Anda di halaman 1dari 4

Tabel II.

Kriteria Diagnostik Penelitian yang Termasuk dalam Data Akhir yang Ditetapkan
Author,
Tahun

Dasar Diagnosis Klinis ARS

Durasi
Gejala
(hari)

Anon,
2006

Cairan purulen dalam cavum


nasi yang ditemukan dalam
pemeriksaan dan 1 kriteria
mayor (nyeri atau tekanan atau
sesak pada wajah, kongesti
wajah atau perasaan penuh, atau
pun obstruksi nasal atau adanya
blokade) atau 2 kriteria minor
(nyeri kepala yang tidak terkait
dengan vaskular, batuk,
perubahan persepsi bau, nyeri
tenggorokan, sakit gigi, nyeri
telinga, halitosis, bengkak di
area periorbital, dan demam).
1 kriteria berikut ini: nyeri
wajah yang muncul secara
spontan, nyeri wajah setelah
penekanan dan/atau perasaan
sesak di area sinus, rinorea
purulen, atau batuk; ditambah
dengan 2 kriteria: demam,
sakit kepala, kongesti nasal,
halitosis, perubahan persepsi
bau, atau lakrimasi.
Gejala klinis dan tanda-tanda
sinusitis yang mengindikasikan
punktur diagnostik dan
terapeutik dengan sekresi antral
yang terjadi saat aspirasi.
Nyeri lokal, keluarnya cairan
purulen dari hidung yang
berlangsung terus-menerus,
adanya pus dalam cavum nasi,
dan paling sedikit terdapat salah
1 sinus maksilaris dengan
supurasi ketika dilakukan
aspirasi pretreatment (dengan
sifat cairan yang kotor,
berwarna hijau kekuningan,
mukoid, atau tidak kental)
Rinorea purulen, ditambah 2
gejala mayor (nyeri/ tekanan/
perasaan sesak pada wajah di
bagian sinus-sinus maksilaris,
hidung tersumbat, hiposmia/
anosmia, demam) atau 2 gejala
minor (sakit kepala, halitosis,
sakit gigi, perasaan penuh pada
telinga, batuk, dan rasa letih).
Sinusitis akut bakterial; dasar
diagnosis tidak dirincikan

Arrieta,
2007

Berg, 1988

Carenfelt,
1990

Desrosiers,
2008

Gauger,
1990

Purulensi
yang
Diperlukan

Metode
Diagnostik

3-28

Radiografi
Diagnostik
yang
Diperlukan
Ya

Catatan

Ya

AP

7-28

Ya

Tidak

AP/ EMMC

0-90

Tidak

Tidak

AP

Sampel penelitian tidak


berurutan dan diacak

1-90

Tidak

Ya

AP

Diperlukan adanya
supurasi pada aspirasi
pretreatment

7-28

Ya

Ya

EMMC

0-8

Tidak

Tidak

AP

Hadley,
2010

Hamory,
1979

Huck,
1993
Jareoncharsi,
2004

Johnson,
1999

Johnson,
2008

Jones,
1985
Joniau,
2005
Klapan,
1999

Klossek,
2003

2 gejala mayor (anterior


purulen, discharge nasal
posterior, dan nyeri wajah
unilateral, atau nyeri molar) atau
1 gejala mayor dan 1 gejala
minor (sakit kepala di bagian
frontal atau demam).
Tidak dirincikan. Gejala yang
dikeluhkan oleh pasien
termasuk nyeri wajah, discharge
purulen pada nasal, dan nyeri
kepala serta malaise atau
cenderung demam.
Nyeri wajah dan/atau discharge
purulen pada nasal
Pasien rawat jalan dengan
sinusitis akut atau sinusitis
kronis eksaserbasi akut
berdasarkan gejala klinis dan
tanda-tanda yang tampak (yaitu
hidung tersumbat, discharge
purulen pada nasal atau post
nasal drip, gangguan indera
penciuman, aroma yang bau,
dan sakit kepala) ditambah
discharge mukopurulen dari
ostium maksilaris pada meatus
nasi media yang tampak dalam
pemeriksaan naso endoskopi.
Gejala dan tanda klinis sinusitis;
ditambah dengan 2 gejala
berikut: demam, leukosistosis,
gejala, dan temuan fisik yang
terkait dengan infeksi sinus.
Sinusitis maksilaris bakterial
akut yang didiagnosis secara
klinis dengan paling sedikit 1
gejala mayor dan 1 gejala
minor.

7-28

Ya

Tidak

AP

0-21

Tidak

Tidak

AP

0-14

Ya

Tidak

AP

0-28

Ya

Ya

AP

0-28

Ya

Tidak

AP

7-28

Ya

Tidak

EMMC

Sinusitis maksilaris akut yang


didiagnosis secara klinis
(terdapat rinorea, hidung
tersumbat, dan/atau hiposmia
Gejala dan tanda klinis sinusitis
maksilaris bakterial akut (nyeri
wajah/gigi, rinorea, hidung
tersumbat, dan/atau hiposmia).
Gejala dan tanda yang terkait
dengan sinusitis; yang tidak
dirincikan; ditambah dengan
obstruksi penuh kompleks
osteomeatal yang tampak pada
naso endoskopi atau obstruksi
parsial dengan discharge
purulen
2 gejala berikut: kongesti
nasal, drainase postnasal, batuk
dengan frekuensi yang sering

Tidak
diketah
ui

Ya

Tidak

AP

0-21

Ya

Tidak

AP/ EMMC

0-28

Ya

Ya

AP

0-28

Ya

Tidak

AP/ AMMC

Tdak memisahkan antara


ARS dengan CRS
eksaserbasi akut

S. pneumoniae atau H.
Catarrhalsis adalah
patogen yang dipelajari,
studi ini merupakan
kumpulan analisis yang
baik dari 2 upaya
percobaan

AP dilakukan ketika
terdapat indikasi untuk
punktur pada sinus
maksilaris

Lopez
Sisniega,
2007

Murray,
2005

Penttila,
1997

Poole,
2006

Riffer,
2005

Savolainen
, 1989
Shinogi,
2001

Siegert,

atau pembersihan tenggorok,


sakit kepala di bagian frontal,
nyeri molar, dan drainase nasal
yang purulen.
1) Nyeri wajah pada 1 area
maksilaris; 2) 2 gejala berikut:
demam, leukositosis, kongesti
nasal, drainase postnasal, batuk
dengan frekuensi yang sering,
dan sakit kepala; 3) 1 temuan
klinis berikut: discharge purulen
dari orifisium sinus maksilaris,
hidung, atau bagian belakang
dari tenggorok.
Nyeri, tekanan, dan perasaan
sesak pada wajah di 1 area
sinus maksilaris yang
dikombinasikan dengan adanya
discharge purulen pada hidung
atau orifisium sinus maksilaris
dan/atau bagian posterior faring,
ditambah 2 gejala berikut:
demam, leukositosis, batuk
dengan frekuensi yang sering,
sakit kepala, kongesti nasal,
atau drainase postnasal.
Gejala dan tanda klinis,
discharge purulen pada nasal,
dan hasil positif sekresi pada
punktur, paling sedikit pada 1
sinus maksilaris
1) 1 gejala berikut: rinorea
purulen, nyeri wajah,
tenderness, tekanan atau
perasaan sesak pada area sinus
maksilaris atau pada regio
periorbital; adanya kongesti
nasal; dan sakit gigi, 2)
purulensi nasal yang terlihat
pada pemeriksaan fisik atau
endoskopi.
1) Discharge nasal yang
purulen, dan 2) 2 tanda dan
gejala terkait (nyeri wajah atau
tekanan wajah pada salah satu
atau kedua area sinus
maksilaris, kongesti nasal, dan
demam).
Suspek sinusitis maksilaris akut
yang dikonfirmasi dengan
punktur sinus
Riwayat klinis, gejala klinis,
dan temuan yang didapatkan
pada cavum nasi yang dapat
ditangani dengan terapi medis,
tanpa meninggalkan kerusakan
yang signifikan pada mukosa
setelah 4 minggu.
1 gejala mayor ditambah 2

5-28

Ya

Ya

AP

7-28

Ya

Ya

AP

0-21

Ya

Ya

AP

Diperlukan hasil positif


sekresi pada punktur
antral sebagai kriteria
inklusi dalam penelitian

0-28

Ya

Ya

AP/ EMMC

Tidak membedakan hasil


AP dengan hasil EMMC

7-28

Ya

Ya

AP/ EMMC

0-21

Ya

Ya

AP

1-28

Ya

Tidak

AP

0-28

Ya

Tidak

AP/ EMMC

Dilakukan di rumah sakit


militer dengan populasi
studi predominan lakilaki

Hasil AP menunjukkan

2003

gejala minor

Siegert,
2000

Sinusitis bakterial akut yang


didiagnosis secara
bakteriologikal maupun secara
klinis radiologi dengan X-ray
pada sinus paranasal, bersamaan
dengan 2 atau lebih gejala
berikut: kongesti nasal, drainase
postnasal, frekuensi batuk yang
sering, sakit kepala di bagian
frontal, malar tenderness, atau
nyeri dan discharge purulen
pada hidung.
2 tanda/gejala (demam, nyeri
kepala, rinorea purulen, nyeri
wajah, malar tenderness, atau
sakit gigi)
Nyeri pada sinus, rinorea,
bengkak pada wajah, perasaan
adanya sumbatan pada sinus
maupun nasal.
Tidak dirincikan.

Tidak
diketah
ui

Ya

Tidak

AP/ EMMC

0-28

Ya

Tidak

AP/ EMMC

0-30

Ya

Tidak

AP/ EMMC

Tidak
ditentu
kan

Tidak

Tidak

AP

Gejala yang terkait dengan


infeksi sinus paranasalis akut
dan tidak mengalami komplikasi
yang disebabkan oleh organisme
yang peka terhadap cefprozil

Tidak
ditentu
kan

Ya

Tidak

AP

Sydnor,
1998
Talbot,
2001
Van
Cauwenberge,
1976
Van den
Wijingaart,
1992

33/114 kultur positif,


hasil EMMC
menunjukkan 103/133
kultur positif
Author tidak
membedakan antara
swab endoskopik,
kanulasi meatus nasi
media, maupun punktur
sinus

Termasuk pasien rawat


inap; bakteri patonegik
dihitung untuk
dilakukannya kultur
Tidak membedakan
antara pasien rawat inap
dengan rawat jalan

Anda mungkin juga menyukai