Anda di halaman 1dari 2

Patogenesis Neoplasma

Model klasik karsinogenesis membagi proses menjadi 3 tahap: inisiasi, promosi,


progresi. Inisiasi adalah proses yang melibatkan mutasi genetik yang menjadi permanen
dalam DNA sel. Promosi adalah suatu tahap ketika sel mutan berproliferasi. Progresi adalah
tahap ketika klon sel mutan mendapatkan satu atau lebih karakteristik neoplasma ganas
seiring berkembangnya tumor, sel menjadi lebih heterogen akibat mutasi tambahan. Selama
stadium porgresif, massa tumor yang meluas mendapat lebih banyak perubahan yang
memungkinkan tumor mnginvasi jaringan yang berdekatan, membentuk pasokan darah
sendiri (angiogenesis), penetrasi ke pembuluh darah, dan bermetastasis untuk membentuk
tumor sekunder .
Dalam kondisi fisiologis normal, mekanisme sinyal sel yang memulai proliferasi sel
dapat dibagi menjadi langkah- langkah sebagai berikut: (1) factor pertumbuhan, terikat pada
reseptor khusus pada permukaan sel; (2) reseptor factor pertumbuhan diaktifkan yang
sebaliknya mengaktifkan beberapa protein transduser; (3) sinyal ditransmisikan melewati
sitosol melalui second messager menuju inti sel; (4) factor transkripsi inti yang memulai
pengaktifan transkripsi asam deoksiribonukleat (DNA).
Ketika keadaan menguntungkan untuk pertumbuhan sel, sel terus melalui fase
replikasi sel, Siklus sel tersebut dibagi menjadi empat fase: G1 (gap 1), S (sintesis), G2 (gap
2), dan M (mitosis). Sel tidak aktif yang terdapat dalam keadaan tidak membelah disebut G 0.
Proses dasar yang sering terdapat pada semua neoplasma adalah perubahan gen yang
disebabkan oleh mutasi pada sel somatik. Ada empat golongan gen yang memainkan peranan
penting dalam mengatur sinyal mekanisme faktor pertumbuhan dan siklus sel itu sendiri,
yaitu protoonkogen, gen supresi tumor, gen yang mengatur apoptosis, dan gen yang
memperbaikiDNA.
1. Protoonkogen, berfungsi untuk mendorong dan meningkatkan pertumbuhan normal dan
pembelahan sel. Sel yang memperlihatkan bentuk mutasi dari gen ini disebut onkogen dan
memiliki kemungkinan yang besar untuk berkembang menjadi ganas setelah pembelahan sel
dalamjumlah yang terbatas.
2. Gen- Gen Supresor Tumor, berfungsi untuk menghambat atau mengambil kerusakan
pada pertumbuhan sel dan siklus pembelahan. Mutasi pada gen supresor tumor menyebabkan
sel mengabaikan satu atau lebih komponen jaringan sinyal penghambat, memindahkan
kerusakan dari siklus sel dan menyebabkan angka yang tinggi dari pertumbuhan yang tidak
terkontrolkanker. Neoplasia adalah akibat dari hilangnya fungsi kedua gen supresor tumor.
Gen supresor tumor Rb yang menyandi protein pRb penting untuk mengontrol siklus sel
(master brake) pada titik pemeriksaan G1-S, sedangkan gen TP53 (yang mengkode untuk
protein p53) adalah emergency brake di titik pemeriksaan G1-S namun biasanya tidak dalam
perjalanan replikasi normal. Tapi bila terjadi kerusakan DNA, p53 akan memengaruhi
transkripsi untuk menghentikan siklus sel (melalui ekspresi p21). Jika kerusakan terlalu berat,
maka p53 merangsang apoptosis. Contoh lain gen supresor tumor adalah BRCA1 dan
BRCA2 yang berkaitan dengan kanker payudara dan ovarium.
3. Gen- Gen yang Mengatur Apoptosis. Kerja gen ini mengatur apoptosis, dengan

menghambat apoptosis, mirip dengan gen bcl-2, sedangkan yang lain meningkatkan apoptosis
(seperti sebagai bad atau bax).
4. Gen- Gen Perbaikan DNA. Mutasi dalam gen perbaikan DNA dapat menyebabkan
kegagalan perbaikan DNA, yang pada gilirannya memungkinkan mutasi selanjutnya pada gen
supresor tumor dan protoonkogen untuk menumpuk.
Price, Sylvia A. Wilson, Lorraine M. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit Volume 2 Edisi 6. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai