Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ratih Puspita Wulandari

NIM

: 112011101060

1. Tes Bayangan Iris (Shadow Test)?


Tujuan : Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui derajat kekeruhan lensa.
Dasar : Semakin sedikit lensa keruh pada bagian posterior maka semakin besar
bayangan iris pada lensa yang keruh tersebut, dan semakin tebal kekeruhan lensa semakin
kecil bayangan iris pada lensa yang keruh (kekeruhan lensa berbanding terbalik dengan
bayangan iris pada lensa yang keruh).
Alat
: Lampu sentolop dan Loupe
Teknik :
- Sentolop disinarkan pada pupil dengan membuat sudut 45 derajat dengan dataran iris
- Dengan loupe dilihat bayangan iris pada lensa yang keruh
Nilai:
- Bila bayangan iris pada lensa terlihat besar dan letaknya jauh terhadap pupil berarti
lensa belum keruh seluruhnya (belum sampai ke depan), ini terjadi pada katarak
-

imatur, disebut shadow test (+).


Apabila bayangan iris pada lensa kecil dan dekat dengan pupil berarti lensa sudah
keruh seluruhnya (sampai pada kapsul anterior), terdapat pada katarak matur, disebut

shadow test (-).


Bila katarak hipermatur lensa sudah keruh seluruhnya, mengecil serta terletak jauh di
belakang pupil, sehingga bayangan iris pada lensa besar dan keadaan ini disebut

pseudopositif.
Pada mata normal didapatkan hasil pemeriksaan shadow test (+)

2. Arkus senilis?
Arcus senilis adalah munculnya gambar lingkaran berwarna putih yang mengelilingi
kornea mata. Arcus senilis ini muncul seiring dengan pertambahan usia dan paling sering
muncul pada pria. Penyebabnya adalah penumpukan kolesterol dan lemak yang berada di
dalam kornea. Penumpukan yang paling banyak berada di atas dan bawah kornea mata.
Penumpukan ini akan terus menyebar sampai terbentuk cincin yang sepenuhnya mengitari
kornea mata. Arkus senilis juga paling banyak dijumpai pada perokok, penderita darah
tinggi, dan pasien kencing manis. Timbulnya arkus senilis di bawah usia 40 tahun
mengindikasikan tingginya kadar kolesterol atau kadar protein di dalam tubuh seseorang.
Namun jika arkus senilis hanya mengenai salah satu sisi mata saja, kemungkinan ada
penurunan aliran darah terhadap mata yang mempunyai arkus senilis tersebut. Hal tersebut
mengindikasikan adanya kalsifikasi dari arteri karotis.

3. Degenerasi makula senil?


Batasan: Kelainan degenerasi yang progresif dari lapisan epitel pigmen, membran Bruch
lapisan luar retina dan korio kapiler di daerah makula retins pda usia lanjut.
Patofisiologi:
Etiologi dan patofisiologi belum jelas.
Dibagi menjadi:
- Bentuk non eksudaif (dry type): Ditandai dengan beberapa derajat atropi dan
degenerasi lapisan luar retina, membran Bruch dan korio kapiler. Pada pemeriksaan
fundus okuli tampak drusen yang maikn lama dapat bertambah banyakdan besar saling
bergabung. Dalam perkembangannya bisa stabil atau berubah menjadi bentuk
-

eksudatif.
Bentuk eksudatif (wet type)
Ditandai dengan adanya cairan serous atau darah di bawah epitel pigmen. Keadaan
diatas disebabkan oleh karena kerusakan membran Bruch Sebelumnya didahului oleh

neovaskularisaasi subretinal.
Gejala Klinis:
- Tergantung stadium dan bentuk AMD
- Kemunduran visus sampai kebutaan
- Metamorfopsia: pasien melihat benda tampak lebih kecil atau lebih besar dari mata
-

yang sehat
Skotoma sentral: pasien mengeluh melihat suatu bayangan gelap berbentuk bulat atsu

lonjong di tengah lapang pandang


- Gangguan penglihatan warna
Pemeriksaan:
Pemeriksaan fundus okuli dengan cara pemberian tetes mata untuk dilatasi pupil

menggunakan obat:
Tropicamide 0,5%, 1%, ditetesi 1-2 kali ditunggu 30 menit
Phenylephrin 10%
Seteleh pupil midriasil, kemudian diperiksa dengan:
Oftalmoskop direk : bayangan tegak diperbesar 14 kali, tampak gambar satu bidang

(tidak stereoskopis)
Biomikroskopdan lensa lensa kontak 3-cermin Goldmann: digunakan bahan lubrikasi

CMC 2% atau Methocel 2% untuk memasang lensa kontak pada kornea, sebelum lensa
-

kontak dipasang, tetesi Tetracain 0,5%.


Angiografi fluoresin: terlihat jelas gambaran neovaskularisasi koroid, dan dapat
menentukan tindakan/pengobatan dan prognosis pasca pengobatan.

4. Anamnesis pada glaukoma kronis?


Masalah utama dalam mendeteksi glaukoma sudut terbuka adalah tidak adanya gejala
sampai stadium akhir. Mulai timbulnya gejala agak lambat yang kadang-kadang tidak
disadari oleh penderita sampai akhirnya berlanjut kebutaan. Mata tidak merah atau tidak

terdapat keluhan, yang mengakibatkan terdapat gangguan susunan anatomis dan fungsi
tanpa disadari oleh pendeita.
Pada glaukoma sudut terbuka, kerusakan lapang pandang dimuai dari tepi lapang
pandang dan lambat laun meluas ke bagian tengah. Dengan demikian penglihatan sentral
(fungsi makula) bertahan lama walaupun penglihatan perifer sudah tidak ada sehingga
penderita seolah-olah melihat melalui teropong (tunnel vision).
Diduga glaukoma primer sudut terbuka diturunkan secara dominan atau resesif pada 50%
pasien sehingga perlu ditanyakan riwayat penyakit keluarga.
5. Klasifikasi katarak!
Berdasarkan usia :
- Katarak kongenital: usia < 1 tahun
- Katarak juvenil: usia > 1 tahun
- Katarak senil: > 50 tahun
Berdasarkan patofisiologinya:
- Katarak developmental: katarak kongenital dan juvenil
- Katarak degeneratif: Katarak senilis
- Katarak Komplikata: Katarak akibat uveitis, DM
- Katarak Traumatika
- Katarak Akibat Radiasi dan Intoksikasi Obat-obatan
6. Obat-obat yang menginduksi perubahan pada lensa
- Kortikosteroid
- Phenothiazine (psikotropik)
- Miotics
- Amiodaron
- Statin

Anda mungkin juga menyukai