Anda di halaman 1dari 8

ABSTRAK

Penelitian tentang Manajemen keuangan perusahaan yang baik dalam


perencanaan keuangan dilihat dari sisi kepentingan perusahaan dan hak-hak
karyawan bertujuan untuk mengetahui cara mengatur/memanagement
keuangan diperusahaan dengan cara yang baik demi kepentingan perusahaan
dan juga memerhatikan hak-hak untuk karyawannya. Dimana saat ini sudah
banyak perusahaan yang sukses dalam system memanagement keuangan
diperusahaannya sehingga perusahaan memiliki data-data keuangan yang
terperinci dan jelas antara laba serta ruginya. Dan juga mampu memiliki
karyawan-karyawan yang baik dalam menjalankan tugas sesuai keahliannya.
Oleh sebab itu karyawanpun harus mampu diberikan hak-haknya , karena
dengan adanya mereka juga perusahaan mampu berjalan dengan baik.

PENDAHULUAN

Manajemen keuangan merupakan menajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan.


Fungsi-fungsi keuangan tersebut meliputi begaimana memperoleh dana (raising
of fund) dan bagaimana menggunakan dana tersebut (allocation of fund).
Manajer keuangan berkepentingan dengan penentuan jumlah aktiva yang layak
dari investasi pada berbagai aktiva dan memilih sumber-sumber dana untuk
membelanjai aktiva tersebut. Untuk memperoleh dana, manajer keuangan bisa
memperolehnya dari dalam maupun luar perusahaan. Sumber dari luar
perusahaan berasal dari pasar modal, bisa berbentuk hutang atau modal sendiri.
Pada dasarnya tujuan manajemen keuangan adalah memaksimumkan nilai
perusahaan. Akan tetapi dibalik tujuan tersebut masih terdapat konflik antara
pemilik perusahaan dengan penyedia dana sebagai kreditur. Jika perusahaan
berjalan lancar, maka nilai saham perusahaan akan meningkat, sedangkan nilai
hutang perusahaan dalam bentuk obligasi tidak terpengaruh sama sekali. Jadi
dapat disimpulkan bahwa nilai dari saham kepemilikan bisa merupakan indeks
yang tepat untuk mengukur tingkat efektifitias perusahaan. Berdasarkan alasan
itulah, maka tujuan manajemen keuangan dinyatakan dalam bentuk
maksimalisasi nilai saham kepemilikan perusahaan, atau memaksimalisasikan
harga saham. Tujuan memaksimumkan harga saham tidak berarti bahwa para
manajer harus berupaya mencari kenaikan nilai saham dengan mengorbankan
para pemegang obligasi.
Begitu juga Pekerja/buruh, pekerja/buruh memiliki fungsi dan peranan yang
sangat penting dalam perkembangan suatu usaha atau bisnis. Pekerja/buruh
adalah lokomotif penggerak suatu entitas bisnis yang tergabung dalam suatu
manajemen perusahaan yang artinya tanpa adanya buruh atau pekerja tidak
mungkin suatu perusahaan dapat melakukan operasional bisnisnya untuk
mewujudkan tujuan perusahaan dalam mendapatkan laba. Dalam hal ini pekerja
atau buruh adalah resources dari suatu perusahaan. Dalam kondisi normal dan
perusahaan masih dapat beroperasi dengan baik, kepentingan dan hak-hak
pekerja/buruh masih dapat diakomodir oleh manajemen perusahaan. Tetapi
ketika perusahaan tersebut mendapatkan terpaan krisis atau masalah keuangan

(pailit) seringkali hak-hak pekerja/buruh tidak bisa diakomodir lagi dan bahkan
dilupakan oleh manajemen perusahaan dan pihak-pihak yang diperintahkan
untuk mengurusi masalah keuangan dan aset perusahaan.

LANDASAN TEORI

A. DEFINISI MANAJEMEN KEUANGAN DIPERUSAHAAN

Manajemen keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran,


pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana
yang dimiliki oleh suatu organisasi atau perusahaan. Manajemen keuangan
berhubungan dengan 3 aktivitas, yaitu :

Aktivitas penggunaan dana, yaitu aktivitas untuk menginvestasikan dana


pada berbagai aktiva.

Aktivitas perolehan dana, yaitu aktivitas untuk mendapatkan sumber


dana, baik dari sumber dana internal maupun sumber dana eksternal
perusahaan.

Aktivitas pengelolaan aktiva, yaitu setelah dana diperoleh dan


dialokasikan dalam bentuk aktiva, dana harus dikelola seefisien mungkin.
Pengertian Manajemen Keuangan mengalami perkembangan mulai dari
pengertian manajemen yang hanya mengutamakan aktivitas memperoleh dana
saja sampai yang mengutamakan aktivitas memperoleh dan menggunakan dana
serta pengelolaan terhadap aktiva.Beberapa definisi manajemen keuangan
diberikan sebagai berikut:

a. Liefman
: usaha untuk menyediakan uang dan menggunakan uang
untuk mendapat atau memperoleh aktiva.

b. Suad Husnan

: manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan.

c. Grestenberg
: how business are organized to acquire funds, how they
acquire funds, how the use them and how the prof ts business are distributed.

d. James Van Horne : segala aktivitas yang berhubungan dengan perolehan,


pendanaan dan pengelolaan aktiva dengan tujuan menyeluruh.

e. Bambang Riyanto
: keseluruhan aktivitas perusahaan yang berhubungan
dengan us aha mendapatkan dana yang dip erlukan dengan b i aya yang

minimal dan syaratsyarat yang paling menguntungkan beserta usaha untuk


menggunakan dana tersebut seefisien mungkin.

B. HUBUNGAN KEMITRAAN PERUSAHAAN DENGAN KARYAWAN


Karyawan merupakan aset penting yang dimiliki perusahaan. Sekalipun tidak
mempunyai pengaruh besar dalam proses pengambilan keputusan, karyawan
adalah aset yang paling banyak kuantitasnya dalam perusahaan. Oleh karena itu
perusahaan harus dapat mengetahui dan memahami benar apa yang menjadi
hak-hak karyawan. Selain komunikasi yang lancar antara perusahaan dengan
karyawan, perhatian yang diberikan perusahaan kepada hak-hak karyawan,
dapat menjaga hubungan baik perusahaan dengan karyawan. Kelompok
karyawan yang mendapat perhatian yang baik, besar kemungkinan dapat
membantu perusahaan mengatasi hal-hal yang tidak terduga, seperti kebakaran,
pencurian, kebanjiran, kerusakan mesin, dll, Sehingga perusahaanpun mampu
berjalan dengan baik.
Jadi dengan demikian perusahaan harus mampu memanajemen keuangan
diperusahaan dengan baik dilihat dengan perencanaan keuangannya dan dilihat
dari sisi kepentingan usaha serta tidak pula melupakan kewajiban dalam suatu
perusahaan untuk tetap memberikan hak-haknya kepada para
buru/pekerja/karyawan agar terjadi hubungan industri yang baik adalah
hubungan yang menggambarkan partnership dan introspeksi, partner in
production, partner in profit, dan partner in responsibility.

PEMBAHASAN

Pada dasarnya suatu perusahaan memang sudah diharuska dan ditekankan


untuk mampu me-manage keuangan dalam perusahaan secara baik dan benar,
juga mampu memberikan segala hak dan kewajiban yang setara kepada para
pekerjanya. Manajemen keuangan yang efisien memenuhi adanya tujuan yang
digunakan sebagai standar dalam memberi penilaian keefisienan (Sartono: 2000,
3) yaitu:

1. Tujuan normatif manajemen keuangan adalah mazimization wealth of


stockholders atau memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yaitu
memaksimalkan nilai perusahaan.
Tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham dapat ditempuh
dengan memaksimumkan nilai sekarang perusahaan.
Secara konseptual jelas sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan yang
mempertimbangkan faktor risiko.

Manajemen harus mempertimbangkan kepentingan pemilik, kreditor dan pihak


lain yang berkaitan dengan perusahaan.
Memaksimalkan kemakmuran pemegang saham lebih menekankan pada aliran
kas daripada laba bersih dalam pengertian akuntansi.
Tidak mengabaikan social objectives dan kewajiban sosial, seperti lingkungan
eksternal, keselamatan kerja, dan keamanan produk.

2. Nilai perusahaan yang belum go-publik dapat diukur dengan harga jual
seandainya perusahaan tersebut dijual. Jadi tidak hanya nilai asset (laporan di
neraca) tetapi diperhitungkan juga tingkat risiko usaha, prospek perusahaan,
manajemen lingkungan kerja dan sebagainya. Indikasi nilai perusahaan adalah:
Perusahaan belum/tidak go-publik: harga seandainya perusahaan dijual
Perusahaan go-publik: harga saham yang dijual belikan di pasar modal.

3. Dari indikasi tersebut dapat ditarik pengertian:

a. Memaksimalisasi nllai perusahaan tidak sama dengan memaksimalisasi laba:


Perusahaan bisa saja meningkatkan laba dengan cara mengeluarkan saham
dengan hasll penjualan saham dlinvestaslkan pada deposlto atau obllgasl
pemerintah. Dengan cara ini dijamin laba akan besar tetapl keuntungan per
lembar saham akan menurun, karena jumlah lembar saham yang beredar
bertambah, sehlngga kondlsl perusahaan tldak balk.
Terminologl profit memlllki pengertian ganda, dlsebabkan terdapat banyak
definlsl profit.

b. Memaksimalkan nilai perusahaan tidak sama dengan memaksimalkan laba


per~lembar saham (earning per share = EPS) alasannya:
Tujuan memaksimalisasi laba tidak memperhatikan waktu dan lamanya
keuntungan yang diharapkan.
Tidak mempertimbangkan risiko atau ketidakpastian dari keuntungan di masa
yang akan datang. Jika suatu usulan mengandung risiko yang besar, maka
kenaikan keuntungan per lembar saham akan diikuti dengan penurunan harga
saham.
Perusahaan juga harus memiliki perencanaan dan pengendalian keuangan
perusahaan. Manajemen keuangan yang efisien memenuhi adanya tujuan yang
digunakan sebagai standar dalam memberi penilaian keefisienan (Sartono: 2000,
3) yaitu:

1. Tujuan normatif manajemen keuangan adalah mazimization wealth of


stockholders atau memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yaitu
memaksimalkan nilai perusahaan.
Tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham dapat ditempuh
dengan memaksimumkan nilai sekarang perusahaan.
Secara konseptual jelas sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan yang
mempertimbangkan faktor risiko.
Manajemen harus mempertimbangkan kepentingan pemilik, kreditor dan pihak
lain yang berkaitan dengan perusahaan.
Memaksimalkan kemakmuran pemegang saham lebih menekankan pada aliran
kas daripada laba bersih dalam pengertian akuntansi.
Tidak mengabaikan social objectives dan kewajiban sosial, seperti lingkungan
eksternal, keselamatan kerja, dan keamanan produk.

2. Nilai perusahaan yang belum go-publik dapat diukur dengan harga jual
seandainya perusahaan tersebut dijual. Jadi tidak hanya nilai asset (laporan di
neraca) tetapi diperhitungkan juga tingkat risiko usaha, prospek perusahaan,
manajemen lingkungan kerja dan sebagainya. Indikasi nilai perusahaan adalah:
Perusahaan belum/tidak go-publik: harga seandainya perusahaan dijual
Perusahaan go-publik: harga saham yang dijual belikan di pasar modal.

3. Dari indikasi tersebut dapat ditarik pengertian:

a. Memaksimalisasi nllai perusahaan tidak sama dengan memaksimalisasi laba:


Perusahaan bisa saja meningkatkan laba dengan cara mengeluarkan saham
dengan hasll penjualan saham dlinvestaslkan pada deposlto atau obllgasl
pemerintah. Dengan cara ini dijamin laba akan besar tetapl keuntungan per
lembar saham akan menurun, karena jumlah lembar saham yang beredar
bertambah, sehlngga kondlsl perusahaan tldak balk.
Terminologl profit memlllki pengertian ganda, dlsebabkan terdapat banyak
definlsl profit.

b. Memaksimalkan nilai perusahaan tidak sama dengan memaksimalkan laba


per~lembar saham (earning per share = EPS) alasannya:
Tujuan memaksimalisasi laba tidak memperhatikan waktu dan lamanya
keuntungan yang diharapkan.
Tidak mempertimbangkan risiko atau ketidakpastian dari keuntungan di masa
yang akan datang. Jika suatu usulan mengandung risiko yang besar, maka
kenaikan keuntungan per lembar saham akan diikuti dengan penurunan harga
saham.

Tujuan Manajemen Keuangan adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan.


Dengan demikian apabila suatu saat perusahaan dijual, maka harganya dapat
ditetapkan setinggi mungkin. Seorang manajer juga harus mampu menekan arus
peredaran uang agar terhindar dari tindakan yang tidak diinginkan.
Perencanaan keuangan yang baik
Perencanaan Keuangan yang baik harus melalui proses dari :

Menganalisis pendanaan dan pilihan investasi yang terbuka bagi


perusahaan.
Memproyeksikan konsekuensi masa yang akan datang akibat keputusan saat ini,
guna menghidari hal-hal yang tidak terduga dan hubungan antara keputusan
saat ini dan masa yang akan datang.
Menentukan alternatif mana yang akan dipilih
Mengukur hasil selanjutnya terhadap tujuan dalam rencana keuangan.

manajemen keuangan perusahaan yang baik

bisa menginvestasikan modalnya dengan baik untuk jangka waktu yang


panjang
mengerti/memahami kondisi keuangan perusahaan, agar perusahaan tersebut
bisa menentukan kapan dia bisa mengembangkan usahanya, penambahan
karyawan, atau penambahan-penambahan yang lainnya
harus bisa menghitung labarugi perusahaan.
Suatu organisasi perusahaan akan memiliki tujuan utama finansialnya, yaitu :
Profitability, dimana kemampuan suatu perusahaan agar dapat memperoleh
laba. Banyak organisasi perusahaan berjalan pada awalnya tidak memiliki
kemampuan ini, sehingga ditengah perjalanan organisasi perusahaan tersebut
akan kesulitan keuangan sehingga membuat organisasi perusahaan tersebut
akan mengalami kerugian. Untuk itu,apapun alasannya, organisasi perusahaan
harus memiliki profitability yang bagus agar dapat berjalan dan bertahan dalam
menghadapi persaingan.
Liquidity, dimana kemampuan suatu organisasi perusahaan untuk membayar
kewajiban-kewajiban jangka pendeknya. Walaupun suatu organisasi perusahaan
profitable,namun kalau tidak dikelola dengan baik, terutama banyak uang kas
yang dipergunakan tanpa perencanaan dan tidak menjaga pembayaran hutang
yang jatuh tempo dan pada saat tersebut dana kas tidak mencukupi, maka
kemampuan membayar hutang jangka pendeknya akan hilang. Untuk itu perlu
dibuat perencanaan untuk membayar hutang-hutang yang rutin dalam bentuk
kas.
Efficiency, adalah seberapa produktifnya suatu organisasi perusahaan
mempergunakan assetnya sejalan dengan penghasilan/pendapatan dan labanya.
Seberapa baik suatu organisasi perusahaan mempergunakan asset dan sumber
daya dengan baik, sehingga mereka berjalan dengan meminimaliskan biaya.

Stability, adalah kekuatan dan figur yang dimiliki perusahaan secara konsisten
memiliki finansial yang baik. Perusahaan yang stabil, tidak hanya menghasilkan
laba dan menjaga likwiditas saja, tetapi juga harus mengatur hutang-hutangnya.
Dan Sebagai perusahaan yang baik, dalam menentukan kebijakan/aturan
hendaknya hak-hak karyawan diikutsertakan sebagai bahan pertimbangan,
misalnya UMR, masalah kesehatan dan keamanan kerja, jaminan kemerdekaan
bagi karyawan untuk berserikat, jaminan perusahaan bahwa mereka tidak akan
melakukan diskriminasi dalam hal ras, agama, suku, jenis kelamin, dll, jaminan
bahwa perusahaan tidak akan melakukan tindak kekerasan baik fisik maupun
mental dalam kegiatan bekerja, jam kerja yang sesuai, kompensasi, dan
sebagainya. Bila perusahaan telah dapat melindungi dan memenuhi hak-hak
karyawannya, sudah barang tentu loyalitas karyawan akan meningkat sehingga
diharapkan kinerja karyawan pun meningkat. Namun toh kepercayaan karyawan
saja belum cukup untuk meningkatkan citra positif perusahaan. Perusahaan
tetap memerlukan kepercayaan dari pihak luar seperti masyarakat, pemerintah,
pers, dll, dan biasanya pihak luar perlu bukti nyata bahwa perusahaan telah
menjalankan kewajibannya.
Untuk itu perusahaan memerlukan sebuah sistem manajemen yang dapat
membantu perusahaan melaksanakan fungsinya sebagai perusahaan yang baik
dan memperhatikan hak-hak karyawan sebagaimana mestinya sekaligus
membuktikannya kepada pihak luar. Sistem manajemen yang dibutuhkan adalah
yang mampu : Membangun, mengelola, dan melaksanakan kebijakan-kebijakan
pemerintah atau yang terkait mengenai berbagai masalah yang memiliki
pengaruh besar dalam hubungan industrial.
Membuktikan bahwa prosedur, aturan, atau kebijakan yang perusahaan buat
telah sesuai dengan sistem manajemen tersebut. Dengan kata lain sistem ini
dapat dijadikan sebagai alat untuk mengaudit prosedur yang telah dibuat oleh
perusahaan berkaitan dengan masalah ketenagakerjaan.
Salah satu alternatif sistem manajemen tentang hubungan ketenagakerjaan
tersebut adalah SA 8000, yang mulai banyak diterapkan di perusahaanperusahaan di Indonesia.
Salah satu hak hak pekerja/buruh yang secara normatif diatur dalam UndangUndang No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan adalah hak pekerja/buruh
untuk memperoleh upah dan uang pesangon. Tetapi dalam kenyataannya hak
pekerja/buruh atas upah dan pesangon tersebut tidak bisa lagi diakomodir dan
bahkan dilupakan oleh Pihak yang seharusnya wajib menyelesaikannya, yaitu
Kurator yang ditunjuk oleh Pengadilan Niaga untuk menyelesaikan semua
permasalahan yang berhubungan dengan Perusahaan yang terkena pailit
tersebut. Terkait dengan penyelesaian pembayaran upah dan uang pesangon
menurut undang-undang No.2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan
Hubungan Industrial dan Undang-Undang Kepailitan No. 37 Tahun 2004. Pada
dasarnya pe-manage-an perusahaan dalam mengatur keuangan serta
mempunyai perencanaan yang baik dan menjalankan pula kewajiban
memberikan hak-hak kepada pekerjanya mampu menstabilkan perusahaan dan
menjadikan perusahaan berjalan dengan baik. Dimana semua berjalan dengan
seimbang dan berpengaruh positif terhadap jalannya perusahaaan saat ini dan
kedepannnya.

KESIMPULAN
Pada dasarnya semua perusahan sudah mempunyai pe-manage-an keuangan
dan perencanaannya dengan baik untuk kelancaran perusahaan yang sedang
berjalan. Dan perusahaan harus mempunyai cara-cara yang mampu
menjalankan pe-menage-an itu dengan baik dan benar. Perencanaan
keuanganpun harus dijalankan dengan benar agar mampu menstabilkan
keuangan perusahaan agar tetap dijalur yang aman dan jauh dari pailit.
Sehingga diharapkan perusahaan tetap aman, namun jangan dilupakan juga
dibalik perusahaan yang stabil dan berjalan dengan baik, terdapat pekerjapekerja/karyawan yang baik dan bertanggung jawab. Untuk itu jika sebuah
perusahaan ingin tetap berjalan dengan baik harus seimbang antara pemanagemen-an keuangannya dan memperhatikan pula hak-hak para
pekerja/karyawannya. Sehingga para pekerjapun akan merasa dihargai dan
mampu menjalankan pekerjaannya dengan baik dan bertanggung jawab. Dan
perusahaanpun tidak akan rugi dan berjalan dengan baik dan seimbang.

Anda mungkin juga menyukai