang secara
termodinamika tidak stabil
Bidang Teknologi
Emulsi : Campuran dari 2 cairan yang tidak bercampur yang
menunjukkan kestabilan yang baik pada suhu kamar
Secara Tradisional
Emulsi : Tetesan mikroskopis suatu cairan dalam cairan lain dengan
ukuran diameter 0,5 1,0 m
Farmakope Indonesia IV
Emulsi : Sistem 2 fasa cairan yang salah satu cairannya terdispersi
dalam cairan lainnya dalam bentuk tetesan kecil.

Komponen Emulsi

1. Emulsi m/a

Minyak tedispersi dalam air

2. Emulsi a/m

Air terdispersi dalam minyak

3. Multiple emulsi yang terdiri dari :


a/m/a

Terdispersi dalam emulsi m/a

m/a/m

Minyak terdispersi dalam emulsi a/m

Cairan I Film ( Zat Pengemulsi ) Cairan II


Dengan konsentrasi yang cukup zat pengemulsi dapat membentuk film
pada seluruh partikel ( globul ) fasa terdispersi
Film yang terbentuk akan menentukan tipe emulsi dan tergantung pada
tegangan antar permukaan cairan diantara film

Minyak = II

Air = I
I

Air = I

Minyak = II

II

Film

Film

Stabilitas emulsi tergantung pada kekuatan


film
I dan II, dibatasi oleh Film

Tipe dan stbilitas emulsi dipengaruhi oleh perbandingan volume fasa


OSTWALD mendasarkan teorinya pada kedudukan stereometris dari
partikel serbuk, dimana kedudukan partikel bundar yang radiusnya
serba sama ( Sphaeris ) di bagi 2 :
a. Kedudukan rapat = ROMBOHEDRAL
b. Kedudukan longgar = KUBIK

Porositas serbuk pada kedudukan rapat 26 %, sehingga hanya 74 %


dari seluruh volume serbuk yang diduduki partikel
Pada kedudukan longgar porositas mencapai 48 % sehingga 52 % yang
diduduki partikel, berarti porositas b > porositas a
Atas dasar ini OSTWALD menyatakan bahwa emulsi yang mengandung
fasa terdispersi > 74 % akan menjadi INVERSI
Untuk memperoleh emulsi yang stabil, perbandingan volume fasa
hendaknya berkisar antara 26 74 %. Artinya jumlah fasa
terdispersi 26 74 % dari seluruh volume fasa.

Partikel-partikel fasa terdispersi dari emulsi dapat bermuatan positif


atau negatif. Muatan itu berasal dari ionisasi adsorbsi atau gesekan
Dari sudut ionisasi zat pengemulsi dibagi 2 yaitu :
1. Non Ionik
Anionik
2. Ionik
Kationik

Contoh :
Emulsi m/a distabilkan oleh surfaktan Na lauryl SO4 ( anionik ) maka
sufaktan ini tersusun pada antar permukaan minyak [ m ] dan air [ a ]
membentuk film mengelilingi partikel m sebagai berikut :
minyak

- +
- +
- +
- +
- +
- +
B

+
+
air
+

+
-

Emulsi m/a. di dalam fasa air surfaktan terionisasi sehingga


Partikel-partikel minyak akan bermuatan negatif
Muatan positif dari fasa air tertarik dan mendekati partikel minyak
(negatif)
terbentuk lapisan berganda (AB) yang disebut dengan
Lapisan Stationer dari HELMHOLTZ (muatan rangkap)

Dalam hal ini ada 2 hal yang terjadi :


1. Lapisan muatan pada partikel dan muatan lawan ( A-B )
2. Lapisan yang mngandung sisa muatan pada fasa externala air ( C )
Maka ada perbedaan potensial antara A B & B - C
Jadi yang disebut dengan Zeta Potensial adalah perbedaan potensial
antara lapisan muatan lawan dengan sisa muatan pada fasa eksternal
Makin besar zeta potensial maka emulsi makin stabil
Penambahan suatu elektrolit pada emulsi dapat menurunkan zeta
potensial maka emulsi tidak stabil

Ketidak stabilan emulsi ada 3 yaitu :


1. Kriming
2. Inversi
3. Demulsifikasi

Pada fenomena in fasa terdispersi masih tetap diselubungi film antara


permukaan, emulsi masih dapat diperbaiki dengan pengocokkan biasa
Kriming dapat diatasi dengan :
a. Formula yang tepat
b. Cara pembuatannya yang tepat
Kecepatan kriming tergantung pada :
1. Gaya gravitasi
2. Perbedaan bobot jenis fasa minyak dan fasa air
3. Viskositas dari sistem
Kriming dapat ke bawah atau ke atas dan ini ditentukan oleh
perbedaan bobot jenis antara fasa terdispersi dan fasa pendispersi
Apabila p1 > p2 : kriming ke bawah
P1 < P2 : kriming ke atas
P1 = p2 : = 0

derajat Kriming +
derajat Kriming -

tidak terjadi kriming

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan kriming adalah :


1. Suhu naik maka kecepatan kriming naik karena viskositas
makin kecil
2. Penambahan elektrolit dapat mmpercepat kriming karena elektrolit
dapat menurunkan zeta potensial
3. Bakteri dapat mempengaruhi zat pengemulsi sehingga terjadi
kriming
4. Cahaya dan pengaruh udara yang berlebihan
5. Jenis zat pengemulsi
6. Teknik pembuatan emulsi

Peristiwa berubahnya secara tiba-tiba tipe emulsi dari m/a jadi a/m
karena penambahan suatu elektrolit

Ketidakstabilan sempurna dari emulsi karena akan pecah menjadi 2 fasa


dan akan sukar untuk didispersikan kembali walaupun dengan pengocokan
yang kuat
Proses pemisahan terjadi 2 tahap yaitu:
a. Flokulasi
Globul-globul fasa terdispersi saling berikatan membentuk kelompok
yang lebih besar
b. Koalesensi
Globul-globul tersebut membentuk ikatan yang lebih besar lagi yang
sifatnya irreversible dan secara visual dapat dilihat memisah

1.
2.
3.
4.

Pengeceran dengan fasa luar


Perubahan warna dengan penambahan bahan zat warna
Fluoresensi
Konduktivitas

Merupakan komponen ke tiga dari emulsi yang berperan dalam menstabilkan


suatu emulsi terutama :
1. Penurunan tegangan antar permukaan
2. Pembentukan film yang kuat yang menyelubungi fasa terdispersi
3. Pengadaan muatan pada partikel fasa terdispersi
4. Penambahan viskositas fasa luar
: zat yang ditambahkan kedalam suatu emulsi berperan pada
antar permukaan 2 cairan yang tidak bisa bercampur

Mempermudah emulsifikasi
Sebagai stabilator
Untuk membuat emulsi yang stabil harus dipilih satu atau campuran
emulgator yang tepat agar diperoleh sediaan yang stabil

Dalam memilih emulgator harus diperhatikan faktor berikut :


1.
2.
3.
4.
5.

Kestabilan fisika dan kimia emulgator


Emulgator yang tepat untuk tipe emulsi yang diinginkan
Tidak toksis
Bercampurnya emulgator dengan zat khasiat
Bau, rasa dan warna emulgator tidak mengganggu

Emulgator umumnya dibagi 3 bagian yaitu :


1. Zat-zat alami
2. Zat padat halus
3. Surfaktan

Berupa koloid hidrofil, dan dapat dibagi menjadi :


1. Senyawa karbohidrat
2. Senyawa protein
3. Senyawa sterol dan fosfolipida

Jenis ini tidak menurunkan Tegangan Permukaan seperti pada


surfaktan akan tetapi kerjanya menyalut partikel dengan
selaput yang kuat & bermuatan
Emugator ini dapat mempertinggi viskositas fasa luar yang
mengakibatkan percepatan kriming diperlambat
Jenis ini disebut juga protective colloid yaitu koloid hidrofil yang
dipakai untuk menstabilkan sistem hydrophob
Pada umumnya emulgator jenis ini mudah diuraikan oleh mikroba
Contoh emulgator ini adalah : PGA, Tragacantha, Pectin, Agar dan
derivat selulosa

Contoh : gelatin, casein, kuning telur


Diperdagangkan dikenal dua macam gelatin yaitu :
Gelatin A titik isoelektrik pH 7 9
Gelatin B titik isoelektrik pH 4,7 - 5
Jika pH dibawah titik isoelektrik molekul akan bermuatan positif
jika pH diatas titik isoelektrik molekul akan bermuatan negatif

Diperoleh dari lemak & minyak-minyak alam antara lain kolesterol


& sterol
Pada senyawa ini gugus nonpolar lebih dominan dari gugus polar,
karena itu dipakai untuk emulsi a/m
Lecitin adalah salah satu senyawa fosfolipida yang pemakaiannya
sebagai emulgator dalam bidang farmasi sangat terbatas karena
senyawa ini mudah terurai oleh cahaya, alkali dan oksidator

Surfaktan berdasarkan struktur kimia terbagi empat :


1.
2.
3.
4.

Surfaktan
Surfaktan
Surfaktan
Surfaktan

anionik
Kationik
anfolitik
non ionik

Surfaktan non ionik merupakan emulgator yang banyak dipakai dalam


bidang farmasi karena mempunyai keuntungan sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Pada umumnya netral


Efektif dalam daerah pH yang luas
Toleran ion Ca dan elektrolit lain
Stabil terhadap pendingin
Tersatukan dengan banyak surfaktan ionik
Relatif tidak toksis
Sifat mengiritasi lebih kecil

Mg hidroksida, Al hidroksida, Ca hidroksida umumnya membentuk sabun


dengan as lemak bebas dalam minyak-minyak lemak yang berfungsi
sebagai emulgator
Tipe emulsi yang terjadi dengan emulgator ini tergantung pada
distribusi partikel zat padat halus tersebut dalam fasa emulsi
Hal ini sangat dipengaruhi oleh :
Tegangan Antar permukaan [ TAP ] zat padat /cair
TAP zat minyak /air
TAP zat padat minyak
Jika tidak ada dari ke 3 TAP itu yang lebih besar dari jumlah 2 TAP
lainnya maka zat padat harus akan memekat pada antar permukaan
2 cairan yang tidak bercampur
Zat padat halus yang lain termasuk dalam jenis ini adalah Bentonite
dan Veegum

Surfaktan non ionik terbagi empat berdasarkan atas ikatan antara


gugus hidrofob dan hidrofil :
1.
2.
3.
4.

Eter sebagai ikatan antara


Ester sebagai ikatan antara
Eter Ester sebagai ikatan antara
Amida sebagai ikatan antara

Yaitu, suatu angka yang menyatakan ukuran dan kekuatan gugus


hydrophyl lyphophyl yang membetuk suatu senyawa ( GRIFFIN )
Nilai HLB berkisar 1- 40
Metoda penentuan HLB emulgator :
1. Griffin
a. Untuk Ester alkohol polyhidris as lemak, dapat dihitung menurut
rumus :
HLB = 20 ( 1 S / A )
S = angka penyabunan
A = angka asam dari asam lemak

Bila angka penyabunan = 15 dan angka asam = 20


maka HLB = 20 { 1 15/20 } . HLB = 5

B. Untuk ester yang sukar ditentukan penyabunannya dapat dihitung


menurut rumus :
HLB = { E + P } / 5
E = % gugus etilenoksida dalam molekul
P = % gugus alkohol polihidris dalam molekul

C. Untuk surfaktan yang bagian hidrofilnya hanya terdiri dari


gugus oksietilen saja, rumusnya
HLB = E / 5
E = % oksietilen dalam molekul

HLB Group Number


Menurut Davies : H L B = Jumlah Group Hidrofilik Jumlah group Lipofilik + 7
Group Hidrofilik

Group Number

SO4- Na+

38,7

C00- Na+

19,1

Ester [ sorbiton ring ]

6,8

Ester [ free ]

2,4

Hydroxil [ free ]

1,9

Hydroxil [ sorbiton ring ]

0,5

Group Lipofilik

Group Number

- CH

0,475

- CH2

0,475

- CH3

0,475

= CH -

0,475

Hitung : Na Lauril sulfat [ ikatan rangkap atau C = 12 buah ]

Contoh perhitungan dengan sistem HLB


R / Vaselin `
25 gr HLB = 8
Cetylalcohol 20 gr HLB = 15
Emulgator
2 gr
Aqua ad
100 gr
Emulgator yang dipakai Tween 60 { HLB = 15 };
span 60 { HLB = 5 }
1. Dicari HLB butuh untuk campuran Vaselin + Cetylalkohol [ = 45 gr ]
HLB butuh = {25/45} x 8 + {20/45} x 15 = 11
Tween 60 .HLB = 15

6
11

Span 60 ... HLB = 5

2. Emulgator yang dipakai Tween 60 dgn Span 60 didapat perbandingan 6 : 4


Tween 60 = 6/10 x 2 gram = 1,2 gram
Span 60 = 4/10 x 2 gram = 0,8 gram

TES JANGKA WAKTU DIPERCEPAT


Prinsip : mendiamkan sediaan emulsi pada suhu diatas suhu kamar
dalam jangka waktu tertentu.
Jika waktu untuk tes stabilitas terlalu lama tentu produksi yang akan
dipasarkan akan terlambat.
Maka dipercepat dengan menaikkan suhu yang agak tinggi [ 50 70 C ],
selama 2 - 3 minggu, sedangkan bila percobaan dilakukan suhu kamar,
lamanya bisa menunggu mencapai 3 4 bulan
Yang dievaluasi adalah ;
1. Perubahan warna, bau, rasa dll
2. Diameter partikel
3. Viskositas dan sifat aliran
4. Adanya kriming, inversi, demulsifikasi

PRINSIP ; menentukan kecepatan kriming dgn menstrifugal emulsi dengan


kecepatan tertentu. Banyaknya putaran dan jarak sediaan dari
pusat rotasi ada hubungannya dengan efek gravitasi terhadap
sediaan dalam sekian waktu.
Contoh. Dipakai alat Centrifugal dengan jari jari 10 cm dan
kecepatan 3750 rpm selama 5 jam. Kriming diperkirakan baru
akan terjadi 1 tahun lagi.

1.
2.
3.
4.

Simple mixer
Colloid mill
Homogenizer
Alat ultrsonic

Untuk perencanaan suatu emulsi dengan oleum sesami [ 10 ml ] akan digunakan


emulgator Na Laurilsulfat dengan BM 308,4. Luas permukaan molekul
adalah 22.10-17 cm2.
Jari jari partikel minyak dibuat 0,5 . Buatlah emulsi sebanyak 200ml .
Bilangan Avagadro 6,02. 10 23. Berapa jumlah emulgator yang diperlukan?

1. Hitung jumlah partikel minyak semua.

d 3
Volume
6

diameter = 2 x 0,5 x 10-4 = 1.10-4 cm

3,14
Volume = 6 [ 10-4 ]3 =

3,14
6 [ 10-12 cm3 ]

Kalau 1 cm3 tentu mengandung partikel sebanyak =

6
3,14

10 ml oleum sesami =

x 1013 partikel.

6.
3,14

x 1012

2. Luas permukaan partikel minyak.


Luas = d2 . [ d = 10 -4 ]
= 3,14 x [ 10-4 ]2
6
Luas seluruh partikel = [ 3,14 x 10 ] x [ 3,14 x 1013 ]
-8

= 6 x 105 cm2
3. Luas Permukaan Molekul [ L P M ]

M .S
LPM
Vf .N

M = Berat Molekul emulgator = 308,4


S = Luas permukaan partikel minyak
V = Volume emulgator
f = BJ emulgator
Vf = berat emulgator
N = Bilangan Avogadro = 6,02 x 1023

308,4
22 x 10-17 = Vf . x 6.105
6,02 x 1023

Jadi Vf
Vf

= 308,4 / 220
= 1,04 gr [ jumlah emulgator ]

Metode Pembuatan
Metode HLB, tentukan tipe emulsi dan HLB butuhnya,

kemudian tentukan surfaktan atau kombinasinya


yang mendekati nilai HLB butuh
Gom basah (inggris)
Emulgator ditambahkan ke dalam air panas
membentuk mucilago, tambahkan minyak
perlahan-lahan sampai membentuk emulsi,
tambahkan sisa air
Gom kering (kontinental)
Emulgator ditambahkan dengan minyak terlebih
dahulu, kemudian tambahkan air untuk
membentuk korpus emulsi, baru encerkan dengan
air

Boudrimont
10 bagian minyak + 5 bagian PGA + air 1

kali jumlah minak dan gom


Kontinental
4 bagian minyak + 1 bagian gom diaduk,

tambahkan 2 bagian air

Keuntungan dan Kerugian Emulsi

Contoh Sediaan Emulsi

Bila Gagal...
Ya, COBA LAGI !
Sampai kapan ?
SAMPAI SUKSES

Anda mungkin juga menyukai

  • Oleum Ricini 2
    Oleum Ricini 2
    Dokumen18 halaman
    Oleum Ricini 2
    putri
    100% (1)
  • Laporan Emulsifikasi Farfis I
    Laporan Emulsifikasi Farfis I
    Dokumen21 halaman
    Laporan Emulsifikasi Farfis I
    irmaretna
    Belum ada peringkat
  • Laporan Emulsifikasi
    Laporan Emulsifikasi
    Dokumen13 halaman
    Laporan Emulsifikasi
    Bayu Setiawan
    Belum ada peringkat
  • Laporan Emulsi Minyak Jarak
    Laporan Emulsi Minyak Jarak
    Dokumen30 halaman
    Laporan Emulsi Minyak Jarak
    revanda tri
    100% (1)
  • EMULSI
    EMULSI
    Dokumen6 halaman
    EMULSI
    Riry Ambarsary
    Belum ada peringkat
  • Emulsifikasi Farfis
    Emulsifikasi Farfis
    Dokumen12 halaman
    Emulsifikasi Farfis
    Eka Mutia Sari
    Belum ada peringkat
  • Demulsifikasi
    Demulsifikasi
    Dokumen27 halaman
    Demulsifikasi
    Milton Velez
    Belum ada peringkat
  • Wa0008
    Wa0008
    Dokumen38 halaman
    Wa0008
    Vya Prabandari
    Belum ada peringkat
  • Laporan Praktikum Emulsifikasi
    Laporan Praktikum Emulsifikasi
    Dokumen22 halaman
    Laporan Praktikum Emulsifikasi
    Yuliana Uli
    Belum ada peringkat
  • Emulsi
    Emulsi
    Dokumen36 halaman
    Emulsi
    katrin
    Belum ada peringkat
  • Emulsi
    Emulsi
    Dokumen27 halaman
    Emulsi
    Hanifa Fidinilah
    Belum ada peringkat
  • EMULSI
    EMULSI
    Dokumen30 halaman
    EMULSI
    Putry Indah Rini
    0% (1)
  • EMULSI
    EMULSI
    Dokumen14 halaman
    EMULSI
    Habib Primalio Pharmacistow
    Belum ada peringkat
  • Emulsi
    Emulsi
    Dokumen36 halaman
    Emulsi
    Syarfina Safirah
    Belum ada peringkat
  • Jwban Emulsi
    Jwban Emulsi
    Dokumen14 halaman
    Jwban Emulsi
    Muhammad Rais
    Belum ada peringkat
  • Emulsi
    Emulsi
    Dokumen19 halaman
    Emulsi
    Nurul S Yusuf
    Belum ada peringkat
  • EMULSI
    EMULSI
    Dokumen16 halaman
    EMULSI
    Retri Atika
    Belum ada peringkat
  • Laporan Emulsi
    Laporan Emulsi
    Dokumen21 halaman
    Laporan Emulsi
    hasfie aini
    Belum ada peringkat
  • FORMULASI & TEKNOLOGI SEDIAAN CAIR & SEMI PADAT - Materi4.Kuliah 3 Fortek Semsol Liquid (Emulsi)
    FORMULASI & TEKNOLOGI SEDIAAN CAIR & SEMI PADAT - Materi4.Kuliah 3 Fortek Semsol Liquid (Emulsi)
    Dokumen25 halaman
    FORMULASI & TEKNOLOGI SEDIAAN CAIR & SEMI PADAT - Materi4.Kuliah 3 Fortek Semsol Liquid (Emulsi)
    Nur Hanifah
    Belum ada peringkat
  • EMULSI Teodas
    EMULSI Teodas
    Dokumen12 halaman
    EMULSI Teodas
    Mutiara Citra Arifin
    Belum ada peringkat
  • Emulsifikasi
    Emulsifikasi
    Dokumen19 halaman
    Emulsifikasi
    Novia Hergiani
    Belum ada peringkat
  • LAPORAN Emulsifikasi
    LAPORAN Emulsifikasi
    Dokumen11 halaman
    LAPORAN Emulsifikasi
    Jajank Japar S
    Belum ada peringkat
  • EMULSI
    EMULSI
    Dokumen8 halaman
    EMULSI
    pramudita
    Belum ada peringkat
  • Teori Emulsi
    Teori Emulsi
    Dokumen5 halaman
    Teori Emulsi
    andriana
    Belum ada peringkat
  • 2 Elfi
    2 Elfi
    Dokumen22 halaman
    2 Elfi
    nhina nhona
    Belum ada peringkat
  • Emulsi
    Emulsi
    Dokumen16 halaman
    Emulsi
    Glory Claudia Karundeng
    Belum ada peringkat
  • Emulsi
    Emulsi
    Dokumen9 halaman
    Emulsi
    AchmadJa'farShodiqShahab
    Belum ada peringkat
  • EMULSI
    EMULSI
    Dokumen7 halaman
    EMULSI
    Bie Nv
    Belum ada peringkat
  • Tugas Kimia Fisik
    Tugas Kimia Fisik
    Dokumen6 halaman
    Tugas Kimia Fisik
    Chindy Aulia Agustin
    Belum ada peringkat
  • Bab 1
    Bab 1
    Dokumen13 halaman
    Bab 1
    Isnawati Marwan Daud
    Belum ada peringkat
  • EMULSI
    EMULSI
    Dokumen71 halaman
    EMULSI
    Ida Iyda
    Belum ada peringkat
  • Emulsi & Suspensi
    Emulsi & Suspensi
    Dokumen13 halaman
    Emulsi & Suspensi
    Rina Nur Azizah
    Belum ada peringkat
  • Laporan Emulsi
    Laporan Emulsi
    Dokumen22 halaman
    Laporan Emulsi
    sofia
    Belum ada peringkat
  • Sediaan Emulsi
    Sediaan Emulsi
    Dokumen31 halaman
    Sediaan Emulsi
    Prima Ekawati Wahyuni
    75% (4)
  • Emulsi Minyak Ikan "Emu CL"
    Emulsi Minyak Ikan "Emu CL"
    Dokumen25 halaman
    Emulsi Minyak Ikan "Emu CL"
    Anita Sari
    Belum ada peringkat
  • Afrizal Emulsi
    Afrizal Emulsi
    Dokumen9 halaman
    Afrizal Emulsi
    Afrizal Thezxemoeng
    Belum ada peringkat
  • Sediaan Cair - Emulsi
    Sediaan Cair - Emulsi
    Dokumen15 halaman
    Sediaan Cair - Emulsi
    Jihan Zanira
    Belum ada peringkat
  • Emulsi Paraffin Cair
    Emulsi Paraffin Cair
    Dokumen25 halaman
    Emulsi Paraffin Cair
    Anjanie
    Belum ada peringkat
  • EMULSI
    EMULSI
    Dokumen6 halaman
    EMULSI
    Sherly Wibianti Part II
    Belum ada peringkat
  • Sahabuddin Emulsi
    Sahabuddin Emulsi
    Dokumen29 halaman
    Sahabuddin Emulsi
    Andi Ery Vebrika
    Belum ada peringkat
  • Emulsa
    Emulsa
    Dokumen66 halaman
    Emulsa
    Ribkha Phoenicha
    Belum ada peringkat
  • Teori Emulsi - C
    Teori Emulsi - C
    Dokumen19 halaman
    Teori Emulsi - C
    nuryanti 23
    Belum ada peringkat
  • EMULSI
    EMULSI
    Dokumen20 halaman
    EMULSI
    FiqiDaynulIqbal
    Belum ada peringkat
  • Emulsifier
    Emulsifier
    Dokumen14 halaman
    Emulsifier
    Deni Rizki Pratama
    Belum ada peringkat
  • Pengaruh Penggunaan Alat Terhadap Stabilitas
    Pengaruh Penggunaan Alat Terhadap Stabilitas
    Dokumen7 halaman
    Pengaruh Penggunaan Alat Terhadap Stabilitas
    Mila Melani
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii Pembahasan A. Pengertian Emulsi
    Bab Ii Pembahasan A. Pengertian Emulsi
    Dokumen5 halaman
    Bab Ii Pembahasan A. Pengertian Emulsi
    Nur Khairah
    Belum ada peringkat
  • Emulsi
    Emulsi
    Dokumen56 halaman
    Emulsi
    Firizqi Einstein LucQie SixNine
    Belum ada peringkat
  • Formulasi Emulsi
    Formulasi Emulsi
    Dokumen24 halaman
    Formulasi Emulsi
    Izil Napu
    100% (3)
  • Farmasi Fisik Emulsi
    Farmasi Fisik Emulsi
    Dokumen4 halaman
    Farmasi Fisik Emulsi
    Lilis Tasnia
    Belum ada peringkat
  • Toga
    Toga
    Dokumen25 halaman
    Toga
    Tikaafriani
    Belum ada peringkat
  • FOTOLISIS
    FOTOLISIS
    Dokumen15 halaman
    FOTOLISIS
    Tikaafriani
    100% (1)
  • Pertemuan 1-Pendahuluan
    Pertemuan 1-Pendahuluan
    Dokumen36 halaman
    Pertemuan 1-Pendahuluan
    Tikaafriani
    Belum ada peringkat
  • Pekerjaan Kefarmasian (PP 51)
    Pekerjaan Kefarmasian (PP 51)
    Dokumen27 halaman
    Pekerjaan Kefarmasian (PP 51)
    Tikaafriani
    Belum ada peringkat