Anda di halaman 1dari 2

SUMBER DAYA INSANI, FAKTOR PENTING

PENGEMBANGAN PERBANKAN SYARIAH


Berdasarkan UU Bank Indonesia No. 23 Tahun 1999 tujuan
pengembangan perbankan syariah diarahkan untuk mewujudkan sistem dan
tatanan perbankan syariah yang sehat dan istiqomah dalam penerapan
prinsip syariah.
Untuk mencapai tujuan pengembangan perbankan syariah tersebut,
maka kebijakan pengembangan perbankan syariah pada dasarnya mengacu
pada empat strategi utama, yaitu :
Pertama, menerapkan program untuk meningkatkan pemahaman
masyarakat mengenai bank syariah. Upaya peningkatan pemahaman ini
sangat penting, karena disadari bahwa perbankan syariah di Indonesia
masih dalam tahap awal pengembangan.
Kedua, adalah dengan membentuk mekanisme pengembangan
jaringan kantor bank syariah. Pengembangan jaringan kantor bank syariah
ini diperlukan dalam rangka perluasan jangkauan pelayanan kepada
masyarakat. Berkembangnya jaringan kantor bank syariah juga diharapkan
dapat meningkatkan kualitas pelayanan dan mendorong inovasi produk dan
jasa perbankan syariah.
Ketiga, adalah dengan menyusun dan menyempurnakan perangkat
ketentuan operasional baik kelembagaan, kegiatan usaha, instrumen
moneter, maupun pasar keuangan.
Keempat, adalah pengembangan sumber daya insani (SDI).
Berkaitan dengan SDI ini maka dirasakan masih langkanya SDI yang mampu
dan siap untuk memenuhi kebutuhan operasional bank syariah. Kendala di
bidang SDI dalam pengembangan perbankan syariah ini terjadi disamping
sistem perbankan syariah di Indonesia relatif masih baru dikembangkan,
juga masih terbatasnya lembaga akademik dan pelatihan di bidang
perbankan syariah.
Selanjutnya penting untuk dikemukakan bahwa keberhasilangan
pengembangan perbankan syariah bukan hanya ditentukan oleh
keberhasilan
upaya
penyebarluasan
informasi,
penyusunan
atau
penyempurnaan perangkat ketentuan hukum, atau banyaknya pembukaan
jaringan kantor, tetapi juga sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya
insani para pelaku perbankan syariah, yaitu para bankir, nasabah dan
investor (masyarakat pengguna jasa) dalam memanfaatkan bank syariah
sebagai bagian dari sistem keuangan yang rahmatan lil alamin.
Para bankir, nasabah, maupun investor pengguna jasa hendaknya
menggunakan sistem perbankan syariah dengan berlandaskan kepada
kompetensi usaha dan perilaku yang penuh integritas. Kompetensi usaha
dan perubahan perilaku dapat terjadi apabila terdapat kesediaan dari
masyarakat untuk mau mempelajari kegiatan perbankan syariah sebagai
sebuah sistem disamping sebagai ajaran muamalah.
Integritas akan tetap terpelihara apabila para pelaku perbankan
syariah menyadari bahwa transaksi yang dilakukan adalah hubungan
muamalah sehingga memiliki tanggung jawab dunia dan akhirat. Adanya
pembangunan SDI syariah yang memiliki dimensi dunia dan akhirat sesuai
dengan hadist Rasulullah SAW :
Bukanlah sebaik-baiknya kamu orang yang bekerja untuk dunianya
saja tanpa akhiratnya, dan tidak pula orang-orang yang bekerja untuk

akhiratnya saja dan meninggalkan dunianya. Dan sesungguhnya, sebaikbaiknya kamu adalah orang yang bekerja untuk akhirat dan untuk dunia
Pernyataan hadist Rasulullah dimaksud jelas menunjukkan adanya
keseimbangan antara hubungan manusia dengan manusia serta hubungan
antara manusia dan Allah SWT. Hadist tersebut juga secara implisit
mengharuskan adanya keseimbangan yang harmonis antara faktor
intelektual, emosional dan pendalaman spiritual tauhid sumber daya insani
perbankan syariah (lebih dikenal dengan Inteligent Quetion, Emotional
Quetion dan Spiritual Question. Redaksi).
Secara aplikasi pengembangan sumber daya insani perbankan
syariah diharapkan memiliki akhlak dan kompetensi yang dilandasi oleh
sifat yang dapat dipercaya atau amanah, memiliki integritas yang tinggi
atau shiddiq, dan senantiasa membawa dan menyebarkan kebaikan atau
tabligh, serta memiliki keahlian dan pengetahuan yang handal atau
fathonah.
Makalah ini disarikan dari makalah yang disampaikan oleh Kepala Biro
Perbankan Syariah Bank Indonesia, pada Seminar Prospek dan Tantangan
Industri Perbankan dan Lembaga Keuangan Syariah : dalam perspektif pasar
dan sumber daya insani, tanggal 1 September 2001, di Hotel Atlet Century
Park, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai