PENDAHULUAN
Graves ophthalmopathy atau Thyroid-Associated Orbitopathy (TAO)
merupakan penyakit peradangan autoimun yang menyebabkan gangguan pada orbita. 1
Graves ophthalmopathy juga dapat menyebabkan kerusakan pada kornea. Kerusakan
kornea pada Graves ophthalmopathy umumnya terjadi akibat exposure yang
belebihan. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya keratopati dan dapat berlanjut
menjadi ulkus kornea. Ulkus kornea merupakan hilangnya sebagian permukaan
kornea akibat kematian jaringan kornea.2 Ulkus kornea dapat disebabkan oleh
berbagai hal, seperti trauma, infeksi, maupun pajanan (exposure).2-3 Ulkus kornea
dapat menyebabkan terjadinya gangguan penglihatan maupun kebutaan. 3
Pada makalah ini, dilaporkan seorang wanita dengan OS ulkus kornea
perforasi et causa Graves ophthalmopathy.
III. ANAMNESIS
(autoanamnesis tanggal 4 Desember 2010 dan aloanamnesis dari catatan medik)
Keluhan Utama: kedua mata menonjol dan sakit
Riwayat Penyakit Sekarang:
3 bulan sebelum masuk rumah sakit, kedua mata penderita menonjol dan
terasa sakit. Penderita juga mengalami penurunan berat badan selama beberapa bulan
terakhir. Keringat dingin (+), tremor (+), mudah lelah (+), jantung berdebar-debar jika
digunakan untuk beraktivitas (+), sulit tidur (+).
1 bulan sebelum masuk rumah sakit, kedua mata masih tampak menonjol,
kelopak mata kanan dan kiri tidak bisa tertutup sempurna, penderita tidak dapat
menggerakkan bola mata dengan bebas. Kedua mata penderita merah, terasa nyeri
penglihatan menjadi kabur. Penderita berobat ke RS Demak, kemudian dirujuk ke RS
Dr. Kariadi Semarang. Penderita mendapat pengobatan berupa tetes mata, salep, dan
tablet berwarna putih. Penderita disarankan untuk melakukan pemeriksaan
laboratorium darah dan CT scan orbita.
4 hari sebelum masuk rumah sakit, tampak putih-putih pada teleng mata kiri
penderita. Penderita mengeluh bola mata semakin menonjol, bola mata kanan seperti
mau pecah. Penderita berobat ke RS Dr. Kariadi Semarang dan disarankan untuk
rawat inap. Selama perawatan, putih-putih pada teleng mata kiri bertambah luas dan
akhirnya isi bola mata keluar.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat trauma pada mata sebelumnya disangkal
Riwayat darah tinggi disangkal
Riwayat kencing manis disangkal
Riwayat alergi obat disangkal
Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang menderita sakit seperti ini
Kesadaran
: compos mentis
Tanda vital
: 36,4 oC
nadi
: 76/menit
respirasi
: 20/menit
: mesosefal
thoraks
abdomen
ekstremitas
Status Ophthalmologi
Visus
Koreksi
Bola mata
Gerak bola mata
Silia
Palpebra
Konjungtiva
Sklera
Kornea
COA
Iris
Pupil
Lensa
Fundus Refleks
Tekanan bola mata
21
Sulit dinilai
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan darah tanggal 3 November 2010
Jenis pemeriksaan
Hematologi paket
Hemoglobin
Hematokrit
Eritrosit
MCH
MCV
MCHC
Hasil pemeriksaan
Harga normal
17,10 gr%
37,4 %
4,87 juta/mmk
26,90 pg
76,60 fl
35,10 g/dl
13,00 16,00
40,0 54,0
4,50 6,50
27,00 32,00
76,00 96,00
29,00 36,00
2
Leukosit
Laju Endap Darah
LED 1 jam
LED 2 jam
Trombosit
RDW
MPV
Plasma Prothrombin Time
Waktu Prothrombin
PPT kontrol
Partial Thromboplastin Time
Waktu Thromboplastin
APTT kontrol
Kimia Klinik
Glukosa sewaktu
Ureum
Kreatinin
Elektrolit
Natrium
Kalium
Chlorida
Imunologi
T3
T4
TSH
8,83 ribu/mmk
4,00 11,00
20,0 mm
45,0 mm
343,0 ribu/mmk
16,40 %
7,33 fl
3,0 14,0
150,0 400,0
11,60 14,80
4,00 11,00
16,4 detik
10,7 detik
10,0 15,0
166,8 detik
36,8 detik
23,4 36,8
94 mg/dl
32 mg/dl
0,40 mg/dl
80 110
15 39
0,60 1,30
142 mmol/l
3,2 mmol/l
109 mmol/l
136 145
3,5 5,1
98-107
4,92
295,16
<0,05
0,92 2,50
60,00 120,00
0,25 9,00
Hasil pemeriksaan
Harga normal
10,90 gr%
32,5 %
4,05 juta/mmk
26,90 pg
80,20 fl
33,50 g/dl
19,70 ribu/mmk
149,0 ribu/mmk
16,60 %
8,90 fl
13,00 16,00
40,0 54,0
4,50 6,50
27,00 32,00
76,00 96,00
29,00 36,00
4,00 11,00
150,0 400,0
11,60 14,80
4,00 11,00
142 mmol/l
3,2 mmol/l
136 145
3,5 5,1
3
Chlorida
Imunologi
Free T4
T3
T4
TSH
109 mmol/l
98-107
21,89
<0,40
116,18
<0,05
9,00 20,00
0,92 2,50
60,00 120,00
0,25 9,00
Status oftalmologi
Visus
Bola mata
Gerak bola mata
Palpebra
Konjungtiva
Sklera
Kornea
COA
Iris
Pupil
Lensa
Fundus Refleks
Tekanan bola mata
21
Sulit dinilai
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan darah:
T3
T4
TSH
3 November 2010
4,92
295,16
<0,05
30 November 2010
<0,04
116,18
<0,05
Diagnosis Kerja
1. ODS Graves ophthalmopathy
2. OS ulkus kornea perforasi
Diagnosis Tambahan
1. OS lekoma inferior
2. Anemia ringan
VII. PENATALAKSANAAN
1. Konservatif
Ganti balut
Rawat bersama Interna sub bagian endokrin
2. Medikamentosa
Mata
Topikal
Interna
PTU 3 100 mg
3. Operatif
Rencana eviserasi bulbi pada OS dengan general anestesi batal karena
status thyroid masih tinggi.
Rencana OD injeksi triamcinolone acetat
VIII. PROGNOSIS
Ouo ad visam
Ouo ad sanam
Ouo ad vitam
Ouo ad cosmeticam
OD
dubia
dubia
OS
ad malam
ad malam
dubia
ad malam
IX. EDUKASI
XI. DISKUSI
GRAVES OPHTHALMOPATHY
Graves ophthalmopathy
atau
Thyroid-Associated
Orbitopathy
(TAO)
: No sign/symptoms
: Only sign (retraksi kelopak mata atas, dengan atau tanpa lid lag)
: Proptosis
Kemosis
3. Pemeriksaan
radiografi
orbita
menunjukkan
adanya
pembesaran
diskus, atau ulserasi kornea harus segera diterapi dengan kortikosteroid dosis
tinggi. Biasanya diberikan prednison per oral dengan dosis awal 1mg/kg BB.
Injeksi triamcinolone intraorbital dapat membantu mengurangi ukuran otot
ekstraokuler.
2. Radioterapi orbita
Terapi ini dapat digunakan untuk menghindari operasi atau sebagai tindak lanjut
setelah dekompresi bedah. Dosis kumulatif radiasi yang diberikan adalah 20 Gy
pada masing-masing mata, diberikan dalam 10 tahap selama sekitar 2 minggu.
Radioterapi orbita sebaiknya tidak diberikan kepada pasien yang berusia <35
tahun, pasien dengan retinopati diabetik, atau pasien dengan hipertensi berat.
3. Pembedahan
Dekompresi orbita diperlukan dalam penanganan dysthyroid optic neuropathy
yang mengancam pebglihatan apabila terapi glukokortikoid dosis tinggi tidak
dapat memberikan perbaikan dalam 1 sampai 2 minggu. Dekompresi orbita
biasanya dilakukan dengan mengangkat dinding medial dan inferior melalui
pendekatan etmoidal. Dekompresi apeks orbita perlu dilakukan agar hasil akhir
baik.
ULKUS KORNEA
Ulkus kornea merupakan hilangnya sebagian permukaan kornea akibat
kematian jaringan kornea.2 Ulkus kornea dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti
trauma, infeksi, maupun pajanan (exposure).2-3
Ulkus kornea akan menimnulkan gejala berupa mata merah, sakit mata ringan
hingga berat, fotofobia, penglihatan menurun, dan kadang kotor. Ulkus kornea
menimbulkan kekeruhan berwarna putih pada kornea dengan defek epitel kornea.2
Pengobatan ulkus kornea umumnya dengan sikloplegik, antibiotika topikal dan
subkonjungtiva yang sesuai. Tujuan pengobatan ulkus kornea adalah menghalangi
hidupnya bakteri dengan pemberian antibiotik dan mengurangi reaksi radang dengan
pemberian steroid. Secara umum, penanganan ulkus kornea adalah sebagai berikut:2
Tidak boleh dibebat karena akan menaikkan suhu sehingga kan berfungsi sebagai
inkubator
Sekret yang terbentuk dibersihkan 4 kali sehari
Diperhatikan kemungkinan terjadinya glaukoma sekunder
Debridement sangat membantu penyembuhan
9
10
11