Anda di halaman 1dari 35

EVALUASI PROGRAM BELAJAR YANG EFEKTIF

MENINGKATKAN KESIAPAN MENGHADAPI UJIAN


SISWA KELAS XII SMAN 3 MATARAM

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini adalah tidak lain
sebagai bukti nyata dari keberhasilan para kaum terpelajar yang selalu haus akan
ilmu pengetahuan. Mereka tidak pernah menghindari diri dari perbuatan belajar
dan selalu belajar. Menurut Thursan Hakim, belajar adalah suatu proses perubahan
didalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk
peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan,
pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lainlain kemampuan.
Dalam belajar kita tidak bisa melepaskan diri dari beberapa hal yang dapat
mengantar kita berhasil dalam belajar. Banyak orang yang belajar dengan susah
payah, tetapi tidak mendapat hasil apa-apa hanya kegagalan yang ditemui,
penyebabnya karena belajar tidak teratur, tidak disiplin, dan kurang bersemangat,
tidak tahu bagaimana cara berkonsentrasi dalam belajar, istirahat yang tidak cukup
dan kurang tidur.
Dalam proses belajar mengajar disekolah, yang berperan dalam mengubah
tingkah laku siswa adalah guru sebagai pendidik. Tidak hanya mempersiapkan
dan menyajikan bahan pelajaran, akan tetapi guru harus dapat menimbulkan
kesiapan belajar yang diperoleh siswa merupakan pertanda krisis mutu pendidikan
karena apabila kesiapan yang diberikan oleh guru itu rendah akan mengakibatkan

prestasi siswa akan semakin rendah yang mengakibatkan mutu pendidikan


menjadi rendah.
Menurut Oemar Hamalik (1998 : 12) bahwa belajar akan berhasil apabila
siswa memiliki kesiapan seseorang siswa dalam menghadapi ujian terkait dengan
cara belajar siswa, karena cara belajar yang baik memungkinkan untuk siswa
untuk menghadapi ujian. Usaha untuk menumbuhkan kesiapan pada siswa sudah
banyak dilakukan guru mata pelajaran yang bersangkutan dan sulit dilakukan
usaha untuk menumbuhkan kesiapan siswa dalam belajar. Didalam kegiatan
belajar juga sangat diperlukan adanya kesiapan belajar dan mengarah pada tujuan
belajar,
Apabila peserta didik memiliki kesiapan yang tinggi untuk belajar tentu
akan mendukung pencapaian hasil belajar yang optimal. Oleh karena itu setiap
peserta didik memiliki kesiapan dalam meraih prestasi, maka hasil belajarnya
dapat optimal melalui kesadaran akan bertanggung jawab dalam belajar, cara-cara
belajar yang efisien.
Kesiapan dalam menghadapi ujian berarti harus bersifat proaktif,
memperbanyak latihan dan soal/ baca, mengatur waktu belajar dan mengikuti
proses belajar mengajar sehingga tercapai sasaran kegiatan belajar dan siswa
meraih hasil/ prestasi belajar yang tinggi.
Namun kenyataannya berdasarkan hasil wawancara yang peneliti peroleh
dari guru BK di SMAN 3 Mataram sebagian besar siswa tidak siap menghadapi
ujian baik ujian semester, ujian akhir sekolah, dan ujian nasional diakibatkan
kurangnya siswa memiliki disiplin belajar, sukar mengatur waktu, tidak serius

memperhatikan guru yang menerangkan materi pelajaran, kurangnya belajar


kelompok dan tidak mengulang kembali pelajaran disekolah ketika dirumah. Hal
ini tentu akan memberikan pengaruh terhadap keberhasilan siswa.
Dalam proposal ini penulis mencoba untuk mengevaluasi keberhasilan
dari program Belajar Yang Efektif Meningkatkan Kesiapan Menghadapi Ujian
Siswa Kelas XII SMAN 3 Mataram . Teknik evaluasi yang digunakan dalam
proposal ini adalah dengan menggunakan model CIPP.
Model CIPP merupakan salah satu model yang paling sering dipakai oleh
evaluator. Model ini terdiri dari 4 komponen evaluasi sesuai dengan nama model
itu sendiri yang merupakan singkatan dari Context, Input, Process dan Product.

Evaluasi konteks (context evaluation) merupakan dasar dari evaluasi yang


bertujuan menyediakan alasan-alasan (rationale) dalam penentuan tujuan (Baline
R. Worthern & James R Sanders : 1979) Karenanya upaya yang dilakukan
evaluator dalam evaluasi konteks ini adalah memberikan gambaran dan rincian
terhadap lingkungan, kebutuhan serta tujuan (goal).
Evaluasi input (input evaluation) merupakan evaluasi yang bertujuan
menyediakan informasi untuk menentukan bagaimana menggunakan sumberdaya
yang tersedia dalam mencapai tujuan program.
Evaluasi proses (process evaluation) diarahkan pada sejauh mana kegiatan yang
direncanakan tersebut sudah dilaksanakan. Ketika sebuah program telah disetujui
dan dimulai, maka dibutuhkanlah evaluasi proses dalam menyediakan umpan
balik (feedback) bagi orang yang bertanggungjawab dalam melaksanakan
program tersebut

Evaluasi Produk (product evaluation) merupakan bagian terakhir dari


model CIPP. Evaluasi ini bertujuan mengukur dan menginterpretasikan capaian-

capaian program. Evaluasi produk menunjukkan perubahan-perubahan yang


terjadi pada input. Dalam proses ini, evaluasi produk menyediakan informasi
apakah program itu akan dilanjutkan, dimodifikasi kembali atau bahkan akan
dihentikan.
B. RUMUSAN MASALAH
Sesuai dengan latar belakang dalam penelitian ini maka dapat dirumuskan
masalah dalam penelitian ini adalah Apakah melalui bimbingan teknik belajar
yang efektif dapat meningkatkan kesiapan dalam menghadapi ujian siswa
dikelas.
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan :
1. Untuk mengetahui proses pelaksanaan bimbingan teknik belajar yang efektif pada
siswa kelas XII SMA N 1 Medan.
2. Untuk mengetahui kesiapan dalam menghadapi ujian pada siswa kelas XII SMA
N 1 Medan.
D. MANFAAT PENELITIAN
Banyak manfaat yang diperoleh dari suatu penelitian, adapun manfaat dari
penelitian ini adalah untuk :
1.

Bagi siswa, sebagai bahan pembelajaran bagaimana menyiapkan diri dalam


menghadapi ujian.

2.

Bagi sekolah, sebagai informasi dalam penyelenggaraan program pembelajaran


bidang studi sebelum ujian berlangsung, serta dapat mencegah kekurangan

kesiapan menghadapi ujian dengan mempersiapkan diri sebaik mungkin sesuai


dengan kondisi.
3. Bagi peneliti, menjadi nilai tambah untuk meningkatkan ilmu pengetahuan serta
wawasan dalam pembutan skrip

BAB II
KAJIAN TEORITIK

A. Konsep Evaluasi Program


1. Pengertian Evaluasi
Istilah evaluasi mempunyai arti yang berhubungan, masingmasing menunjuk pada aplikasi beberapa skala nilai terhadap hasil
kebijakan dan program. Secara umum, istilah evaluasi sapat disamakan
dengan penaksiran (appraisal), pemberian angka (ratting) dan penilaian
(assessment) kata-kata yang menyatakan usaha untuk menganalisis hasil
kebijakan dalam arti satuan nilainya. Dalam arti yang lebih spesifik,
evaluasi berkenaan dengan produksi informasi mengenai nilai atau
manfaat hasil kebijakan. Ketika hasil kebijakan pada kenyataan
mempunyai nilai, hal ini karena hasil tersebut member sumbangan pada
tujuan atau sasaran, dalam hal ini dikatakan bahwa kebijakan atau program
telah mencapai tingkat kinerja yang bermakna, yang berarti bahwa
masalah-masalah kebijakan dibuat jelas atau diatasi (Dunn, 1999).
Menurut Bryant dan White dalam Kuncoro (1997), evaluasi
adalah upaya untuk mendokumentasikan dan melakukan penilaian tentang
apa yang terjadi. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata
evaluasi berarti penilaian hasil. Anderson (dalam Arikunto, 2004 : 1)
memandang evaluasi sebagai sebuah proses menentukan hasil yang telah
dicapai beberapa kegiatan yang direncanakan untuk mendukung
tercapainya tujuan. Sedangkan Stufflebeam (dalam Arikunto, 2004 : 1),
mengungkapkan bahwa evaluasi merupakan proses penggambaran,
pencarian dan pemberian informasi yang bermanfaat bagi pengambil
keputusan dalam menentukan alternative keputusan.

Fungsi utama evaluasi, pertama memberi informasi yang valid


dan dapat dipercaya mengenai kinerja kebijakan, yaitu seberapa jauh
kebutuhan, nilai dan kesempatan yang telah dicapai melalui tindakan
public. Kedua, evaluasi memberi sumbangan pada klarifikasi dan kritik
terhadap nilai-nilai yang mendasari pemilihan tujuan dan target, nilai
diperjelas dengan mendefinisikan dan mengoperasikan tujuan dan target.
Nilai juga dikritik dengan menanyakan secara sistematis kepantasan tujuan
dan taget dalam hubungan dengan masalah yang dituju yang dapat
menganalisis alternative sumber nilai (misalnya kepentingan kelompok)
maupun landasan mereka dalam berbagai bentuk rasionalitas (misalnya
teknis, ekonomis, legal, social, substantif). Nugroho (2004 : 185)
mengatakan bahwa evaluasi akan memberikan informasi yang valid dan
dapat dipercaya mengenai kinerja kebijakan yaitu seberapa jauh
kebutuhan, nilai dan kesempatan yang telah dicapai melalui tindakan
public.
Evaluasi merupakan cara untuk membuktikan keberhasilan atau
kegagalan pelaksanaan dari suatu program, oleh karena itu pengertian
evaluasi sering digunakan untuk menunjukan tahapan siklus pengelolahan
program yang mencakup :
a. Evaluasi pada tahap

perencanaan

(EX-ANTE).

Pada

tahap

perencanaan, evaluasi sering digunakan untuk memilih dan menentukan


prioritas dari berbagai alternative dan kemungkinan cara mencapai
tujuan yang telah dirumuskan sebelumnya.
b. Evaluasi pada tahap pelaksanaan (ON-GOING).

Pada

tahap

pelaksanaan, evaluasi digunakan untuk menentukan tingkat kemajuan

pelaksanaan program dibandingkan dengan rencana yang telah


ditentukan sebelumnya.
c. Evaluasi pada tahap Pasca Pelaksanaan (EX-POST) pada tahap pasca
pelaksanaan evaluasi ini diarahkan untuk melihat apakah pencapaian
(keluaran/hasil/dampak)

program

mampu

mengatasi

masalah

pembangunan yang ingin dipecahkan. Evaluasi ini dilakukan setelah


program berakhir untuk menilai relevansi (dampak dibandingkan
masukan), efektivitas (hasil dibandingkan keluaran), kemanfaatan
(dampak dibandingkan hasil), dan keberlanjutan (dampak dibandingkan
dengan hasil dan keluaran) dari suatu program.
Hubungan ketiga tahapan tersebut sangat erat, selanjutnya
terdapat perbedaan metodelogi antara evaluasi program yang berfokus
kerangka anggaran dengan yang berfokus pada kerangka regulasi. Evaluasi
program yang berfokus pada anggaran dilakukan dengan dua cara yaitu :
penilaian indicator kinerja program berdasarkan keluaran dan hasil dan
studi evaluasi program berdasarkan dampak yang timbul. Cara pertama
dilakukan

melalui

perbandingan

indicator

kinerja

sasaran

yang

direncanakan dengan realisasi, informasi yang relevan dan cukup harus


tersedia dengan nudah sebelum suatu indicator kinerja program dianggap
layak. Cara yang kedua dilaksanakan melalui pengumpulan data dan
informasi yang bersifat mendalam terhadap hasil, manfaat dan dampak
dari program yang telah selesai dilaksanakan.
Hal yang paling penting adalah mengenai informasi yang
dihasilkan dan bagaimana memperoleh informasi, dianalisis dan

dilaporkan. Informasi harus bersifat independen, obyektif, relevan dan


dapat diandalkan.

2. Pengertian Program
Program dapat diartikan menjadi dua istilah yaitu program dalam arti
khusus dan program dalam arti umum. Pengertian secara umum dapat diartikan
bahwa program adalah sebuah bentuk rencana yang akan dilakukan. Apabila
program dikaitkan langsung dengan evaluasi program maka program
didefinisikan sebagai unit atau kesatuan kegiatan yang merupakan realisasi atau
implementasi dari kebijakan, berlangsung dalam proses yang berkesinambungan
dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan sekelompok orang.
Dengan demikian yang perlu ditekankan bahwa program terdapat tiga unsur
penting yaitu :
a. Program adalah realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan.
b. Terjadi dalam kurun waktu yang lama dan bukan kegiatan tunggal tetapi jamak
berkesinambungan.
c. Terjadi dalam organisasi yang melibatkan sekelompok orang.

3. Pengertian Evaluasi program


Suharsimi Arikunto dan Abdul Jabar (2004 ; 14) Evalusi program adalah
proses penetapan secara sistematis tentang nilai, tujuan, efektivitas atau

kecocokan sesuatu sesuai dengan kriteria dan tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Proses penetapan keputusan itu didasarkan atas perbandingan secara
hati-hati terhadap data yang diobservasi dengan menggunakan standard tertentu
yang telah di bakukan. Ralp Tyler, 1950 (dalam Suharsimi, 2007) mendefinisikan
bahwa evaluasi program adalah proses untuk mengetahui apakah tujuan program
sudah dapat terealisasi. Sedangkan Cronbach (1963) dan Stufflebeam (1971)
evaluasi program adalah upaya menyediakan informasi untuk disampaikan kepada
pengambil keputusan.
Dari berbagai definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud
dengan evaluasi program adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang
bekerjanya sesuatu program pemerintah yang selanjutnya informasi tersebut
digunakan untuk menentukan alternative atau pilihan yang tepat dalam mengambil
sebuah keputusan.
Dengan melakukan evaluasi maka akan ditemukan fakta pelaksanaan
kebijakan public dilapangan yang hasilnya bisa positif ataupun negative. Sebuah
evaluasi yang dilakukan secara professional akan menghasilkan temuan yang
obyektif yaitu temuan apa adanya; baik data, analisis dan kesimpulannya tidak
dimanipulasi yang pada akhirnya akan memberikan manfaat kepada perumus
kebikan, pembuat kebijakan dan masyarakat.
Tujuan Evaluasi Program
Seperti disebutkan oleh Sudjana (2006:48), tujuan khusus evaluasi program
terdapat 6 (enam) hal, yaitu untuk :
a. Memberikan masukan bagi perencanaan program;

b. Menyajikan masukan bagi pengambil keputusan yang berkaitan dengan tindak


lanjut, perluasan atau penghentian program;
c. Memberikan masukan bagi pengambil keputusan tentang modifikasi atau
perbaikan program;
d. Memberikan masukan yang berkenaan dengan faktor pendukung dan penghambat
program;
e. Memberi masukan untuk kegiatan motivasi dan pembinaan (pengawasan,
supervise dan monitoring) bagi penyelenggara, pengelola, dan pelaksana program;
f. Menyajikan data tentang landasan keilmuan bagi evaluasi program pendidikan luar
sekolah.
Selanjutnya Sudjana berpendapat bahwa tujuan evaluasi adalah untuk melayani
pembuat kebijakan dengan menyajikan data yang diperlukan untuk pengambilan
keputusan secara bijaksana. Oleh karenanya evaluasi program dapat menyajikan 5
(lima) jenis informasi dasar sebagai berikut :
1.

Berbagai data yang dibutuhkan untuk menentukan apakah pelaksanaan suatu


program harus dilanjutkan.

2.

Indicator-indikator tentang program-program yang paling berhasil berdasarkan


jumlah biaya yang digunakan.

3. Informasi tentang unsur-unsur setiap program dan gabungan antar unsur program
yang paling efektif berdasarkan pembiayaan yang diberikan sehingga efisiensi
pelaksanaan program dapat tercapai.

4.

Informasi untuk berbagai karakteristik sasaran program-program pendidikan


sehingga para pembuat keputusan dapat menentukan tentang individu, kelompok,
lembaga atau komunitas mana yang paling menerima pengaruh dari pelayanan
setiap program.

5.

Informasi tentang metode-metode baru untuk memecahkan berbagai


permasalahan yang berkaitan dengan evaluasi pengaruh program.

4. Bimbingan Belajar yang Efektif


Pada awal bab ini peneliti memulai dari pengertian bimbingan belajar yang
efektif. Menurut Deni Setiawan, bimbingan belajar dapat diartikan sebagai proses
pemberian bantuan dari guru atau guru pembimbing pada siswa agar terhindar
dari kesulitan belajar, yang mungkin muncul selama proses pembelajaran,
sehingga siswa dapat mencapai hasil belajar yang optimal. Optimal dalam konteks
belajar dapat dimaknai sebagai siswa yang efektif, dan prestatif.
Pendapat diatas memberi makna bahwa bimbingan belajar adalah suatu
proses pemberian bantuan secara terus menerus dan sistematis kepada individu
dan peserta-peserta didik dalam memecahkan masalah yang dihadapinya yang
berkaitan dengan kegiatan belajar. Adapun Privat atau bimbingan individu
menunjukan usah-usaha yang sistematis dan berencana membantu peserta didik
secara perorangan agar dapat mengatasi masalah yang sedang dihadapinya.
Sedangkan belajar kelompok merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh dua
orang atau lebih untuk membahas suatu materi dalam pelajaran yang sedang
dihadapinya. Mengapa perlu bimbingan belajar, ada beberapa fungsi bimbingan
belajar.

Menurut Deni Setiawan :

Mencegah kemungkinan timbulnya masalah dalam belajar

Menyalurkan siswa sesuai dengan bakat dan minatny sehingga belajar dapat
berkembang secara optimal

Agar siswa dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan belajar

Perbaikan terhadap kondisi-kondisi yang mengganggu proses belajar

Upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan prestasi belajar siswa


Tujuan bimbingan belajar secara umum adalah membantu siswa siswi agar
dapat penyesuaian yang baik didalam situasi belajar secara efisien dengan
kemampuan yang dimilikinya dan mencapai perkembangan yang optimal. Dalam
bimbingan belajar diharapkan siswa siswi melakukan penyesuaian yang baik
dalam situasi belajar secara optimal mungkin sesuai dengan potensi-potensi, bakat
yang ada padanya.
Manfaat bimbingan belajar adalah
Menurut Mudjono (2006) bimbingan belajar merupakan bagian terpenting bagi
peserta didik dituntut untuk bisa berkompetensi. Oleh karena itu siswa diharapkan
mengikuti bimbingan belajar sebagai alat untuk menghadapi tantangan dimasa
depan. Selain itu, manfaat dari bimbingan belajar adalah dapat membuat siswa
semakin kreatif pada kegiatan belajar mengajar, dan dapat meningkatkan prestasi
dalam sekolahnya. Maka sangat penting bagi peserta didik untuk mengikuti
bimbingan belajar agar mereka mampu bersaing dengan tuntutan zaman pada saat
ini.

Menurut Hilgard, yang di akses 25 oktober 2008 bahwa bimbingan


keterampilan belajar adalah suatu kemahiran atau keahlian memproses perubahan
tingkah laku yang potensi terhadap situasi tertentu yang diperoleh dari
pengalaman yang dilakukan secara berulang hingga mampu menguasai hal itu.
Inger mengatakan bahwa bimbingan belajar adalah suatu pemberian
bantuan dalam memberikan perubahan-perubahan perilaku terampil yang
potensial tercermin sebagai akibat dan latihan dan pengalaman masa lalu terhadap
situasi tugas tertentu atau perubahan tingkah laku dan perubahan kecakapan dalam
belajar yang mampu bertahan dalam waktu tertentu dan bukan berasal dari proses
pertumbuhan.
Menurut Mike Hernarki, (1999), bimbingan belajar sekolah diberikan guru
pembimbing kepada siswa untuk meningkatkan kemampuannya dalam membaca,
mencatat, konsentrasi, mengingat, aktif dalam mengikuti pelajaran. Latihan untuk
meningkatkan keterampilan belajar yang diberikan dalam bimbinganbelajar
biasanya mencakup: teknik membaca, teknik mencatat, teknik berkonsentrasi,
secara aktif mengikuti pelajaran, teknik mengingat.

Teknik Membaca
Ada beberapa materi yang dapat dilatih dalam keterampilan membaca yaitu
penggunaan tanda baca. Adapun metode yang dipergunakan dalam keterampilan
membaca adalah membaca satu persatu, membaca secara bersamaan, membaca
kedepan dan lain sebagainya. Sedangkan alat yang dipergunakan antara lain bahan
bacaan, buku pelajaran
Menurut Farida Rahim (2008)

Ada beberapa teknik untuk meningkatkan keterampilan membaca yaitu :


a.

Menyiapkan diri, yaitu keadaan mental dan fisik merupakan kunci penting untuk
menjadi pembaca istimewa. Luangkan waktu beberapa saat sebelum sesi
membaca untuk menyesuaikan keadaan fisik dan mental.

b.

Meminimalkan gangguan, yaitu mencari tempat yang tenang dan damai untuk
membaca. Cobalah untuk mendengarkan musik yang bertempo 60 ketuk permenit.
Karena musik dapat membawa orang dalam suasana santai tetapi juga siaga
karena musik merangsang denyut jantung. Selain itu, menyibukkan otak kanan
anda bebas, symbol membiarkan otak kiri yang logis memusatkan perhatian pada
tugas yang ada.

c.

Duduklah dengan sikap tegas, yaitu ratakan telapak kaki diatas lantai dan bukalah
buku diatas meja atau bangku dihadapan anda.

d. Luankan waktu beberapa saat untuk menyenangkan pikiran anda, yaitu tutuplah
mata, tarik nafas panjang dan biarkan diri yang relaks sambil membayangkan
suatu tempat yang sangat tenang. Sambil tetap memejamkan mata biar mata anda
bergerak keatas di balik pelupuk mata yang tertutup selama beberapa saat sambil
melihat, mendengar, dan merasakan tempat yang tenang itu. Ketika membuka
mata, sadarilah betapa santainya keadaan anda. Lihatlah keatas, kemudian
gerakkan mata kearah buku dan mulailah membaca.
e.

Gunakan jari anda atau alat penunjuk lainnya, karena mata secara alamiah
mengikuti benda yang bergerak, maka akan membantu bila anda penunjuk yang
dapat diikuti saat mata bergerak kebagian bawah halaman. Doronglah mata anda

dengan cepat dari pada kecepatan membaca anda selama ini. Bertahanlah untuk
tidak berhenti ataupun mengulang.
f.

Melihat sekilas lebih dahulu bacaan yaitu sebelum membaca lihatlah sekilas
bahan bacaan anda seolah-olah sedang melihat-lihat dietalase toko sebelum
membeli.

Teknik Mencatat
Materi dalam bimbingan keterampilan mencatat antara lain adalah dengan
mencatat tanpa di dikte. Adapun metode yang dipergunakan adalah mencatat di
dalam buku catatan dan mencatat kedepan. Sedangkan alat yang dipergunakan
dalam mencatat adalah pena, pensil, kapur dan alat tulis lainnya.

Teknik Berkonsentrasi
Materi pelajaran yang menarik perhatian siswa biasanya akan membuat
mereka berkonsentrasi. Metode yang digunakan antara laian melalui suara yaitu
intonasi suara yang berirama dalam memberikan penjelasan dan melalui gerakan
badan.

5. Kesiapan Menghadapi Ujian


Ujian adalah bagian penting dalam pendidikan, tidak ada sekolah tanpa ujian
yang dilakukan bertujuan mengetahui tingkat penguasaan atau pemahaman siswa
sampai dimana siswa itu mencapai tujuan yang diharapkan dari mata pelajaran.

Menurut Idrus H. A dalam kamus bahasa Indonesia dan pustaka (1996)


menyatakan hal atau keadaan. Jadi disiapkan dalam menghadapi ujian dapat
diartikan siswa dalam keadaan siap menghadapi ujian. Berdasarkan hasil ujian
dapat ditentukan keberhasilan dan prestasi belajar siswa akan berhasil jika ia
mempersiapkan diri dengan sebaiknya. Ujian juga merupakan suatu kondisi yang
harus dihadapi bagi setiap siswa baik sebelum, sedang, maupun sesudah
mengikuti persekolahan. Ujung dari semua kegiatan akademik yang diikuti oleh
siswa adalah ujian. Dalam ujian siswa diharakan senantiasa siap untuk
menghadapinya karena kesiapan dapat membantu siswa untuk menghadapi ujian
dengan tenang tanpa ada rasa terganggu dan cemas. Siswa tidak siap untuk
menghadapi ujian akan memberikan dampak negative dalam hasil ujian nantinya.
Winarno Surakhman mengatakan Menempuh ujian dengan persiapan yang
matang akan sangat berbeda dari menempuh ujian tanpa persiapan.
Menurut Syaiful Bahri Djomaroh 2002 : 126 Kesiapan-kesiapan apa saja
yang dilakukan untuk menghadapi ujian ? Hal ini terjawab dengan mengikuti
uraian berikut ini :
a.

Kesiapan Menjelang Ujian


Dari dulu waktu kewaktu, dari hari kehari, dari bulan kebulan, belajar sudah
dilakukan dengan rutin. Tidak tersa masa ujian akan dating. Tetapi menghadapi
kedatangan masa ujian jangan dikwatirkan, karena anda sudah belajar dengan
rutin setiap hari. Dalam menghadapi masa ujian, anda perlu mempersiapkan
segala sesuatunya yang berhubungan dengan masalah perbaikan-perbaikan untuk

mengingat kembali bahan-bahan yang telah dipelajari dengan melakukan sebagai


berikut :
1. Membaca ulang kembali baik pelajaran maupun rangkuman-rangkuman.
2. Memperbaiki catatan dan menyempurnakannya.
3. Membuat iktisar yang lebih praktis dan mudah diingat.
b. Sebelum Ujian
Ada tiga persiapan yang diperlukan anda lakukan sebelum ujian yaitu :
1. Berdoa
2. Menenangkan hati
3. Mempersiapkan alat-alat tulis
c.

Pada waktu UJian


Yang perlu anda lakukan pada waktu ujian qadalah sebagai berikut :

1. Dapat menyelesaikan soal ujian


2. Membaca soal dengan tenang
3. Terlebih dahulu mengerjakan soal yang bias dijawab
2. Kiat- Kiat Menghadapi Ujian
Berikut ini akan diuraikan kiat-kiat menghadapi ujian :
1. Hadapilah ujian dengan tenang dan proporsional
Hadapilah ujian ini dengan sikap tenang dan proporsional bahwa ujian
sebagai sesuatu yang harus dihadapi, dilalui. Sikap tenang akan memungkinkan
kita menyusun rencana menentukan strategi dan menjalaninya dengan senang
2. Bersikaplah Proaktif

Proaktif adalah suatu sikap yang beranggapan bahwa kita sendirilah yang
menentukan keberhasilan dan kegagalan dalam hidup ini, termasuk dalam
menghadapi ujian semester dan ujian nasional. Yakinlah bahwa kerja keras dan
usha keras yang kita lakukan akan membuahkan hasil
3. Buatlah Rencana
Menghadapi ujian dapt diibaratkan sebagai perjalanan menuju sukses.
Sebagai perjalanan sukses, sudah sepatutnya kita membuat perencanaan.
4. Perbanyaklah Latihan soal dan baca
Salah satu kelebihan yang dimiliki oleh lembaga bimbingan belajar adalah
para siswa banyak berlatih memecahkan soal-soal dengan cepat. Kita dihadapkan
pada soal-soal yang harus dijawab dan dipecahkan dengan tepat. Dengan sering
kita berlatih maka kita terbiasa dan terlatih, sehingga tidak cemas dan grogi dalam
menghadapi soal.
5. Belajar Kelompok
Belajar kelompok merupakan salah saru cara yang dapat dipakai para
siswa untuk berbagi dengan teman yang lain dalam memecahkan soal dan saling
menguatkan motivasi belajar dan prestasi. Para siswa dari pada banyak bermain
dan membuang-buang waktu dengan percuma, manfaatkanlah dengan cara belajar
yang berkelompok dengan teman disekolah atau sekitar tempat tinggal kita.

BAB III
METODE EVALUASI
A. Model evaluasi
Model evaluasi yang digunakan yaitu menggunakan model CIPP. Model CIPP
terdiri dari Contect, Input, Process dan Product. Berdasarkan program belajar
efektif dan efisien yang ada maka bagian-bagian dari ke 4 huruf tersebut yaitu:
1. Contect
Konteks (context), merupakan situasi atau latar belakang yang mempengaruhi
tujuan dan strategi yang dikembangkan, misalnya: kebijakan departemen atau unit
kerja yang bersangkutan, sasaran yang ingin dicapai oleh unit kerja, dan masalah
ketenagaan yang dihadapi unit kerja.
2. Input
Masukan (input), mencakup bahan, peralatan, dan fasilitas yang disiapkan
untuk keperluan program, misalnya: dokumen kurikulum dan bahan ajar yang
dikembangkan, staf pengajar yang bertugas, sarana/prasarana yang tersedia, dan
media pendidikan yang digunakan.
3. Process

Proses (process), merupakan pelaksanaan nyata dari program pendidikan di


kelas atau lapangan yang meliputi: pelaksanaan proses pembelajaran, pelaksanaan
evaluasi, dan pengelolaan program.
4. Product
Hasil (product), yaitu keseluruhan hasil yang dicapai oleh program. Hasil
utama yang diharapkan dari program produktif adalah meningkatnya kompetensi
siswa sesuai bidang keahliannya

TABEL PENELUSURAN DATA DAN INSTRUMEN DATA EVALUASI


PROGRAM MENGGUNAKAN MODEL CIPP
Evaluasi Program Belajar yang Efektif Meningkatkan Kesiapan Menghadapi
Ujian
Siswa Kelas XII SMAN 3 Mataram
NO Variabel/Dimensi
1.

C ( Conteks)

Aspek

Kriteria M.Peng.dat

Siswa

yang

mengalami kesulitan
dalam

mengikuti

ujian
Motivasi

siswa

untuk

takut

tidak

mengikuti ujian.
Minat untuk belajar
efektif

agar

siap

a
Observasi
Wawancara

Instrumen Sumber
Test

data
Siswa

Wali

kelas
Guru
bidang
studi

mengikuti ujian.
Kebutuhan siswa
dalam belajar efektif
agar siap mengikuti

2.

I (Input)

ujian.

Metode

yang

digunakan

dalam

pembelajaran
Menentukan siswa
yang

akan

ikut

program
Menentukan strategi
pembelajaran
akan

yang

diberikan

kepada siswa
Menentukan pada
mata pelajaran apa
pelaksanaan
program dan siapa
yang

akan

menjalankan
program
Menyediakan media
pembelajaran

yang

akan digunakan
Menentukan tempat

Analisis
dokumen

DKN

dan

waktu

pelaksanaan
program
3.

P ( Proses)

Pelaksanaan

Non-test

program
Penggunaan Belajar
yang Efektif
Meningkatkan
Kesiapan
Menghadapi Ujian.
Mencatat respon
apa yang diberikan
siswa
Mengidentifikasi
hambatan-hambatan
yang dialami selama
program
4.

P ( Produk )

dilaksanakan
Jumlah siswa yang
mengalami
perubahan terhadap
Belajar yang Efektif
Meningkatkan
Kesiapan

Observasi
Wawancara

Non-Tes

Menghadapi Ujian
Minat dan motivasi
siswa dalam Belajar
yang

Efektif

Meningkatkan
Kesiapan
Menghadapi Ujian
B. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual penelitian ini berdasarkan pada satu pemikiran
bahwa disatu sisi sikap guru bimbingan dan konseling merupakan sesuatu usaha
pengarahan dan pembinaan bimbingan teknik belajar efektif siswa yang baik
disekolah.
Koertoer, (2000:32) menyatakan ada tidaknya minat seseorang individu
dalam melakukan aktivitas dan golongan nya sangat ditentukan oleh motivasi
yang dimiliki atau seseorang pelajar untuk meningkatkan prestasinya dientukan
oleh kuat tidak nya motivasi yang membatasi minat tersebut. Karena itu adalah
layanan bimbingan dan konseling dilakukan secara kontiniu, sistematis, dan
terencana dengan berpedoman pada prisip bimbingan dan konseling dan
bimbingan yang dimaksudkan untuk menyelamatkan siswa dari ketidak siapan
menghadapi ujian.
Koertoer,(2000: 32) menyatakan :
Ada tidaknya minat seseorang individu dalam melakukan aktivitas belajarnya
sangat ditentukan oleh motivasi yang dimiliki seseorang pelajar untuk

menyingkapkan prestasinya ditentukan oleh kuat tidaknya motivasi yang


membatasi minat tersebut.
Disisi lain, siswa sering menimbulkan masalah selama belajar disekolah
atau tidak siap menghadapi ujian. Hal ini dikarenakan siswa tidak dapat
bimbingan teknik belajar yang efektif. Tentu saja memerlukan penanganan khusus
agar siswa tidak terus menerus menimbulkan masalah yang mengakibatkan
ketidaksiapan menghadapi ujian siswa disekolah baik ujian semester, ujian
nasional, dan ujian akhi. Sekolah.
Karena itu adalah tugas dan peranan guru pembimbing untuk
menjembatani penanganan masalah yang dihadapi siswa selama belajar disekolah
dengan menggali masalah bimbingan teknik belajar yang efektif melalui proses
bimbingan dan konseling sehingga siswa dapat mengatasi masalah yang
dihadapinya dan siswa dapat membina agar tidak menimbulkan masalah selama
belajar disekolah. Secara tegas sikap guru pembimbing konseling dalam
mengalami siswa khususnya dalam hal kasiapan menghadapi ujian dalam belajar
sangat dibutuhkan demi tujuan yang diharapkan.
C. Tempat Waktu Evaluasi
Subjek dari penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi kelas XII SMAN 3
Mataram tahun ajaran 2011-2012 berjumlah 40 orang siswa.
D. Prosedur Kegiatan
Sesuaia dari penelitian ini,yaitu penelitian tindakan kelas maka penelitian ini
memiliki tahap yang berupa sesuatu siklus sebagai berikut :
1

Siklus 1

Tujuan siklus 1 adalah mengaplikasikan model bimbingan teknik belajar efektif


yang dirancang pada penelitian ini untuk meningkatkan kesiapn menghadapi
ujian.

Pra Penelitian
Mengurus izin penelitian

Identifikasi masalah, peneliti bersama guru BK duduk bersama menemukan


masalah yang penting dan harus segera diatasi Siswa kelas XII SMAN 3 Mataram
Tahun Ajaran 2011/2012. Hasil pendapat bersama guru Bk ditemukan adanya
masalah yang sebagian besar dialami siswa adalah ketidaksiapan menghadapi
ujian. Peneliti melakukan pengamatan yang menggunakan daftar ceklist untuk
melihat gejala ketidaksiapan siswa menghadapi ujian di kelas.

a.

Perencanaan

1. Mengidentifikasikan berbagai hal terkait dengan masalah melakukan pengamatan


melalui daftar ceklis untuk melihat gejala kesiapan menghadapi ujian pada saat
belajatr di kelas dan wawancara yang di lakukan dengan guru BK.
2. Penelitian direncanakan 2 siklus
3. Menyusun satuan layanan
4. Membuat format observasi pembelajaran
5. Membuat brosur dan media pembelajaran
6. Menyiapkan kelengkapan administrasi : alat evaluasi dan daftar wawancara
b. Tindakan/ aksi

Pada kegiatan ini tindakan dilakukan peneliti bersama guru BK menerapkan


metode Bimbingan teknik belajar yang efektif di kelas XII. Penerapan cara
belajar melalui metode bimbingan teknik belajar yang efektif ini adalah bertujuan
untuk meningkatkan kesiapan mengahadapi ujin.
Langkah langkah tindakan yang di berikan siswa adalah sebagai berikut :
i.

Pembukaan/pemberian salam (5 menit)

ii.

Peneliti dan guru BK membagi siswa dalam bebrapa kelompok, satu kelompok
yang beranggotakan 5 orang secara hetrogen (campuran menurut jenis kelamin,
suku, prestasi dan lain-lain). Pembagian di berikan waktu selama 10 menit.

iii.

Setelah membentuk kelompok.peneliti menyampaikan materi pembelajaran


dengan memberikan layanan informasi dan pembagian brosur kepada siswa (15
menit ). Setelah itu barulah kegiatan kelompok dengan memberikan selembar
kertas kepada se tiap siswa dalam satu kelompok untuk mengungkapkan
perasanya ketika menghadapi ujian. Pada kegiatan, ini siswi-siswi diharapkan
supaya tidak bekerja sama daolam kelompoknya

iv.

setelah pengungakapkan perasaan setiap siswa dalam satu kelompok, barukah


siswa membahas dan mendiskusikan cara-cara mengatasi perasaan siswa yang
belum tepat di dalam kelompok masing-masing. Selanjutnya peneliti menanyakan
kepada kelompok masing-masing apa saja persiapan yang perlukan dalam
menghadapi ujian nantinya (25 menit)

v.

setelah 25 menit berlalu dan setiap kelompok menyerahkan hasil diskusi masingmasing, barulah peneliti menyimpulkan hasil diskusi setiap kelompok juga
peneliti memberiakn penjelasan tentang materi yang diberikan melalui teknik

mebaca,teknik mencatat, dan teknik bekonsentrasi untuk meningkatkan kesipan


menghadapi ujian.
vi.

Selam 30 menit penjelasan mengenai materi berlangsung antara peneliti dan


siswa, maka selesailah bimbingan belajar melalui bimbingan teknik bimbingan
belajar yang efektif diberikan kepada siswa. Peneliti bersama guru BK bersamasama memberikan evaluasi kepada siswa yaitu menerapkan apa tujuan serta kesan
dari tindakan yang baru sajadialami mereka. Diharapkan adanya kesan serta
perubahan yang dilalui siswa sepanjang kegiatan berlangsung.
c.

Observasi
Observasi dilaksanakan selama proses tindakan dilakukan. Alat observasinya
berupa daftar evaluasi dan daftar wawancara :
Aspek yang diobservasi adalah :

1.

Seberapa jauh pelaksanan model bimbingan teknik belajar yang efektif sesuai
dengan rencana tindakan

2.

Seberapa jauh pelaksanaan model bimbingan teknik yang belajar efektif dan
menunjukan tanda-tanda akantercapianya tujuan tindakan

3. Apakah dampak positif dan tindakan


4. Apakah dampak negatif dan tindakan
d. Refleksi
Pada tahap ini peneliti mengkaji,menganalisis, diprediksikan hal-hal yang
terkait bimbingan teknik belajar yang efektif dan kesiapan menghadapi ujian.
e.

Evaluasi

Pada tahap ini peneliti melakukan evaluasi terhadap bimbingan belajar yang di
rancang dan kesiapan siswa menghadapi ujian. Kegiatan ini berfungsi untuk
mencari tahu seberapa besar tingkat keberhasilan dari tindakan yang dilakukan.
Tingkat keberhasilan ditentukan 75% dari jumlah siswa memiliki kriteria siap
mengikuti ujian. Untuk jelasnya berikut ini akan dikemukakan peneliti tindakan
yang di lakukan peneliti seperti yang terlihat pada skema di bawah ini :
Indikator menghadapi ujian
1. Persiapan menjelang ujian
Membaca ulang kembali baik catatan pelajaran
Memperbaiki caatatan dan menyempurnakan
membuat ikhtisaryang lebih praktis dan mudah diingat
2. Persiapan sebelum ujian
Berdoa
Menerangkan diri dengan rileksi
Mempersiapkan alat tulisan
E. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah seluruh Siswa Kelas XII IPA SMAN 3 Mataram
yang terdiri dari 4 kelas dengan jumlah siswa 158 orang.
Sampel dalam penelitian dipilih dua kelas yang mewakili populasi yaitu pada
kelas XII IPA-1 dengan jumlah siswa 38 orang. Pengambilan sampel dan
penentuan kelas sampel dalam penelitian diambil secara acak atau yang disebut
cluster random sampling.
F. Pengumpulan Data

a) Observasi
Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan fenomenafenomena yang diselidiki secara sistematik.Pada dasarnya observasi bertujuan
untuk

mendeskripsikan

setting

yang

dipelajari,

aktivitas-aktivitas

yang

berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian


dilihat dan perspektif mereka terlibat dalam kejadian yang diamati tersebut.
Deskripsi harus kuat, faktual, sekaligus teliti tanpa harus dipenuhi berbagai hal
yang tidak relevan. Berdasarkan observasi

yang dilakukan oleh guru yang

mengajar dikelas, penilaian guru terhadap keterampilan berbicara siswa sebelum


pelaksanaan program dikelas masih kurang baik, hal itu tampak dari penugasan
yang diberikan pada siswa melalui diskusi, prenstasi, bertanya, dan menaggapi.
Hal lain yang tampak adalah, siswa hanya mau berbicara ketika ditunjuk oleh guru
saja, masih banyak sisea yang mali-malu ( tidak percaya diri) dalam
menyampaikan tanggaapan, dan kelancaran siswa dalam berbicara masih kurang
terlihat dari penggunaan struktur kata dan kalimat yang masih kurang.
b) Wawancara
Wawancara merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan jalan
mengadakan komunikasi dengan sumber data. Komunikasi tersebut dilakukan
dengan dialog (Tanya jawab) secara lisan, baik langsung maupun tidak langsung
(I.Djumhur dan Muh.Surya, 1985). Berdasarkan hasil wawancara dengan guru
yang mengajar dikelas menyatakan bahwa Permasalahan tentang keterampilan
berbicarat t imbul diantaranya karena :
1. Siswa takut mengungkapkan ide kepada teman-teman
2. Kesulitan menemukan topik atau bahan pembicaraan

3. Siswa kurang percaya diri terhadap kemampuan berbicaranya


4. Guru belum menggunakan strategi yang tepat dalam menyampaikan materi
pelajaran
c) Insrumen
Instrumen merupakan alat yang digunakan sebagai pengumpul data dalam suatu
penelitian.
d) Sumber atau responden
Data yang diperoleh didapat melalui siswa, daftar kumpulan nilai, guru mata
pelajaran, wali kelas, proses pembelajaran di kelas, kondisi ruang kelas.
G. Analisis Data
Analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah teknik analisis
persentase (dalam Anas Sudijono) dan analisis kualitatif data ( alam
sugiono,2006), yaitu :
1. Analisis presentase
Analisis ini diilakukan untuk mengetahui berhasil atau tidaknya tindakan yang
dilakukan dalam penelitian ini. Hal ini dilihat dari seberapa persenkah tingkat
keberhasilan yang dicapai dari aktifitasnya belajarnya dengan rumus.
x 100 %

Tabel : (Sugiono, 2006)


Keterangan :
P = angka presentase

F = jumlah siswa yang mengalami perubahan


N = jumlah seluruh siswa
2. Analisis kualitatif data
Analisis data dilakukan sebelum peneliti memasuki lapangan, selama
dilapangan,setelah selesai dilapangan.
a.

Analisis data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :


Reduksi data, yaitu dengan merangkum data, memilih hal-hal yang pokok
dari data, memfokuskan pada hal- hal penting. Penyajian data yang dilakukan
dalam bentuk daftar ceklist yang kriterianya sudah ditentukan sebelum memasuki
lapangan.

b. Kesimpulan atau vertisifikasi, yaitu kesimpulan yang dibuat berdasarkan temuan


dari yang sebelumnya belum ada,temuan tersebut beupa deskripsi yang jelas.
H. Kriteria Keberhasilan
Kriteria keberhasilan program yang digunakan dengan kriteria kuantitatif.
Kondisi maksimal yang diharapkan untuk peningkatan program belajar efektif
dalam mengatasi masalah sebelum ujian diperhitungkan 100%. Dalam evaluasi
program ini menggunakan empat kategori nilai maka antara 1% dengan 100%
dibagi rata sehingga menghasilkan kategori sebagai berikut:

Nilai 4 (Baik sekali), jika mencapai 76-100%

Nilai 3 (Baik), jika mencapai 51-75%

Nilai 2 (Cukup), jika mencapai 26-50%

Nilai 1 (Kurang), jika mencapai <25%

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 2008. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : Bumi Aksara.
Djamarah, Bahri Syaiful. 2000. Rahasia Sukses Belajar, Banjarmasin :
PT. Rineka Cipta.
Idrus H. A 1996. Kamus Bahasa dan Pustaka, Surabaya, Bintang Usaha Jaya.
Hakim,T. 2000. Belajar Cara Efektif, Jakarta : Puspa Sari.
Hamalik, Oemar. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran, Bandung : PT Bumi
Aksara.
Rosmala Dewi. 2008. Modul Penelitian Tidakan Kelas. Medan : UNIMED
Koetoer. 2000. Psikilogi Pendidikan, Bandung : Cipta Karya

Mudjiono. Dimayanti. 2006. Belajar Pembelajaran, Jakarta : Dapertemen


Pendidikan dan Kebudayaan. Rineka Cipta.
Mike Hernarkic, dkk. 1999. Quantum Learning, Bandung, Penerbit Khaifa
Rahim, Farida, 2008. Pengajaran Membaca di SD, Jakarta : Bumi Aksara
Internet :
Deni Setiawan, S.P.d Tahun, Penangan Belajar Siswa (online),
http//www.sd.binatalenta.com Diakses 10 Januari 2009.
http ://www.SMAN-2 Bdl.Blogspot. com. Cara Belajar Efektif, Diakses 19
September 2008.
Moloeng, lexy J. 2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda
Nasution, Prof. Dr. S. 2003. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung:
Tarsito

Anda mungkin juga menyukai