Anda di halaman 1dari 6

RESUME

PENGANTARPERENCANAANWILAYAHDANKOTA
TATAGUNALAHANDANPERTUMBUHANKAWASAN

Disusunoleh:

OCTAANDRIAIKAPUTRI
145060607111026

PERENCANAANWILAYAHDANKOTA
FAKULTASTEKNIK
UNIVERSITASBRAWIJAYA

MALANG
2014
TATAGUNALAHANDANPERTUMBUHANKAWASAN

PENGERTIAN
Lahan lebih dikaitkan pada unsur pemanfaatan atau peruntukan atau penggunaan dari
bentang tanah, dalam hal ini dipahami sebagai ruang. Dengan demikian penatagunaan lahan
adalah upaya atau hasilupaya mengaturpenggunaantanahyangrasional,danserasi.Sementara
itu, lahan disebut sebagai produk karena kegiatan perencanaan menghasilkan suatu set sistem
tataruangdanpengelolaannyadimanalahanyangtertataadalahbagiandidalamnya.
Kaiseretal(1995:196)menguraikanbeberapaperspektifyangharusdiperhatikandalam
memahamipenggunaanlahan(landuse),antaralain:

Lahanadalahruangfungsionalyangdiperuntukkanuntukmewadahiberagampenggunaan

Lahansebagaisettingdarisistemaktivitas.

Lahanadalahkomoditas.

Lahansebagaisumberdayacitradanestetikakawasan.

PRINSIPDASARDAYADUKUNG,KEMAMPUANDANKESESUAIANLAHAN
Beberapa komponen analisis yang harus dipahami untuk dapat merencanakan
penggunaanlahan,antaralain:

Kemampuan lahan. Analisis ini pada prinsipnya untuk mengidentifikasi potensi tanah
secara umum dengan cara mengklasifikasikan lahan berdasarkan faktor pembatas ke
dalambeberapakelaskemampuan.

Kesesuaian lahan. Analisis ini bertujuan untuk menilai tingkat kesesuaian lahan terhadap
penggunaantertentudengantingkatpengelolaanyangwajar.
Kedua analisis di atas memberi output berupa peta sebaran kemampuan dan kesesuaian

lahanyangwajibdilakukandalamprosesawalperencanaantataruang.

PENGGUNAANLAHANPEDESAANDANPERKOTAAN
Menurut UU nomor 26 tahun 2007 dan Peraturan Menteri PU nomor 41 tahun 2007,
kawasan pedesaan adalah wilayah yang memiliki kegiatan utama pertanian (agraria). Berbeda
dengan kawasan perkotaan yang didominasi oleh kegiatan bukan pertanian. Berikut ini akan
dijelaskanpenggunaanlahanyangsecaraumumadadikawasanpedesaandanperkotaan.
A.

PenggunaanLahanPedesaan

Lahan pedesaan sebagian besar dimanfaatkan untuk kegiatan sektor pertambangan dan
agraria, seperti pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan. Sesuai dengan karakteristik
aktivitasnya, penggunaan lahan di kawasan pedesaan cenderung mempergunakan unit lahan

yang luas dengan intensitas penggunaan yangrendah,artinyacenderungbukanlahan terbangun.


Klasifikasi lahan pada kawasan pedesaan ada beberapa jenis (Sadyohutomo, 2006: 46), antara
lain:
1. Perkampungan
2. Industri
3. Pertambangan
4. Persawahan
5. PertanianTanahKeringSemusim
6. Kebun
7. Perkebunan
8. Padang
9. Hutan
10. Perairandarat
11. Tanahterbuka
B. PenggunaanLahanPerkotaan
Secara umum, pola penggunaan lahan perkotaan memiliki 3 ciri (Sadyohutomo, 2006:71),
antaralain:
1. Pemanfaatannya dengan intensitas yang tinggi yang disebabkan oleh populasi
pendudukyanglebihtinggidarikawasanpedesaan.
2. Adanyaketerkaitanyangeratantarunitunitpenggunaantanah.
3. Ukuranunitunitpenggunaanlahandidominasiluasanyangrelatifkecil.
Secara umum, klasifikasi penggunaan tanah pada kawasan perkotaan dapat dibagi
menjadi7jenis(Sadyohutomo,2006:72),antaralain:
1. Perumahan
2. Perdagangan
3. Industri
4. Jasa
5. Taman
6. Perairan
7. Lahankosong

PENGGUNAAN LAHANMENURUTPERATURANMENTERIPEKERJAANUMUMNO41TAHUN
2007
Peraturan Menteri PU nomor 41 tahun 2007 mengatur klasifikasi penggunaan lahan
menjadiduakelompokbesar,denganpenjelasansebagaiberikut:
1.

Kawasan lindung, adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi
kelestarianlingkunganhidup.

2.

Kawasan budidaya, adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk
dibudidayakanatasdasarkondisidanpotensi.

DAFTARPUSTAKA

KaiserGodschalkChaplin.1995.Urbanlanduseplanning.Fourthedition,UniversityofIllinois
Press.
PeraturanMenteriPUnomor20tahun2007tentangPedomanTeknikAnalisisAspekFisikdan
Lingkungan,EkonomisertaSosialBudayadalamPenyusunanRencanaTataRuang.
PeraturanMenterinomor41tahun2007tentangPedomanKriteriaTeknisKawasanBudidaya.
PontohdanKustiwan.2009.Pengantarperencanaankota.PenerbitITB
Sadyohutomo.2006.Penatagunaantanah.PenerbitAdityaMediaYogyakarta
UndangUndangnomor26tahun2007tentangPenataanRuang

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai