Anda di halaman 1dari 82

LAPORAN

PRAKTIKUM MEKANIKA TANAH

Disusun oleh :
Kelompok : 8 ( Delapan )
NO
1.
2.
3.
4.
5.

NAMA
NANANG HARIYANTO
FIRMAN WAHYUDI
SARIF AGUS BUDIMAN
FIRDHA YULIANTI
MOHAMMAD KURNIAWAN

NPM
713.5.1.0641
712.5.1.0565
713.5.1.0646
712.5.1.0594P
713.5.10614

Pelaksanaan Praktikum :
Hari / Tanggal : Sabtu / 21 November , 2015

LABORATORIUM TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP

2016

HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Praktikum Mekanika Tanah ini dibuat sebagai prasyarat dalam
mengikuti responsi peraga dan responsi tulis yang akan dilaksanakan dalam
praktikum tahun akademik 2015/2016, Fakultas Teknik - Program Studi Teknik
Sipil - Universitas Wiraraja Sumenep.
Disusun oleh :
Kelompok : 8 ( Delapan )
NO
1.
2.
3.
4.
5.

NAMA

NPM

NANANG HARIYANTO
FIRMAN WAHYUDI
SARIF AGUS BUDIMAN
FIRDHA YULIANTI
MOHAMMAD KURNIAWAN

713.5.1.0641
712.5.1.0565
713.5.1.0646
712.5.1.0594P
713.5.10614

Sumenep, Januari 2016


Disetujui oleh,

Ka. Labotaroium Tekink Sipil

Pembimbing 1

Program Studi Teknik Sipil

Dosen Pembimbing

H. DARMA DJASULI, MT

CHOLILUL CHAYATI, MT

HALAMAN PENGESAHAN
ii

Laporan Praktikum Mekanika Tanah ini dibuat sebagai prasyarat dalam


mengikuti responsi peraga dan responsi tulis yang akan dilaksanakan dalam
praktikum tahun akademik 2015/2016, Fakultas Teknik - Program Studi Teknik
Sipil - Universitas Wiraraja Sumenep.
Disusun oleh :
Kelompok : 8 ( Delapan )
NO
1.

NAMA
NANANG HARIYANTO

NPM
713.5.1.0641

2.

FIRMAN WAHYUDI

712.5.1.0565

3.

SARIF AGUS BUDIMAN

713.5.1.0646

4.

FIRDHA YULIANTI

712.5.1.0594P

5.

MOHAMMAD KURNIAWAN

713.5.10614

Sumenep, Agustus 2015


Disetujui oleh,

Pembimbing 2
Dosen Penguji

ANITA INTAN NURA DIANA, M.T

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas perkenan dan

iii

RahmatNya kepada kami, sehingga laporan resmi ini dapat selesai tepat pada
waktunya sesuai dengan yang diharapkan. Laporan Praktikum Perpetaan
ini disusun agar mahasiswa dapat mengetahui secara praktis mengenai sistem
Perpetaan di Dunia Teknik Sipil.
Dengan telah tersusunnya Laporan Resmi Perpetaan ini, maka kami
selaku penyusun mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak H. DARMA DJASULI, MT Selaku Kepala Laboratorium Teknik
Sipil Program Studi Teknik Sipil Universitas Wiraraja Sumenep.
2. Ibu CHOLILUL CHAYATI, MT selaku Dosen Pembimbing beserta yang
telah memberikan bimbingan dan arahan selama penyusunan Laporan
Praktikum Mekanika Tanah.
3. Ibu ANITA INTAN NURA DIANA, M.T selaku Dosen Penguji hasil dari
Laporan Praktikum Mekanika Tanah.
4. Bapak / Ibu staf pengajar lainnya
Semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah
membantu sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penyusun telah berusaha agar laporan ini sempurna, jika terdapat
kesalahan dalam laporan ini kami mohon maaf. Saran dan kritik yang
membangun dari pembaca sangat membantu penyusun untuk memperbaiki
untuk kedepannya.

Akhir kata, kami berharap semoga Laporan Resmi Perpetaan ini dapat
bermanfaat dan memberikan ilmu bagi penyusun pada khususnya dan pembaca
pada umumnya

iv

Sumenep, Januari 2016

Team Praktikum

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
i
HALAMAN PENGESAHAN

ii
HALAMAN PENGESAHAN
iii
KATA PENGANTAR
iv
DAFTAR ISI
vi
BAB I

CONE PENETRATION TEST ( SONDIR )

1
A. Maksud dan Tujuan
1
B. Peralatan
1
C. Langkah Kerja
1
D. Perhitungan
2
E. Gambar Konstruksi Alat sondir 2 Ton
3
F. Hasil Praktikum
4
G. Kesimpulan
7

vi

BAB II

WATER CONTENT TEST

8
A. Maksud Dan Tujuan
8
B. Alat dan Bahan
8
C. Langkah Kerja
9
D. Perhitungan
9
E. Hasil Perhitungan
9
F. Kesimpulan
11

BAB III DENSITY TEST ( Drive Cylinder Method )


12
A. Maksud Dan Tujuan
12
B. Alat
12
C. Langkah Kerja
14

vii

D. Perhitungan
15
E. Hasil Praktikum
16
F. Kesimpulan
20
BAB IV SPECIFIC GRAVITY TEST
21
A. Maksud

dan

21
B. Alat

dan

21
C. Langkah

Tujuan
Bahan
Kerja

21
D. Perhitungan
23
E. Teori

Spesific

23
F. Hasil

Grafity
Praktikum

24
G. Kesimpulan
31
BAB V MECHANICAL GRAIN SIZE
32
A. Maksud

dan

32
B. Alat

dan

viii

Tujuan
Bahan

32
C. Langkah

Kerja

33
D. Perhitungan
34
E. Teori

Spesific

34
F. Hasil

Grafity
Praktikum

35
G. Kesimpulan
36
BAB VI HYDROMETER TEST
37
A. Maksud

dan

37
B. Alat

dan

37
C. Langkah

Tujuan
Bahan
Kerja

38
D. Teori

Hydrometer

39
E. Perhitungan
40
F. Hasil

Praktikum

46
G. Kesimpulan
48
BAB VII PERCOBAAN GESER LANGSUNG ( Direct Shear )
49

ix

A. Maksud

dan

49
B. Alat

dan

49
C. Langkah

Tujuan
Bahan
Kerja

50
D. Perhitungan
51
E. Hasil

Praktikum

52
F. Kesimpulan
56
BAB VIII PERCOBAAN BATAS PLASTIS ( Plastic Limit )
57
A. Maksud

dan

57
B. Alat

dan

57
C. Langkah

Tujuan
Bahan
Kerja

58
D. Perhitungan
59
E. Teori

Plastic

59
F. Hasil

Limit
Praktikum

60
G. Kesimpulan
61
BAB IX PERCOBAAN BATAS CAIR ( Liquid Limid )

62
A. Maksud

dan

62
B. Alat

Tujuan

dan

Bahan

62
C. Langkah

Kerja

63
D. Teori

Liquid

Limit

63
E. Hasil

Praktikum

64
F. Kesimpulan
66
BAB X KESIMPULAN DAN SARAN
67
A. KESIMPULAN
67
1. Cone

Penetration

67
2. Water

Content

67
3. Density

Sondir

Test

Test

67
4. Specific
67
5. Mechanical

xi

Gravity

Test

Grain

Size

68
6. Hydrometer
68
7. Percobaan

Test

Geser

Langsung

Direct

Shear

68
8. Plastic

Limit

69
9. Liquid

Limit

69
B. SARAN

69
DAFTAR PUSTAKA

xii

BAB I
CONE PENETRATION TEST ( SONDIR )

A. Maksud dan Tujuan


Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui perlawanan penetrasi konus
dan hambatan lekat tanah. Perlawanan penetrasi konus adalah perlawanan tanah
terhadap ujung konus yang dinyatakan dengan gaya persatuan luas. Hambatan
lekat adalah perlawanan geser tanah terhadap selubung bikonus dalam gaya
persatuan panjang. ( Sumber : Buku Pedoman Praktikum Mekanika Tanah 2015 )

B. Peralatan
1. Mesin sondir ringan (2.5 ton) atau mesin sondir berat (10 ton).
2. Seperangkat pipa sondir lengkap dengan batang dalam, sesuai kebutuhan
panjang masing-masing 1 meter.
3. Manometer masing-masing 2 (dua) buah dengan kapasitas 0-50 kg/cm2
dan 0 - 250 kg/cm2 untuk sondir ringan.
4. Konus dan bikonus.
5. Dua buah angker dengan perlengkapan (angker spiral).
6. Kunci-kunci pipa, alat-alat pembersih, oli, minyak hidroulik.

C. Langkah Kerja
1. Pasang 2 buah angker mesin sondir pada kedua sisi titik sondir hingga
kedalaman yang cukup.
2. Letakkan mesin sondir diantara 2 buah angker dan kemudian pasangkan
3.
4.
5.
6.

pada angker yang telah tertanam dengan kencang.


Isi minyak hidrolik (pengisian harus bebas dengan gelembung udara).
Bikonus dipasangkan pada ujung pipa pertama
Tekan pipa dengan memutar roda sampai pada kedalaman tertentu.
Prosedur penetrasi batang :
1

a. Apabila digunakan bikonus, maka penetrasi pertama-tama akan


menggerakkan ujung konus sedalam 4 cm dan kemudian nilai
manometer

dibaca

sebagai

perlawanan

penetrasi

konus

(PK).

Penekanan selanjutnya akan menggerakkan konus beserta selubung ke


bawah sedalam 8 cm. kemudian nilai manometer dibaca sebagai jumlah
perlawanan (JP) yaitu perlawanan penetrasi konus (PK) dan hambatan
lekat (HL).
b. Apabila dipergunakan konus maka pembacaan manometer hanya
dilakukan pada penetrasi pertama (PK).
7. Lakukan penetrasi hingga seterusnya dan pembacaan dilakukan setiap 20
cm. Pembacaan dihentikan apabila nilai manometer 3 kali melebihi 150
kg/cm2.

D. Perhitungan
Pekerjaan sondir ringan diberhentikan pada keadaan sebagai berikut:
1. Untuk sondir ringan pada waktu tekanan manometer tiga kali berturutturut melebihi 150 kg/cm2 atau kedalaman maksimal 30 meter.
2. Untuk sondir berat pada waktu tekanan manometer tiga kali berturut-turut
melebihi 500 kg/cm2 atau kedalaman maksimal 50 meter.
Perhitungan Hambatan Lekat:
HL = (JP - PK) x A/B
.................................................Persamaan 1
Keterangan :
A = Tahap pembacaan = 20 cm
B = Faktor alat atau luas jaket/luas torak Perhitunsan Jumlah Hambatan
Lekat:
Perhitungan Jumlah Hambatan Lekat:
JHL = X10 x HL
.............................................................Persamaan 2
Keterangan
I = Kedalaman Yang Dicapai Konus.

E. Gambar Konstruksi Alat Sondir 2 Ton

Gambar 1.a Sondir Tampak Depan

Gambar 1.b Sondir Tampak Samping

Sumber : Buku Pedoman Praktikum Mekanika Tanah (2015)

Gambar 2.a Kontruksi Alat Bicosinus

Gambar 2.b Kontruksi Alat Conus

Sumber : Buku Pedoman Praktikum Mekanika Tanah (2015)

F. Hasil Praktikum
Tabel 1.a Data Perhitungan Praktikum Sondir
H
m
0
0,2
0,4

QC
Kg/cm2
0
5
5

JP
Kg/cm2
0
10
10

PQ
Kg/cm2
0
5
5

HP
Kg/cm2
0
10
10

J.H.P
Kg/cm
0
10
20

HS
Kg/cm2
0
0,5
0,5

FR
%
0
10,00
10,00

0,6
0,8
1
1,2
1,4
1,6
1,8
2
2,2
2,4
2,6
2,8
3
3,2
3,4
3,6
3,8
4
4,2
4,4
4,6
4,8
5
5,2
5,4
5,6
5,8
6
6,2
6,4
6,6
6,8
7
7,2
7,4

5
10
10
10
30
30
45
30
30
30
20
15
15
15
15
15
25
35
35
30
30
20
30
30
30
30
100
120
150
150
175
175
180
185
200

10
20
25
30
40
40
50
40
40
35
30
25
20
20
20
25
30
50
5
35
35
30
40
40
35
35
130
140
170
175
180
185
185
190
220

Sumber : Perhitungan ( 2016 )


Keterangan :
H

: Kedalaman (m)

Qc

: Penetrasi Konus (Kg/cm2)

5
10
10
20
15
30
20
40
10
20
10
20
5
10
10
20
10
20
5
10
10
20
10
20
5
10
5
10
5
10
10
20
5
10
15
30
-30
-60
5
10
5
10
10
20
10
20
10
20
5
10
5
10
30
60
20
40
20
40
25
50
5
10
10
20
5
10
5
10
20
40
DEPT. 7,40 m

30
50
80
120
140
160
170
190
210
220
240
260
270
280
290
310
320
350
290
300
310
330
350
370
380
390
450
490
530
580
590
610
620
630
670

0,5
1
1,5
2
1
1
0,5
1
1
0,5
1
1
0,5
0,5
0,5
1
0,5
1,5
-3
0,5
0,5
1
1
1
0,5
0,5
3
2
2
2,5
0,5
1
0,5
0,5
2

10,00
10,00
15,00
20,00
3,33
3,33
1,11
3,33
3,33
1,67
5,00
6,67
3,33
3,33
3,33
6,67
2,00
4,29
-8,57
1,67
1,67
5,00
3,33
3,33
1,67
1,67
3,00
1,67
1,33
1,67
0,29
0,57
0,28
0,27
1,00

JP

: Jumlah Perlawanan (Kg/cm2)

PQ

: Perlawanan Gesek (Kg/cm2)

HP

: Hambatan Pelekat (Kg/cm2)

JHP

: Jumlah Hambatan Pelekat (Kg/cm)

HS

: Hambatan Setempat (Kg/cm2)

Fr

: Rasio Gesekan %

Contoh Perhitungan :
Diketahui :
Kedalam

= 0.2

Penetrasi

= 5 kg/cm2

Jumlah

= 10 kg/cm2

Ditanyakan

a. Perlawanan (Pq)
b. Hambatan Pelekat (Hp)
c. Hambatan Setempat (Hs)
d. Faktor Rasio (FR).
Penyelesaian :
a. Perlawanan (Pq)

= Jp - Qc
= 10 - 5
= 5 kg/cm2

A
b. Hambatan Pelekat

= Pq x
= 5 x

20

10

= 10 kg/cm2
Pq
c. Hambatan Setempat

=
=

d. FR

10

10 kg/cm2

Hs
x100%
Qc
=

0 .5
x100%
= 5
=

10 %

E. Kesimpulan
Dari pemeriksaan dilapangan dengan menggunakan sondir ringan didapat
bahwa pada kedalaman 7,4 m, jumlah perlawanan yang diberikan oleh lapisan
tanah yang terbaca pada manometer adalah 220 kg/cm2 .

BAB II
WATER CONTENT TEST

A. Maksud dan Tujuan


Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui kadar air tanah, dimana
kadar air adalah perbandingan antara berat air yang terkandung dalam tanah
dengan berat tanah tersebut dalam persen. ( Sumber : Buku Pedoman Praktikum
Mekanika Tanah 2015 )

B. Alat dan Bahan


1. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (100
5)C
2. Cawan kedap udara dan tidak berkarat, dengan ukuran cukup. Cawan
dapat terbuat dari logam, gelas atau alumunium
3. Neraca dengan ketelitian 0,001 gram

Gambar 2.a Timbangan digital

Gambar 2.b Alat pengering (Oven)

Sumber : Buku Pedoman Praktikum Mekanika Tanah (2015)

C. Langkah Kerja
1. Sampel tanah ditempatkan pada cawan yang bersih yang telah diketahui
7

beratnya kemudian diukur berapa penambahan berat setelah ditambahkan


partikel sampel tanah.
2. Sampel tanah kemudian dimasukkan ke dalam oven selama 24 jam
sampai keadaan sampel mencapai berat konstan.
3. Setelah 24 jam dikeluarkan dari oven, ditimbang dan beratnya dicatat.

D. Perhitungan
Kadar air yang dapat dihitung sebagai berikut:
W2

= Berat cawan + tanah (gram)...............Persamaan 3

W3

= Berat cawan + tanah kering (gram) ...Persamaan 4

W1

= Berat cawan kosong (gram) ...............Persamaan 5

Wa (Berat air)

= W2 W3 (gram)

...........................Persamaan 6

Wt (Berat bahan kering) = (W3 W1 ) (gram) ...........................Persamaan 7


W ( Kadar air )

= (W2- W3)/(W3 W1) x 100% ...........Persamaan 8

E. Hasil Praktikum
Tabel 2.a Data Perhitungan Praktikum Water Content Test
NO CAWAN
W1
W2
W3
Wa
Wt
KADAR AIR (w)
RATA-RATA KADAR
7
AIR
Sumber : Perhitungan ( 2016 )
1
2
3
4
5
6

Contoh Perhitungan :
Diketahui

SATUAN

RUMUS

(gram)
(gram)
(gram)
(gram)
(gram)
%

(W2-W3)
(W3-W1)
(Wa/Wt)

4,3
28,8
22,7
6,1
18,4
33,15

4,2
22
17,1
4,9
12,9
37,98

4,2
26
20,8
5,2
16,6
31,33

(w1+w2+w3)/3

34,15

W1,W2,W3 ( seperti di tabel)


Ditanya

a. Berat air
b. Berat tanah kering
c. Kadar air

d. rata-rata kadar air pada cawan 1


Penyelesaian :
a. Berat air

= ( W2 - W3 )
= 28.8 - 22.7
= 6.1gram

b. Berat Tanah Kering

= W3 - W1
= 22,7 4,3
= 18,4 gram

c. Kadar Air

Berat Air
x100%
Berat
Tanah
Kering
=
=

6,1
x100%
18,4

= 33,15%

d.

Kadar Air Rata Rata

Wg1 Wg2 Wg3


3
=
33,15 37,98 31,33
3
=

10

= 34,15 %
F. Kesimpulan

Semakin rendah kadar air tanah, maka semakin besar berat isi kering
maksimumnya. Sesuai dengan percobaan yang dilakukan, kadar air rata - rata
yang diperoleh sebesar 34,15 % .

BAB III
DENSITY TEST (Drive Cylinder Method)
A. Maksud dan Tujuan
Untuk menentukan Density tanah di lapangan dengan cara Drive Cylinder
untuk tanah yang relatif Undisturbed dengan cara memasukkan Cylinder baja tipis
ke dalam tanah melalui Driving Head khusus.
1. Untuk test di permukaan tanah (kedalaman yang dangkal), kurang dari 1
meter
2. Untuk test yang kedalamannya lebih besar
Metode ini tidak dimaksudkan untuk sampel-sample tanah yang sangat keras,
yang tidak dapat ditusuk dengan Cylinder baja dan tidak untuk tanah-tanah yang
memiliki tingkat plastisitas rendah yang tidak bisa diambil dengan Cylinder.
Metode ini dilakukan di lapangan pada lubang-lubang bor atau test pit
(galian) pada kedalaman-kedalaman tertentu yang diinginkan. ( Sumber : Buku
Pedoman Praktikum Mekanika Tanah 2015 )

B. Alat

Gambar 3.a Cylender baja tipis untuk tanah undisturbed


Sumber : Buku Pedoman Praktikum Mekanika Tanah (2015)

11

12

Gambar 3.b Alat pengering (Oven)


Sumber : Buku Pedoman Praktikum Mekanika Tanah (2015)

Gambar 3.c Serkrup


Sumber : www.google.com

Gambar 3.c Kuas


Sumber : www.google.com

C. Langkah Kerja
1. Timbang dan ukur volume Cylinder
Sebelum test dimulai, tentukan dulu berat masing-masing Cylinder sampai
ketelitian 1 gram, dan volume Cylinder dengan ketelitian 0,01 inchi
(0,254).
2. Untuk kedalaman test kurang dari 1 meter

13

a. Bersihkan semua partikel yang melekat pada tanah yang akan ditest
b. Buat lubang bor atau galian dengan skop pada tanah yang akan
dijadikan sampel
c. Ukur kedalaman permukaan tanah yang akan dites
d. Cylinder ditekan dengan menginjak Drop Hummer
e. Buka gali Cylinder dengan sekop
f. Bersihkan kotoran yang melekat pada sampel, usahakan tanah tidak
mengalami guncangan atau hal-hal lain yang mengakibatkan kondisi
tanah menjadi terganggu
g. Timbang sampel dan Cylinder, keluarkan sampel dari dalam Cylinder,
ambil 100 gram dari tengah-tengah sampel untuk tes kadar air
3. Untuk pengambilan sampel pada kedalaman lebih dari 1 meter
a. Buat lubang bor sampai pada lapisan yang akan dites
b. Bersihkan dasar lubang bor dari material yang jatuh dari mata bor
dengan alat pembersih
c. Sambungan Cylinder dengan Drive Head masukkan Cylinder ke dalam
lubang bor, tumbukkan Hummer pada Cylinder melalui Drive Head
d. Hati-hati menumbuk agar tanah tidak tertekan
e. Sampel dipisahkan dari dasarnya dengan menggerakkan Rod dan
Cylinder
f. Buka Drive Head, gali Cylinder dengan sekop
g. Bersihkan kotoran yang melekat pada sampel, usahakan tanah tidak
mengalami guncangan atau hal-hal lain yang mengakibatkan kondisi

14

tanah menjadi terganggu


h. Timbang sampel dan Cylinder, keluarkan sampel dari dalam Cylinder,
ambil 100 gram dari tengah-tengah sampel untuk tes kadar air

D. Perhitungan
Perhitungan Kadar Air Tanah :

..............................................Persamaan 9
Keterangan :
W1 = Berat Container + tanah basah
W3 = Berat Container
W2 = Berat Container + tanah kering
W = Kadar air

Perhitungan Berat Isi tanah :

................Persamaan 10

Perhitungan Berat Isi tanah :

.......................Persamaan 11
Keterangan :
m = Berat isi tanah basah
d = Berat isi tanah kering

15

E. Hasil Praktikum
Tabel 2.a Data Perhitungan Density Test
DENSITY TEST (BERAT ISI TANAH) ASTM D 2973
NO.

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

KETERANGAN
Tinggi Ring
Diameter Ring (Tabung)
Berat Ring
Berat Ring + Tanah Basah
Berat Tanah Basah (2) - (1)
Volume Tanah (V.Ring)
Berat Isi Tanah (3) / (4)
Berat Ring + Tanah Kering
Berat Tanah Kering (6) - (1)
Berat Air (3) - (7)
Kadar Air (8) / (7) * 100%
d (7) / (4)
Spesific Gravity (Gs)
Volume Tanah Kering (7)/(Gs)
Isi Pori (4) - (12)

14

Derajad Kejenuhan Sr=(8)/(13)*100%

15
Porositas (13)/(4) * 100%
Sumber : Perhitungan ( 2016 )

SATUAN
cm
cm
gr
gr
gr
Cm3
gr/cm3
gr
gr
gr
%
gr/cm3

1
2,6
2,2
18,2
35,1
16,9
9,88
1,71
33,59
15,39
1,51
9,81
1,56
5,60
4,28

2
2,5
2,2
18
35,16
17,16
9,50
1,81
31,47
13,47
3,69
27,39
1,42
2,75
4,90
4,60

35,26

80,21

43,35

48,43

3
2,5
2,2
18
34,7
16,7
9,50
1,76
35,77
17,77
-1,07
-6,02
1,87
6,46
3,04
35,24
31,97

16

Contoh Perhitungan
Diketahui

Tinggi Ring

= 2,6 cm

Diameter Ring

= 2,2 cm

Berat Ring

= 18,2 gram

Berat Ring + Tanah Basah

= 35.1 gram

Berat ring + Tanah Kering

= 33.59 gram

Berat Jenis tanah ( Gs )

= 2.75 gram

Ditanya

a. Berat tanah
b. Berat Air
c. Berat Isi tanah
d. Kadar Air
e. Berat Tanah kering
f. Volume tanah (V.Ring)
g. Angka Pori
h.

i. Volume Tanah Kering


j. Isi Pori
k. Derajat Kejenuhan ( Sr )
l. Porositas`

Penyelesaian :
a. Berat Tanah

= ( Berat Ring + Tanah Basah) Berat Ring


= 35.1 18.2
= 16.9 gram

17

b. Berat Isi Tanah

Berat tanah
Volume
tanah
=
16.9
= 9.88

= 1.71 gram/cm3
c. Volume Tanah

= . . d2 . t
= . 3,14 . (2,2)2 . 2,6
= 9,88 cm3

d. Berat tanah kering

= ( Berat Kering + Tanah Kering ) Berat Ring


= 33.59 - 18.2
= 15.39 gram

e. Berat Air

= Berat Tanah - Berat Tanah Kering


= 16.9 - 15.39
= 1.51 gram

f. Kadar Air

Berat Air
x100%
Berat
Tanah Kering
=

1.51
x100%
= 15.39

= 9.81 %

g. d

Berat Tanah Kering


Volume tanah
=
15.39
= 9.88

= 1.56 gram/cm3

h. V.Tanah Kering

Berat Tanah Kering


= Berat Jenis Tanah

18

15.39
= 2.75

= 5.60 cm3
i. Isi Pori

= Volume Tanah Volume Tanah Kering


= 9.88 5.60
= 4.28 cm3

j. Derajat Kejenuhan

Berat Air
x100%
= Isi Pori
1.51
x100%
= 4.28

= 35.28%

k. Porositas

Isi Pori
x100%
= Volume tanah
4.28
x100%
= 9.88

= 43.32%

l. Angka Pori

Porositas
1
Porositas
=
0.433
= 1 - 0.433

= 0.764 %

F. Kesimpulan

19

Pada Percobaan volume basah dan volume kering dapat diketahui keadaan
tanah dan macam tanah dari sampel tanah yang telah diambil. Dari percobaan
tersebut diperoleh hasil rata - rata derajat kejenuhan 26,75%, angka pori
0,764, korositas 43,32%, kadar air 9,81%, dan d 1,56 gr/cm3.

BAB IV
SPECIFIC GRAVITY TEST
A. Maksud dan Tujuan
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan Specific Grafity yang
mempunyai butiran lewat saringan No. 4 dengan menggunakan picnometer.
Spesific Grafity adalah perbandingan antara berat butir tanah dan berat air
suling dengan isi yang sama pada suhu tertentu. ( Sumber : Buku Pedoman
Praktikum Mekanika Tanah 2015 )

B. Alat dan Bahan


Adapun alat-alat yang digunakan dalam pemeriksaan berat jenis butiran tanah
adalah :
1. Picnometer dengan kapasitas minimum 100 ml atau 50 ml
2. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram
3. Thermometer ukuran 0 - 100 C dengan ketelitian pembacaan 1.C
4. Saringan no. 80, no. 100 dan no. 200 > Botol dan air suling
5. Kompor listrik

C. Langkah Kerja
1. Benda Uii Yang Dipersiapkan :
a. Tanah yang tertahan saringan no, 80, no. 100, dan no. 200.
b. Benda uji dalam keadaan kering oven dan diambil 20 gram untuk botol
20

21

ukuran 50 gram untuk picnometer Kalibrasi Labu Ukur:


2. Menimbang labu ukur dengan ketelitian 0,01 gram
a. Labu diisi dengan air sampai 2/3 bagian kemudian dididihkan
b. Ketika air dalam labu mendidih, tambahkan air dingin sampai labu
terisi penuh kemudian diangkat
c. Timbang labu dengan ketelitian 0,01 gram
d. Ukur suhu dengan thermometer suhu
e. Ulangi langkah-langkah di atas sampai suhu mencapai 30C
f. Kemudian dari data yang ada dibuat grafik kalibrasi labu ukur
3. Pengukuran Berat Jenis :
a. Siapkan labu yang sudah dikalibrasi.
b. Siapkan sampel tanah kering 20 gram lolos saringan no, 80, no. 100,
dan no. 200.
c. Masukkan sampel tanah ke dalam labu ukur dan tambahkan air sampai
2/3 bagian dan dididihkan tanpa tutup.
d. Setelah mendidih, angkat picnometer.
e. Tambahkan air sampai penuh kemudian ditimbang.
f. Ukur suhu labu tersebut dengan menggunakan thermometer suhu.
g. Ulangi langkah di atas sampai suhu di thermometer suhu mencapai
30C

22

D. Perhitungan
Perhitungan Specific Grafity Tanah :

.................................................Persamaan 12
Keterangan :
SG

= Specific Grafity

Ws

= Berat Tanah Kering ( gram )

W1

= Berat Labu + Air + Tanah ( gram )

W2

= Berat Labu + Air ( gram )

E. Teori Specific Grafity


Harga berat specific butiran tanah (bagian padat) sering dibutuhkan dalam
bermacam-macam keperluan perhitungan dalam mekanika tanah. Harga-harga
tersebut dapat ditentukan dengan akurat di laboratorium. Sebagian besar mineral
yang menjadi penyusun tanah berkisar antara 2,6 dan 2,9 . Berat spesifik dari
bagian padat tanah pasir yang berwarna terang , umumnya sebagian besar terdiri
dari quartz, dapat diperkirakan sebesar 2,65 . Untuk tanah berlempung atau
berlanau, harga tersebut berkisar antara 2,6 2,9.

..............................................................................Persamaan 13
Keterangan :
SG

= Specific Grafity

= Berat Jenis Tanah

= Berat Jenis Air

F. Hasil Praktikum
Tabel 4.a Kalibrasi Labu Ukur 1
NO. PEMERIKSAAN
TEMPERATUR
BERAT LABU UKUR + AIR

1
60
139,9

2
48
140,1

3
43
140,9

4
39
141

5
36
141,2

6
33
141,3

7
32
141,3

8
32
141,5

9
31
141,7

10
30
141,7

Sumber : Perhitungan 2016

Grafik 4.a Kalibrasi Labu Ukur 1

37

Tabel 4.b Kalibrasi Labu Ukur 1


DATA SPECIFIC GRAVITY 1
LABU UKUR

KETERANGAN

SATUAN

BERAT LABU UKUR

PRAKTIKUM

Gram

40,74

BERAT TANAH KERING (Ws)

PRAKTIKUM

Gram

20

BERAT LABU UKUR + AIR + TANAH (W1)

PRAKTIKUM

Gram

152,71

152,56

153,06

152,67

153,58

153,48

153,61

153,73

153,75

153,83

SUHU

PRAKTIKUM

( C)

60,5

64

55

49,5

46

43

39

36

35

30

(-0.0622X)+(143.45)

Gram

139,69

139,47

140,03

140,37

140,59

140,78

141,02

141,21

141,27

141,58

2,87

2,89

2,87

2,60

2,85

2,74

2,70

2,67

2,66

2,58

BERAT LABU UKUR + AIR (W2)


SPESIFIC GRAFITY (SG)

GS=WS/(W2+Ws-W1)

SG RATA-RATA

2,74

Sumber : Perhitungan 2016

Tabel 4.c Kalibrasi Labu Ukur 2

29

NO. PEMERIKSAAN
TEMPERATUR
BERAT LABU UKUR + AIR

1
61,5
148,1

2
51
148,9

3
45
149,1

4
43
149,2

5
38
149,4

6
34
149,6

7
33
149,6

8
32
149,7

9
31
149,7

10
30
149,8

Sumber : Perhitungan 2016

Grafik 4.b Kalibrasi Labu Ukur 2

Tabel 4.d Kalibrasi Labu Ukur 2

29

DATA SPECIFIC GRAVITY 1


LABU UKUR

KETERANGAN

SATUAN

BERAT LABU UKUR

PRAKTIKUM

Gram

40,74

BERAT TANAH KERING (Ws)

PRAKTIKUM

Gram

20

BERAT LABU UKUR + AIR + TANAH (W1)

PRAKTIKUM

Gram

160,93

161,09

161,34

161,73

161,87

162,14

161,99

162,3

162,39

162,47

SUHU

PRAKTIKUM

( C)

66

63,5

58

49

45

40

37

34

32

30

(-0.0622X)+(143.45)

Gram

148,01

148,14

148,41

148,86

149,06

149,31

149,46

149,61

149,71

149,81

2,82

2,84

2,83

2,81

2,78

2,79

2,68

2,74

2,73

2,73

BERAT LABU UKUR + AIR (W2)


SPESIFIC GRAFITY (SG)

GS=WS/(W2+Ws-W1)

2,77

SG RATA-RATA

Sumber : Perhitungan 2016

Tabel 4.e Kalibrasi Labu Ukur 3


NO. PEMERIKSAAN

10

29

TEMPERATUR
BERAT LABU UKUR + AIR

61,5
136,3

51
137,2

46
137,3

40
137,8

36
138

34
138,1

33
138,2

32
138,2

31
138,3

30
138,3

Sumber : Perhitungan 2016

Grafik 4.c Kalibrasi Labu Ukur 3


Tabel 4.f Kalibrasi Labu Ukur 3
DATA SPECIFIC GRAVITY 1

29

LABU UKUR
BERAT LABU UKUR
BERAT TANAH KERING (Ws)
BERAT LABU UKUR + AIR + TANAH
(W1)
SUHU
BERAT LABU UKUR + AIR (W2)
SPESIFIC GRAFITY (SG)

KETERANGAN
PRAKTIKUM
PRAKTIKUM

SATUAN
Gram
Gram

PRAKTIKUM

Gram

148,95

149,72

150,34

150,66

150,55

150,67

150,81

150,85

150,87

150,93

PRAKTIKUM

( C)

69

58

44,5

38

35,5

34

33

32,5

31

30

(-0.0622X)+(143.45)

Gram

135,98

136,67

137,51

137,92

138,07

138,17

138,23

138,26

138,35

138,42

2,85

2,88

2,79

2,76

2,66

2,67

2,70

2,70

2,67

2,67

GS=WS/(W2+Ws-W1)

1
40,74
20

SG RATA-RATA

2,74

SG RATA-RATA 3 SPECIFIC

2,75

Sumber : Perhitungan 2016

29

Contoh Perhitungan :
Diketahui

Kalibrasi Labu Ukur no.1 pada pemeriksaan no.1


Temperatur

= 60.50 C

Berat Tanah Kering (Ws)

= 20 gram

Berat Labu + tanah + Air (W1)

= 152.71 gram

Berat Labu + Air (W2)

= 139.69 gram

Ditanya : Berat Jenis Tanah (SG)... ?


Penyelesaian

a. Berat Jenis Tanah (Gs1)

WS
W 2 Ws W 1

20
139.69 20 152.71

b. Berat Jenis untuk Pemadatan

29

37

= 2.87

Gs1 Gs 2 Gs3
3

2.74 2.77 2.73


3

2.75

30

G.

Kesimpulan
Specifity Gravity Test
Tabel Nilai Berat Jenis Berbagai Jenis Tanah
Tabel Nilai Berat Jenis

Berbagai Jenis Tanah

Kerikil

2,65 - 2,68

Pasir

2,65 - 2,68

Lanau Tak Organik

2,62 - 2,68

Lempung Tak Organik

2,68 - 2,75

Lempug Organik

2,58 - 2,65

Humus

1,37

Gambut

1,25 - 1,8

Dari pemeriksaan berat jenis tanah diperoleh hasil dengan rata - rata 2,75.
Dari tabel berat jenis dan jenis tanah didapatkan jenis tanah yaitu lempung tak
organik.

BAB V
MECHANICAL GRAIN SIZE

31

A. Tujuan Percobaan
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan pembagian butir {gradasi)
agregat halus dan agregat kasar dengan menggunakan saringan. ( Sumber : Buku
Pedoman Praktikum Mekanika Tanah 2015 )

B. Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan dalam analisis butiran dengan metode mekanis
adalah :
1. Timbangan neraca dengan ketelitian 0,2 % dari berat benda uji ... Satu set
saringan (standar ASTM)
2. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (110
5)C
3. Alat pemisah contoh tanah
4. Kuas, sendok, dan alat-alat lainnya

32

Gambar 4.a 1 Set Saringan ( standar ASTM)


Sumber : Buku Pedoman Praktikum Mekanika Tanah 2015
Gambar 4.a 1 Set Saringan ( standar ASTM)

Sumber : Buku Pedoman Praktikum Mekanika Tanah 2015

C. Langkah Kerja
1. Benda uji yang berupa campuran butiran tanah kasar dan halus
dimasukkan dalam oven dengan suhu tertentu
2. Benda uji dikeringkan di dalam oven dengan suhu (110 5)C
sampai berat tetap
3. Saringan disusun dengan ukuran saringan paling besar ditempatkan
paling atas
4. Hitung prosentase berat benda uji yang tertahan di atas masing masing saringan terhadap berat total benda uji.
D. Perhitungan

33

Jumlah Berat Tertahan


Berat Tanah Kering

% Komulatif Tertahan =

x 100%

Persamaan 14
% Komulatif Lolos Saringan =

100 % - % Komulatif Jumlah Tertahan

Persamaan 15

E. Teori Analisa Mekanis Tanah


Analisa mekanis tanah adalah penentuan variasi ukuran partikel-partikel yang
ada pada tanah. Variasi tersebut dinyatakan dalam presentase dari berat kering
total . Analisa ayakan adalah mengayak dan menggetarkan contoh tanah melalui
satu set ayakan dimana lubang-lubang ayakan tersebut makin kecil secara
berurutan. Untuk Standard ayakan amerika serikat, nomor ayakan dan lubang
diberikan pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.a Ayakan dan Lubang (mm)


Ayakan No. Lubang (mm)
4
4,75
10
2
20
0,8
40
0,42
50
0,3
80
0,18
100
0,15
200
0,075
PAN
Sumber : Buku Pedoman Praktikum Mekanika Tanah 2015
F. Hasil Praktikum
Tabel 4.b Data Perhitungan Saringan

34

SARINGAN
NO.
DIAMETER

4
10
20
40
50
80
100
200

4,75
2
0,84
0,42
0,3
0,18
0,15
0,075
PAN
TOTAL

TERTAHAN
SARINGAN

JUMLAH
TERTAHAN

KOMULATIF
TERTAHAN

KOMULATIF
LOLOS SARINGAN

0
2,4
28,5
75
49,4
73,5
34,2
117,9
115,7
496,6

0
0,48
5,74
15,10
9,95
14,80
6,89
23,74
23,30
100,00

0
0,48
6,22
21,33
31,27
46,07
52,96
76,70
100,00

100,00
99,52
93,78
78,67
68,73
53,93
47,04
23,30
0,00

Sumber : Perhitungan 2016

Contoh Perhitungan :
Diketahui

Jumlah tertahan saringan no.10

= 2.4 gram

Berat tanah kering

= 496.6 gram

Ditanya :
a. % Tertahan
b. Lolos Saringan
Penyelesaian :
a. %Tertahan

Jumlah Tertahan saringan


x100%
Berat
Tanah
Kering
=
2.4
x100%
= 496.6
= 0.48 %

b. Lolos Saringan

= 100% - % Jumlah Tertahan

35

= 100% - 0.48%
= 99.52 %
G. Kesimpulan
Dari hasil percobaan analisa saringan, dapat disimpulkan bahwa tanah
tertahan saringan no 200 sebesar 76,70% dan tertahan saringan no 4 sebesar
0% , maka dapat dinyatakan tanah tersebut golongan Sc yaitu pasir
berlempung.

BAB VI
HYDROMETER TEST

A. Tujuan Percobaan
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui pembagian butir ( gradasi )
agregat halus dan agregat kasar dengan menggunakan metode Hydrometer.

B. Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan dalam percobaan analisa butiran dengan
menggunakan metode Hydrometer adalah :
1. Hydrometer dengan skala konsentrasi ( 5-60 gram per liter )
2. Tabung-tabung gelas ukuran kapasitas 1000ml. Dengan diameter + 6,5 cm.
3. Thermometer 0-500C dengan ketelitian 0,10C.
4. Pengaduk mekanis dan mangkuk Disperse (Mechanical Stirrer)
5. Saringan-saringan ASTM

7. Oven yang dilengkapi dengan pengaturan suhu untuk memanasi sampai


(110 + 5)0C.
8. Tabung-tabung ukuran 50ml dan 100ml.
9. Batang pengadukan dari gelas
10. Stopwacth

36

37

6. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram

37

Gambar 5.a Pengaduk Meknis dan Mangkuk Disperse


Sumber : Buku Pedoman Praktikum Mekanika Tanah 2015

C. Langkah Kerja
1. Sampel tanah ditumbuk, kemudian diayak hingga lolos saringan no.200,
sampel yang lolos saringan n0.200 diambil sebanyak 50 gram, kemudian
dicampur dengan 100 ml larutan naoh 10% kemudian didiamkan 24 jam.
2. Setelah direndam selama 24 jam, campuran ditambah larutan, H2O3 3%
kemudian dimixer selama 15 menit.
3. Sambil menunggu larutan dimixer, dilakukan koreksi pembacaan
hydrometer , yaitu koreksi menicus dan Zero correction ,dengan cara :
a. Isi tabung gelas dengan air suling sebanyak 1000ml
b. Masukkan hydrometer dalam tabung gelas tersebut lalu dilakukan
pembacaan pada ujung permukaan air yang menempel pada permukaan
hydrometer.
c. Pembacaan tersebut dinamakan Zero correction, dengan ketentuan bila

diatas angka 0 (nol) berharga negatif dan bila dibawah angka 0 (nol)

38

berharga positif.
d. Koreksi meniscus diperoleh dengan pembacaan permukaan air yang
medatar dikurangi zero correction.
4. Setelah di mixer larutan dicampur air sampai 1000ml dan masukkan
dalam tabung gelas.
5. Tutup rapat-rapat mulut tabung dengan telapak tangan dan kocoklah
dengan mendatar sampai tercampur.
6. Setelah dikocok letakkan tabung gelas di tempat yang datar kemudian
masukkan hydrometer.
7. Biarkan hydrometer terapung bebas dan tekanlah stopwacth .
8. Catatlah angka skala pada hydrometer pada rentang waktu , 1 dan 2
menit dan ukur suhunya.
9. Sesudah pembacaan dimenit kedua , angkat hydrometer dan cuci dengan
menggunakan air kemudian kocok kembali larutan dalam tabung.
10. Masukkan kembali hydrometer dengan hati-hati kedalam tabung dan
lakukan pembacaan pada saat 15,30,60,120 dan 1440 menit.

D. Teori Hydrometer
Analisa hydrometer di dasarkan pada prinsip sedimentasi (pengendapan)
butir-butir tanah dalam air. Bila suatu contoh tanah dilarutkan dalam air , partikelpartikel tanah akan mengendap dengan kecepatan yang berbeda-beda tergantung
pada bentuk , ukuran, dan beratnya.
Didalam laboratorium , pengujian hydrometer dilakukan dalam silinder
pengendap yang terbuat dari gelas dan memakai 50gr contoh tanah yang kering

39

oven dan lolos ayakan 200 .kemudian dicampur dengan larutan pendispersi
(pengendap) sesuai dengan kepekatan yang ada.

E. Perhitungan
1. Perhitungan analisa saringan dapat dilakukan seperti dalam cara
pemeriksaan analisa jaringan agregat halus dan kasar.
2. Dari pembacaan Rh tentukan daimeter dengan menggunakan nomogram
terlampir. Untuk ini nilai pembacaan Th harus dituliskan di samping skala
Rh pada nomogram terlampir.
3. Hitung diameter prosen dari berat butiran yang lebih kecil dari diamerter
(D) dari rumus rumus berikut :
a. Untuk hidrometer pembacaan 5-10 gram/liter.

.............................................Persamaan 16
b. Untuk hidrometer dengan pembacaan berat jenis 0,995 1,038

.......................................Persamaan 17
Dimana :

K = Koreksi suhu
A = Faktor kalibrasi

c. Rumus-rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :


1. Rc= Ra - Zc +
Cr..........................................................Persamaan 19

Dimana :

40

Rc

= bacaan hidrometer terkoreksi

Ra

= bacaan hidrometer saat pengujian

Zc

= koreksi terhadap nol hidrometer

Ct

= koreksi terhadap temperatur (lihat tabel 2).

..............................Persamaa

2.
n 20
Dimana :
Rc

= bacaaan hidrometer terkoreksi

= koreksi terhadap Gs (tabel 1)

Ws

= berat benda uji kering

3. R

= Ra + 1

..........................................................Persamaan 21
Dimana :
R

= bacaan hidrometer hanya terkoreksi oleh meniscus

Ra

= bacaan hidrometer saat pengujian

41

...............................................................

4.

.Persamaan 22
Dimana :
L

= jarak yang ditempuh butiran (tabel 4)

= kecepatan butiran mengendap

= waktu pengamatan

..................................................Persa

5.
maan 21
Dimana :
D

= diameter butiran.

= koreksi terhadap temperatur dan Gs ( lihat tabel 3).

= jarak yang ditempuh butiran.

= waktu pengamatan.
Tabel 5.a Koreksi (a) terhadap berat jenis (Gs ).

Berat jenis
Faktor
tanah
koreksi
(Gs)
(a)
2.85
0.96
2.8
0.97
2.75
0.98
2.7
0.99
2.65
1.01
2.6
1.01
2.55
1.02
2.5
1.04
Sumber : Buku Pedoman Praktikum Mekanika Tanah 2015

42

Tabel 5.b Koreksi ( Ct ) terhadap temperatur


Temperatur
Ct
(C)
15
-1.10
16
-0.90
17
-0.70
18
-0.50
19
-0.30
20
0.00
21
0.20
22
0.40
23
0.70
24
1.00
25
1.30
26
1.65
27
2.00
28
2.50
29
3.05
30
3.80
Sumber : Buku Pedoman Praktikum Mekanika Tanah 2015

43

Tabel 5.c Nilai K (koreksi terhadap temperatur dan Gs)


Temp.
0

Berat Jenis Tanah ( Gs )

C
2.50
2.55
2.60
2.65
2.70
16
0.0151 0.0148 0.0146 0.0144 0.0141
17
0.0149 0.0146 0.0144 0.0142 0.0140
18
0.0148 0.0144 0.0142 0.0140 0.0138
19
0.0145 0.0143 0.0140 0.0138 0.1360
20
0.0143 0.0141 0.0139 0.0137 0.0134
21
0.0141 0.0139 0.0137 0.0135 0.0133
22
0.0140 0.0137 0.0135 0.0133 0.0131
23
0.0138 0.0136 0.0134 0.1320 0.0130
24
0.0137 0.0134 0.0132 0.0130 0.0128
25
0.0135 0.0133 0.0131 0.0129 0.0127
26
0.0133 0.0131 0.0129 0.0127 0.0125
27
0.0132 0.0130 0.0128 0.0126 0.0124
28
0.0130 0.0128 0.0126 0.0124 0.0123
29
0.0129 0.0127 0.0125 0.0123 0.0121
30
0.0128 0.0126 0.0124 0.0122 0.0120
Sumber : Buku Pedoman Praktikum Mekanika Tanah 2015

2.75
0.0139
0.0138
0.0136
0.0134
0.1330
0.1310
0.0129
0.0128
0.0126
0.0125
0.0124
0.0122
0.0121
0.0120
0.118

2.80
0.0137
0.0136
0.0134
0.0132
0.0132
0.0129
0.0128
0.0126
0.0125
0.0123
0.0122
0.0120
0.0119
0.0118
0.017

2.85
0.0138
0.0134
0.0132
0.0131
0.0129
0.0127
0.0126
0.0124
0.0123
0.0122
0.0120
0.0119
0.0117
0.0116
0.0115

44

Tabel 5.d Nilai K (koreksi terhadap temperatur dan Gs)


Bacaan
Effective
Bacaan
Effective
Hydrometer
Depth
Hydrometer
Depth
Terkoreksi
Terkoreksi
Oleh Menikus
Oleh Menikus
(R)
(L)
(R)
(L)
0
16.3
21
12.9
1
16.1
22
12.7
2
16.0
23
12.5
3
158
24
12.4
4
15.6
25
12.2
5
15.5
26
12.0
6
15.3
27
11.9
7
15.2
28
11.7
8
15.0
29
11.5
9
14.8
30
11.4
10
14.7
31
11.2
11
14.5
32
11.1
12
14.3
33
10.9
13
14.2
34
10.7
14
14.0
35
10.5
15
13.8
36
10.4
16
13.7
37
10.2
17
13.5
38
10.1
18
13.3
39
9.9
19
13.2
40
9.7
20
13.0
41
9.6
Sumber : Buku Pedoman Praktikum Mekanika Tanah 2015

Bacaan
Hydrometer
Terkoreksi
Oleh Menikus
(R)
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59

Effective
Depth
(L)
9.4
9.2
9.1
8.9
8.8
8.6
8.4
8.3
8.1
7.9
7.8
7.4
7.3
7.1
7.0
6.8
6.6
6.5

45

F. Hasil Praktikum

T
(menit)

C
(C )

Rh

Rc

0
0,5
1
2
15
30
60
120
1440

26
26
26
26
26
26
26
26
26

0
1,024
1,023
1,023
1,019
1,011
1,003
1,002
1,001

0,002
1,026
1,025
1,025
1,021
1,013
1,005
1,004
1,003

Poros
Lolos
(%)
0,004
2,011
2,009
2,009
2,001
1,985
1,970
1,968
1,966

Tabel 5. e Data Pengujian Hydrometer


Sumber : Perhitungan 2016
Contoh Perhitungan :
Diketahui

Zc

= 0

Ct

= Didapat dari tabel 2

= 0.5 menit

Suhu

= 260 0C

Gs

= 2.75

B.kering

= 50 gram

R (Rh+0.001)

V
= L/t

Nilai K

0,001
1,025
1,024
1,024
1,02
1,012
1,004
1,003
1,002

16,3
10
10,2
10,2
11,3
13,4
15,5
15,8
16,3

0
20
10,2
5,1
0,75
0,45
0,26
0,13
0,01

0
0,0124
0,0124
0,0124
0,0124
0,0124
0,0124
0,0124
0,0124

0
0,055
0,040
0,028
0,011
0,008
0,006
0,004
0,001

Por
ko
Lo
0,0
46,
46,
46,
46,
46,
45,
45,
45,

46

Ditanya

a. Rc (Pembacaan Hydrometer Terkoreksi)


b. Presentase Lolos %
c. R (Pembacaan Terkoreksi Meniskus)
d. L (Kedalaman Efektif Hydrometer)
e. Presentase Komulatif Lolos
Penyelesaian :
a. Rc

= Rh - Zc + Ct
= 1.024 - 0 + 0.002
= 1.026

b. Presentase Lolos

Rc x a
x 100%
Ws
=
1.026 x0.98
x100%
50
=
= 2.011 %

c. Pembacaan Terkoreksi (R)

= Rh + 0.001
= 1.024 + 0.001
= 1.025

d. Kedalaman Efektif (L) didapat dari tabel 4 (1.024 => 10)

e. Diameter Butiran

L
t xk

10
0.5 x 0.0124

= 0.055 mm

( nilai k dari tabel 3)

47

f. % komulatif Lolos

= % lolos x % lolos saringan no.200


= 2.011 x 23.30
= 46.86%

G. Kesimpulan
Dari hasil diambil contoh tanah untuk D = 0,055 mengendap dalam waktu
0,5 menit, sedangkan untuk D = 0,001 mengendap dalam waktu 24 jam. Hal
ini membuktikan bahwa butiran tanah yang besar akan mengendap lebih
cepat.

BAB VII
PERCOBAAN GESER LANGSUNG ( DIRECT SHEAR )
A. Tujan Percobaan
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan parameter kuat geser tanah
kohesi ( c ) dan sudut geser tanah ( ). Percobaan ini dilakukan pada tanah
dengan fraksi tanah berbutir kasarnya lebih besar. ( Sumber : Buku Pedoman
Praktikum Mekanika Tanah 2015 )

B. Alat dan Behan


1. Alat geser langsung
2. Cincin retak benda uji
3. Neraca dengan ketelitian 0.01 gr
4. Stopwatch
5. Oven

37

Gambar 6.a Desikator


Sumber : Buku Pedoman Praktikum Mekanika Tanah 2015
48

49

Gambar 6.b Percobaan Direct Shear


Sumber : Buku Pedoman Praktikum Mekanika Tanah 2015
C. Langkah Kerja
1. Timbang dan pastikan contoh tanah asli dari dalam tabung ujungnya harus
rata.
2. Benda uji dimasukkan ke dalam cincin pemeriksaan yang telah terkunci
menjadi satu.
3. Stang penekanan dipasang vertikal unutk memberi beban normal pada
benda uji dan diatur sehingga beban yang diterima oleh benda uji sama
dengan beban yang diberikan pada stang tersebut.
4. Arloji geser diatur sehingga menunjukkan angka nol.
5. Beban normal diberikan pertama sesuai dengan beban yang diperlukan

50

6. Lakukan pembacaan geseran dan dial reading hingga mendapatkan


pembacaan tiga kali nilainya sama, setelah itu ganti sampel tanah
kemudian ulangi lagi langkah di atas dengan beban normal yang berbeda.

D. Perhitungan
Perhitungan Tengangan Geser Maksimum :
= tegangan geser maksimum (kg/cm2)
P = gaya geser (kg)
A = luas bidang geser benda uji (cm2)

Perhitunga Beban Normal :

.....................................................................
.Persamaan 22
Dimana :
G = Beban normal yang dibutuhkan
= Tengangan lapangan
A = Luas contoh tanah / benda uji

Perhitungan Tegangan Geser :

51

....................................
.Persamaan 23

E. Hasil Praktikum
Tabel 5. e Data Direct Shear

52

NORMAL
FORCE
NORMAL
STRESS

P1 = 0.4 KG

P2 = 0.8 KG

P3 = 1.2 KG

0,2

0,4

0,6

DIAL
READING

SHEAR
FORCE

SHEAR
STRESS

DIAL
READING

SHEAR
FORCE

SHEAR
STRESS

DIAL
READING

SHEAR
FORCE

SHEAR
STRESS

25

21,5

7,568

0,2677

35

12,32

0,4357

35

12,32

0,4357

50

30

10,56

0,3735

40

14,08

0,498

41

14,432

0,5104

75

35

12,32

0,4357

44,5

15,64

0,554

47

16,544

0,5851

100

38

13,376

0,4731

46,5

16,368

0,5789

50,5

17,776

0,6287

Sumber :

125

40

14,08

0,498

49

17,248

0,61

54,5

19,184

0,6785

Perhitungan

150

44

15,488

0,5478

52

18,304

0,6474

58

20,416

0,7221

2016

175

45

15,84

0,5602

54

19,008

0,6723

61

21,472

0,7594

200

46

16,192

0,5727

55

19,36

0,6847

64

22,528

0,7968

250

46,5

16,368

0,5789

56

19,712

0,6972

66

23,232

0,8217

300

47

16,544

0,5851

56,5

19,888

0,7034

67

23,584

0,8341

350

48

16,896

0,5976

57

20,064

0,7096

69

24,288

0,859

400

48,5

17,072

0,6038

57

20,064

0,7096

70

24,64

0,8715

450

49

17,248

0,61

57

20,064

0,7096

71

24,992

0,8839

500

49

17,248

0,61

72

25,344

0,8964

550

49

17,248

0,61

73

25,696

0,9088

600

73

25,696

0,9088

650

73

25,696

0,9088

700

53

STRAIN

54

Grafik 7.a Hubungan Shear stress dan Normal Stress


Contoh Perhitungan :
Diketahui

Faktor kalibrasi

= 0.35 kg/dv

Diameter (D)

= 6 cm

Penyelesaian :
a. Luas Ring (A)

= 0.25 x x D2
= 0.25 x 3.14 x 62
= 28.274 cm2

b. Tegangan Normal

= (P/A) x Faktor Lengan


= (P/28,274) x 14,14

0.4 x 14.14
= 28.274

= 0.2 kg/cm2

55

0.8 x 14.14
= 28.274

= 0.4 kg/cm2
1.2 x 14.14
= 28.274

= 0.6 kg/cm2
c. Gaya Geser

= Dial Reading x Faktor Kalibrasi


= Dial Reading x 0.35

Cotoh pada P1= 0.4 kg ; Dial Reading =21.5 ; maka


Gaya Geser

= 21.5 x 0.35
= 7.568 kg/cm2

Nilai C adalah nilai tegangan geser yang diperoleh pada x = 0 , Dari


persamaan linear y = 0.747x + 0.444 , Didapatkan nilai C dan yaitu :
x = 0 maka y = C = 0.444
x = 0.2 maka y = 0.747 (0.2) + 0.444 = 0.593
x= 0.4 maka y = 0.747 (0.4) + 0.444 = 0.743
tan =

(Y 1 Y 2)
(X1 - X2)

(0.593 0.743)
(0.2 - 0.4)

- 0.15
- 0.2

= 0.75
Maka :

56

a.

= sin-1 (tan )
= sin-1 (0.75)
= 48.60

b.

C = cos
=

0.2
cos 48.60

0.2
0.66

= 0.303
F. Kesimpulan
Dari percobaan didapat kohesi tanah ( C ) sampel sebesar 0,303 kg/cm 2
dan sudut geser sebesar 28,600. Ini berarti 0.444 kg/cm2 sehingga tanah
tersebut jika mendapatkan gaya luar hanya mampu bergeser sebesar 36,870.

BAB VIII
PERCOBAAN BATAS PLASTIS ( PLASTIC LIMIT )
A. Tujuan Percobaan
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menetukan kadar air suatu tanah pada
keadaan batas plastis. ( Sumber : Buku Pedoman Praktikum Mekanika Tanah 2015
)

B. Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan dalam pemeriksaan Plastic Limit adalah :
1. Plat kaca 45 x 45 x 0,9 cm
2. Sendok dempul panjang 12,5 cm
3. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram
4. Cawan untuk menentukan kadar air
5. Botol tempat air
6. Air
7. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu sampai
8. (110 + 5 )0C .

57

58

Gambar 7.a Alat Uji Plastic Limit


Sumber : Buku Pedoman Praktikum Mekanika Tanah 2015

C. Langkah Kerja
1. Letakkan 100 gram benda uji yang sudah dipersiapkan di dalam sebuah
wadah .
2. Aduklah benda uji tersebut sambil menambahkan air sedikit demi sedikit
sampai kadar air merata.
3. Setelah contoh menjadi campuran yang rata, buat bola-bola tanah dari
benda uji itu seberat 8 gram, kemudian bola-bola tanah itu di giling-giling
di atas plat kaca. Penggilingan dilakukan dengan telapak tangan sampai
membentuk batang dengan diameter + 3mm.
4. Jika pada saat penggilingan ternyata sebelum benda uji mencapai diameter
+ 3mm sudah retak, maka benda uji di satukan kembali, kemudian
ditambahkan sedikit demi sedikit air diaduk sampain merata. Setelah itu,
buat bola-bola lagi dan lakukan kembali penggilingan hingga diameter
mencapai + 3mm.
5. Jika ternyata penggilingan bola-bola itu bisa mencapai diameter + 3mm
tanpa menujukkan retakan-retakan, maka contoh tanah perlu dibiarkan
beberap menit di udara agar kadar airnya berkurang sedikit.

59

6. Pengadukan dan penggilingan diulangi terus sampai retakan-retakan itu


terjadi tepat pada saat pilinan mempunyai diameter + 3mm.

D. Perhitungan
Menentukan kadar air rata-rata (WC) sebagai harga batas plastis :
Kadar air pada batas plastis ( plastic limit water content ):
Berat air = (berat cawan + tanah basah) (berat cawan + tanah kering)
Berat tanah kering

= (berat cawan + tanah kering) berat cawan


................ Persamaan 24

E. Teori Plastic Limit


Batas plastis didefinisikan sebagai kadar air, dinyatakan dalam persen,
dimana tanah apabila digulung sampai dengan diametrer 1/8 ( 3,2 mm ) menjadi
retak-retak. Batas plastis merupakan batas terendah dari tingkat keplasyisan suatu
tanah.

F. Hasil Praktikum
Tabel 8.a Data Plastic Limit
BATAS PLASTIS (PL)
NOMOR CAWAN

60

Berat Cawan (Gram)


Berat Cawan + Tanah Basah (Gram)
Berat Cawan + Tanah Kering (Gram)
Berat Air (Gram)
Berat Tanah Kering (Gram)
Kadar Air (%)
RATA-RATA
Sumber : Perhitungan 2016

5,7
13
10,7
2,3
5
46.000

6,1
13,3
11,3
2
5,2
38.462

4
10,9
9,1
5,1
5,1

Contoh Perhitungan :

Diketahui

Berat Cawan

= 5.7 gram

Berat Cawan + Tanah basah = 13 gram


Berat Cawan + Tanah Kering = 10.7 gram
Ditanya :
a. Berat Air
b. Berat Tanah Kering
c. Kadar Air
Penyelesaian :
a.

Berat Air

= ( Berat Cawan + Tanah Basah ) ( Berat

Cawan + Tanah Kering )


= 13 10.7
= 2.3 gram
b.

Berat Tanah Kering = ( Berat Cawan + Tanah Kering )


Berat Cawan
= 10.7 5.7

61

= 5 gram

Kadar Air

c.

Berat Air
x100%
Berat
Tanah Kering
=

2.3
x100%
= 5

= 46 %
G. Kesimpulan
Jika belum mencapai 3,2 mm tanah sudah retak maka tanah tersebut perlu
ditambah air sedangkan jika sudah mencapai 3,2 mm tanah tidak mengalami
keretakan maka tanah tersebut perlu di angin - anginkan agar sedikit lebih
kering. Dari tiga percobaan, diperoleh kadar air rata - rata yaitu 39,919%.

BAB IX
PERCOBAAN BATAS CAIR ( LIQUID LIMIT )

A. Tujuan percobaan
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menetukan kadar air suatu tanah pada
keadaan batas cair. Batas cair adalah kadar air batas dimana suatu tanah berubah
dari keadaan cair menjadi keadaan plastis. (Sumber : Buku Pedoman Praktikum
Mekanika Tanah 2015 )

B. Alat dan Bahan


Adapun alat yang digunakan dalam pemeriksaan batas cair (Liquid limit)
adalah :
1. Alat batas cair standard
2. Alat pembuat alur (Groofing tool)
3. Sendok Dempul
4. Neraca dengan ketelitian 0,01 gram
5. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu sampai ( 110 + 5 )0C

Gambar 8.a Alat Uji Liquid Limit


Sumber : Buku Pedoman Praktikum Mekanika Tanah 2015

62

63

C. Langkah Kerja
1. Aduk benda uji sebanyak 100ml dengan menggunakan spatula , dan
tambahkan air sambil hingga tanah menjadi homogen.
2. Setelah merata, letakkan sebagian benda uji diatas mangkuk batas cair,
dan ratakan permukaan hingga bagian paling tebal sekitar 1cm.
3. Buat alur dengan membagi 2 tanah sample tersebut dengan Grooving
Tools.
4. Putar tuas alat dengan kecepatan jatuhan mangkuk 2 putaran perdetik
5. Lakukan putaran terus hingga belahan sample bersinggungan sepanjang
1.25 cm dan catat jumlah ketukannya.
6. Ulangi pekerjaan c dan e beberapa kali hingga didapat jumlah ketukan
yang sama.
7. Kembalikan lagi sampel uji, dan buat adonan baru dengan merubah kadar
airnya hingga dapat perbedaan jumlah sebesar 8 sampai 10 pukulan.

D. Teori Liquid Limit


Untuk mengatur kadar air tanah yang bersangkutan agar memenuhi
persyaratan sangatlah sulit . Oleh karena itu, akan lebih baik jika dilakukan uji
batas cair paling sedikit empat kali pada tanah yang sama tetapi pada kadar air
yang berbeda-beda sehingga jumlah pukulan N yang dibutuhkan untuk menutup
goresan bervariasi antar 15-35.
Hubungan antara kadar air dan Log N dapat dianggap sebagai suatu garis
lurus. Garis lurus tersebut dapat dinamakan sebagai kurva aliran

(Flow Curve).

64

Kadar air yang bersesuaian dengan N = 25, yang ditentukan dari aliran adalah
batas cair tanah yang bersangkutan . sedangkan kemiringan garis aliran (Flow
Line) didefinisikan sebagai indeks aliran.

E. Hasil Praktikum
Tabel 9.a Data Liquid Limit
BATAS CAIR (LL)
BANYAKNYA PUKULAN
NOMOR CAWAN
Berat Cawan (Gram)
Berat Cawan + Tanah Basah (Gram)
Berat Cawan + Tanah Kering (Gram)
Berat Air (Gram)
Berat Tanah Kering (Gram)
Kadar Air (%)
RATA-RATA KADAR AIR
Sumber : Perhitungan 2016

SATUAN
Gram
Gram
Gram
Gram
Gram
%
%

Grafik 9.a Batas Cair

22
26
29
33
1
2
3
4
5,7
4,4
5,7
5,9
14,4
13,9
13,8
13
11,1
10,6
11,3
11
3,3
3,3
2,5
2
5,4
6,2
5,6
5,1
61,111 53,226 44,643 39,216
49,549

65

Contoh Perhitungan :
Diketahui

Banyak Pukulan

= 22 X

Berat Cawan

= 5.7 gram

Berat Cawan + Tanah basah

= 14.4 gram

Berat Cawan + Tanah Kering = 11.1 gram


Ditanya

a.

Berat Air

b.

Berat Tanah Kering

c.

Kadar Air

Penyelesaian :
a. Berat Air

= ( Berat Cawan + Tanah Basah ) ( Berat Cawan + Tanah

Kering )
= 14.4 11.1
= 3.3 gram
b. Berat Tanah Kering

= ( Berat Cawan + Tanah Kering ) Berat Cawan


= 11.1 5.7
= 5.4 gram

c. Kadar Air

Berat Air
x100%
Berat
Tanah Kering
=

3.3
x100%
= 5.4

= 61.11 %

F. Kesimpulan

66

Dari hasil percobaan, didapatkan grafik hubungan antara pukulan dan


kadar air. Pada saat pukulan ke - 25 diperoleh kadar air menjadi 53,226%.

BAB X
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Cone Penetration Test ( Sondir )
Dari pemeriksaan dilapangan dengan menggunakan sondir ringan didapat
bahwa pada kedalaman 7,4 m, jumlah perlawanan yang diberikan oleh lapisan
tanah yang terbaca pada manometer adalah 220 kg/cm2 .

2. Water Content Test


Semakin rendah kadar air tanah, maka semakin besar berat isi kering
maksimumnya. Sesuai dengan percobaan yang dilakukan, kadar air rata - rata
yang diperoleh sebesar 34,15% .

3. Density Test
Pada Percobaan volume basah dan volume kering dapat diketahui keadaan
tanah dan macam tanah dari sampel tanah yang telah diambil. Dari percobaan
tersebut diperoleh hasil rata - rata derajat kejenuhan 26,75%, angka pori
0,764, korositas 43,32%, kadar air 9,81%, dan d 1,56 gr/cm3.

4. Specific Gravity Test


Tabel Nilai Berat Jenis Berbagai Jenis Tanah
Tabel Nilai Berat Jenis

Berbagai Jenis Tanah

Kerikil

2,65 - 2,68

Pasir

2,65 - 2,68

Lanau Tak Organik

2,62 - 2,68
67

68

Lempung Tak Organik

2,68 - 2,75

Lempug Organik

2,58 - 2,65

Humus

1,37

Gambut

1,25 - 1,8

Dari pemeriksaan berat jenis tanah diperoleh hasil dengan rata - rata 2,75.
Dari tabel berat jenis dan jenis tanah didapatkan jenis tanah yaitu lembpung
tak organik.

5. Mechanical Grain Size


Dari hasil percobaan analisa saringan, dapat disimpulkan bahwa tanah
tertahan saringan no 200 sebesar 76,70% dan tertahan saringan no 4 sebesar
0% , maka dapat dinyatakan tanah tersebut golongan Sc yaitu pasir
berlempung.

6. Hydrometer Test
Dari hasil diambil contoh tanah untuk D = 0,055 mengendap dalam waktu
0,5 menit, sedangkan untuk D = 0,001 mengendap dalam waktu 24 jam. Hal
ini membuktikan bahwa butiran tanah yang besar akan mengendap lebih
cepat.
7. Percobaan Geser Langsung ( Direct Shear )
Dari percobaan didapat kohesi tanah ( C ) sampel sebesar 0,303 kg/cm 2
dan sudut geser sebesar 28,600. Ini berarti 0.444 kg/cm2 sehingga tanah
tersebut jika mendapatkan gaya luar hanya mampu bergeser sebesar 36,870.
8. Plastic Limit

69

Jika belum mencapai 3,2 mm tanah sudah retak maka tanah tersebut perlu
ditambah air sedangkan jika sudah mencapai 3,2 mm tanah tidak mengalami
keretakan maka tanah tersebut perlu di angin - anginkan agar sedikit lebih
kering. Dari tiga percobaan, diperoleh kadar air rata - rata yaitu 39,919%.
9. Liquid Limit
Dari hasil percobaan, didapatkan grafik hubungan antara pukulan dan
kadar air. Pada saat pukulan ke - 25 diperoleh kadar air menjadi 53,226%.

B. Saran
1.

Waktu pengukuran sebaiknya dilakukan pada pagi hari dan sore hari
agar tidak terjadi penguapan pada nivo. Bila perlu saat melakukan

2.

pengukuran alat dilindungi payung.


Untuk dapat mengurangi faktor kesalahan yang dilakukan mahasiswa,
sebaiknya para mahsiswa didampingi oleh para asisten. Sehingga

3.

kinerja yang dihasilkan akan lebih benar dan akurat.


Pada saat pengukuran, sebaiknya kita lebih teliti dalam pembaca
skala pada baak ukur dan alat ukur.

DAFTAR PUSTAKA

1.

Buku Pedoman Praktikum Mekanika Tanah. Laboratorium Teknik Sipil


Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya.

2.

Malang : Laboratorium Teknik Sipil Program Studi Teknik Sipil Fakultas


Teknik Universitas Brawijaya.

70

Anda mungkin juga menyukai