Anda di halaman 1dari 10

LATIHAN IV

OLAH DATA DENGAN SPSS


STATISTIKA TEKNIK KIMIA

DISUSUN OLEH :
EDWIN OTNIEL LUMBANTORUAN
(03031181320027)

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS SRIWIJAYA
INDRALAYA
2016

Data 1 .
Jumlah data (N) : 15
1.

Analisa Deskriptif Statistika

Tabel diatas diperoleh dari analisa aplikasi SPSS 16.0 Dapat dilihat bahwa :
Untuk nilai minimum , volume air pencuci sebesar 250 mL dan bilasan pertama 41.06
mg/mL
Untuk nilai maksimal, volume air pencuci sebesar 1250 mL dan bilasan pertama 91.21
mg/mL
Untuk nilai Mean, volume air pencuci sebesar 750 mL dan air bilasan pertama sebesar
68,5227 mg/mLl.
Untuk nilai Standar Deviasi, volume air pencuci sebesar 365,96253 mL dan air bilasan
pertama sebesar 15,83312 mg/mL.

2.

Analisa Korelasi

Tabel diatas diperoleh dari analisa aplikasi SPSS 16.0 . Tabel diatas menjelaskan hubungan
antar variabel (analisa korelasi), yaitu volume air bilasan dan air bilasan pertama. Dapat dilihat bahwa
:
Pada Pearson Correlation, hubungan bernilai 1 yang menunjukkan bahwa hubungan
variabel berbanding lurus terhadap variabel bebas.
Pada Sig. (2-tailed), tidak ada hubungan yang berarti.

3.

Analisa Regresi

Tabel diatas diperoleh dari analisa aplikasi SPSS 16.0 . Dari tabel diatas dapat diperoleh
persamaan yaitu :

Y = 2269,227
Ket :

127,221X1

Y = volume air pencuci


X1= air bilasan pertama
2269,227 menyatakan jumlah volume air pencuci yang diperlukan dalam satuan mL
127,221X1 menyatakan adanya pengurangan jumlah kadar glukosa dari volume air pencuci
setiap 1 mg/L yang digunakan.

4.

Uji Hipotesis dan Signifikasi

Pada tabel signifikasi, nilai bilasan 1 bernilai 0 sedangkan probabilitasnya adalah 0,025
sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa probabilitasnya lebih besar dari signifikasinya. Artinya H0
diterima, maksudnya koefisien regresi antara bilasan 1 dan volume air pencuci tidak signifikan.

Data 2
Jumlah data (N) = 8
1. Analisa Deskriptif Statistika

Tabel diatas diperoleh dari analisa aplikasi SPSS 16.0 . Dapat dilihat bahwa :
Untuk nilai Mean bahan bakar, konsentrasi aditif yang dicampurkan sebesar 1125 ppm,
angka peroksida sebesar 33.6137 m eq/kg, viskositas sebesar 3,9081 cSt dan water content
sebesar 393,1250 ppm.
Untuk nilai Standar Deviasi bahan bakar, konsentrasi aditif yang dicampurkan sebesar
612,37244 ppm, angka peroksida sebesar 1,92589 m eq/kg, viskositas sebesar 0,3260 cSt
dan water content sebesar 8,75765 ppm.
2. Analisa Korelasi

Tabel diatas diperoleh dari analisa aplikasi SPSS 16.0 . Tabel diatas menjelaskan hubungan
antar variabel, yaitu konsentrasi aditif, angka peroksida, viskostas dan water content. Dapat dilihat
bahwa :
Pada Pearson Correlation, dapat dijelaskan bahwa:

Hubungan antara konsentrasi aditif dan angka peroksida bernilai 0,795. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin besar konsentrasi aditif yang ditambahkan maka semakin
meningkat pula angka peroksida dalam bahan bakar itu.
Hubungan antara konsentrasi aditif dan viskositas dan water content masing-masing
bernilai -0, 389 dan -0,376. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan jumlah
konsentrasi aditif tidak mempengaruhi viskositas dan water content yang terkandung
dalam bahan bakar itu.
Pada Sig. (1-tailed), memiliki hubungan yang terbalik dengan Pearson Correlation.
Penambahan konsentrasi aditif sedikit mempengaruhi angka peroksida, tetapi sangat
mempengaruhi viskositas dan water content yang terkandung dalam bahan bakar.

3. Analisa Regresi

Tabel diatas diperoleh dari analisa aplikasi SPSS 16.0. Dari tabel diatas dapat diperoleh
persamaan yaitu :

Y = -63363,746 + 446,545X1 + 11583,443X2 + 10,707X3


Ket :

Y = Konsentrasi Aditif yang akan ditambahkan


X1= Angka peroksida dalam bahan bakar
X2= Viskositas bahan bakar
X3= Water content dalam bahan bakar

-63363,746 menyatakan jumlah konsentrasi aditif yang akan ditambhakan dalam satuan
ppm
446,545X1 menyatakan adanya pengurangan angka peroksida dalam bahan bakar sebesar
1 m eq/kg setiap 1 ppm konsentrasi aditif yang digunakan.
11583,443X2 menyatakan adanya peningkatan viskositas bahan bakar sebesar 1 cSt setiap
penambahan 1 ppm konsentrasi aditif yang digunakan.
10,707X3 menyatakan adanya peningkatan water content dalam bahan bakar sebesar 1 ppm
setiap penambahan 1 ppm konsentrasi aditif yang digunakan.

4. Uji Hipotesis dan Signifikasi

Pada tabel signifikansi, angka peroksida bernilai 0,019 sedangkan probabilitasnya adalah 0,025
sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa probabilitasnya lebih besar dari signifikasinya. Maka H0
diterima, koefisien regresi antara angka peroksida dan konsentrasi aditif tidak signifikan. Sedangkan
viskositas bernilai 0.226 sedangkan probabilitasnya adalah 0,025 sehingga dapat diambil kesimpulan
bahwa probabilitasnya lebih kecil dari signifikasinya. Maka H0 ditolak, koefisien regresi antara
viskositas dan konsentrasi aditif signifikan. Dan untuk water content bernilai 0.706 sedangkan
probabilitasnya adalah 0,025 sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa probabilitasnya lebih kecil dari
signifikasinya. Maka H0 ditolak, maksudnya koefisien regresi antara water content dan konsentrasi
aditif signifikan.

Data 3
Jumlah data (N) =
1. Analisa Deskriptif Statistika

Tabel diatas diperoleh dari analisa aplikasi SPSS 16.0 . Dapat dilihat bahwa :
Untuk nilai Mean, kecepatan pengadukan reaksi sebesar 3, temperatur reaksi yang terjadi
sebesar 70 dan yield produk C sebesar 77.24.
Untuk nilai Standar Deviasi, kecepatan pengadukan reaksi sebesar 1,44338, temperatur
reaksi sebesar 14.43376 dan yield produk C sebesar 6.57825.

2. Analisa Korelasi

Tabel diatas diperoleh dari analisa aplikasi SPSS 16.0. Tabel diatas menjelaskan hubungan
antar variabel, yaitu kecepatan pegadukan, temperatur pada reaksi dan jumlah yield produk C. Dapat
dilihat bahwa :
Pada Pearson Correlation, hubungan bernilai 1. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
cepat pengadukan maka semkain besar pula temperatur reaksi dan semakin banyak pula
produk C yang dihasilkan.
Pada Sig. (1-tailed), tidak ada perbedaan yang berarti jika dibandingkan dengan Pearson
Correlation.

3. Analisa Regresi

Tabel diatas diperoleh dari analisa aplikasi SPSS 16.0 . Dari tabel diatas dapat diperoleh
persamaan yaitu :

Y = 7,347 + 0,015X1
Ket :

0,07X2

Y = Kecepatan pengadukan
X1= Temperatur Reaksi
X2= Yield Produk C
7,347 menyatakan besarnya kecepatan pengadukan yang akan diberikan dalam satuan rpm
0,015X1 menyatakan adanya penambahan temperatur dalam reaksi sebesar 1 derajat
Celcius setiap 1 rpm peningkatan kecepatan pengadukan.
0,07X2 menyatakan adanya penurunan jumlah produk C sebesar 1 % setiap peningkatan
1 rpm kecepatan pengadukan.

4. Uji Hipotesis dan Signifikasi

Pada tabel signifikansi, temperatur reaksi bernilai 0,515 sedangkan probabilitasnya adalah
0,025 sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa probabilitasnya lebih kecil dari signifikasinya. Maka
H0 ditolak, maksudnya koefisien regresi antara temperatur reaksi dan kecepatan pengadukan signifikan.
Sedangkan yield bernilai 0.184 sedangkan probabilitasnya adalah 0, 025 sehingga dapat diambil
kesimpulan bahwa probabilitasnya lebih kecil dari signifikasinya. Artinya H0 ditolak, maksudnya
koefisien regresi antara yield yang dihasilkan dan kecepatan pengadukan signifikan.

Anda mungkin juga menyukai