Anda di halaman 1dari 56

BAB I .

TEORI MEDAN PUTAR DAN PRINSIP KERJA


MOTOR LISTRIK SEARAH
I.1Dasar Teori
a. Percobaan Oersted : Disekitar kawat berarus listrik terdapat medan magnet.
b. Percobaan Maxwell : Arah medan magnet yang terbentuk di sekitar kawat
berarus listrik.
Bila arus listrik mengalir dalam kawat yang arahnya menjauhi kita, maka
medan magnet yang terbentuk disekitar kawat arahnya searah putaran
jarum jam.
Bila arus listrik yang mengalir dalam kawat arahnya mendekati kita, maka
medan magnet yang terbentuk disekitar kawat arahnya berlawanan dengan
jarum jam.

Gambar 1.1 Arah medan magnet yang terbentuk di sekitar kawat berarus listrik.

c. Menentukan kutub U dan S pada magnet buatan.


Bila kumparan magnet dipegang dengan tangan kanan dimana keempat
jari menggenggam kumparan sehingga arus yang mengalir dalam
kumparan sesuai dengan arah keempat jari, maka ibu jari menuju kutub
utara dari magnet buatan tersebut.

Gambar 1.2 Menentukan kutub U dan S pada magnet buatan


d. Percobaan Faraday
Ujung ujung kumparan dihubungkan dengan galvanometer. Apabila
batang magnet didorong masuk ke dalam kumparan, jarum galvanometer
akan bergerak ( arus dalam kumparan berlawanan arah jarum jam). Bila
batang magnet dihentikan maka jarum galvanometer akan diam.
Apabila batang magnet diubah arah geraknya jarum galvanometer
bergerak berlawanan dengan arah sebelumnya dan kembali diam seperti
semula bila batang magnet dihentikan.

Gambar 1.3. Hukum Faraday

Bergeraknya jarum tersebut disebabkan oleh timbulnya emf induksi pada


kumparan. Besarnya emf induksi adalah :

e=-N
dimana

d
dt

N = jumlah lilitan
d
= laju perubahan fluks
dt

emf terinduksi yang terbentuk dalam kumparan tandanya negative. Hal ini
sesuai dengan hokum Lenz :
Arah arus induksi adalah sedemikian rupa sehingga melawan
sebab yang menimbulkannya
Kesimpulan percobaan Faraday :
Apabila sepotong kawat penghantar listrik berada dalam medan
magnet berubah ubah, maka didalam kawat tersebut akan timbul
emf induksi
Arah emf induksi, medan dan gerak dapat diingat dengan kaidah tangan
kanan. Apabila ibu jari, telunjuk dan jari tengah tangan kanan saling tegak
lurus dan ibu jari searah gerakan, telunjuk searah dengan medan maka jari
tengah menunjuk ke arah tegangan induksi. Kaidah ini disebut dengan
kaidah tangan kanan Flemings dan ditunjukkan pada gambar 1.4

Gambar 1.4 Arah emf induksi

Gaya pada sebuah konduktor yang membawa arus dalam medan magnetic.
Apabila pada sebuah konduktor yang membawa arus ditempatkan dalam
medan magnet, maka konduktor tersebut akan mengalami gaya yang
arahnya tegak lurus terhadap arah arus dan medan.
Arah gaya ini dapat ditunjukkan dengan menggunakan kaidah tangan kiri
Flemings yaitu :

Gambar 1.5. kaidah tangan kiri

BAB II. KONSTRUKSI GENERATOR DC

Gambar 1. Kontruksi Generator DC


Konstruksi generator DC terdiri dari bagian bagian sbb:
Rangka magnetic / yoke
Inti kutub dan sepatu kutub
Koil kutub atau koil medan
Inti jangkar
Kumparan jangkar
Komutator
Sikat
1.

Rangka magnetik
Rangka magnetic ini berfungsi sbb :
Sebagai tempat kutub kutub magnetic dan melindungi bagian bagian
mesin yang lain.
Membawa fluk magnetic yang dihasilkan oleh kutub kutub.

2.

Inti kutub dan sepatu kutub


Medan magnet terdiri dari inti kutub dan sepatu kutub (gbr 2)
Sepatu kutub berfungsi :

Membentangkan dan mengarahkan fluks ke dalam celah


udara.

Sebagai tempat coil coil eksitasi / medan.

Gambar 2 a. inti

kutub dan sepatu kutub

2b. Inti kutub terbuat dari besi atau baja padat dan sepatu kutub berlapis
2.c. Inti kutub dan sepatu kutub terbuat dari lapisan baja tipis. Desain ini adalah
desain yang modern.
Ada 2 tipe konstruksi kutub :
Inti kutub terbuat dari besi atau baja padat dan sepatu kutub
berlapis (gbr 2b)
Inti kutub dan sepatu kutub terbuat dari lapisan baja tipis. Desain
ini adalah desain yang modern spt gbr 2.c.

Gambar 3 Koil kutub

Gambar 4 Inti jangkar

3. Koil kutub
Koil kutub pada gbr 3 terdiri dari kawat tembaga atau kumparan yang
ditempatkan pada inti kutub seperti gbr 2a
4. Inti jangkar
Inti jangkar sebagai tempat konduktor / koil jangkar yang kemudian berputar
dan memotong fluks magnet dari medan magnet utama. (Gbr 4)
Inti jangkar berbentuk silindris atau drum dan dibuat dari lapisan baja tipis.
Biasanya lapisan ini dilubangi sebagai saluran udara yang melalui inti untuk
tujuan pendinginan.
5. Komutator
Komutator berfungsi untuk penyearahan yaitu merubah arus bolak balik
yang terinduksi dalam konduktor jangkar menjadi arus searah pada
rangkaian beban luar. Komutator dibuat dengan struktur silindris dan
berbentuk segmen segmen dari tembaga. Segmen segmen ini diisolasi
satu sama lain dengan lapisan tipis mika. Setiap segmen komutator
terhubung ke konduktor jangkar dengan riser. (Gbr 5a dan 5b)

Gambar 5a dan b segmen komutator terhubung ke konduktor jangkar dengan riser.


Gambar 6 Sikat
6. Sikat
Sikat berfungsi untuk mengalirkan arus dari komutator, biasanya dibuat dari
karbon dan berbentuk block segiempat. Sikat ini sitempatkan didalam

brush holders, seperti gambar 6.

BAB II. KUMPARAN JANGKAR


1. Pole pitch
Jumlah konduktor jangkar perkutub
Contoh : jika terdapat 48 konduktor dalam 4 kutub maka pada
pitch = 48 / 4 = 12
2. Konduktor
Panjang kawat yang terletak dalam medan magnet dan menyebabkan emf
terinduksi.
Contoh : panjang AB atau CD dalam gambar 7
3. Koil atau bagian kumparan (winding element)
Dua buah konduktor yang saling terhubung melalui ujungnya. Coil dapat
merupakan coil lilitan tunggal (gbr 7) dan coil lilitan banyak (gbr 8)
4. Koil span atau coil pitch (Ys)
Jarak yang diukur (dlm slot jangkar) diantara 2 sisi konduktor dlm 1 coil. Jika
coil pitch = pole pitch (seperti coil A gbr 10) dimana pole pitch = 4, maka
kumparan ini disebut full pitched. Jika coil pitch < pole pitch (coil B)
dimana coil pitch = pole pitch, maka kumparan adalah functional pitched.

Gbr .7. Pole pitch Gbr .8.Konduktor Gbr. 9. Koil atau bagian kumparan
Gbr.10. Koil span

5. Pitch of a winding (Y)


Jarak diantara permulaan dua lilitan yang beruruten
Y = YB YF

untuk kumparan gelung

Y = YB + YF

untuk kumparan gelombang

6. Back Pitch (YB)


Jarak sebuah coil dari konduktor depan sampai konduktor belakang pada
jangkar.
(gbr 11. elemen 1 terhubung dibelakang menuju elemen 8, YB = 8 1 = 7)
7. Front Pitch (YF)
Jarak diantara konduktor kedua koil pertama dengan konduktor pertama coil
kedua yang terhubung bersama di komutator.
(gbr 11. elemen 8 terhubung ke elemen 3 disebelah depan, YF = 8 3 = 5)
8. Resultant Pitch (YR)
Jarak antara permulaan coil pertama dan permulaan coil berikutnya yang
terhubung. (gbr 12 dan 13)
9. Comutator Pitch (YC)
Jarak antara segmen dimana dua ujung coil saling terhubung. (gbr 12 dan 13)

Gbr. 11.Komutator

Gbr. 12.Lap Winding

Gbr.13.Wave Winding

10. Kumparan gelung dan gelombang


Dua tipe kumparan yang paling sering digunakan adalah kumparan gelung dan
kumparan gelombang. Perbedaannya adalah dari susunan ujung komutator
jangkar. Setiap kumparan dapat disusun maju atau mundur dan terhubung
dalam simplex, duplex, dan triplex.
Syarat kedua tipe kumparan :

YF dan YB masinh masing hamper sama dengan pole pitch dan


kumparan harus pole pitched.

Kedua pitch yaitu YF dan YB harus ganjil, jika tidak maka akan sulit
untuk menempatkan coil dalam jangkar.

Jumlah segmen komutator sama dengan jumlah coil

Kumparan pada awal dan akhir harus berada pada titik yang sama
tanpa pemutusan.

11. Kumparan gelung simplex


Dalam kumparan gelung, ujung akhir dari satu coil terhubung ke segmen
komutator menuju permulaan dari coil berikutnya yang berbatasan dan
terletak pada kutub yang sama, sampai semua coil telah terhubung.
Syarat kumparan gelung simplex:

YF dan YB berharga ganjil dan berlainan tanda dengan selisih perbedaan


2 atau kelipatannya.

YF dan YB hamper sama dengan pole pitch

Average pitch YA =

Komutator pitch YC = 1

Resultant pitch YR adalah genap

Jumlah slot untuk kumparan 2 lapis sama dengan jumlah coil.

Jumlah jalur parallel dalam jangkar = mp


Dimana

Y Y
B

m = pengali dari kumparan


P = jumlah kutub

10

Pada syarat pertama :


Jika YB > YF maka YB = YF + 2, diperoleh kumparan maju dgn YC = +1
Jika YB < YF maka YB = YF 2, diperoleh kumparan mundur dgn YC = - 1
Untuk kumparan maju
YF =

YB =

Z
1
P

dan YB =

Z
1
P

Z
1 dan
P

Untuk kumparan mundur

YF =

Z
1
P

12. Penomoran coil dan segmen komutator


Sisi atas coil ditunjukkan dengan garis penuh dan nomor konduktor ganjil.
Sisi bawah coil ditunjukkan dengan garis terputus dan nomor konduktor
genap
Segmen komutator dinomori secara berurut
Example

Gambar 14.

11

(a)

Slot dan konduktor Komp. Gelung yangdibentangkan.

(b)

Hubungan Koil

Pada gambar 15, coil sebelah atas diberi nomor ganjil dan yang bawah
bernomor genap, seperti yang ditunjukkan dari kumparan gambar 14.
Posisi sikat dapat diletakkan dengan menemukan arah aliran arus di
berbagai konduktor. Jika arus konduktor yang berada dibawah kutub N
diasumsikan mengalir masuk dan konduktor di bawah kutub S mengalir
keluar, maka dengan meletakkan arah yang tepat pada konduktor yaitu
diperoleh batang komutator no 1 dan 9 adalah titik pertemuan dari emf dan
arus mengalir keluar dari konduktor ini dan ditempatkan juga sikat untuk
polaritas positif. Sedangkan segmen segmen komutator no 5 dan 13 titik
pemisahan dari emf, sehingga ditempatkan sikat sikat untuk polaritas
negative. Jika sikat sikat dengan polaritas yang sama dihubungkan maka
semua konduktor jangkar terbagi dalam 4 jalur parallel (gbr17)

Gambar 15. Koil

12

Gambar 16. satu posisi sikat positif terdapat dua posisi alternative untuk sikat

negative.

Gambar 17. Konduktor Jangkar terbagi dalam 4 jalur parallel


Kesimpulan :
Jumlah total sikat = jumlah kutub
Jumlah cabang parallel dalam jangkar = mp
Jumlah konduktor jangkar yang terhubung seri dalam setiap cabang
parallel adalah z / p
Jika Ia adalah arus jangkar total, maka arus per cabang parallel adalah
Ia / p
Emf diantara sikat sikat positif dan negative sama dengan emf yang
dibangkitkan pada setiap satu cabang parallel. Jika Z adalah jumlah
total konduktor jangkar dan P adalah jumlah kutub, maka jumlah
konduktor jangkar dalam setiap cabang parallel adalah z / p.
Jadi emf yang dibangkitkan = (Average emf / konduktor) X
Emf

= Eav X

Z
P

Z
P

13

13. Kumparan gelombang simplex


Tujuan untuk kumparan gelombang adalah :
YF dan YB berharga ganjil dan mempunyai tanda yang sama.
YF dan YB hamper sama dengan pole pitch dan mungkin dapat sama atau
berbeda 2
Resultant pitch YR = YF + YB
Komutator pitch YC = YA
Average pitch harus sebuah integer diberikan oleh persamaan
YA =

Y Y
B

dan YA =

Z 2
P

Jumlah koil yaitu NC diperoleh dari persamaan

NC =

PY A 2
2

Jumlah jalur parallel jangkar = 2m


Contoh :
Gambarlah diagram kumparan gelombang simplex 2 lapis untuk generator dc 4
kutub dengan 30 konduktor jangkar. Tunjukkan karakteristik kumparan
gelombang simplex.
Penyelesaian

YA =

30 2
=7
4

Dengan mengambil YA = 7, diperoleh YB = YF = 7

14

Gambar 18a. Letak posisi sikat komutator pada kumparan gelombang

Gambar 18b diagram ring ekivalen

15

Gambar 19

Gambar 20

Gambar 21 kumparan dibagi dalam 2 cabang parallel dengan mengambil sikat


positif di titik R dan sikat negative di titik P

Gambar 22 sikat ditempatkan dalam kedua posisi alternative untuk 2 sikat

positif dan 2 sikat negative

16

Posisi sikat kumparan gelombang


Letak posisi sikat komutator pada kumparan gelombang adalah sangat sulit.
Pada gambar 18.a konduktor dianggap bergerak dari kiri ke kanan diatas kutub
N dan S. dengan kaidah tangan kanan emf terinduksi dalam berbagai
konduktor jangkar dapat diperoleh.
Gambar 18.b menunjukkan diagram ring ekivalen yang sangat membantu
memahami formasi dari berbagai cabang parallel dalam jangkar.
Pada gambar 18.b kumparan terbagi secara elektris dalam dua bagian. Satu
bagian terdiri dari konduktor yang terletak diantara titik N dan L dan
konduktor kedua diantara N dan M. pada bagian N L emf terinduksi dari kiri
ke kanan dan bagian
N M dari kanan ke kiri. Jadi hanya dua sikat yang diperlukan, satu positif
dan satu negative. Dari gbr 18.b, titik N adalah titik yang memisahkan emf
terinduksi ke dalam dua bagian kumparan. Maka posisi ini adalah sikat
negative. Tetapi bila titik N terletak dibelakang dan bahkan di ujung komutator
jangkar, sikat negative mempunyai 2 posisi alternative yaitu di titik P atau Q.
titik ini pada diagram ekivalen bersesuaian dengan segmen komutator no 3
dan 11. Untuk posisi sikat positif diperoleh bahwa ada dua titik pertemuan dari
emf terinduksi yaitu titik L dan M, tetapi kedua titik ini berada di belakang
atau bahkan di ujung komutator. Dua titik ini dipisahkan oleh satu loop yaitu
loop yang disusun dari konduktor 2 dan 9, maka titik tengah yaitu R dari loop
ini menetapkan posisi sikat positif yang dihubungkan dengan segmen
komutator no7. diperolah bahwa untuk satu posisi sikat positif terdapat dua
posisi alternative untuk sikat negative. Gbr 16. kumparan dibagi dalam 2
cabang parallel dengan mengambil sikat positif di titik R dan sikat negative di
titik P. (seperti gambar 21). Pada gambar 22 sikat ditempatkan dalam kedua
posisi alternative untuk 2 sikat positif dan 2 sikat negative (digunakan 4 sikat)
yang memberikan pengaruh hubung singkat pada loop yang terletak diantara
sikat pada polaritas yang sama.
Jadi diperoleh bahwa baik menggunakan 2 atau 4 sikat cabang parallel
diseluruh kumparan jangkar tetap dua cabang.

17

Kesimpulan kumparan gelombang


Hanya 2 sikat yang diperlukan, meskipun jumlahnya sama dengan jumlah
kutub
Jumlah cabang parallel diseluruh kumparan jangkar ada 2 tanpa
memperhatikan jumlah kutub generator
Jika Ia adalah arus jangkar total, arus yang mengalir dalam setiap cabang
adalah Ia / 2 berapapun jumlah kutubnya
Emf terinduksi adalah salah satu dari dua cabang parallel. Jika Eav adalah
emf terinduksi / konduktor maka emf terinduksi adalah Eg = Eav X Z / 2

18

BAB III. JENIS- JENIS GENERATOR


Generator DC diklasifikasikan berdasarkan eksitasi medannya.
1. Generator eksitasi / penguatan terpisah :
Generator dengan eksitasi medan diperoleh dari sumber DC luar.
Generator ini ditunjukkan pada gambar 23
2. Generator eksitasi sendiri :
generator dengan eksitasi medan diperoleh dari generator itu sendiri.
Ada tiga jenis generator eksitasi sendiri :

1. Generator shunt ( shunt wound )


Kumparan medan terhubung paralel dengan konduktor-konduktor jangkar.

19

Generator tipe ini ditunjukkan pada gambar 24.


2. Generator seri ( series wound )
Kumparan medan terhubung seri dengan konduktor-konduktor jangkar,
seperti gambar 25.
3. Generator kompon (compound wound)
adalah generator yang menggunakan kombinasi kumparan shunt dan
kumparan seri.
Hubungan generator kompon ini terbagi menjadi 2 jenis :
a. generator kompon panjang ditunjukkan pada gambar 26.
b. generator kompon pendek ditunjukkan pada gambar 27.
Dari generator kompon pendek dan kompon panjang tersebut bila
ditinjau dari ditinjau dari arah medan seri, terdapat 2 jenis :
i)

generator kompon komutatif (commutatively-compound)


yaitu bila medan seri membantu medan shunt.

ii)

generator kompon differensial (differentially-compound)


yaitu bila medan seri melawan medan shunt.

Gambar 23a. Generator DC Penguat Terpisah

20

Gambar 23b. Rangkaian Listrik Generator Penguat Terpisah

Gambar 24a. Generator DC Penguat Shunt

Gb. 24 b. Rangkaian Listrik Generator Penguat Shunt

(a) Generator Seri

(b) Rangkaian Listrik Generator Seri


Gambar 25

Eg= V + IaRa + drop sikat +drop seri


V = IL . RL
Ia = Ise = IL
Drop seri = Ise. Rse

21

(a) Generator dc Kompon Panjang

(b) Rangkaian Listrik Generator dc Kompon Panjang


Eg = V + IaRa+drop sikat + drop seri
Ia = Ish + IL
Ia = Ise
Gambar 26

(a) Generator dc Kompon Pendek

(b) Rangkaian Listrik Generator dc Kompon Pendek


Gambar 27

Soal :
1.

sebuah generator shunt melepaskan arus 450 A pada 230 V. Tahanan


medan shunt dan jangkar masing-masing 50 dan 0,03 .
hitung emf yang dibangkitkan ?

2.

sebuah generator kompon shunt panjang melepaskan arus beban 50 A pada


500V. Tahanan jangkar, medan seri, dan medan shunt masing-masing 0,05 ;
0,03 dan 250 . Bila drop sikat 2 V. Hitunglah : arus jangkar dan tegangan
yang dibangkitkan ?

3.

generator kompon shunt pendek 250 V melepaskan arus 80 A. Tahanan


jangkar, seri, dan medan shunt adalah 0,05 ; 0,03 ; dan 100 masingmasing. Hitunglah tegangan yang terinduksi bila drop sikat 2 V ?

22

4.

dalam generator kompon shunt panjang, tegangan terminal adalah 230 V


saat melepaskan arus 150 A. Diberikan tahanan medan shunt, medan seri,
divertor dan jangkar masing-masing 92 ; 0,0015 ; 0,03 ; dan 0,032 .
Hitunglah :
a. emf yang dibangkitkan
b. daya total yang dibangkitkan
c. daya yang hilang di jangkar, medan seri dan divertor, kuparan shunt dan
beban.

BAB IV. EMF YANG DIBANGKITKAN


Misal : = fluks / kutub (weber)
Z = jumlah totla konduktor jangkar
= jumlah slot x jumlah konduktor / slot
P = jumlah kutub generator
A = jumlah cabang paralel
N = putaran jangkar (Rpm).
Eg = emf yang dibangkitkan dalam satu cabang paralel
d
Emf rata-rata yang dibangkitkan / konduktor =
volt.
dt

23

Fluks terpotong / konduktor dalam satu putaran adalah d = p wB.


N

Jumlah putaran per detik = 60


60
Jadi waktu untuk 1 putaran = dt =
detik
N

Berdasarkan hukum faraday


Emf yang dibangkitkan / konduktor =

d
=
dt

P
60 = PN
60
N

Untuk generator kumparan gelombang simplex


Emf yang dibangkitkan gelombang simplex/cabang
Eg =

PN Z
.
60 2

ZN
P
.
volt
60
2

Untuk generator kumparan gelung simplex


Emf yang dibangkitkan/cabang
ZN
P
Eg = PN. Z =
.
60

60

ZN
60 volt

Secara umum emf yang dibangkitkan adalah


Eg = ZN . P volt
60

Dimana A = 2 untuk kumparan gelombang simplex


A = P untuk kumparan gelung simplex
Soal
1. generator 4 kutub mempunyai jangkar kumparan gelombang dengan 51
slot. Setiap slot berisi 20 konduktor. Berapa tegangan yang dibangkitkan
ketika mesin digerakkan pada kecepatan 1500 rpm dan flux perkutub 7
mWb ?
2. generator dc shunt 8 kutub dengan 778 konduktor jangkar kumparan
gelombang berputar pada 250 V. Tahanan jangkar 0,24 dan pada tahanan
medan 250 . Hitunglah arus jangkar, emf yag dibangkitkan dan flux
perkutub?

24

3. generator kumparan gelung shunt panjang 4 kutub, mensuplai beban 25


kw pada tegangan terminal 500 v. Tahanan jangkar 0,03 , tahanan medan
seri 0,04 dan tahanan medan shunt 200 . Drop sikat diambil 2 V.
Tentukan enf yang dibangkitkan.
Hitunglah juga jumlah konduktor jika kecepatan 1200 rpm dan flux
perkutub 0,02 wb ?

BAB V. RUGI- RUGI MESIN DC


5.1. Rugi-rugi besi dalam jangkar
Karena perputaran inti besi jangkar di dalam fluks magnetik dari kutub-kutub
medan, maka terdapatb rugi-rugi dalam inti dan disebut sebagai rugi-rugi besi atau
rugi-rugi inti. Rugi-rugi besi terdiri dari :
a)

Rugi-rugi Hyteresis

25

rugi-rugi ini disebabkan pembalikan magnetisasi dari initi jangkar. Inti


mengalami satu siklus lengkap pembalikan magnetik setelah berjalan pada
satu pasang kutub.
Rugi-rugi tergantung dari volume dan kualitas besi, harga kerapatan fluks
maximum B max dan frequensi.
Untuk kerapatan fluks normal (sampai 1,5 wb/m2), rugi-rugi hyterisis
dinyatakan dengan rumus steinmetz sbb:
Wn = B1.6max f V
Dimana :
V: volume inti dalam m3
: koefisien hyterisis steinmetz
b) Rugi-rugi arus eddy
saat inti jangkar berputar memotong fluks magnetik, maka emf terinduksi di
dalam body ini. Berdasarkan hukum induksi elektromagnetiknya). Meskipun
emf ini kecil, tetapi menimbulkan arus yang besar di dalam body inti karena
tahanannya kecil. Arus ini disebut sebagai arus Eddy. Rugi-rugi daya yang
disebabkan karena aliran arus ini disebut sebagai rugi-rugi arus eddy. Rugirugi ini akan menjadi besar jika besi padat digunakan. Dalam usaha untuk
mengurangi rugi-rugi ini dan mengurangi pemanasan, maka inti dibuat dari
lapisan-lapisan tipis. Lapisan-lapisan ini kemudian diisolasi dengan varnish
tipis. (gb 28)

Rugi-rugi eddy We diberikan sbb :


We = k b2 max f2 t2 v watt
Diman Bmax : kerapatan fluks max
T: ketebalan lapisan
F : frequency
V : volume inti jangkar

26

Gambar 28. Lapisan-lapisan ini kemudian diisolasi dengan varnish tipis


5.2.Rugi-rugi total dalam mesin DC
a. rugi-rugi Tembaga
o rugi-rugi tembaga jangkar = Ia2Ra
o rugi-rugi tembaga medan = Ish2 Rsh (mesin shunt). = Isc2 Rsc (mesinmesin seri)
o Rugi-rugi yang disebabkan karena tahanan kontak sikat (biasanya
termasuk dalam rugi-rugi tembaga jangkar)
b.Rugi-rugi magnetik (juga disebut sebagai rugi besi atau rugi inti)
- Rugi-rugi hyterisis
- Rugi- rugi arus eddy
c. Rugi-rugi mekanik
- Rugi-rugi gesek pada bearing dan komutator
- Rugi-rugi gesek udara atau rugi angin dari perputaran jangkar
Biasanya rugi-rugi magnetik + rugi-rugi mekanik = stray losses (rugi-rugi
buta) = rotational losses (rugi-rugi perputaran)
Tingkatan daya

Gbr 29 . Tingkatan tingkatan daya generator DC

27

Berikut adalah 3 efisiensi-efisiensi pada generator dc


Sebagai generator

1. efisiensi mekanik

m =

2. efisiensi elektrik

e = C =

3. efisiensi total

B
A

EgIa
outputpenggerak

VI
EgIa
VI

= A = outputpenggerak

Soal :
1. generator shunt 10 KW, 250 V, DC, 6 ktub berputar pada 100 rpm saat
beban penuh. Jangkar mempunyai 534 konbuktor terhubung kumparan
gelung. Rugi tembaga beban penuh adalah 0,64 Kw, drop sikat adalah 2 V.
Tentukan fluks perkutub, abaikan arus shunt ?
2. generator shunt memberikan 195 A pada 250 V. Tahanan jangkar dan
tahanan medan shunt nasing-masing 0,02 dan 50 . Rugi-rugi besi dan
gesek 950 W
hitunglah
a. Emf yang dibangkitkan
b. Rugi-rugi cu
c. Daya output dari primeover
d. Efisiensi mekanik, elektrik dan total
BAB VI. REAKSI JANGKAR DAN KOMUTASI
6.1 Reaksi Jangkar

28

Gambar 30 Reaksi Jangkar


(a) Menunjukkan distribusi fluks pada generator 2 kutub saat tidak ada arus
pada konduktor-konduktor jangkar.
(b) fluks yang dihasilkan oleh konduktor- konduktor jangkar saat menaglir
arus dan fluks.
(c) menunjukkan

resultan

mmf

yaitu

o-F

yang

diperoleh

dengan

mengkombinasikan secara vektor Ofm dan Ofa


Reaksi jangkar adalah pengaruh yang ditimbulkan oleh arus jangkar terhadap
medan magnetik pada distribusi fluks di bawah kutub-kutub utama dari sebuah
generator yang mengakibatkan bergesernya sumbu netral magnetik. Medan
magnetik yang mempunyai 2 pengaruh :
a) menghilangkan / melemahkan fluks utama
b) menyeberangi fluks magnet utama
pengaruh a menyebabkan tegangan yang dihasilkan menjadi berkurang. Pengaruh
b menyebabkan timbulnya bunga api pada sikat-sikat.
Gambar 30.a menunjukkan distribusi fluks pada generator 2 kutub saat tidak ada
arus pada konduktor-konduktor jangkar. Fluks terdistribusi secara simetri terhadap
sumbu kutub dan sumbu netral magnetik (MNA) berhimpit dengan sumbu netral
geometri (GNA). MNA adalah sumbu yang tegak lurus terhadap fluks yang
berjalan melalui jangkar.
O-Fm adalah besar dan arah mmf yang menghasilkan fluks utama dan MNA yang
tegak lurus terhadap O-Fm.
Gambar 30-b adalah fluks yang dihasilkan oleh konduktor- konduktor jangkar saat
menaglir arus dan fluks yang di hasilkan oleh konduktor-konduktor jangkar saat
mengalir arus dan fluks medan utama tidak di eksitasi. Arah arus jangkar sama
seperti ketika generator dibebani.
O-Fa adalah besar dan arah mmf yang menghasilkan fluks jangkar
Gambar 30-c menunjukkan resultan mmf yaitu o-F yang diperoleh dengan
mengkombinasikan secara vektor Ofm dan Ofa

29

6.2 Komutasi
Yaitu proses pembalikan arah arus dan terhubung singkatnya sebuah coil
(konduktor-konduktor jangkar) setelah melewati kutub-kutub yang berlawanan (U
ke S) pada medan magnetik utama. Prosesnya sbb:

Gambar 31 Komutasi
1

Pada gambar 31A, lebar sikat sama dengan 3lebar satu segmen komutator dan satu
isolasi mika. Coil B akan terjadi hubung singkat, karena sikat akanbergerak
menuju segmen comutator a. Diasumsikan setiap coil membawa 20 A sehingga
arus sikat adalah 40 A, baik menggunakan kumparan gelung atau kumparan
gelombang. Arus mengalir dari kiri ke kanan. Gambar 31 B, coil telah memasuki
hampir

periode hubung singkat. Arus di coil B telah berkurang dari 20 A,

karena 10 A sisanya melalui segmen a dan dari segmen B mengalir arus 30 A


sehingga total 40 A.Gambar 31 C, coil B telah terhubung singkat sehingga arus
menjadi 0. dua arus berharga 20 A diperoleh dari coil A dan C. Gambar 31 D, coil
B sekarang membawa arus 10 Adalam arah terbalik ditambah 20 A dari coil A
menghasilkan 30 A melalui segmen comutator a. Dari coil C mensuplai 10 A
melalui segmen komutator b menuju sikat sehingga diperoleh 40 A. Gambar 31 E,
keadaan ketika coil B hampir mengakhiri proses komutasi atau periode hubung
singkat. Untuk komutasi yang ideal, seluruh arus seharusnya sudah terbalik
dengan membawa arus 20 A. Tetapi pada gambar, coil B membawa arus 15 A.

30

Dalam kasus ini, sisa arus 5A mengalir secara langsung dari segmen komutator b,
menuju sikat melalui udara sehingga menghasilkan bunga api.

BAB VII. OPERASI PARALEL GENERATOR ARUS SEARAH


7.1. Operasi Paralel Generator Shunt
Generator-generator yang diparalel harus terhubung ke terminal positif dan
negatif pada posisi yang sama. Jika polaritas generator incoming (masuk tidak

31

sama, maka akan terjadi hubung singkat yang berbahaya pada sistem.

Pada

gambar 32 ditunjukkan generator shunt no.1 yang terhubung ke busbar dan


mensuplai beban prosedur untuk mengoperasikan paralel generator no.2 adalah
sbb: jangkar generator no.2 diputar oleh primemover sampai pada kecepatan
nominalnya, kemudian sakalr S2 ditutup. Rangkaian dilengkapi dengan voltmeter
V yang diparalel pada saklar S1. eksitasi generator no.2 dinaikkan sampai
pembacaan voltmeter nol. Ini berarti bahwa tegangan terminalnya sama dengan
generator no.1 atau tegangan busbar. Kemudian S1 ditutup sehingga generator
no.2 sudah diparalel ke sistem. Pada kondisi ini generator 2 belum mensuplai daya
ke beban, karena emf terinduksi sama dengan tegangan busbar sehingga tidak ada
arus yang mengalir diantara 2 titik pada petensial yang sama. Generator disebut
dalam keadaan mengambang (floating) di busbar. Jika generator 2 mensuplai
beban, maka emf terinduksinya E harus lebih besar dari tegangan busbar V.
Sehingga arus yang disuplai I = (E V) / Ra. Emf terinduksi pada generator 2
dinaikkan dengan memperbesar medan sampai mengambil pembagian beban yang
sesuai.

Gambar 32. Generator Shunt

7.2 Operasi Paralel Generator Seri


Gambar 33 a dan b menunjukkan dua generator seri identik yang terhubung
paralel. Pada saat awal E1 = E2 sehingga generator-generator mensuplai arus yang
sama besarnya. Bila E1 sedikit meningkat, maka E1 > E2. Dalam keadaan ini
I1>I2. Oleh karena itu medan generator 1 diperkuat dan generator 2 diperlemah.
Akhirnya generator 1 tidak hanya mensuplai seluruh beban, tetapi juga mensuplai

32

daya ke mesin 2 yang mulai berputar sebagai sebuah motor. Sehiinga 2 mesin
akan membentuk sebuah loop hubung singkat dan arus meningkat tajam.
Keadaan ini dapat dicegah dengan menggunakan batang penyama (equalizing bar)
sebab dua mesin yang sama memberikan arus yang hampir sama ke beban. Sedikit
perbedaan diantara dua arus dapat dibatasi dengan adanya loop yang dibuat oleh
jangkar dan equalizing bar.

Gambar 33a dan b. Dua Generator Seri Identik Yang Terhubung Paralel

Soal :
1. dua generator DC masing-masing mempunyai karakteristik eksternal linier
beroperasi paralel. Mesin 1 mempunyai tegangan terminal tanpa beban dan
220 V pada arus beban 35 A. Mesin mempunyai 2 tegangan 280 V tanpa
beban dan 220 V pada arus beban 50 A. Hitunglah arus output masingmasing mesindan tegangan busbar saat beban total 60 A. Berapa KW
output masing-masing mesin pada kondisi ini?
2. Dua generator shunt beroperasi paralel da mensuplai beban 800 A.
Generator A memberikan 240 V saat tanpa beban dan 225 V pada output
500 A. Generator B memberikan 245 V tanpa beban dan 225 V pada
output 400 A. Asumsikan karakteristik beban linier, tentukan tegangan
busbar dan KW masing-masing generator ?
3. Dua generator shunt masing-masing mempunyai tahanan jangkar 0,01
dan tahanan medan 20 bekerja paralel dan mensuplai beban total 4000
A. Emf masing-masing adalah 210 V dan 220 V. Hitunglah tegangan
busbar dan output masing-masing mesin ?

33

BAB VIII. KARAKTERISTIK GENERATOR DC


Karekteristik yang paling utama pada generator DC ada tiga macam.
a. Karakteristik saturasi tanpa beban (Eo /I f)
Karakteristik ini disebut juga karakteristik magnetik atau karakteristik
rangkaian terbuka ( Open Circuit Charakteristic / OCC) pada karakteristik ini

34

menunjukan hubungan antara emf jangkar tanpa beban, Eo dengan medan atau
arus penguatan If pada kecepatan tetap. Bentuk kurva sama untuk semua
generator apakah eksitasi terpisah maupun eksitasi sendiri.
b. Karakteristik dalam / Karakteristik total ( E/Ia)
Karakteristik ini menunjukan hubungan antara emf jangkar, E ( setelah
memperhitungkan pengaruh demagnetisasi reaksi jangkar) dengan arus
jangkar Ia.
c. Karakteristik Luar (V / I )
Karakteristik ini disebut juga sebagai karakteristik performansi atau kurva
pengaturan tegangan. Kurva ini memberikan hubungan antara tegangan
terminal V dan arus beban I. Harga V diperoleh dengan mengurangi IaRa dari
harga E.
Karakteristik ini dapat diperoleh dengan dua jalan , yaitu dengan
melakukan pengukuran generator saat dibebani dengan memakai alat ukur dan
secara grafik dari OOC jika tahanan jangkar, tahanan medan, efek
demagnetisasi reaksi jangkar diketahui.
8.1 Generator Eksitasi Terpisah
a) Karakteristik saturasi tanpa beban.
Rangkaian untuk memperoleh data kurva ditunjukan pada gambar 30.
Arus medan If diperoleh dari sumber DC dan dapat diatur melalui
potensiometer.
Persamaan tegangan dc adalah,
Eg

ZN p
x Volt .
60
A

35

Gambar 30 (a) Generator Eksitasi Terpisah. (b) Kurva Saturasi Tanpa Beban

Jika kecepatan konstan, persamaan menjadi Eg = K


Saat If meningkat, maka dan Eg juga meningkat, kutub menjadi jenuh
(saturated), sehingga kenaikan If yang lebih besar akan diikuti kenaikan
yang kecil pada Eg. Keadaan ini ditunjukan pada garis db gambar 30.b
yang cenderung membengkok.
b) Kurva Kejenuhan berbeban / Load Saturation Cirva (V/If)
Kurva ini menunjukan hubungan antara tegangan terminal V dan arus
medan If, saat generator dibebani. Kurva dapat diperoleh dari karakteristik
saturasi

tanpa

beban

dan

dengan

memperhitungkan

pengaruh

demagnetisasi reaksi jangkar dan drop tegangan jangkar.

Gambar 31. Kurva Kejenuhan berbeban


Gambar 32. Karakteristik dalam dan luar

Pada gambar 31, oa amp-turn medan yang diperlukan untuk memperoleh


tegangan nominal tanpa beban. Bila kondisi berbeban, tegangan berkurang
akibat pengaruh demagnetisasi reaksi jangkar. Pengurangan ini dapat
diatasi dengan menaikan amp-turn medan sebesar ac. Sehingga ac = bd.
Titik d terletak pada kurva LS yang menunjukan hubungan antara
tegangan E pada kondisi berbeban dengan amp-turns medan. Kurva LS

36

paralel dengan ob. Kemudian tegangan V lebih kecil dari pada tegangan E
sebesar IaRa, dimana Ra tahanan jangkar. Dari titik d garis vertikal de =
IaRA. Titik E terletak pada kurva saturasi beban penuh. Dengan cara sama
kurva saturasi beban penuh Mp dapat digambar. Segitiga 6 kode disebut
sebgai drop reaction triagle
c) Karakteristik dalam dan luar (Internal dan External Character)
Pada gambar 32, garis I adalah tegangan tanpa beban Eo. Tegangan ini
akan tetap konstan bila tidak ada reaksi jangkar dan drop tegangan jangkar.
Bila generator dibebani, maka tegangan jatuh pada harga E akibat reaksi
jangkar. Keadaan ini diplot pada kurva II dan disebut sebagai karakteritik
dalam. Garis oa menyatakan drop tahanan jangkar. Jika E dikurangi drop
tahanan jangkar maka diperoleh harga tahanan terminal V. Yang diplot
pada kurva III dan disebut sebagai karakteristik luar.
8.2 Kurva Tanpa Beban untuk Generator Eksitasi Sendiri
OCC atau kurva saturasi tanpa beban untuk generator shunt atau seri eksitasi
sendiri diperoleh dengan jalan yang sama.

Gambar 33.
(a) Generator Eksitasi Sendiri
(b) kurva antara If dan Eo

Generator digerakan pada kecepatan konstan oleh perimer mover dan emnf tanpa
beban Eo diukur dengan voltmeter. If dinaikan bertahap dari nol dengan hasil
kurva antara If dan Eo diperoleh pada gambar 33b. Ari kurva tersebut dapat
disimpulkan bahwa akibat adanya magnet sisa didalam kutub, emf dapat
dibangkitkan meskipun If = 0.

37

8.3 Tahanan Kritis Generator Shunt.


Karena magnet sisam, maka emf awal dibangkitkan dan mencatu kumparan
medan generator. Arus yang melalui koil medan akan memperkuat magnetisai
kutub-kutub. Ini akan meningkatkan fluks kutub dan selanjutnya menaikan emf
yang dibangkitkan. Penguat emf dan fluks ini sampai pada titik keseimbangan di
P (gambar 34). Titik P berada pada garis resistansi/ tahanan kumparan medan,
yaitu

Volt
R
ampere

Gambar 34. Kurva Penguat Emf dan Fluks ini sampai pada titik keseimbangan di P

Tegangan OL bersesuaian dengan titik P mempresentasikan tegangan maksimum


dengan R sebagai tahanan medan dan OF mempresentasikan arus medan. Garis
OB mempresentasikan harga tahanan yang lebih kecil dari R. Jika R dinaikan
hingga garis tahanan tidak memotong kurva OCC, seperti garis OT, maka mesin
akan gagal mengeksitasi dan tidak ada tegangan yang dibangkitkan. Jika garis
tahanan berada pada OC, maka mesin akan tepat untuk dapat bereksitasi. Harga
tahanan yang dipresentasikan oleh tangen ke kurva disebut sebagai tahanan kritis
Rc.
8.4 Kondisi / Syarat untuk membangkitkan generator shunt.

38

1. Kondisi yang perlu untuk membangkitkan generator eksitasi sendiri adalah:


2. Harus ada magnet sisa didalam kutub generator
3. Arah putaran generator harus tepat, artinya koil medan harus tepat terhubung
ke jangkaran sehingga tegangan yang dihasilkan akanmemperkuat emf awal
akibat magnet sisa.
4. Jika eksitasi pasa open circuit, tahanan medan shunt harus lebih besar dari
harga tahanan minimum tertentu yang dibrikan oleh karakteristik dalam.
8.5 Karakteristik Luar
Drop tegangan terminal V diakibatkan oleh drop tahanan jangkar dan reaksi
jangkar menyebabkan penurunn arus medan If dan kemudian mengurangi emf
yang dibangkitkan. Untuk memperoleh hubungan antara tegangan terminal dan
arus beban generator terhubung seperti pada gambar 35 a

Gambar 35
(a) Tegangan Terminal dan Arus Beban Generator Terhubung
(b) Kurva Hubungan antara tegangan Terminal dan Arus Beban

Generator Shunt dieksitasi saat tanpa beban sehingga memberikan tegangan open
circuit + Oa. Kemudian beban secara bertahap dinaikan. Dari hasil pembacaan
alat ukur, diperoleh kurva karakteristik luar pada gambar 35b. Bagian ab adalah
garis kerja kurva. Titik b disebut sebagai titik breakdown dimana beban adalah
maksimum = OB. Dititik b, generator mengirimkan arus yang sangat besar, yaitu
lebih besar dari pda arus normalnya. Jika beban dikurangu pada titik b, arus beban
seharusnya lebih besar dari pada OB. Akan tetapi akibat drop tahanan jangkar dan
reaksi jangkar, tegangan teminal V turun secara drstis, sehingga arus beban akan

39

turun = 0A. Jika pada bagian b,d,c dari kurva, tegnagn terminal V turun lebih
cepat dibanding tahanan beban.
8.6 Generator Seri
Pada Generatorm seri, kumparan medan seri dengan jangkar (gambar 36) bila
Ia meningkat, fluks dan juga emf meningkat seperti ditunjukan pada kurva gambar
36.b. kurva Oa adalah OCC pengaruh reaksi jangkar pada beban penuh diberikan
oleh jarak horisontal a-b. Jadi titik b berada pada karakteristik dalam. Jika
koordinat bc = gh = drop tegangan jangkar, maka titik c berada pada karakteristik
luar

Gambar 36
(a) Generator seri
(b) Kurva Oa

Pada beban-beban tinggi , tegangan mulai berkurang akibat reaksi jangkar bila
beban semakin bertambah besar tegangan terminal berkurang sampai nol untuk
beban OD.

Soal.
Open Circuit Charakteristic (OCC) generator dc eksitasi terpisah pada Rpm
adalah sebagai berikut:
Arus Medan` : 0,2

0,4

0,6

1,0

1,2

1,6

EMP (volt) : 30 55 75 90 100 110 115 120

40

jika

mesin terhubung sebagai generator shunt dan berputar pada 1000 rpm,

tahanan medan 100 ohm.


Hitunglah :
a) Tegangan open cicuit dan arus eksitasi
b) Tahanan kritis
c) Tahanan pada tegangan 115 volt.
Penyelesaian
Plot kurva OOC adalah sebagai berikut :

1. Gambar open circuit = 100 V, arys eksitasi = 1A


2. Garis OT adalah tangen pada bagian awal OOC yang merepresentasikan
90

tahanan krisis. Dari titik C harga tahanan kritis adalah 0,6 150 .
3. Garis OB mempresentasikan tahanan shunt pada tegangan 115 volt open
115

circuit. Tahanan = 1,4 82,1

BAB IX. MOTOR DC


9.1 Prinsip Motor DC
Motor listrik adalah mesin yang merubah energi listrik menjadi energi
mekanik prinsip kerjanya didasarkan pada sebuah konduktor yang membawa

41

arus dan berada dalam medan magnet, sehingga konduktor mengalami gaya
yang arahnya berdasarkan kaidah tangan kiri (Gambar 1b.).
Pada gambar 38a dan 38b saat medan magnet dieksitasi dan konduktorkonduktor jangkar disuplai dengan arus dari supply utama, maka konduktor
mengalami gaya yang memutar jangkar. Konduktor-konduktor jangkar
dibawah kutub U diasumsikan membawa arus menjauhi dan dibawah kutub S
mendekati, dengan menerapkan kaidah tangan kiri maka diperoleh arah gaya
pada setiap konduktor.
9.2.

EMF Lawan atau GGL Lawan


Proses terjadinya EMF Lawan adalah sebagai berikut :
Bila kumparan jangkar dan kumparan medan disupply sumber arus searah
maka pada kumparan jangkar mengalir arus searah dan berada diantara kutubkutub medan magnet, sehingga jangkar berputar. Jangkar yang berputar ini
berada dalam medan magnetik, dengan demikian timbul emf terinduksi yang
dihasilkan oleh konduktor-konduktor jangkar. Arah emf terinduksi ini
diperoleh dengan kaidah tangan kanan yaitu dalam arah melawan tegangan
suplainya sehingga disebut emf lawan (Eb).
Besarnya emf lawan ini sama seperti emf terinduksi pada generator yaitu
Eg

ZN p
x Volt .
60
A

= Fluks atau Kutub (webwer


Z = jumlah total konduktor jangkar
P = jumlah kutub generator
A = jumlah cabang paralel dijangkar
N = putaran jangkar (Rpm)

42

Gambar 37a. Kaidah Tangan Kanan

Gambar 37b. Kaidah Tangan Kiri

Gambar 38a. Motor DC Kutub Banyak


Gambar 38b. Belitan Berarus Terletak Dalam Medan Magnet

Gambar 39a, b dan c. Proses timbulnya GGL lawan

3. Persamaan tegangan motor


Tegangan V yang disuplai ke jangkar motor digunakan untuk :

Menghasilkan emf lawan (Eb)

Drop tahanan jangkar IaRa

Sehingga persamaan tegangan motor adalah

43

V Eb Ia.Ra

Dimana :
V = Suplai tegangan sumber (volt)
Eb = Emf lawan (volt)
Ia = arus jangkar (ampere)
Ra = tahanan jangkar (ohm)
Contoh soal :
1. Sebuah mesin dc 220 V mempunyai tahanan jangkar 0,5 . Jika arus jangkar
beban penuh 20 A, hitunglah emf trinduksi saat mesin dioperasikan sebagai :
a. Generator
b. Motor
2. Sebuah motor shunt 440 volt mempunyai tahanan jangkar 0,8 . Tentukan
emf lawan saat memberikan output 7,46 KW pada efesiensi 85 %.
3. Sebuah generator dc shunt 25 KW, 250 V mempunyai tahanan jangkar dan
medan masing-masing 0,06 dan 100 . Tentukan daya jangkar total yang
dihasilkan saat bekerja sebagai :
a. Generator yang mnghasilkan output 25 KW.
b. Sebagai motor yang menarik input 25 KW.

9.4. Torsi
Adalah momen putar dari sebuah gaya terhadap sumbunya. Torsi diukur
dengan perkalian gaya dengan jari-jari dimana gaya tersebut bekerja.

44

Gambar 4 adalah sebuah katrol


dengan jari-jari r meter bekerja
Gambar 40. Katrol dengan jari-jari r

dengan gaya melingkat sebesar F

meter

newton yang berputar pada N rps.

bekerja

dengan

yang

berputar pada N rps

Jadi :
T = F x R (Nm)

Kerja yang dilakukan oleh gaya F dalam satu putaran


W = F x jarak
= F x 2r
Daya yang dihasilkan adalah
P= F x 2r x N (Joule / detik = watt)
= ( F . r ) . (2N) watt
= T. watt.
Dimana :

F.r = T (torsi)
2N = kecepatan sudut dalam radian/detik

Torsi Jangkar dari Motor


Daya yang dihasilkan oleh torsi jangkar Ta dari motor yang berputar pada N rps
adalah:
P = Ta. 2N Watt ....................................................(i)
Daya elektrik yang diubah dalam daya mekanik dijangkar adalah :
P = Eb. Ia Watt .....................................................(ii)

Persamaan (i) dan (ii) menghasilkan:


Ta. 2N
Ta

= Eb . Ia
=

1
P
ZN
Ia
2N
A

1
P
ZIa

2
A

Nm
Nm

45

= 0,159 Zia (P/A)


Ta

Nm

. Ia

Dari persamaan (i) dan (ii)


Ta . 2N= Eb. Ia
Ta

1
Eb. Ia Nm
2N

Jika N dalam Rpm maka


Ta

1
.Eb.Ia Nm
2N / 60

60 .Eb.Ia
2
N

= 9,55.

.Eb.Ia
N

Nm
Nm

Torsi Proses (Tsh)


Seluruh torsi jangkar tidak digunakan untuk melakukan kerja yang berguna, tetapi
masih dikurangi oleh rugi-rugi besi dan gesekan. Torsi yang tersedia untuk
melakukan kerja yang berguna tersebut sebagai torsi proses (Tsh).
Daya Output Motor = Psh = Tsh x 2N (Watt)
Tsh =

Psh
(Nm)
2N

Tsh = 9,55.

.Psh
N

N dalam Rps
N dalam Rpm

Contoh Soal :
4. Sebuah motor dc seri kumparan gelombang 250 V, 4 kutub mempunyai
78a konduktor pad jangkarnya. Teknan jangkar 0,75 Ohm. Motor enarik
arus 40 A. Hitunglah kecepatan dan torsi jangkar motor bila fluks
perkutubnya 25 mWb.
5. Motor shunt 220 V, 4 kautub mempunyai 540 konduktoe kumapran
gelung. Motor menarik arus 32 ampere dari suplai dan menghasilkan day

46

aouput 5,595 KW. Kumparan medan menarik arus 1A tekanan jangkjar 0,9
Ohm.dan fluks berkutub 30 mWb. Hitunglah a. Kecepatan b. Torsi yang
dihasilkan
6. motor dc seri mengambil arus 40A pada 220 V dan berputar pada 800 rpm
jika tekanan jangkar dan medan masing-masing 0,2 Ohm dan 0,1 Ohm,
rugi-rugi besi dan gesekan 0,5 kw, hitunglah
a). Torsi yang dihasilkan dalam jangkar
b). Daya Output Motor.

9.5. Kecepatan Motor DC


Dari persamaan tegangan motor dc
ZN P

V Ia.Ra
60 A

Eb

= Z .P x V

60 A

Eb

60 A
ZP

Eb

= K

47

Persamaan ini menunjukan bahwa kecepatan sebanding dengan emf lawan Eb dan
berbanding terbalik dengan , jadi
N

Eb

Untuk motor seri


Misal : N1 = kecepatan pada keadaan 1,

N2 = keadaan 2

Ia1 = arus jangkar keadaan 1,

Ia2 = keadaan 2

1 = fluks perkutub keadaan 1,

2 = keadaan 2

Dengan menggunakan persamaan diatas


N1

Eb1

dan

N2

Eb1

Jadi
N2
Eb2 1
x

N1
2 Eb1

Sebelum mencapai saturasi, kutub megnetik Ia, maka


N2
Eb2 Ia1
x

N1
Eb1 Ia2

Untuk motor shunt


Dalam hal ini persamaan yang sama memberikan
Eb2 1
N2
x

N1
Eb1 2

jika

2 maka

N2
Eb2

N1
Eb1

Contoh Soal :
Motor dc seri beroperasi pada 800 rpm dengan arus 100A dari tegangan
230V.tahanan jangkar dan medan masing-masing 0,15 ohm. Hitung kecepatan
bilamana motor bekerja pada arus 25 A. Asumsikan bahwa fluks pada arus ini
adalah 45 % dari fluks pada 100A.
Sebuah motor dc shunt mempunyai tahanan jangkar 0,5 ohm dan tahanan medan
115 A. Pada saat beban kecepatanya 1200 rpm dan arus jangkar 2,5A. Pada saat

48

beban nominal kecepatan turun menjadi 1120 rpm tentukan arus dan daya input
motor pada saat beban nominal.
Sbuah generator shunt mengirimkan daya 50 Kw pada 250 Volt dan 400 rpm.
Tahanan jangkar dan medan masing-masing 0,02 ohm dan 50 ohm. Hitunglah
kecepatan mesin saat operasi sebagai motor shunt dan mengambil 50 Kw input
pada 250 V misal jatuh tegangan sikat adalah 1 volt persikat.
9.6. Karakteristik motor DC seri
a. Karakteristik Ta/Ia
Dari hubungan persamaan berikut
Ta . Ia
Pada motor dc seri kumparan medan juga membawa arus jangkar, maka Ia
meningkat sampai titik saturasi magnetik.
Dengan demikian sebelum saturasi
Ta Ia2
Pada beban ringan, IA dan kecil. Bila Ia meningkat, Ta meningkat
sebanding denganb kuadrat arus. Maka kurva Ta/Ia adalah sebuah parabola
seperti gambar 5.
Setelah saturasi tidak tergantung dari
Ia, maka Ta

Ia

jadi karakteristik

menjadi garis lurus. Torsi poros Tsh


lebih kecil dari pada torsi jangkar Ta
akibat adanya Atary Losses.
Jadi di ambil kesimpulan bahwa pada
saat awal sampai satuasi magnetik
motor seri sebanding dengan kuadrat
arus

jangkar.

Maka

dalamkeadaan

dimana torsi starting diperlukan untuk


mengangkat beban-beban berat seperti
Gambar 41. Karakteristik Ta/Ia

hoist dan kereta listrik, motor- motor


seri digunakan.

b. Karakteristik N/Ia

49

Perubahan kecepatan dapat dianalisa dari persamaan


N

Eb

Perubahan Eb dari berbagai arus beban adalah kecil sehingga dapat diabaikan.
Tetapi bila Ia naik, juga meningkat, dengan demikian kecepatan berubah
sebanding terbalik dengan arus jangkar (gambar 6)
Saat beban berat, Ia adalah besar dan
kecepatan rendah (ini menurunkan Eb
dan menghasilkan arus jangkar lebih).
Bila tiba-tiba arus beban turun sampai
harga yang kecil, kecepatan menjadi
tinggi dan berbahaya. Oleh karena itu
motor seri tidak boleh distart tanpa
beban mekanik, jika tidak maka motor
akan menghasilkan kecepatan yang
berlebihan
Gambar 42. Karakteristik N/Ia

dan

mengakibatka

kerusakan karena gaya sentrifugal yang


besar dihasilkan pada kondisi ini.

c. Karakteristik Mekanik N/Ta


Karakteristik ini diperoleh dari dua persamaan diatas, bahwa saat kecepatan
tinggi, torsi rendah dan sebaliknya saat kecepatan rendah torsi tinggi.
Karakteristik ini ditunjukan pada gambar 7.

Ta . Ia
N

Eb

Gambar 43. Karakteristik Mekanik N/Ta

9.7. Karakteristik Motor-motor DC Shunt


a. Karakteristik Ia/Ia

50

dengan mengambil fluks menjadi konstan ( meskipun dengan beban-beban


berat) agak berkurang disebabkan kenaikan reaksi jangkar).
Diperoleh

Ta Ia

Karakteristik listrik diperoleh pada gambar 8, secara praktek merupakn garis


lurus. Karena beban starting yang bera akanmemerlukan arus starting yang
besar, maka motor shunt tidak boleh distart dengan beban berat.
b. Karakteristik N/Ia
Jika fluks diambil konstan, maka N Eb. Bila Eb konstan, maka N
(kecepatan) juga konstan (gambar 9). Tetapi Eb dan dapat berkurang dengan
kenaikan beban. Dalam hal ini Eb berkurang lebih besar dibanding sehingga
ada penurunan kecepatan. Penurunan yang berubah-ubah dari 5 sampai 5%
adalah keceptan beba penuh tergantung pada saturasi, reaksi jangkar dan
posisi sikat. Maka kurva kecepatan sebenarnya agal menurun seperti gambar
45 dengan garis terputus-putus.
c. Karakteristik N/Ta
Karakteristik ini dapat disimpulkan dari (a) dan (b) diatas sehingga diperoleh
gambar 46.

Gambar 44. Karakteristik Ia/Ia

Gambar 45. Karakteristik N/Ia

Gambar 46. Karakteristik N/Ta

51

9.8.

Karakteristik motor-motor Compound

Gambar 47, a dan bKarakteristik motor-motor Compound

Motor-motor ini mempunyai kumparan seri dan shunt. Jika eksitasi seri
membantu eksitasi shunt yaitu fluks magnetik seri dalam arah yang sama dengan
fluks shunt, maka motor disebut sebagai komulative compoind. Tetapi jika fluks
seri berlawanan dengan fluks shunt disebut sebagai deferential compound.
Karakteristik motor yang demikian terletak terletak diantara motor-motor shunt
dan seri seperti ditunjukan pada gambar 47.
a. Motor-motor seri comulative compound
Motor-motor ini digunakan dimana krakteristik seri diperlukan dalam operasi.
Akibat adanya kumparan shunt ,kecepatan tidak menjadi tinggi secara berlebih
Akibat adanya kumparan seri ,dapat dipai untuk mengangkat beban berat.
Contoh : mesin pemotong batubara, mesin penggiling baja.
b. Motor-motor differential compound.
Karena medan seri melawan medan shunt, maka flux berkurang bila motor
dibebani. Ini menyebabkan kecepatan motor hampir tetap konstan atau bahkan
meningkat sesuai dengan kenaikan beban, karena N

Eb

52

Gambar 48. Kurva Motor-motor Differential

9.9.

Performance Curves
Pada gambar 13 ditunjukkan 4 karakteristik dasar motor shunt dan seri
yaitu torsi, arus, kecepatan dan efisiensi yang diplot sebagai fungsi dari
daya output motor.

Gambar 13. Performansi Kurva

Pada motor shunt mempunyai penurunan kecepatan dari tanpa beban sampai
beban penuh yang kecil, oleh karena itu motor shunt biasa dengan adanya
kenaikan beban. Oleh karena itu, motor seri tidak tepat dipakai pada kecepatan
konstan.
Contoh Soal.
10. Kumparan jangkar type gelung motor DC shunt 4 kutub, 250 volt mempunyai
120 slot, setiap slot berisi 8 konduktor. Flux perkutub adalah 20 mWb dan
arus ditarik oleh motor sebesar 25 Ampere. Tahanan jangkar dan medan

53

masing-masing 0,1 dan 125 . Jika rugi-rugi perputaran 810 W. Hitunglah


torsi yang dihasilkan jangkar dan torsi yang berguna darimesin.
11. Sebuah motor shunt kumparan gelombang 6 kutub, 500 V mempunyai
konduktor jangkar 1200 dan flux perkutub 20 mWb. Tahanan jangkar dan
medan masing-masing 0,5 dan 250. Berapakah kecepatan dan torsi jangkar
yang dihasilkan oleh motor saat menarik arus 20 A dari suplai ? Abaikan
reaksi jangkar. Jika rugi-rugi magnetik dan mekanik 900 W. Hitunglah :
a)

Torsi yang berguna.

b)

Efisiensi pada beban ini.

c) Output dalam kW.

DAFTAR PUSTAKA
1. Anderson, L.R., 1981,Electric Machines And Transformers, Reston
Publishing Company, Inc. Reston Virginia.
2. Bimbhra, PS., 1980, Generalized Teory of Electrical Machines, Khanna
Phublishers,2-B, Nath Market, Nai Sarah, Delhi.
3. Chapman,J.s.,1985, Electrica Machinery Fundamentals, McGraw-Hill
Book Company, Singapore.

54

4. Fitzgerald,A.E., and Higginbotham, D.E, 1957, Basic Electrical


Engineering, Second Edition, McGraw_Hill Book Company, Inc,
Kogakusha Company, Ltd, Tokyo.
5. Fitgerald, A.E., dkk., 1985, Electic Machinery, Fourth Eidition,
McGraw-Hill Book Company, Singapore.
6. Langsdorf,S.A., Principle of Direct Current Machines, Fourth Edition,
McGraw_Hill Book Company.
7. Langsdorf,S.A., Theory Of Alternating Current Machines, Second
Edition, McGraw_Hill Book Company.
8. Lindsay,J.F, and Rashid,M.H., 1986, Electromechanics and Electrical
Machinery, Prentice Hall, Inc., Englewood Clifs, New Jersey.
9. Lloyd, T.C., 1969,Electric Motors and Their Aplication, John Wiley &
Sons, New York.
10. Nasar, S.A., 1979, Electromechanics And Electric Machines John
Wiley& Sons, New York.
11. Puchstein, A.F., dkk 1960, Alternating Current Machines, Third Edition,
John Wiley & Sons, Inc., New York.
12. Richardson, V.D., 1980, Hand Book of Rotating Electric Machinery,
Publishing, Company Inc., Virginia.
13. Say, M.G., 1971, Introduction to Unified Theory of Electromechanic
Machines, Pitman Publishing Ltd, London.
14. Siskind., 1986, Electrical Machiners, Second Edition, McGraw-Hill
Kogakusha, Ltd, Tokyo.
15. Still, A., And Siskind, C.S, 1954, Element of Electrical machines
Design, Third Edition, McGraw-Hill Book Company, Inc. Koghasuha
Company, Ltd. Tokyo.
16. Theraja, B.L., 1984, Electrical Technology, Publication Division of
Nirja Construction & Development Co(P) Ltd., Ram nagar, New Delhi.
17. Timbie, W.H., 1946, Industial Electricity Direct Current Pratice, Second
Edition, John Wiley & Sons , Inc., New York.

55

18. Veinot, G.C., and Martin, E.J., 1987, Fractional and Subfractional Horse
Power Electric Motors, Fourth Edition, Mc-Graw Hill Book Company,
Inc., Singapore.
19. Wallace, G.a., 1955, Principles and Practice of Electrical Engineering,
McGraw-Hill Book Company Inc., NewYork

56

Anda mungkin juga menyukai