Anda di halaman 1dari 11

SyahwilAlwi.Blogspot.

Com
HOME | ABOUT

SISTEM PROTEKSI MOTOR


Posted by Muhammad Syahwil Alwi | Posted in Tugas Kuliah | Posted on Minggu, Desember
12, 2010
I. Pendahuluan
Rele Proteksi adalah susunan peralatan pengaman yang dapat merasakan atau mengukur
adanya gangguan atau ketidakstabilan sistem yang kemudian secara otomatis dapat
memberikan respon berupa sinyal untuk menggerakkan sistem mekanisme pemutus tenaga
untuk memisahkan sistem yang terganggu sehingga sistem lainnya dapat beroperasi secara
normal.
Rele proteksi biasanya digunakan untuk mendeteksi adanya gangguan pada sistem tenaga
listrik terutama untuk :
1. Memberikan tanda bahaya atau membuka Circuit Breaker (CB) sehingga memisahkan
sebagian dari sistem tersebut selama terjadinya kondisi yang tidak normal.
2. Memisahkan bagian sistem yang tidak normal sehingga mencegah kesalahan yang
berikutnya.
3. Melepas tenaga apabila di anggap berbahaya bagi peralatan-peralatan listrik seperti :
generator,motor, trafo dan sebagainya.
Proteksi terdiri dari perangkat peralatan yang merupakan sistem yang terdiri dari komponenkomponen berikut :
1. Rele ; sebagai alat perasa untuk mendeteksi adanya gangguan yang
selanjutnyamemberi perintah trip kepada Pemutus Tenaga (PMT).

2. Trafo arus dan trafo tegangan ; sebagai alat yang mentransfer besaran listrikprimer
dari sistem yang diamankan ke Relai (besaran listrik sekunder).
3. Pemutus tenaga ; untuk memisahkan bagian sistem yang terganggu.
4. Catu daya (Battery) AC dan DC ; sebagai sumber tenaga untuk bekerjanya relai,
peralatan bantu untuk triping.
5. Pengawatan (wiring) yang terdiri dari sirkit sekunder (arus dan/atau tegangan),sirkit
triping dan sirkit peralatan bantu.
Jika salah satu komponen saja dari perangkat tidak bekerja sebagaimana mestinya, maka
proteksi tersebut akan gagal bekerja. Jika proteksi bekerja sebagaimana mestinva, maka
kerusakan yang parah akibat operasi abnormal dapat di minimalkan.

a. Elemen Pengindra; Elemen ini berfungsi untuk merasakan besaran-besaran listrik, seperti arus,
tegangan, frekuensi, dan sebagainya tergantung relai yang dipergunakan. Pada bagian ini besaran
yang masuk akan dirasakan keadaannya, apakah keadaan yang diproteksi itu mendapatkan gangguan
atau dalam keadaan normal, untuk selanjutnya besaran tersebut dikirimkan ke elemen pembanding.
b. Elemen Pembanding; Elemen ini berfungsi menerima besaran setelah terlebih dahulu besaran itu
diterima oleh elemen oleh elemen pengindera untuk membandingkan besaran listrik pada saat
keadaan normal dengan besaran arus kerja relai.
c. Elemen Pengukur / Penentu; Elemen ini berfungsi untuk mengadakan perubahan secara cepat pada
besaran ukurnya dan akan segera memberikan isyarat untuk membuka PMT atau memberikan sinyal.

Transformator arus ( CT ) berfungsi sebagai alat pengindera yang merasakan apakah keadaan
yang diproteksi dalam keadaan normal atau mendapat gangguan. Sebagai alat pembanding sekaligus
alat pengukur adalah relai, yang bekerja setelah mendapatkan besaran dari alat pengindera dan
membandingkan dengan besar arus penyetelan dari kerja relai. Apabila besaran tersebut tidak
setimbang atau melebihi besar arus penyetelannya, maka kumparan Relai akan bekerja menarik
kontak dengan cepat atau dengan waktu tunda dan memberikan perintah pada kumparan penjatuh
(trip-coil) untuk bekerja melepas PMT. Sebagai sumber energi/penggerak adalah sumber arus searah
atau baterai.

I. Fungsi dan Peranan Rele Proteksi


Maksud dan tujuan pemasangan Relai proteksi adalah untuk mengidentifikasi gangguan dan
memisahkan bagian jaringan yang terganggu dari bagian lain yang masih sehat serta sekaligus
mengamankan bagian yang masih sehat dari kerusakan atau kerugian yang lebih besar, dengan cara :
a. Mendeteksi adanya gangguan atau keadaan abnormal lainnya yang dapat membahayakan peralatan
atau sistem.
b. Melepaskan (memisahkan bagian sistem yang terganggu atau yang mengalami keadaan abnormal
lainnya secepat mungkin sehingga kerusakan instalasi yang terganggu atau yang dilalui arus
gangguan dapat dihindari atau dibatas seminimum mungkin dan bagian sistem lainnya tetap dapat
beroperasi.
c. Memberikan pengamanan cadangan bagi instalasi lainnya.
d. Memberikan pelayanan keandalan dan mutu listrik yang terbaik kepada konsumen.
e. Mengamankan manusia terhadap bahaya yang ditimbulkan oleh listrik.

1.

2.

3.
4.

5.
6.
II.

Berkaitan dengan fungsi dan peranan rele proteksi tersebut, maka suatu sistem proteksi yang
baik harus memenuhi beberapa persyaratan, yaitu :
Sensitif
Suatu Relai proteksi bertugas mengamankan suatu alat atau suatu bagian tertentu dari suatu sisitem
tenaga listrik, alat atau bagian sisitem yang termasuk dalam jangkauan pengamanannya. Relai proteksi
mendetreksi adanya gangguan yang terjadi di daerah pengamanannya dan harus cukup sensitif untuk
mendeteksi gangguan tersebut dengan rangsangan minimum dan bila perlu hanya mentripkan
pemutus tenaga (PMT) untuk memisahkan bagian sistem yang terganggu, sedangkan bagian sistem
yang sehat dalam hal ini tidak boleh terbuka.
Selektif
Selektivitas dari relai proteksi adalah suatu kualitas kecermatan pemilihan dalam mengadakan
pengamanan. Bagian yang terbuka dari suatu sistem oleh karena terjadinya gangguan harus sekecil
mungkin, sehingga daerah yang terputus menjadi lebih kecil. Relai proteksi hanya akan bekerja selama
kondisi tidak normal atau gangguan yang terjadi didaerah pengamanannya dan tidak akan bekerja
pada kondisi normal atau pada keadaan gangguan yang terjadi diluar daerah pengamanannya.
Cepat
Makin cepat relai proteksi bekerja, tidak hanya dapat memperkecil kemungkinan akibat gangguan,
tetapi dapat memperkecil kemungkinan meluasnya akibat yang ditimbulkan oleh gangguan.
Andal
Dalam keadaan normal atau sistem yang tidak pernah terganggu relai proteksi tidak bekerja selama
berbulan-bulan mungkin bertahun-tahun, tetapi relai proteksi bila diperlukan harus dan pasti dapat
bekerja, sebab apabila relai gagal bekerja dapat mengakibatkan kerusakan yang lebih parah pada
peralatan yang diamankan atau mengakibatkan bekerjanya relai lain sehingga daerah itu mengalami
pemadaman yang lebih luas. .Untuk tetap menjaga keandalannya, maka relai proteksi harus dilakukan
pengujian secara periodik.
Ekonomis
Dengan biaya yang sekecilnya kecilnya diharapkan relai proteks mempunyai kemampuan pengamanan
yang sebesar besarnya.
Sederhana
Perangkat relai proteksi disyaratkan mempunyai bentuk yang sederhana dan fleksibel.
Penyebab Terjadinya Kegagalan Proteksi
Jika proteksi bekerja sebagaimana mestinya, maka kerusakan yang parah akibat gangguan
mestinya dapat dihindari/dicegah sama sekali, atau kalau gangguan itu disebabkan karena sudah
adanya kerusakan (insulation break down di dalam peralatan), maka kerusakan itu dapat dibatasi
sekecilnya.

Proteksi yang benar harus dapat bekerja cukup cepat, selektif dan andal sehingga kerusakan
peralatan yang mungkin timbul akibat busur gangguan atau pada bagian sistem/peralatan yang dilalalui
arus gangguan dapat dihindari dan kestabilan sistem dapat terjaga. Sebaliknya jika proteksi gagal
bekerja atau terlalu lambat bekerja, maka arus gangguan ini berlangsung lebih lama, sehingga panas
yang ditimbulkannya dapat mengakibatkan kebakaran yang hebat, kerusakan yang parah pada
peralatan instalasi dan ketidak stabilan sistem. Kegagalan atau kelambatan kerja proteksi dapat
disebabkan antara lain oleh :
Relainya telah rusak atau tidak konsisten bekerjanya.
Setelan (seting) Relainya tidak benar(kurang sensitif atau kurang cepat).
Baterainya lemah atau kegagalan sistem DC suply sehingga tidak mampu mengetripkan PMT-nya.
Hubungan kotak kurang baik pada sirkit tripping atau terputus.
Kemacetan mekanisme tripping pada PMT-nya karena kotor, karat, patah atau meleset.
Kegagalan PMT dalam memutuskan arus gangguan yang bisa disebabkan oleh arus gangguanya
terlalu besar melampaui kemampuan pemutusan (interupting capability), atau kemampuan
pemutusannya telah menurun, atau karena ada kerusakan.
Kekurang sempurnaan rangkaian sistem proteksi antara lain adanya hubungan kontak yang kurang
baik.
Kegagalan saluran komunikasi tele proteksi.
Trafo arus terlalu jenuh.

III. Motor Listrik


Mesin-mesin listrik digunakan untuk mengubah suatu bentuk energi ke energi yang lain,
misalnya mesin yang mengubah energi mekanis ke energi listrik disebut generator, dan sebalik-nya
energi listrik menjadi energi mekanis disebut motor. Masing-masing mesin mempunyai bagian yang
diam dan bagian yang bergerak. Bagian yang bergerak dan diam terdiri dari inti besi, dipisahkan oleh
celah udara dan membentuk rangkaian magnetik dimana fluksi dihasilkan oleh aliran arus melalui
kumparan/belitan yang terletak di dalam kedua bagian tersebut.
Pada umumnya mesin-mesin penggerak yang digunakan di Industri mempunyai daya keluaran
lebih besar dari 1 HP dan menggunakan motor Induksi Tiga Fasa. Adapun kelebihan dan kekurangan
motor induksi bila dibandingkan dengan jenis motor lainnya, adalah :
Kelebihan Motor Induksi :
Mempunyai konstruksi yang sederhana.
Relatif lebih murah harganya bila dibandingkan dengan jenis motor yang lainnya.
Menghasilkan putaran yang konstan.
Mudah perawatannya.
Untuk pengasutan tidak memerlukan motor lain sebagai penggerak mula.
Tidak membutuhkan sikat-sikat, sehingga rugi gesekan bisa dikurangi.
Kekurangan Motor Induksi :
Putarannya sulit diatur.
Arus asut yang cukup tinggi, berkisar antara 5 s/d 6 kali arus nominal motor.

A.

Stator
Pada dasarnya belitan stator motor induksi tiga fasa sama dengan belitan motor sinkron.
Konstruksi statornya belapis-lapis dan mempunyai alur untuk melilitkan kumparan. Stator mempunyai
tiga buah kumparan, ujung-ujung belitan kumparan dihubungkan melalui terminal untuk memudahkan
penyambungan dengan sumber tegangan. Masing-masing kumparan stator mempunyai beberapa
buah kutub, jumlah kutub ini menen tukan kecepatan motor tersebut. Semakin banyak jumlah kutubnya
maka putaran yang terjadi semakin rendah.

B.

Rotor
Motor Induksi bila ditinjau dari rotornya terdiri atas dua tipe yaitu rotor sangkar dan rotor lilit.
Rotor Sangkar :
Motor induksi jenis rotor sangkar lebih banyak digunakan daripada jenis rotor lilit, sebab rotor sangkar
mempunyai bentuk yang sederhana. Belitan rotor terdiri atas batang-batang penghantar yang
ditempatkan di dalam alur rotor. Batang penghantar ini terbuat dari tembaga, alloy atau alumunium.
Ujung-ujung batang penghantar dihubung singkat oleh cincin penghubung singkat, sehingga berbentuk
sangkar burung. Motor induksi yang menggunakan rotor ini disebut Motor Induksi Rotor Sangkar.
Karena batang penghantar rotor yang telah dihubung singkat, maka tidak dibutuhkan tahanan luar yang
dihubungkan seri dengan rangkaian rotor pada saat awal berputar. Alur-alur rotor biasanya tidak
dihubungkan sejajar dengan sumbu (poros) tetapi sedikit miring.

Rotor Belitan :
Rotor lilit terdiri atas belitan fasa banyak, belitan ini dimasukkan ke dalam alur-alur initi rotor. Belitan ini
sama dengan belitan stator, tetapi belitan selalu dihubungkan secara bintang. Tiga buah ujung-ujung
belitan dihubungkan ke terminal- terminal sikat/cincin seret yang terletak pada poros rotor. Pada jenis
rotor lilit kita dapat mengatur kecepatan motor dengan cara mengatur tahanan belitan rotor tersebut.
Pada keadaan kerja normal sikat karbon yang berhubungan dengan cincin seret tadi dihubung singkat.
Motor induksi rotor lilit dikenal dengan sebutan Motor Induksi Slipring atau Motor Induksi Rotor Lilit.

IV. Gangguan pada Motor Listrik


Gangguan listrik adalah kejadian yang tidak diinginkan dan mengganggu kerja alat listrik.
Akibat gangguan, peralatan listrik tidak berfungsi dan sangat merugikan. Bahkan gangguan yang luas
dapat mengganggu keseluruhan kerja sistem produksi dan akan merugikan perusahaan sekaligus
pelanggan. Jenis gangguan listrik terjadi karena berbagai penyebab, salah satunya kerusakan isolasi
kabel.

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
V.
A.

Jadi dari gambar di atas terlihat beberapa gangguan yang mungkin saja terjadi yaitu; Pertama
gangguan hubungsingkat antar phasa L1-L2-L3. Kedua gangguan hubung-singkat Pemutus Daya.
Ketiga gangguan hubung singkat antar phasa setelah pemutus daya. Keempat hubungsingkat phasa
dengan tanah. Kelima kerusakan isolasi belitan stator motor, sebagai akibatnya terjadi tegangan sentuh
jika badan alat dipegang orang.
Tipe-tipe gangguan elektrik dalam motor-motor adalah serupa dengan tipe-tipe gangguan
elektrik dari generator-generator. Oleh karena itu, motor-motor secara umum diproteksi dari gangguangangguan berikut:
Gangguan-gangguan stator.
Gangguan-gangguan rotor.
Beban lebih (Overload).
Tegangan-tegangan suplai yang tidak seimbang termasuk mem-fasa tunggal (single phasing).
Tegangan kurang (under voltage).
Starting fasa terbuka atau terbalik.
Kehilangan sinkronisme (dalam kasus motor sinkron saja).
Proteksi terhadap Gangguan pada Motor Listrik
Proteksi Stator (Stator Protection)
Hubung-singkat stator dapat terjadi baik salah satu fasa ke tanah mapun antara fasa ke fasa.
Proteksi dari gangguan-gangguan ini dilengkapi dengan bantuan perlengkapan pengetripan arus lebih
tipe cawan (pot), garis (dash) atau termal yang memberikan suatu karakteristik waktu-arus terbalik dan

biasanya menyediakan pengetripan sesaat pada arus yang tinggi. Rele-rele arus lebih sesaat
diperlengkapi untuk motor-motor dengan rating yang lebih besar (biasanya lebih dari 50 HP).
Proteksi gangguan fase disediakan oleh dua elemen rele sesaat setelan tinggi (high
set); setelan (setting) itu dipilih sedemikian sehingga tepat di atas arus starting maksimum. Proteksi
gangguan tanah untuk motor yang beroperasi pada sistim netral ditanahkan disediakan oleh rele
sesaat yang sederhana yang mempunyai setting kira-kira 30% dari arus beban penuh motor di dalam
rangkaian sisa dari tiga CTs. Operasi rele dalam kaitan dengan kejenuhan CT selama arus starting
yang tinggi pada permulaannya harus dihindarkan.

Ini biasanya dicapai dengan meningkatkan setting tegangan rele dengan menyisipkan suatu
tahanan penstabil yang seri dengannya. Rincian dari satu skema seperti itu berlaku untuk semua motor
induksi yang ditunjukkan di dalam Gambar (8). Ketika motor beroperasi pada rele gangguan tanah
(Earth Fault) sistim netral tak ditanahkan maka peralatan pergeseran netral harus dipakai. Selain itu
proteksi diferensial kadang-kadang disediakan pada motor-motor yang sangat besar dan penting dalam
hal sistem netral tidak ditanahkan.
B. Proteksi Rotor (Rotor Protection)
Bentuk apapun dari ketidak-seimbangan salah satu di dalam suplai tegangan atau di dalam
pola pembebanan akan menyebabkan arus-arus urutan negatif mengalir di dalam stator yang akan
menginduksikan arus-arus frekuensi tinggi di dalam rotor. Frekuensi arus-arus ini di dalam rotor adalah
(2-S) kali frekuensi nominal dari suplai. Pemanasan rotor karena komponen urutan positif dari arus
stator adalah sebanding dengan nilai tahanan dc sedangkan pengaruh pemanasan pada belitan rotor
dari komponen urutan negatif adalah sebanding dengan (2-S)f atau kira-kira 100 Hz. Pengaruh
pemanasan dari arus urutan fasa negatif adalah lebih besar dari arus urutan fasa positif. Proteksi motor
oleh karena itu harus mempertimbangkan hal ini jika itu adalah untuk memutuskan secara benar
apakah beban motor itu dapat mewakili suatu tingkat yang diberikan dari ketidak-seimbangan tegangan
tanpa pemanasan lebih. Tipe-tipe proteksi yang diperlengkapi tegangan-tegangan tidak seimbang akan
dibahas sesudah itu. Pada mesin-mesin rotor belitan beberapa tingkat proteksi terhadap gangguangangguan di dalam belitan rotor dapat diperoleh oleh rele arus lebih sesaat yang mengukur arus stator.
Selain itu karena rotor langsung terhubung dengan beban, maka persoalan mekanik dapat
menjadi penyebab timbulnya gangguan pada motor tersebut. Mislanya; kopel yang terlalu besar atau
beruba-ubah maupun pengasutan atau pengereman yang terlalu sering.
C. Proteksi Beban Lebih (Overload Protection)
Keanekaragaman yang luas dari tugas-tugas motor dan desain-desain motor membuatnya
sangat sulit untuk mencakup semua tipe dan rating motor dengan suatu kurva karakteristik yang
diberikan. Proteksi beban lebih dirancang sedemikian sehingga itu memenuhi sedekat mungkin kurva
pemanasan mayoritas motor. Karakteristik proteksi sebaiknya berada tepat di bawah kurva pemanasan
motor yang diproteksi. Proteksi itu sebaiknya lebih disukai mempunyai karakteristik yang dapat diatur
sehingga itu mungkin dipakai pada desain-desain motor yang berbeda dan tugas-tugas yang berbeda.
Proteksi itu mestinya tidak mengizinkan motor untuk distart kembali setelah pengetripan selagi
temperatur belitan masih tinggi sebagaimana ini mungkin mempunyai konsekuensi-konsekuensi
berbahaya. Agar menjadi usaha perlindungan yang efektif, suatu proteksi ideal perlu oleh karena itu
bukan hanya memenuhi karakteristik pemanasan dari motor tetapi juga karakteristik pendinginannya.
Itu harus pula dipastikan bahwa rele harus tidak beroperasi di bawah arus-arus starting yang besar

sampai 6 kali arus beban penuh yang dapat bertahan selama beberapa detik, setengah menit atau
bahkan lebih panjang di dalam kasus-kasus pengecualian.
Ketika menghentikan motor tanpa sengaja, suatu arus yang sama dengan aliran-aliran
arus starting dan mengakibatkan kerusakan serius jika itu berlaku untuk waktu yang lebih panjang
dibandingkan waktu starting. Karenanya, semakin dekat karakteristik relai beban lebih memenuhi kurva
arus starting semakin baik motor itu diproteksi dari kerusakan seperti itu.

Instalasi motor listrik umumnya dipasangkan pengaman khusus untuk mengamankan beban lebih yang
mungkin terjadi. Walaupun arus hubung singkat dan arus beban lebih menyebabkan naiknya arus
melebihi arus nominal motor, tetapi karakteristik ke dua arus tersebut sangat berbeda. Dengan
demikian pengaman yang digunakan tentunya akan berbeda, dimana arus hubung singkat diproteksi
dengan rele arus lebih (overcurrent rele) dan arus beban lebih diproteksi dengan thermal overload
rele / TOR.

TOR dipasang secara seri dengan kontak utama kontaktor magnit. Pada gambar bimetal dialiri arus
utama. Jika terjadi arus lebih, maka bimetal akan membengkok dan secara mekanis akan mendorong
kontak bantu NC 95-96. Oleh karena dalam prakteknya kontak bantu NC 95-96 disambung seri pada
rangkaian koil kontaktor magnit, maka jika NC lepas, koil kontaktor tidak ada arus, kontaktor magnit
tidak aktif dan memutuskan kontak utama. Nilai pengaman arus lebih ini bisa diset dengan mengatur
jarak pendorong kontak. Dalam prakteknya pada permukaan rele pengaman arus lebih terdapat bidang
kecil yang berbentuk lingkaran, yang tengahnya bisa diputar dengan obeng minus. Juga terdapat
tombol tekan untuk mereset.
D. Proteksi Ketidakseimbangan dan Memfasa Tunggal (Unbalance And Single Phasing
Protection)
Suplai tiga fasa yang tidak seimbang menyebabkan arus urutan negatif mengalir di dalam
motor yang mungkin menyebabkan pemanasan lebih belitan mesin. Beban-beban tidak seimbang atau
pembukaan satu fasa yang kebetulan dari suplai (memfasa tunggal) tergantung pada beban masih
memelihara jalannya motor, meski kondisi seperti itu juga menyebabkan arus urutan negatif mengalir di
dalam motor.

Sebagaimana ditunjukkan sebelumnya untuk motor-motor terhubung bintang (star), proteksi


beban lebih dan memfasa tunggal yang lengkap dapat disediakan dengan pengepasan (fitting) dua
elemen beban lebih. Karakteristik dari elemen-elemen beban lebih adalah sedemikian sehingga motor
itu diizinkan berjalan dengan suplai pada hanya dua fasa hingga waktu sedemikian karena ada resiko
kerusakan termal. Untuk motor-motor terhubung delta, pengaturan seperti itu memberikan proteksi
yang memuaskan ketika motor itu sedang berjalan dengan lebih dari 70% dari beban penuh. Untuk
mendeteksi kondisi memfasa tunggal suatu skema yang lebih baik menyediakan suatu rele
keseimbangan fasa atau rele-rele bimetal.
Kadang-kadang dengan proteksi termal motor-motor yang lebih penting dan besar dengan
thermistor-thermistor disediakan. Ketika pemanasan yang berlebihan terjadi karena beban lebih atau
memfasa tunggal, thermistor-thermistor yang menempel di dalam stator menyebabkan pengetripan
sebagai hasil perubahan di dalam tahanan.
Thermistor-thermistor cukup kecil untuk ditempelkan di dalam dan dalam kontak
langsung dengan motor dan belitan dan mereka mempunyai tanggapan termal yang baik.
Penggunaannya sebagai sensor-sensor temperatur, oleh karena itu menghapuskan penundaan di
dalam mentransfer panas ke elemen-elemen perasa yang sesungguhnya.

Tiga termistor koefisien termal negatif (NTC) ditempatkan pada bintik-bintik panas (hot spots) di
permukaan-permukaan dari ke tiga fasa belitan stator (satu pada masing-masing fasa) dan secara
elektris dihubungkan ke dalam rangkaian perasa temperatur. Sinyal dari rangkaian perasa temperatur
dicatu ke suatu switching amplifier yang menyebabkan suatu rele beroperasi ketika sinyal-sinyal ini
sama atau melebihi suatu tingkatan yang ditetapkan lebih dulu. Suatu kontak normal-tertutup (N/C)
dari rele ini dihubungkan di dalam rangkaian kendali. Selama beban-beban normal sinyal dari sensorsensor temperatur adalah di bawah nilai yang ditetapkan lebih dulu dan rele tidak bekerja. Kontak N/Cnya memelihara rangkaian kendali energized dan kontaktor tertutup. Ketika temperatur mencapai batas
atas sinyal dari rangkaian perasa temperatur menyebabkan satu keluaran di dalam amplifier dan rele
beroperasi untuk membuka kontaknya. Rangkaian kendali menjadi deenergized dan kontaktor
membuka untuk memutuskan motor dari suplai.
E. Proteksi Tegangan Kurang (Undervoltage Relay)
Pengoperasian motor pada tegangan kurang secara umum akan menyebabkan arus lebih dan
dengan demikian dapat diproteksi oleh peralatan beban lebih atau peralatan peka temperatur.
Bagaimanapun, suatu relay tegangan kurang elemen tunggal yang terpisah yang diberi tenaga
(energized) dengan fasa-tanah atau tegangan fasa-fasa dapat disediakan untuk memproteksi terhadap
jatuh tegangan tiga fasa atau suatu percobaan men-start dengan tegangan rendah pada semua fasa.
Suatu penundaan waktu biasanya disatukan untuk mencegah pengetripan oleh jatuh tegangan
transien.
F. Proteksi Fasa Terbalik (Reverse Phase Protection)
Arah perputaran motor berubah jika urutan fasa diubah. Dalam beberapa aplikasi motor tipe
proteksi ini boleh menjadi suatu fitur penting dari proteksi motor. Suatu cakram induksi, relay tegangan
fasa banyak digunakan untuk memproteksi motor-motor dari starting dengan satu fasa membuka atau

dengan urutan fasa yang terbalik. Hubungan-hubungan relay seperti itu ditunjukkan di dalam Gambar
(13), torsinya adalah sebanding dengan produk sinus dari kedua tegangan line-to-line. Relay itu tidak
akan menutup kontak-kontaknya dan karenanya motor itu tidak akan start kecuali jika semua ke-tiga
fasa ada dan di dalam urutan yang benar.

G.

Kehilangan Sinkronisasi (Loss of Synchronism)


Suatu motor sinkron mungkin kehilangan sinkronisme (out of step) karena beban lebih yang
berat atau karena penurunan di dalam suplai tegangan. Kondisi seperti itu bisa dideteksi oleh suatu
relay yang bereaksi terhadap perubahan dalam faktor daya yang terjadi ketika ada pole slipping.

Tegangan antara dua fasa dibandingkan dengan arus di dalam fasa ketiga; suatu relay
armatur yang tertarik yang diberi tenaga dari suatu jembatan penyearah gelombang penuh secara
diferensial dihubungkan dan di dalam keadaan yang dioperasikan asalkan motor itu di dalam
sinkronisme (langkah). Suatu tahanan tak linier memproteksi penyearah-penyearah dan memperluas
lingkungan operasi relay.

Anda mungkin juga menyukai