PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Bahan makanan adalah hal sangat penting bagi kehidupan manusia seperti
karohidrat, lemak, protein, vitamin dan mineral. Disamping itu ada zat yang
ditambahkan baik secara sengaja maupun secara tidak sengaja yang akan
mempengaruhi kualitas makanan itu sendiri. Masalah keracunan mekanan tampaknya
sudah langganan di Indonesia. Hampir setiap tahun kasus keracunan selalu ada dan
angka kejadiannyapun cukup tinggi. Dari seluruh kasus keracunan yang ada, semua
bersumber pada pengolahan makanan yang tidak higienis. Penambahan tersebut bisa
berbahaya bagi kesehatan manusia baik secara sengaja maupun tidak sengaja yaitu
apabila bahan makanan ditambah zat aditif yang bersifat sintetis. Dalam proses
produksi sering terjadi kelalaian bahkan kesengajaan menggunakan bahan kimia
sebagai zat tambahan dalam makanan seperti zat pewarna, zat pengawet, dan
sebagainya. Faktanya produksi pangan olahan untuk tujuan komersial penggunaan
bahan tumbuhan kimia sebagai bahan pengawet tidak mungkin dihindari , terutama
industri rumah tangga.(5)
Bahan Pengawet adalah bahan tambahan pangan yang dapat mencegah atau
menghambat fermentasi, pengasaman atau penguraian dan perusakan lainnya
terhadap pangan yang disebabkan oleh mikroorganisme. Kerusakan tersebut dapat
disebabkan oleh fungi, bakteria dan mikroba lainnya.(4)
Boraks atau yang lebih dikenal oleh masyarakat dengan nama bleng (bahasa
jawa) yaitu serbuk kristal lunak yang mengandung boron, berwarna putih atau
transparan tidak berbau dan larut dalam air. Boraks dengan dalam nama ilmiahnya
dikenal sebagai natrium tetraborate decahydrate. Boraks mempunyai nama lain
natrium biborat, natrium piroborat, natrium tetraborat yang seharusnya hanya
digunakan dalam industri non pangan.(6)
Penggunaan pengawet dalam pangan harus tepat, baik jenis maupun dosisnya.
Suatu bahan pengawet mungkin efektif untuk mengawetkan pangan tertentu, tetapi
tidak efektif untuk mengawetkan pangan yang lainnya karena pangan mempunyai
sifat yang berbeda-beda sehingga mikroba perusak yang akan dihambat
pertumbuhannya juga berbeda. Pada saat ini, masih banyak ditemukan penggunaan
bahan-bahan pengawet yang dilarang untuk digunakan dalam pangan dan berbahaya
bagi kesehatan, seperti borak tersebut.(3)
1.2
1.2.1
Maksud Percobaan
Untuk menguji kandungan pengawet (bahan tambahan makanan) pada
Tujuan Percobaan
Untuk memahami cara penetapan kadar pengawet (boraks) pada sampel
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Dasar Teori
Bahan pengawet adalah bahan tambahan pangan yang dapat mencegah atau
dapat memperbaiki tekstur bakso dan kerupuk hingga lebih kenyal dan lebih disukai
konsumen.(5)
Efek boraks yang diberikan pada makanan dapat memperbaiki struktur dan
tekstur makanan. Seperti contohnya bila boraks diberikan pada bakso dan lontong
akan membuat bakso/lontong tersebut sangat kenyal dan tahan lama, sedangkan pada
kerupuk yang mengandung boraks jika digoreng akan mengembang dan empuk serta
memiliki tekstur yang bagus dan renyah. Parahnya, makanan yang telah diberi boraks
dengan yang tidak atau masih alami, sulit untuk dibedakan jika hanya dengan panca
indera, namun harus dilakukan uji khusus boraks di Laboratorium.(7)
Sering mengonsumsi makanan yang mengandung boraks akan menyebabkan
gangguan otak, hati, lemak, dan ginjal. Dalam jumlah banyak, boraks menyebabkan
demam, anuria (tidak terbentuknya urin), koma, merangsang sistem saraf pusat,
menimbulkan depresi, apatis, sianosis, tekanan darah turun, kerusakan ginjal,
pingsan, bahkan kematian.(6)
2.2
Uraian Bahan2
1.
Asam sufat
Nama resmi
: ACIDUM SULFURICUM
Nama lain
: Asam sulfat
Rumus molekul
: H2SO4
Berat molekul
: 98,07 g/mol
Pemerian
Kelarutan
Penyimpanan
Kegunaan
2.
Metanol
Nama resmi
: METHANOLUM
Nama lain
: Metanol
Rumus molekul
: CH3OH
Berat molekul
: 34,50 g/mol
Pemerian
Kelarutan
Penyimpanan
Kegunaan
BAB III
METODE KERJA
3.1
3.1.1
1. Cawan porselin
2. Gelas ukur
3. Lumpang dan Alu
4. Macis gas
5. Oven
6. Pipet tetes
7. Sendok Tanduk
8. Timbangan analitik
3.1.2
1.
Alminium foil
2.
3.
Metanol
4.
Somay Masomba
3.2
Cara kerja
1.
2.
3.
3.
4.
5.
6.
Mengamati warna nyala api. Hasil uji positif mengandung boraks ditandai
dengan nyala warna hijau.
7.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
No
1
Tabel Pengamatan
Sampel
Somay Masomba
Keterangan
Warna nyala api : Orange
Sampel negatif (-) mengandung boraks
4.2.
Pembahasan
Bahan pengawet adalah bahan kimia yang dapat mencegah atau menghambat
bahan tambahan makanan, karena selain berfungsi sebagai pengawet, boraks juga
dapat memperbaiki tekstur bakso dan kerupuk hingga lebih kenyal dan lebih disukai
konsumen.
Prosedur kerja percobaan kali ini yaitu menyiapkan alat dan bahan lalu
mengambil somay secukupnya dan dihaluskan. Kemudian menimbang somay yang
telah halus sebanyak 15 g dan dipanaskan di dalam oven pada suhu 105C selama 2
jam. Setelah itu, menimbang 5 g somay yang telah kering lalu masukkan ke dalam
cawan porselin. Kemudian menambahkan H2SO4 pekat sebanyak 10 tetes. Adapun
tujuan dari penambahan H2SO4 pekat yaitu untuk mengendapkan boraks dan untuk
mengidentifikasi warna. Selanjutnya menambahkan metanol sebanyak 2 mL. Adapun
tujuan dari penambahan methanol adalah untuk mempercepat proses pembakaran.
Setelah itu, membakar campuran tersebut di atas cawan porselin. Kemudian
mengamati warna nyala api. Hasil uji positif mengandung boraks ditandai dengan
nyala api warna hijau.
Berdasarkan percobaan di atas, diperoleh hasil pada somay masomba, negatif
mengandung bahan pengawet boraks yang ditandai dengan tidak terbentuknya warna
nyala api hijau pada sampel.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
1.
Bahan pengawet adalah bahan tambahan pangan yang dapat mencegah atau
menghambat fermentasi, pengasaman atau penguraian dan perusakan lainnya
terhadap pangan yang disebabkan oleh mikroorganisme.
2.
3.
5.2
Saran
5.2.1
Asisten
Diharapkan kepada asisiten agar datang tepat waktu sesuai dengan
kesepakatan bersama.
5.2.2
Praktikan
Diharapkan agar praktikan lebih aktif dan lebih tertib saat melakukan
praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
PERCOBAAN 8
IDENTIFIKASI BAHAN PENGAWET (BORAKS)