Pengertian
Anemia adalah jumlah sel darah merah menurun, kadar Hb menurun di bawah normal
(normal wanita 12 gr %, pria 14 gr%). Pada wanita hamil dikatakan anemia apabila kadar Hb
nya di bawah 11 gr % dan anemia berat jika Hb dibawah 8 gr%. Cara mengetahui secara pasti
kadar Hb dengan dilakukan tes darah.
B. Ciri-ciri ibu hamil dengan anemia
Biasanya ibu hamil dengan anemia mengeluhkan sebagian atau keseluruhan ciri-ciri
dibawah ini, dan untuk memastikannya harus dengan tes kadar Hb dalam darah. Ciri-ciri
tersebut antara lain :
a. Pucat pada bibir, konjungtiva, lidah, gusi, kulit.
b. Lemah
c. Letih
d. Lesu
e. Lunglai
f. Nafas terengah-engah
g. Nyeri dada
h. Ikterus
A.
3.
4.
5.
b.
tidak mengatasi difisit hemoglobin akibat perdarahan secara tuntas, secara umum apabila
hipovolemia yang berbahaya telah teratasi dan hemostasis tercapai, anemia yang tersisa
seyogyanya diterapi dengan besi. Untuk wanita dengan anemia sedang yang hemoglobinnya
lebih dari 7 g/dl, kondisinya stabil, tidak lagi menghadapi kemungkinan perdarahan serius,
dapat berobat jalan tanpa memperlihatkan keluhan, dan tidak demam, terapi besi selama
setidaknya 3 bulan merupakan terapi terbaik dibandingkan dengan transfusi darah ( Sarwono,
2005 ).
Anemia karena radang/ keganasan
Gejala-gejala tubuh lemah, penurunan berat badan, dan pucat sudah sejak jaman dulu
dikenal sebagai ciri penyakit kronik. Berbagai penyakit terutama infeksi kronik dan
neoplasma menyebabkan anemia derajat sedang dan kadang-kadang berat, biasanya dengan
eritrosit yan sedikit hipokromik dan mikrositik. Dahulu, infeksi khususnya tuberculosis,
endokarditis, atau esteomielitis sering menjadi penyebab, tetapi terapi antimikroba telah
secara bermakna menurunkan insiden penyakit-penyakit tersebut. Saat ini, gagal ginjal
kronik, kanker dan kemoterapi, infeksi virus imunodefisiensi manusia (HIV), dan peradangan
kronik merupakan penyebab tersering anemia bentuk ini.
Selama kehamilan, sejumlah penyakit kronik dapat menyebabkan anemia. Beberapa
diantaranya adalah penyakit ginjal kronik, supurasi, penyakit peradangan usus (inflammatory
bowel disease), lupus eritematosus sistemetik, infeksi granulomatosa, keganasan, dan arthritis
remotoid. Anemia biasanya semakin berat seiring dengan meningkatnya volume plasma
melebihi ekspansi massa sel darah merah. Wanita dengan pielonfritis akut berat sering
mengalami anemia nyata. Hal ini tampaknya terjadi akibat meningkatnya destruksi eritosit
dengan produksi eritropoietin normal (Cavenee dkk,2001).
Anemia aplastik karena kerusakan sumsum tulang
Walaupun jarang dijumpai pada kehamilan, anemia aplastik adalah suatu penyulit
yang parah. Diagnosis ditegakkan apabila dijumpai anemia, biasanya disertai
trombositopenia, leucopenia, dan sumsum tulang yang sangat hiposeluler (Marsh dll, 1999).
Pada sekitar sepertiga kasus, anemua dipicu oleh obat atau zat kimia lain, infeksi, radiasim,
leukemia, dan gangguan imunologis.
Kelainan fungsional mendasar tampaknya adalah penurunan mencolok sel induk yang
terikat di sumsum tulang. Banyak bukti yang menyatakan bahwa penyakit ini diperantarai
oleh proses imunologis (Young dan Maciejewski, 1999). Pada penyakit yang parah, yang
didefinisikan sebagai hiposelularitas sumsum tulang yang kurang dari 25 persen, angka
kelangsungan hidup 1 tahun hanya 20 persen (Suhemi, 2007).
Anemia hemolitik karena usia sel darah merah yang pendek
Anemia hemolitik disebabkan penghancuran/pemecahan sel darah merah yang lebih
cepat
dari
pembuatannya.
Ini
dapat
disebabkan
oleh
:
a. Faktor intra kopuskuler dijumpai pada anemia hemolitik heriditer, talasemia, anemia sel
sickle (sabit), hemoglobin, C, D, G, H, I dan paraksismal nokturnal hemoglobinuria
Faktor ekstrakorpuskuler, disebabkan malaria, sepsis, keracun zat logam, dan dapat beserta
obat-obatan, leukemia, penyakit hodgkin dan lain-lain.
Gejala utama adalah anemia dengan kelaina-kelainan gambaran darah, kelelahan,
kelemahan, serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada organ-organ vital
Pengobatan bergantung pada jenis anemia hemolitik serta penyebabnya. Bila disebabkan oleh
infeksi maka infeksinya di berantas dan diberikan obat-obat penambah darah. Namun, pada
beberapa jenis obat-obatan, hal ini tidak memberikan hasil. Maka transfusi darah yang
berulang dapat membantu penderita ini.
l.
Kematian ibu
ANEMIA
A. Pengertian
Anemia
adalah adalah
keadaan
saat
jumlah sel
darah
merah atau
jumlah hemoglobin(protein pembawa oksigen) dalam sel darah merah berada di bawah
normal. Atau penyakit kurang darah yang sebagian besar disebabkan karena kurang
mengkonsumsi zat besi.
B. Penyebab
Dengan pemberian makanan yang adekuat. Pada defisiensi besi diberikan sulfas ferosus 3
x 10 mg/hari. Transfusi darah diberikan bila kadar Hb kurang dari 5 gr %. Pada defisiensi
asam folat diberikan asam folat 3 x 5 mg/hari.
5. Anemia megaloblastik
Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12, bila difisiensi disebabkan
oleh defekabsorbsi atau tidak tersedianya faktor intrinsik dapat diberikan vitamin B12 dengan
injeksi IM.
Untuk mencegah kekambuhan anemia terapi vitamin B12 harus diteruskan selama hidup
pasien yang menderita anemia pernisiosa atau malabsorbsi yang tidak dapat dikoreksi.
Anemia defisiensi asam folat penanganannya dengan diet dan penambahan asam folat 1
mg/hari, secara IM pada pasien dengan gangguan absorbsi.
6. Anemia pasca perdarahan ;
Dengan memberikan transfusi darah dan plasma. Dalam keadaan darurat diberikan
cairan intravena dengan cairan infus apa saja yang tersedia.
7. Anemia hemolitik ;
Dengan pemberian transfusi darah menggantikan darah yang hemolisis.
F. Pencegahan
Mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi disarankan bagi setiap
orang, terlebih bagi wanita yang menstruasi atau sedang hamil. Zat besi yang paling mudah
diserap bersumber dari daging, ayam dan ikan. Beberapa makanan seperti sayuran, buahbuahan, sereal (yang diperkuat zat besi), telur dan kacang-kacangan juga mengandung zat
besi, namun lebih sulit dicerna. Untuk mempermudah penyerapan zat besi, Anda dapat
memakannya bersamaan dengan daging, ayam atau ikan atau dengan buah-buahan yang kaya
vitamin C.
Anda tidak memerlukan suplemen zat besi, kecuali direkomendasikan dokter.
Suplemen zat besi berdosis tinggi dapat menyebabkan konstipasi dan tinja berwarna hitam.
Selain itu, penggunaan suplemen zat besi yang tidak perlu dapat menyembunyikan masalah
lain, misalnya perdarahan pada saluran pencernaan.
Wanita hamil disarankan mengkonsumsi suplemen makanan sesuai saran
dokter, termasuk yang mengandung zat besi dan asam folat untuk mencegah anemia.
Mengkonsumsi buah-buahan kaya vitamin C seperti jambu,
tomat,mangga,jeruk, sirsak, pepaya, dan anggur dapat membantu tubuh menyerap zat besi.
Menjalani diet vegetarian harus dilakukan dengan bijak, karena dapat
menyebabkan kekurangan vitamin B12. Vitamin ini sangat penting bagi pembentukan sel-sel
tubuh, termasuk sel darah merah. Bila Anda tidak mengkonsumsi makanan hewani, Anda
perlu mengambil suplemen vitamin B12.
Berhati-hatilah dalam penggunaan aspirin, ibuprofen dan obat anti
inflamasi, karena dapat menyebabkan iritasi lambung. Bila Anda harus mengkonsumsinya,
konsultasikan dengan dokter jika anda punya riwayat perdarahan lambung. Dokter mungkin
akan mengganti dengan obat lain yang sesuai.
G. Pengobatan tradisional
1. Minum air rebusan tanaman tapak liman dengan madu. Caranya : 3 daun tapak liman dicuci
bersih,kemudian direbus dengan air. Biarkan air mendidih dan air rebusannya tinggal separuh.
Hidangkan air rebusannya dicampur dengan madu secukupnya.
2. Sebanyak 60 gram daun bayam merah direbus dengan air secukupnya. Selanjutnya ditambah
satu kuning telur ayam kampung. Ramuan tersebut dapat dimakan.
3. Mengkonsumsi zat besi yang cukup, makanan yang mengandung zat besi :
Daging seperti daging sapi dan ayam, khususnya hati
Ikan khususnya kerang
Telur, kacang-kacangan
Nasi dan roti gandum
Sayuran berdaun hijau, khususnya bayam
4. Mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin C (asam askorbat) seperti jeruk, to-mat,
mangga, dll. Sebab vitamin C dapat meningkatkan penyerapan zat besi
kurangi konsumsi teh dan kopi.