Anda di halaman 1dari 6

PENGENDALIAN DAN PENCEGAHAN INFEKSI

Oleh:

TIM PPI RS BHAYNGKARA WAHYU TUTUKO


BOJONEGORO

DAFTAR ISI:
Daftar isi ....................................................................................................... 2
I. Pendahuluan .................................................................................................3
II. Perencanaan program pengendalian infeksi berbasis
Akreditasi rumah sakit ......................................................................................4
II. 1. Kebijakan umum pengendalian infeksi nosokomial............................... 4
II. 2. Kebijakan sterilisasi ............................................................................... 5
II. 3. Kebijakan tentang linen ......................................................................... 6
II. 4. Kebijakan tentang kebersihan ................................................................ 7
II. 5. Kebijakan tentang AC ............................................................................ 8
II. 6. Kebijakan tentang Air ........................................................................... 9
II. 7. Kebijakan tentang orientasi petugas baru .............................................. 9
II. 8. Kebijakan tentang pendidikan berkelanjutan ......................................... 10
II. 9. Kebijakan tentang evaluasi, pengendalian mutu .................................. 11
III. Beberapa teori yang penting untuk pengendalian
Infeksi nosokomial ........................................................................................ 12
III. 1. Surveylance ......................................................................................... 12
III. 2. Antiseptik, desinfektan dan sterilisasi ................................................. 13
III. 3. Compilance Rate ................................................................................. 14
III. 4. Indikator pada pengendalian infeksi .................................................... 14
III. 5. Standar Operating Prosedur (SOP) ...................................................... 16
IV. Kepustakaan ............................................................................................. 17

I.

PENDAHULUAN
PPI DALAM STANDAR AKREDITASI VERSI 2012
PPI di RS merupakan suatu upaya kegiatan untuk meminimalkan atau mencegah
terjadinya infeksi pada pasien, petugas, pengunjung dan masyarakat sekitar RS.
Ditinjau dari asal didapatnya infeksi dapat berasal dari komunitas (community acquired
infection) atau berasal dari lingkungan RS (hospital acquired infection) yg sebelumnya
lebih dikenal dengan istilah infeksi nosokomial
Karena seringkali tidak bisa secara pasti ditentukan asal infeksi maka sekarang istilah
Infeksi Nosokomial (hospital acquired infection) diganti dengan istilah baru yaitu
Healthcare Associated Infections (HAIs), dengan pengertian yg lebih luas tidak hanya
di RS tetapi juga infeksi di fasilitas yankes lainnya. Khusus utk infeksi di RS selanjutnya
disebut : Infeksi RS (IRS)
INFEKSI NOSOKOMIAL / INFEKSI RS adalah infeksi yang didapat dari rumah sakit.
Infeksi ini dapat terjadi karena PROSEDUR asepsis dan antisepsis tidak dijalankan dengan baik.
Sebagai contoh mengoleskan alkohol sebelum menyuntik penderita, ini kalau salah satu faktor
saja tidak dipenuhi (mis: kadar alkohol yang tidak 70%, cara mengoleskan tidak dari tengah
ketepi maka keadaan asepsis tidak akan tercapai. Contoh lain: dalam prosedur tetap diharuskan
mencuci tangan setiap selesai memeriksa penderita, tetapi hal tersebut tidak dilaksanakan, maka
besar kemungkinan akan terjadi infeksi nosokomial apakah itu pemeriksa akan ketularan
penyakit dari penderita atau penderita lainnya yang ketularan penyakit dari penderita tersebut.
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya infeksi nosokomial /infeksi rs, namun
secara garis besar ada 3 faktor utama yang perlu perhatian khusus dalam terjadinya infeksi
nosokomial yaitu HOST, AGENT, ENVIRONMENT.
HOST sebagai tempat yang dimasuki AGENT (kuman2 penyakit) adalah penderita dan
personil lain yang bertugas dirumah sakit, misalnya pada kasus menyuntik tadi maka penderita
yang disuntik adalah HOST yang rentan terhadap masuknya kuman lewat jarum suntik. HOST
dapat pula berfungsi sebagai sumber kuman penyakit (AGENT) yang dapat ditularkan kepada
penderita lain atau personil lain yang bertugas dirumah sakit, misalnya pada penderita hepatitis
maka dalam tubuh penderita tersebut banyak virus hepatitisnya (AGENT) yang potensial
menular kependerita atau personil yang bertugas dirumah sakit.
ENVIRONMENT adalah lingkungan sekitar yang sifatnya fisik bukan benda hidup
misalnya kebersihan ruangan, sirkulasi udara, pencahayaan dll. Dimana kalau lingkungan sekitar
tersebut jelek maka kemungkinan besar kuman penyakit (AGENT) yang berkeliaran
dilingkungan tersebut bertambah subur hidupnya dan berkembang biak menjadi banyak dan akan
membahayakan HOST yang rentan.
Kembali kepada INFEKSI NOSOKOMIAL maka cara mencegahnya secara prinsip
adalah bagaimana caranya supaya AGENT tidak masuk kedalam HOST dan bagaimana caranya
supaya AGENT tidak berkembang pada ENVIRONMENT.
Caranya adalah membuat KEBIJAKAN dan PROSEDUR mengenai pencegahan infeksi
dan selanjutnya melakukan MONITORING yang ketat terhadap pelaksanaan KEBIJAKAN dan
PROSEDUR tersebut. MONITORING juga dilakukan terhadap kejadian infeksinya. Kebijakan
dan prosedur harus dipahami oleh seluruh personil rumah sakit melalui PELATIHAN2 dan
PENYULUHAN2.

II. TUJUAN

Tujuan pengorganisasian program PPI adalah mengidentifikasi dan


menurunkan risiko infeksi yg didapat dan ditularkan diantara pasien, staf,
tenaga profesional kesehatan, tenaga kontrak, tenaga sukarela, mahasiswa
dan pengunjung
III.

PROGRAM KEPEMIMPINAN DAN KOORDINASI


A. Satu atau lebih individu mengawasi seluruh kegiatan PPI. Individu tersebut
kompeten dalam praktek PPI yang diperolehnya melalui pendidikan,
pelatihan, pengalaman atau sertifikasi ICN/IPCN
B. Ada penetapan mekanisme koordinasi untuk seluruh kegiatan PPI yang
melibatkan dokter, perawat dan tenaga lainnya sesuai ukuran dan
kompleksitas rumah sakit. Ada Komite PPI
C. berdasarkan ilmu pengetahuan terkini, pedoman praktek yang akseptabel
sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku, dan standar
sanitasi dan kebersihan
D. Pimpinan RS menyediakan sumber daya yang cukup untuk mendukung
program PPI.
E. RS menyusun dan menerapkan program yang komprehensif untuk
mengurangi risiko dari infeksi terkait pelayanan kesehatan pada pasien dan
tenaga pelayanan kesehatan.
F. Seluruh area pasien, staf dan pengunjung rumah sakit dimasukkan dalam
program pencegahan dan pengendalian infeksi.
G. Rumah sakit menggunakan pendekatan berdasar risiko dalam menentukan
fokus dari program pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit
adalah pencegahan, pengendalian dan pengurangan infeksi terkait pelayanan
kesehatan.
H. Rumah sakit menggunakan pendekatan berdasar risiko dalam menentukan
fokus dari program pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit
adalah pencegahan, pengendalian dan pengurangan infeksi terkait pelayanan
kesehatan.
I. Rumah sakit mengumpulkan dan mengevaluasi data dan tempat infeksi yang
relevan sebagai berikut :
J. Rumah sakit mengidentifikasi prosedur dan proses terkait dengan risiko
infeksi dan mengimplementasi strategi untuk menurunkan risiko infeksi.
K. Rumah sakit menurunkan risiko infeksi dengan menjamin pembersihan
peralatan dan sterilisasi yang memadai serta manajemen laundry dan linen
yang benar.
L. Rumah sakit menurunkan risiko infeksi dengan pembuangan sampah yang
tepat
M. Rumah sakit mempunyai kebijakan dan prosedur pembuangan benda tajam
dan jarum
N. Rumah sakit mengurangi risiko infeksi di fasilitas yang terkait dengan
kegiatan pelayanan makanan dan pengendalian mekanik dan permesinan.
O. Rumah sakit mengurangi risiko infeksi di fasilitas selama
demolisi/pembongkaran, pembangunan dan renovasi.
IV.
KEBIJAKAN MANAJEMEN
V.
KEBIJAKAN TEKNIS
VI.
PROGRAM PPI
VII. SUMBER DAYA UNTUK MENDUKUNG PROGRAM PPI
4

VIII.
IX.
X.
XI.

DATA-DATA SURVEILANCE
PROSEDUR ISOLASI
TEKNIK PENGAMANAN ( BARRIER ) & HAND HYGIENE
PMKP ( PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN MUTU RS

PPI DALAM STANDAR AKREDITASI VERSI 2012


PPI di RS merupakan suatu upaya kegiatan untuk meminimalkan atau mencegah
terjadinya infeksi pada pasien, petugas, pengunjung dan masyarakat sekitar RS.
Ditinjau dari asal didapatnya infeksi dapat berasal dari komunitas (community acquired
infection) atau berasal dari lingkungan RS (hospital acquired infection) yg sebelumnya
lebih dikenal dengan istilah infeksi nosokomial
Karena seringkali tidak bisa secara pasti ditentukan asal infeksi maka sekarang istilah
Infeksi Nosokomial (hospital acquired infection) diganti dengan istilah baru yaitu
Healthcare Associated Infections (HAIs), dengan pengertian yg lebih luas tidak hanya
di RS tetapi juga infeksi di fasilitas yankes lainnya. Khusus utk infeksi di RS selanjutnya
disebut : Infeksi RS (IRS)
INFEKSI NOSOKOMIAL / INFEKSI RS adalah infeksi yang didapat dari rumah sakit.
Infeksi ini dapat terjadi karena PROSEDUR asepsis dan antisepsis tidak dijalankan dengan baik.
Sebagai contoh mengoleskan alkohol sebelum menyuntik penderita, ini kalau salah satu faktor
saja tidak dipenuhi (mis: kadar alkohol yang tidak 70%, cara mengoleskan tidak dari tengah
ketepi maka keadaan asepsis tidak akan tercapai. Contoh lain: dalam prosedur tetap diharuskan
mencuci tangan setiap selesai memeriksa penderita, tetapi hal tersebut tidak dilaksanakan, maka
besar kemungkinan akan terjadi infeksi nosokomial apakah itu pemeriksa akan ketularan
penyakit dari penderita atau penderita lainnya yang ketularan penyakit dari penderita tersebut.
Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya infeksi nosokomial /infeksi rs, namun
secara garis besar ada 3 faktor utama yang perlu perhatian khusus dalam terjadinya infeksi
nosokomial yaitu HOST, AGENT, ENVIRONMENT.
HOST sebagai tempat yang dimasuki AGENT (kuman2 penyakit) adalah penderita dan
personil lain yang bertugas dirumah sakit, misalnya pada kasus menyuntik tadi maka penderita
yang disuntik adalah HOST yang rentan terhadap masuknya kuman lewat jarum suntik. HOST
dapat pula berfungsi sebagai sumber kuman penyakit (AGENT) yang dapat ditularkan kepada
penderita lain atau personil lain yang bertugas dirumah sakit, misalnya pada penderita hepatitis
maka dalam tubuh penderita tersebut banyak virus hepatitisnya (AGENT) yang potensial
menular kependerita atau personil yang bertugas dirumah sakit.
ENVIRONMENT adalah lingkungan sekitar yang sifatnya fisik bukan benda hidup
misalnya kebersihan ruangan, sirkulasi udara, pencahayaan dll. Dimana kalau lingkungan sekitar
tersebut jelek maka kemungkinan besar kuman penyakit (AGENT) yang berkeliaran
dilingkungan tersebut bertambah subur hidupnya dan berkembang biak menjadi banyak dan akan
membahayakan HOST yang rentan.
Kembali kepada INFEKSI NOSOKOMIAL maka cara mencegahnya secara prinsip
adalah bagaimana caranya supaya AGENT tidak masuk kedalam HOST dan bagaimana caranya
supaya AGENT tidak berkembang pada ENVIRONMENT.
Caranya adalah membuat KEBIJAKAN dan PROSEDUR mengenai pencegahan infeksi
dan selanjutnya melakukan MONITORING yang ketat terhadap pelaksanaan KEBIJAKAN dan
PROSEDUR tersebut. MONITORING juga dilakukan terhadap kejadian infeksinya. Kebijakan
5

dan prosedur harus dipahami oleh seluruh personil rumah sakit melalui PELATIHAN2 dan
PENYULUHAN2.

Anda mungkin juga menyukai