Pendidikan dapat pula dimaknai sebagai usaha yang dilakukan oleh orang
dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk membimbing atau
memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan, I(Armani.
2005).
Pendidikan sebagai upaya sadar yang dilakukan untuk membantu
peserta didik menuju kedewasaan bertujuan untuk mengembangkan seluruh
potensi peserta didik sehingga dapat dikembangkan secara bertanggung
jawab. 3agi bangsa Indonesia tujuan pendidikan adalah mengembangkan
kemampuan untuk membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, berkembang-nya
potensi agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab, (UU No. 20,
tahun 2003).
Berdasarkan pengertian dan tujuan pendidikan di atas, maka salah satu
agenda utama pendidikan sekarang ini adalah upaya untuk memanusiakan
manusia. Pendidikan ialah kemanusiaan manusia muda atau pengangkatan
manusia muda ke taraf insani. (Dray karya, 1980). Pendidikan dianggap
berhasil dan berfungsi baik jika pendidikan dapat mewujudkan manusia
dewasa yang sejati manusia yang sarat dengan tampilan nilai-nilai
kemanusiaan. Kedewasaan itu dapat dilihat dari sisi pribadi, sosial, ekonomi,
sebagai makhluk Tuhan dan pemegang mandat kultural. Manusia dewasa
adalah manusia yang berkesadaran dan berani berbuat dan bertanggung jawab
atas perbuatannya,(Danim;2006:4).
Ada beberapa kata kunci dari pengertian dan tujuan pendidikan di atas.
Pertama, bahwa pendidikan adalah suatu upaya yang secara sadar dilakukan
oleh orang-orang dewasa dan secara bertanggung jawab untuk membantu
anak atau peserta didik dalam proses perkembangannya, baik perkembangan
intelektual, emosional dan spiritual. Kedua, Bantuan yang diberikan berupa
segala aspek yang berkaitan dengan pengembangan potensi, baik potensi
pengetahuan, bakat dan keterampilan, dan potensi sosial lainnya, sehingga
lengan kekuatan dan potensi itu peserta didik dapat melangsungkan
kehidupan ke depannya secara bertanggung jawab. Ketiga, usaha pendidikan
bertujuan mengembangkan dan mewariskan nilai-nilai, baik nilai-nilai agama,
moral dan sosial yang telah tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat.
Pewarisan nilai yang merupakan bagian penting dari fungsi
pendidikan menunjukkan bahwa secara sosiologis pendidikan memiliki
fungsi strategis. Menurut Jeane H. Ballantine (1983) fungsi pendidikan dalam
masyarakat itu sebagai berikut: (1) fungsi sosialisasi, (2) fungsi seleksi,
latihan dan alokasi, : fungsi inovasi dan perubahan sosial, (4) fungsi
pengembangan pribadi dan sosial. Meta Spencer dan Alex Inkeles (1982)
menyatakan bahwa fungsi pendidikan dalam masyarakat itu sebagai berikut:
(1) memindahkan nilai-nilai budaya, (2) nilai-nilai pengajaran, (3)
peningkatan mobilitas sosial, (4) fungsi stratifikasi, (5) latihan jabatan, (6)
dalam
beraktivitas, dan nilai kerohanian yang berkaitan dengan berbagai konsepsi yang
berkaitan dengan kebutuhan rohani manusia, seperti nilai kebenaran, nilai
keindahan, dan nilai keagamaan. (Notonegoro, dalam Setiap Kolip, 2010: 125).
Nilai-nilai sosial tersebut dianut oleh masyarakat menjadi pembenar dan tolak
ukur perbuatan penganutnya dalam kehidupan sosial. Karena nilai-nilai sosial
merupakan faktor yang sangat strategis dalam mengendalikan kehidupan sosial,
karena nilai-nilai sosial mengandung berbagai
konsep
yang
dapat
penganutnya
akan
membawa
perekat solidaritas di
bagi stabilitas budaya
kelompok atau masyarakat, (Setiadi dan Kolip 2010;127). Fungsi nilai-nilai sosial
yang demikian strategis menuntut penganutnya
mensosialisasikan
lebih
jauh
untuk
senantiasa
dasar-dasar
keagamaan.
Pendidikan
sekolah
berfungsi
untuk
10
peserta didik untuk; (a) memperoleh basis pengetahuan mengenai nilai tradisi
yang
telah
membantu
terbentuknya
budaya
kontemporer,
(b)
untuk
11
nilai falsafah Pancasila. Dalam Pancasila terkandung berbagai nilai seperti nilainilai ketuhanan, yang meng-hendaki manusia Indonesia memiliki semangat
spiritual untuk senantiasa beriman dan beribadah kepada Tuhan. Nilai-nilai
kemanusiaan yang meng-hendaki manusia Indonesia memiliki semangat untuk
selalu menjalin persatuan dan kesatuan, saling menghargai, berkeadilan. Nilainilai kebijaksanaan yang menghendaki agar manusia Indonesia memiliki
semangat untuk memperluas wawasan melalui penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Sebagai negara yang berdasarkan Pancasila, selalu menempatkan nilai-nilai
agama dan nilai-nilai falsafah Pancasila yang menyinari semua nilai etika lainnya,
dan karenanya pengembangan religius dan akhlak mulia menempati-:empat yang
khusus dalam pendidikan nasional. Pendidikan nasional di Indonesia berorientasi
untuk mengembangkan nilai-nilai universal dari masyarakat, mengembangkan
pribadi yang berusia dan beradab sebagai anggota masyarakat, mengembangkan
nilai-nilai sosial yang menghargai nilai-nilai etnisitas, dan nilai-nilai kebangsaan
yang di bingkai oleh semangat nilai-nilai sosial Bhineka Tunggal Ika (Tilaar dan
Nugroho, 2009).
Secara ideal pendidikan adalah sarana bagi proses transformasi budaya, dan
juga sebagai pusat pembudayaan kemampuan, nilai dan sikap peserta didik.
Dengan fungsinya yang demikian strategis, menuntut adanya proses pendidikan
yang benar-benar berangkat dari pandangan bahwa lembaga pendidikan sebagai
pusat pembudayaan, pengembangan kemampuan, nilai dan cap dan memposisikan
12
disiplin ilmu pengetahuan dan masalah kehidupan sebagai wahana bagi terjadinya
proses pembudayaan kemampuan intelektual, kemampuan moral dan kemampuan
teknologi, serta pengembangan nilai dan sikap (nilai moral keagamaan, moral
politik, moral sosial, moral kebangsaan, moral ekonomi) (Soedijarto, 2003).
Pendidikan adalah suatu proses kemanusiaan dan kemanusiaan peserta didik
(Danim, 2006:4). Sebagai proses kemanusiaan lembaga pendidikan bertanggung
jawab untuk mengembangkan sifat-sifat kemanusiaan peserta yang sejati, yakni
berpikir dan bertindak sesuai logika kemanusiaan dan fisika yang berkembang
serta norma-norma agama di tengah masyarakat, mengedepankan kearifan dalam
bertindak sebagai cerminan dari makhluk yang berbudi luhur. Sebagai proses
kemanusiaan peserta didik, akan bertanggung jawab untuk memanusiakan
manusia, mengembangkan peserta didik untuk memiliki kapasitas keilmuan yang
memadai serta keterampilan untuk mengangkat derajat dan harkat nya sebagai
manusia. Proses pendidikan bertanggung jawab untuk membentuk peserta didik
menjadi manusia yang berkemanusiaan baik dari sisi pribadi sosial, ekonomi dan
menyadari eksistensinya sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang mengemban
amanah suci di muka bumi.
Uraian yang telah dikemukakan dengan gambling menggambarkan bahwa
lembaga pendidikan dengan segala proses pendidikan dan pembelajarannya
merupakan wahana yang sangat strategis untuk mensosialisasikan nilai-nilai sosial
di tengah masyarakat. Lembaga pendidikan dan kegiatan pembelajarannya
merupakan tempat untuk merumuskan dan mengembangkan nilai-nilai, sekaligus
13