110
Sumber Daya
Sumber Daya Fisik
(1.1) Aset Fisik Pabrik & Teknologi
Hasil Analisis
Memiliki fasilitas pabrik yang lengka. Mulai dari : perakitan mesin
(Engine plant), pengepresan (press shop), pengelasan (welding
shop), pengecatan (painting shop), perakitan (assembly shop),
pengetesan akhir (final test), pengetesan mobil (test course),
penyimpanan sementara mobil (common yard)
Memiliki lokasi pabrik yang berdekatan dengan supplier, afiliasi
serta pelabuhan
Tersedia bahan mentah yang cukup, dengan supplier yang berasal
dari : Lokal, Asia Pasifik dan Jepang.
(2.2) Pelatihan
111
300.000
Harga (Rpx1000)
250.000
3343
16308
200.000
Innova
53864
Freed
150.000
696
Phanter
100.000
Exora
50.000
0
0
10000
20000
30000
40000
50000
60000
70000
Penjualan (Unit)
Gambar 4.21: Pangsa Pasar MPV (Multi Purpose Vehicle) di Indonesia 2013
112
Harga (Rpx1000)
400.000
9166
18834
CR-V
15107
300.000
1162
Fortuner
Pajero
200.000
X-Trail
100.000
0
0
5000
10000
15000
20000
25000
Penjualan (Unit)
Gambar 4.22: Pangsa Pasar SUV (Sport Utility Vehicle) di Indonesia 2013
113
Harga (Rpx1000)
160.000
8643
150.000
Etios
11033
140.000
Brio
6815
130.000
March
Sirion
120.000
6238
110.000
100.000
0
2000
4000
6000
8000
10000
12000
14000
Penjualan (Unit)
Gambar 4.23: Pangsa Pasar Sedan Kecil (Compact Low) di Indonesia 2013
114
115
116
merek yang sama apabila ia puas dengan membeli mobil terhadap : kualitas
mobil, harga purna jual, pelayanan servis, harga purna jual.
4.4.2 Potensi Masuknya Kompetitor Baru (Potential Entry of New
Competitors)
Indonesia merupakan pangsa market yang menarik bagi industri otomotif.
Dimana tingkat kepemilikan mobil di Indonesia masih sangat rendah, adanya
pertumbuhan ekonomi yang cukup baik, kemampuan daya beli konsumen yang
tinggi serta adanya dorongan dari pemerintah terhadap pertumbuhan industri
otomotif. Namun demikian, untuk memasuki bisnis otomotif sangatlah sulit, hal
ini dikarenakan beberapa hal sebagai berikut :
4.4.2.1 Kapitalisasi yang Besar
Untuk memasuki bisnis otomotif diperlukan kapitaliasasi cukup besar.
Investasi ini meliputi : pembelian lahan yang luas, pembangunan pabrik,
pembelian mesin dan robot, pembangunan pusat pelatihan bagi sumber daya
manusia, pembangunan sarana stok mobil, pembangunan sarana perawatan mobil.
Toyota Motor Manufacturing Indonesia sendiri mendirikan pabrik Karawang
plant dengan luas 100 hektar kemudian investasi ini ditambah sebesar 150 hektar
pada tahun 2013. Pabrik yang dimiliki PT. Toyota Motor Manufacturing
Indonesia sudah cukup lengkap, meliputi : pabrik pengepresan (press shop) yaitu
pabrik yang difungsikan untuk melakukan pengepresan lempengan besi untuk
dirubah menjadi komponen dari mobil, misalnya: pintu, penutup mesin, atap
mobil dll.
117
118
119
pabrik otomotif yang modern mulai dari industri pengepresan bahan baku baja,
pengelasan, pengecetan hingga perakitan. Penguasaan teknologi selanjutanya
adalah pengembangan teknologi pada produk mobil sendiri, diantaranya adalah
adanya perkembangan untuk mencapai emisi bahan bakar yang dapat sesuai
dengan aturan pemerintah, menciptakan mobil dengan kekuatan besar namun irit
bahan bakar, serta menciptakan mobil dengan berbagai fitur yang dapat
memanjakan konsumen. Penguasaan teknologi selanjutnya adalah teknologi
perawatan mobil. Setelah mobil diluncurkan ke konsumen, pabrik mobil perlu
melakukan pelayanan purna jual atau servis seandainya ada problem teknikal pada
mobil yang sudah dijualnya.
Dewasa ini teknologi otomotif berlomba lomba untuk bisa menciptakan
teknologi yang ramah lingkungan. Toyota melalui lembaga penelitiannya
Research & Development senantiasa melakukan penelitian untuk menemukan
teknologi yang ramah lingkungan. Penelitian yang sudah dilakukan adalah:
menurunkan emisi gas buang pada mesin bensin dengan VVTI (Variable Valve
Timing Intelligent), pada mesin disel dikenal dengan penggunaan teknologi
common rail yang mengurangi emisi sekaligus memperhalus suara serta meredam
getaran mesin. Penelitian berlanjut dengan penggunaan alternatif energi dari
energi gas, perpaduan antara energi listrik dan bensin yang dikenal sebagai mobil
hybrid dan akhirnya menemukan mobil listrik.
Penguasaan teknologi mutlak diperlukan bagi perusahaan yang ingin
terjun di dunia otomotif. Hal ini yang membuat sulitnya kompetitor baru
memasuki bisnis otomotif. Namun yang penting untuk diwaspadai adalah
120
121
122
Toyota Nav 1, serta PT. Hino Motor Manufacturing Indonesia yang memproduksi
Toyota Dyna.
Supplier dipandang Toyota sebagai rekan bisnis, sehingga memiliki
kedudukan yang sama antara supplier dan Toyota. Namun demikian, dipandang
bahwa Toyota memiliki daya tawar lebih dibandingkan dengan supplirs. Hal ini
dikarenakan : PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia memiliki keleluasaan
untuk memilih supplier, disamping itu PT. TMMIN juga memilki 3 rekanan bisnis
PT. ADM, PT. Sugity Creatives dan PT. HMMI yang secara bersama dapat
melakukan bargain dengan suppliers. Beberapa bargain yang dilakukan PT.
Toyota Motor Manufacturing Indonesia kepada suppliers diantaranya adalah:
Supplier untuk bisa melakukan pengiriman produk ke Toyota dengan tepat waktu
Just in Time, adanya aturan yang ketat mengenai kualitas serta adanya mekanisme
pembayaran yang disesuaikan dengan mekanisme Toyota.
4.4.5 Daya Tawar Pembeli (Bargaining Power of Customers)
4.4.5.1 Peralihan Biaya (Swithcing Cost)
Pada dasarnya konsumen otomotif dapat dengan mudah melakukan
pembelian mobil sesuai dengan keinginan mereka. Peralihan Biaya (switching
cost) tidak terlalu tinggi, terutama untuk mobil dengan segmen yang sama. Saat
ini konsumen dapat beralih untuk membeli mobil yang lebih murah dengan
memilih membeli mobil LCGC (Low Cost Green Car) yang memiliki harga lebih
murah daripada mobil yang sudah lama beredar, karena adanya subsidi pajak dari
pemerintah. Namun, kebanyakan konsumen akan berhati hati dalam memilih
merek mobil, karena mobil akan mereka pakai dalam jangka waktu yang lama.
123
124
125
126
127
128
129
130
Motor Corporation Japan. Namun seiring dengan adanya perubahan bisnis, pada
tahun 2003 terjadilah splitting dimana PT. TAM terbagi menjadi dua, yakni PT.
Toyota Astra Motor dengan kepemilikan saham Astra International sebesar 51%
dan TMC sebesar 49%, dan PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia sebagai
manufaktur dimana mayoritas saham dikuasai oleh Toyota Motor Corporation
Japan.
Adanya pemisahan PT. TAM menjadi dua perusahaan merupakan
kelemahan bagi PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia. Dalam praktiknya
PT. TMMIN tidak bisa memerintah kepada PT. TAM walaupun status PT. TAM
sebagai distributor PT. TMMIN. Adanya barier dan perbedaan KPI (Key
Performa Indicator) antara PT. TAM dan PT. TMMIN menyebabkan kurang
sinkronnya kinerja kedua perusahaan tersebut.
4.5.2.3 Pengambilan Keputusan yang Sentralisasi
Mayoritas saham PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia dimiliki
oleh Toyota Motor Corporation Jepang (95%). Berbagai keputusan strategis
diambil oleh TMC Jepang, termasuk didalamnya kebijakan mengenai model
mobil yang akan diproduksi oleh PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia. Hal
ini menyebabkan PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia tidak memiliki
kemudahan untuk memilih memproduksi mobil sesuai dengan masyarakat
Indoneisa. Bahkan sejak tahun 2004 hingga 2013 awal PT. Toyota Motor
Manufacturing Indonesia hanya memproduksi dua model yaitu : Toyota Innova
dan Toyota Fortuner.
131
132
: Max 3% volume
2. Gas Buang HC
4. Gas Buang O2
: Max 2% volume
133
2007 2008
134
135
136
137
PT. TMMIN perlu untuk bekerjasama dengan distributor PT. Toyota Astra Motor,
sehingga penjualan mobil tidak hanya berpusat di wilayah Jabodetabek.
138
Kekuatan
- Jaringan servis dan purna jual luas.
- Brand image yang kuat.
- Fasilitas pabrik yang lengkap.
- Jaringan afiliasi dan supplier kuat.
- Pengembangan teknologi maju.
- Sumber Daya Manusia yang mencukupi.
- Memiliki rencana lima tahunan.
Kelemahan
- Segmentasi terbatas.
- Perbedaan kepemilikan antara manufaktur
dan distributor.
- Pengambilan keputusan yang tersentralisasi
Peluang
- Indonesia merupakan emerging market.
- Usia produktif penduduk Indonesia.
- Kondisi infrastruktur yang membaik.
- Kebijakan emisi gas buang.
- Naiknya pendapatan perkapita.
Strategi S-O
- Meningkatkan kapasitas produksi.
- Menambah segmentasi mobil.
- Mengembangkan teknologi otomotif.
- Meningkatkan strategi untuk penetrasi
pasar.
Strategi W-O
- Menambah segmentasi mobil yang ada.
- Menciptakan kerjasama dengan distributor
untuk mewujudkan strategi 5 tahunan.
- Menciptakan sistem komunikasi untuk
mempercepat pengambilan keputusan.
Ancaman
- Kondisi perekonomian Indonesia mengalami
penurunan pada tahun 2013.
- Adanya pergerakan kompetitor.
Strategi S-T
- Menciptakan sistem pembayaran yg
fleksibel bagi konsumen.
- Menyusun perencanaan lima tahunan produksi
memperhatikan kondisi politik di Indonesia.
Strategi W-T
- Menciptakan produk dengan harga terjangkau.
- Menciptakan produk untuk menghadapi
pergerakan kompetitor.
Faktor Internal
Faktor Eksternal
139
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil temuan dan analisis yang dilakukan pada bab IV, dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Strategi yang dilakukan oleh PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia
sesuai dan efektif, hal ini ditandai dengan penguasaan pangsa terbesar di
Indonesia untuk segmen MPV (Multi Purpose Vehicle) dan segmen sedan
kecil (Compact Low). Untuk menghadapi persaingan industri otomotif di
Indonesia, PT. TMMIN memiliki strategi :
i. Meningkatkan kapasitas produksi mobil
ii. Menambah segmentasi mobil
iii. Mengembangkan teknologi otomotif
iv. Meningkatkan strategi untuk penetrasi pasar
2. Pada pernyataan visi PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia sudah
dijelaskan tentang: produk, teknologi dan konsep diri. Akan tetapi,
pernyataan visi belum menjelaskan mengenai konsumen, pasar, fokus pada
kelangsungan bisnis, pertumbuhan dan keuntingan, filosofi, fokus pada
citra publik serta fokus pada karyawan.
3. Pernyataan misi PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia mengandung
keseluruhan 7 komponen visi, yaitu: menantang, rasional, konsisten, jelas
140
5.2 Rekomendasi
Berdasarkan hasil temuan dan analisis yang dilakukan pada bab IV,
rekomendasi untuk PT. Toyota Motor Manufacturing Indonesia adalah sebagai
berikut :
1. Menciptakan Produk Berdasar Usia Pelanggan
Adanya perubahan komposisi masyarakat berdasar umur, perlu mendapat
perhatian bagi perusahaan. Perusahaan bisa lebih meningkatkan peluang
untuk mendapatkan pangsa pasar baru, dengan cara menciptakan produk
berdasar usia pelanggan.
2. Perlu Peningkatan Kerjasama dengan Distributor
Peningkatan strategi untuk penetrasi pasar dapat dilakukan cara
bekerjasama dengan distributor. PT. Toyota Motor Manufacturing
Indonesia perlu meningkatkan kolaborasi dengan PT. Toyota Astra Motor
sebagai distributor di Indonesia untuk penetrasi pasar serta menghadapi
pergerakan kompetitor otomotif di Indonesia.
3. Memperhatikan Kondisi Pemerintahan untuk Penyusunan Strategi
Adanya tahun politik pada tahun 2014 kemungkinan akan memberikan
dampak terhadap industri otomotif. PT. Toyota Motor Manufacturing
Indonesia perlu melakukan pemantauan terhadap kondisi politik di
Indonesia mengingat hal ini akan berimbas terhadap kondisi otomotif.
141