Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kompor telah digunakan untuk memasak semenjak dulu. Di Eropa, sejarah
mengenai kompor dimulai abad ke-18. Sebelumnya, masyarakat Eropa memasak
menggunakan tungku. Pada abad pertengahan, tungku dibuat lebih tinggi sehingga
orang tidak harus berjongkok saat memasak. Kemudian, kompor mulai
dikembangkan sampai akhirnya tidak dipergunakan sejak tahun 1753, karena banyak
menghasilkan banyak asap dan berbahaya. Lalu, pada tahun 1922 muncul kompor
gas yang disebut AGA Cooker temuan Gustaf Dalen yang berkebangsaan Swedia
dan masih popler sampai saat ini. ( Kompas, 2010)
Kompor yang masih mudah kita temui dan dipakai masyarakat adalah
kompor minyak tanah. Namun, seiring berjalannya waktu minyak tanah semakin
langka dan mahal karena persediaan minyak bumi semakin menipis, apalagi dengan
adanya program konversi energi dari minyak tanah ke LPG yang saat ini sedang
dilakukan pemeritah. Oleh karena itu, harus adanya bahan bakar alternatif sebagai
pengganti minyak tanah disamping LPG. Salah satu bahan bakar alternatif yang
dapat digunakan untuk bahan bakar kompor adalah minyak jelantah.
Menurut BPPT, menggunakan minyak bakar yang berasal dari minyak
jelantah lebih bermanfaat dari berbagai sisi. Penggunaan minyak jelantah sebagai
bahan bakar penganti (minyak tanah) berdampak positif, karena jika minyak jelantah
dibuang di sembarang tempat bisa mencemari lingkungan, sebaliknya jika terus
dipakai berulang-ulang untuk menggoreng, bahan gorengan yang dimakan manusia
itu bisa menimbulkan penyakit kanker. Namun limbah minyak goreng (weste of
vegetable oil), memiliki potensi sebagai alternatif energi bahan bakar nabati yang
ramah lingkungan dan mampu menurunkan 100 persen emisi gas buangan sulfur dan
CO2 serta CO sampai dengan 50 persen.
Penggunaan minyak jelantah sisa penggorengan ini mampu mengurangi
terjadinya pencemaran air, tanah dan udara, karena masyarakat tidak lagi membuang
minyak jelantah itu ke dalam tanah ataupun saluran pembuangan. Limbah yang
terbuang ke pipa pembuangan dapat menyumbat pipa pembuangan karena pada suhu
rendah minyak maupun lemak akan membeku dan mengganggu jalannya air pada

1
2

saluran pembuangan. Minyak ataupun lemak yang mencemari perairan juga dapat
mengganggu ekosistem perairan karena dapat menghalangi masuknya sinar matahari
yang sangat dibutuhkan oleh biota perairan dan tidak dapat terurai oleh tanah
ataupun air.
Dalam Tugas Akhir ini, penulis merencanakan kompor dengan bahan bakar
minyak jelantah sebagai pengganti kompor minyak tanah yang selama ini dipakai
masyarakat. Kompor ini menggunakan prinsip tekanan untuk menginjeksikan bahan
bakar agar dapat terbakar dengan sempurna.

1.2. Perumusan Masalah dan Batasan Masalah


Adapun rumusan masalah yang penulis hadapi dalam penulisan tugas akhir ini
adalah bagaimana membuat kompor bahan bakar minyak jelantah sesuai dengan
perencanaan.
Agar alat yang direncanakan tidak terlalu luas dan umum, sehingga akan
menimbulkan kesulitan diluar kemampuan penulis, maka dalam pembuatan tugas
akhir menitik beratkan pada efisiensi bahan bakar dan kualitas api yang dihasilkan.

1.3. Tujuan dan Manfaat


1.3.1. Tujuan Umum
Adapun pembuatan kompor bahan bakar minyak jelantah ini bertujuan
memanfaatkan minyak jelantah sebagai bahan bakar alternatif untuk memasak.
1.3.2. Tujuan Khusus
Adapun tujuan khusus dari penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mewujudkan suatu pembuatan kompor yang efektif dan efisien.
2. Dapat memasyarakatkan teknologi tepat guna khususnya kompor dengan
bahan bakar minyak jelantah.
3. Dapat meningkatkan perekonomian masyarakat.
4. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi di jurusan Teknik
Mesin Politeknik Negeri Pontianak.
1.3.3. Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan dalam pembuatan tugas akhir ini
adalah:
3

 Dengan adanya alat ini diharapkan dapat dimanfaatkannya bahan bakar


alternative dari minyak jelantah yng efektif dan efisien.
 Diharapkan masyarakat dapat menggunaan teknologi kompor ini sehingga
dapat menggerakkan perekonomian masyarakat.
 Dapat mengurangi polusi akibat penggunaan minyak tanah maupun
mengurangi limbah minyak jelantah.

1.4. Metode Pemecahan Masalah


Metode yang digunakan dalam pembuatan Proyek Tugas Akhir ini adalah
sebagai berikut :
 Studi Literatur
Metode literatur digunakan untuk memperoleh informasi, dasar teori yang
diperoleh dari buku, internet, maupun majalah sebagai studi pustaka yang
akan mendukung pembuatan proyek akhir.

 Wawancara
Metode wawancara dilakukan untuk menambah masukan serta tambahan
pengetahuan dari dosen pembimbing dan pihak lain yang berpengalaman
dalam bidang pemrograman untuk aplikasi tersebut agar lebih terarah.

 Studi Lapangan (Observasi)


Metode studi lapangan digunakan untuk memperoleh informasi dan data-data dari
hasil pengamatan yang dapat mendukung dalam pembuatan proyek tugas akhir,
antara lain survei ke tempat usaha pecel lele dan nasi goreng.
 Metode Analisa
Metode analisa digunakan untuk menganalisa data dan menghitung data
yang diperoleh.
 Metode Diskusi
Metode ini dilakukan dengan rekan-rekan sesama mahasiswa guna
mendapatkan masukan sekaligus koreksi dan pembanding.

Anda mungkin juga menyukai