Anda di halaman 1dari 2

Banyak pasangan yang terpaksa menjalani long distance relationship (LDR) karena

terpaksa. Tetapi banyak pula yang menjalin hubungan meskipun tahu bahwa masing-m
asing tinggal di kota atau negara yang berbeda. Artinya, keputusan menjalin hubu
ngan dilakukan atas pilihan mereka sendiri.
Tantangan apa yang dihadapi dengan hubungan jarak jauh, tentu Anda sudah tahu. Y
ang pertama, tentunya, masalah kesetiaan. Ketidakhadiran sosok pasangan bisa mem
buat Anda terbiasa untuk tidak menemuinya. Lama-kelamaan, perasaan dan harapan A
nda pada si dia akan memudar. Apalagi kemudian Anda menemui sosok lain yang mamp
u mengatasi kerinduan Anda.
Karena itu Anda kagum, mengapa ada juga pasangan yang berhasil menjalani hubunga
n jarak jauh seperti ini. Bila ini yang menjadi pertanyaan Anda, jawabannya sede
rhana saja: jarak bukanlah penyebab kegagalan hubungan Anda. Anda lah yang membu
at hubungan gagal. Sebab, LDR memang tidak berlaku untuk semua orang. Ingin tahu
, orang seperti apa yang tidak cocok menjalani LDR?
Anda menyukai kemesraan
Menggandeng tangannya, saling berpelukan saat menonton konser romantis, atau men
cium aroma tubuhnya yang khas, itulah yang paling Anda rindukan darinya. Jadi, m
eskipun Anda mampu menatap wajahnya di webcam sambil mengungkapkan betapa sayang
Anda padanya, tetap saja terasa ada yang kurang lengkap. Melihat pasangan lain
melakukan PDA di depan Anda juga pasti membuat Anda makin tersiksa.
Anda belum tahu apa yang ingin dicapai dari hubungan tersebut
Agar suatu hubungan jarak jauh bisa berhasil, Anda dan si dia harus tahu bahwa j
arak itu bukan untuk selamanya, atau tidak terbatas. Gampangnya, jika Anda tidak
saling membuat komitmen untuk bertemu kembali, dan tinggal di kota yang sama ke
lak, lebih baik tak usah buru-buru mengorek tabungan untuk menjumpai si dia yang
berada di belahan dunia yang lain.
Anda tidak pandai membangun komunikasi
Ketidakhadiran si dia secara fisik dalam hidup Anda memang membuat Anda jadi ser
ing merindukannya. Sayangnya Anda tak sanggup bila harus membayar ongkos telepon
, dan Anda tidak pintar mengekspresikan emosi dan pikiran Anda lewat kata-kata.
Jika saat sedang berduaan dengannya Anda bisa saling berpelukan saja tanpa berka
ta-kata, tidak demikian bila Anda menghadapinya melalui telepon. Sangat tidak mu
ngkin membiarkan telepon hening tanpa pembicaraan, bukan? Jika Anda ingin serius
bersamanya, Anda harus belajar berkomunikasi lebih baik. Bila tidak, hubungan A
nda pasti akan membosankan.
Anda pernah berselingkuh
"Once a cheater, always a cheater" begitu kata orang. Jadi, Anda jangan terlalu
percaya pada diri sendiri bahwa Anda mampu setia padanya. Atau, dia tetap setia
dengan Anda. Kalau pun si dia berjanji untuk mengubah perilakunya, belum tentu A
nda mampu mempercayainya 100 persen bukan? Mampukah Anda tidur dengan nyenyak se
malam, sambil membayangkan si dia tengah asyik bersenang-senang dengan teman-tem
annya? Rasa cemburu adalah cara termudah untuk menggagalkan suatu hubungan. Bila
Anda memang tak sanggup mengusir kecurigaan-kecurigaan semacam itu, sudahlah, a
khiri saja hubungan Anda.
Anda tidak bersedia berkorban
Dengan tinggal berjauhan, artinya Anda dan dia harus menjalani kehidupan yang be
rbeda, dengan orang-orang yang berbeda. Untuk "bertemu" di telepon atau di dunia
maya, Anda harus mengatur jadwal lebih dulu. Dan ini bukan hal yang mudah. Anda
harus bersedia mengorbankan hal-hal yang Anda lakukan secara rutin untuk menyis
ihkan waktu bersama si dia. Jika tidak, salah satu dari Anda akan dianggap tidak
mau berkomitmen.
Anda senang bermanja-manja
Karena si dia tak ada di dekat Anda, dengan siapa Anda bisa bermanja-manja? Berm
anja dengan teman wanita atau dengan saudara Anda, tentu beda rasanya. Dengan te
man pria Anda? Anda hanya mencari masalah, karena salah satu dari Anda biasanya
tidak akan memperlakukan diri sebagai teman biasa lagi.

Anda mungkin juga menyukai