Anda di halaman 1dari 12

Makalah

Perbandingan Sistem Pemerintahan


(Indonesia, Malaysia, Dan Filifina)

di susun oleh:

BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Sebuah sistem pemerintahan dibuat demi terselenggaranya pemerintahan negara yang
mampu mewujudkan tujuan sebuah bangsa, yaitu masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera.
Untuk itulah, pemerintah bertugas mengatur dan mengarahkan kehidupan bersama dengan cara
membuat hukum, melaksanakan dan menegakkannya, serta melakukan upaya-upaya lain demi
terwujudnya kesejahteraan rakyat.
Dalam kenyataan, tidak setiap sistem pemerintahan dapat berjalan sesuai harapan itu.
Masalahnya mungkin terletak pada pengaturan sistem pemerintahan yang belum sempurna atau
lengkap. Namun kemungkinan pula penyebabnya adalah ketidakmampuan para pejabat dalam
melaksanakan sistem itu, atau kesengajaan pejabat pemerintah menyalahgunakan wewenang.
dilain pihak, mungkin pula rakyat sendiri memang tidak siap mendukung sistem pemerintahan
yang berlaku.
Satu hal yang harus di ingat adalah bahwa pelaksanaan sebuah sistem pemerintahan tidak
berlangsung dalam ruang kosong. Pelaksanaan sistem pemerintahan dalam suatu negara sangat
dipengaruhi antara lain oleh: (a) komitmen elite politik terhadap sistem politik yang hendak

diwujudkan; (b) sistem kepartaian yang telah berkembang di negara yang telah bersangkutan (c)
tradisi politik yang telah berkembang dinegara yang telah bersangkutan dan (d) budaya politik
dominan dimasyarakat yang bersangkutan.

B. Rumusan Masalah
1.

Bagaimana sistem pemerintahan, bentuk Negara, dan bentuk pemerintahan Negara


Malaysia?

2.

Bagaimana sistem pemerintahan, bentuk Negara, dan bentuk pemerintahan Negara


Filiphina?

3.

Bagaimana sistem pemerintahan, bentuk Negara, dan bentuk pemerintahan Negara


Indonesia?

4.

Dimana letak perbandingannya?

C. Tujuan Penulisan
1.

Mengetahui sistem pemerintahan, bentu Negara, dan bentuk pemerintahan pada tiga
Negara, yaitu Malaysia, Filiphina, dan Indonesia.

2.

Membandingkan ketiga Negara tersebut dalam hal sistem pemerintahan, bentuk


pemerintahan, dan bentuk Negara.

3.

Dapat menganalisis berbagai sistem pemerintahan, bentuk pemerintahan, dan bentuk


Negara yang ada.

D. Manfaat Penulisan
1.

Menambah wawasan pengetahuan mengenai sistem pemerintahan, bentuk pemerintahan,

dan bentuk negara di berbagai negara di dunia


2.

Dapat mencari persamaan dan perbedaan dari negara-negara yang ada mengenai hal
tersebut.

3.

Dan lain-lain.

BAB II
Landasan Teori dan Hipotesis
A.Landasan Teori
Sistem pemerintahan diartikan sebagai suatu tatanan utuh yang terdiri atas
berbagai komponen pemerintahan yang bekerja saling bergantung dan memengaruhi dalam
mencapai tujuan dan fungsi pemerintahan. Komponen-komponen tersebut secara garis besar
meliputi lembaga eksekutif, yudikatif, dan legislaif. Dengan demikian, sistem pemerintahan
menggambarkan adanya lembaga-lembaga Negara, hubungan antar lembaga Negara, dan
bekerjanya lembaga Negara dalam mencapai tujuan pemerintahan Negara yang bersangkutan.
Bentuk Negara, adalah pengelompokkan Negara berdasarkan kriteria distribusi
kekuasaan (secara resmi) antar berbagai tingkat pemerintahan suatu negara. Berdasarkan kriteria
itu, kita dapat membedakan bentuk Negara dalam tiga kategori; yaitu kesatuan, federasi, dan
konfiderasi. Namun, saat ini kita hanya membahas negara kesatuan dan federasi. Negara
Federasi/serikat adalah negara yang kekuasaannya secara formal dibagi menjadi dua, sebagian
menjadi kekuasaan pemerintah pusat federal dan sebagian menjadi kekuasaan pemerintah negara
bagian, dan baik pemerintah pusat federal maupun pemerintah negara bagian itu sama-sama
berdaulat atas kekuasaan masing-masing.

Bentuk pemerintahan adalah pengelompokan negara berdasarkan letak kekuasaan


tertinggi dalam sebuah negara. Berdasarkan kriteria itu, secara tradisional para pakar
membedakan adanya negara monarki, aristokrasi, dan demokrasi. Monarki adalah bentuk
pemerintahan negara yang kekuasaan tertingginya berada di tangan seorang penguasa tunggal,
yaitu raja/ratu. Aristorkasi adalah bentuk pemerintahan negara yang kekuasaan tertingginya
berada di tangan satu lembaga kecil yang terdiri atas sekelompok orang/sekelompok elite yang
memiliki hak istimewa. Demokrasi adalah bentuk pemerintahan negara yang kekuasaan
tertingginya berada di tangan semua warga negara.
Aristoteles memilah bentuk pemerintahan berdasarkan dua ukuran,yaitu: (a)
ditangan siapakah kekuasaan tertinggi dalam suatu negara berada. (b) untuk siapa kekuasaan
negara itu digunakan.

Menurut Aristoteles, ada 6 kemungkinan bentuk pemerintahan,yaitu sebagai berikut.


1.

Monarki yaitu bentuk pemerintahan dimana kekuasaan negara yang tertinggi ada di tangan
satu orang, yang memerintah untuk kepentingan rakyat.

2.

Tirani yaitu bentuk pemerintahan dimana kekuasaan negara yang tertinggi ada di tangan satu
orang yang memerintah untuk kepentingan dirinya sendiri.

3.

Aristokrasi yaitu bentuk pemerintahan dimana kekuasaan negara yang tertinggi ada ditangan
elite, yang memerintah untuk kepentingan rakyat.

4.

Oligarki yaitu bentuk pemerintahan dimana kekuasaan negara yang tertinggi ada di tangan
sekelompok elite, yang memerintah untuk kepentingan kelompok penguasa itu sendiri.

5.

Politi yaitu bentuk pemerintahan dimana kekuasaan negara yang tertinggi ada ditangan
rakyat yang pemerintahannya untuk kepentingan rakyat.

6.

Demokrasi yaitu bentuk pemerintahan dimana kekuasaan negara yang tertinggi ada ditangan
rakyat,namun pemerintahannya hanya untuk kepentingan penguasa.

B. Hipotesis
Berdasarkan materi dan teori yang ada, kami menyimpulkan pada setiap negara
tidak ada sistem pemerintahan, bentuk pemerintahan, dan bentuk negara yang berbeda. Meskipun
ada, namun dapat dipastikan tidak terlalu persis antara satu negara dengan negara lainnya.

BAB III
Pembahasan
A.

Negara Malaysia

1. Sistem Pemerintahan
Sistem pemerintahan yang dianut oleh Malaysia adalah sistem parlementer.
Sistem parlementer yang dipakai oleh Malaysia bermodelkan sistem parlementer Westminster,
yang merupakan warisan Penguasa Kolonial Britania. Tetapi apabila melihat prakteknya ,
kekuasaan lebih terpusat di eksekutif daripada di legislatif, dan yudikatif diperlemah oleh
tekanan berkelanjutan dari pemerintah selama zaman Mahathir, kekuasaan yudikatif itu
dibagikan antara pemerintah persekutuan dan pemerintah negara bagian. Dalam system
pemerintahan Malaysia yang menjadi kepala pemerintahan adalah seorang perdana menteri.
Sistem politik Malaysia dapat dikatakan demokrasi, hal ini dapat dilihat dari
adanya pembagian kekuasaan dan adanya pelaksanaan pemilu meskipun kalau dilihat lebih
dalam tidak begitu demokratis karena tidak jurdil. Di Malaysia, seperti kebanyakan Negara
lainnya kekuasaan Negara terdiri dari badan eksekutif, legislatif dan yudikatif.
1.a Kekuasaan eksekutif
a. Perdana menteri sebagai kepala pemerintahan
b. Raja/ Sultan Yang di-Pertuan Agung sebagai kepala Negara
c. Perdana menteri merupakan anggota dewan rendah (Dewan Rakyat), yang direstui Yang diPertuan Agong dan mendapat dukungan mayoritas parlemen
d. Kabinet dipilih dari anggota Dewan rakyat dan Dewan Negara yang merupakan anggota
parlemen
1.b Kekuasaan legislatif
a.

menggunakan sistem bikameral yang terdiri dari senat (Dewan Negara) dan House of
Representatives (Dewan Rakyat).

b.

Parlemen di tingkatan persekutuan, masing-masing negara bagian memiliki dewan


legislatif unikameral (Dewan Undangan Negeri) yang para anggotanya dipilih dari daerahdaerah pemilihan beranggota-tunggal.

c.

Senat ditunjuk oleh pemimpin tertinggi sementara 26 lainnya ditunjuk oleh badan pembuat
UU di negara bagian.

d.

Anggota HoR dipilih melalui popular vote untuk masa jabatan selama 5 tahun.

1.c Kekuasaan Yudikatif


a. Hakim pengadilan Federal ditunjuk oleh pemimpin tertinggi dengan
nasehat perdana menteri.
b. Hakim adalah orang yang paling penting yang memiliki kekuasaan
untuk menyatakan tindakan parlemen adalah inkonstitusional dan
ultra vires sesuai dengan kewajiban Konstitusi dan pemahaman
mereka tentang hukum
2. Bentuk Pemerintahan
Bentuk pemerintahan Malaysia adalah monarki konstitusional, yaitu berupa
Negara kerajaan yang diatur oleh konstitusional. Dimana kepala negaranya merupakan seorang
raja yang disebut dengan Yang di-Pertuan Agong (Raja Malaysia). Yang di-Pertuan Agong dipilih
dari dan oleh sembilan Sultan Negeri-Negeri Malaya, untuk menjabat selama lima tahun secara
bergiliran; empat pemimpin negeri lainnya, yang bergelar Gubernur, tidak turut serta di dalam
pemilihan .
3. Bentuk Negara
Malaysia merupakan Negara yang berbentuk federasi. Dimana Malaysia terdiri
dari tiga belas negara bagian dan tiga wilayah persekutuan yaitu persekutuan Kuala Lumpur,
Labuan Island dan Putrajaya sebagai wilayah administratif federal. Setiap Negara bagian
memiliki majelis, dan pemerintah negara bagian dipimpin oleh kepala menteri (chief minister)
dimana kepala menteri di tiap negara bagian diangkat oleh majelis negara bagian.
Dalam Negara federal seperti Malaysia maka ada kekuasaan federal dan ada
kekuasaan Negara bagian. Soal-soal yang menyangkut negra dalam keseluruhannya diserahkan
kepada kekuasaan federal. Dalam hal tertentu misalnya mengadakan perjanjian internasional atau
mencetak uang, pemerintah federal bebas dari Negara bagian dan dalam bidang itupemerintah
federal mempunyai kekusaan yang tertinggi. Tetapi, untuk soal yang menyangkut Negara bagian

belaka dan tidak termasuk kepentingan nasional, diserahkan kepada kekuasaan Negara-negara
bagian. Jadi, dalam soal-soal semacam itu pemerintah Negara bagian bebas dari pemerintah
federal misalnya, soal kebudayaan, kesehatan pendidikan .
B.

Negara Filiphina

1. Sistem Pemerintahan
Filipina merupakan negara kepulauan yang sistem pemerintahannya berbentuk
republik. Presiden berfungsi sebagai kepala negara, kepala pemerintahan, dan Panglima
Tertinggi angkatan bersenjata. Presiden dipilih dalam pemilu untuk masa jabatan 6 tahun, dan
memilih dan mengepalai kabinet. Bentuk negara kesatuan dan sistem pemerintahan presidensil.
1.a Kekuasaan eksekutif
a. Presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan
b. Bertugas mengawasi penegakan hukum untuk memelihara
perdamaian umum dan ketertiban umum
c. Di pilih langsung oleh rakyat dengan masa jabatan enam
tahun
1.b Kekuasaan legislatif
a. Kongres terdiri dari Senat dan Dewan Perwakilan, di pilih
melalui pemilu.
b. Senat menjabat selama enam tahun, dan berjumlah 24
orang.
c. Dewan Perwakilan, berjumlah kurang dari 250 orang, dan
menjabat selama 3 tahun.
d. Kongres membuat undang-undang.
1.c Kekuasaan yudikatif
a. Dilaksanakan oleh Mahkamah Agung
b. Kepala MA dan 14 Hakim Agung di pilih oleh presiden
c. Memiliki tugas mengawasi persolan administratif pada
peradilan
d. Berhak menurunkan dan memberikan sanksi kepada hakim
peradilan yang lebih rendah

2. Bentuk Pemerintahan
Bentuk pemerintahannya yaitu kesatuan, dengan beberapa propinsi atau wilayah.
3. Bentuk Negara
Bentuk pemerintahannya yaitu republik, dan menganut sistem presidensial.
C.

Negara Indonesia

1. Sistem Pemerintahan
Sistem pemerintahan Indonesia menganut sistem presidensial, dan tidak murni menganut
Trias Politica, karena selain kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif, masih ada eksaminatif
dan inspeksi (BPK). Untuk menentukan wakil-wakil rakyat di legislatif serta kepala pemerintah
dan wakilnya di bentuk lembaga independen pemilihan umum, baik di tingkat pusat atau Negara,
dan kabupaten atau kota.
1.a Kekuasaan eksekutif
a. dilaksanakan oleh seorang presiden
b. selain kepala Negara,juga kepala pemerintah
c. presiden dan wakil presiden dipilih oleh rakyat melalui
pemilu, bukan dari partai pemenang
d. presiden berhak memilih kabinet nya.
e. menyetujui RUU
1.b Kekuasaan legislati
a. dilaksanakan oleh DPR/DPD, yaitu sebagai berikut;
1.) mengawasi jalanya pemerintahan.
2.) mengajukan RUU
b. DPR dapat menyetujui dan menolak perjanjian internasional
c. angota MPR mengangkat dan memberhentikan presiden dan
wakilnya sesuai pengawasan rakyak dan berbagai kelembagaan
1.c Kekuasaan yudikatif
a. di laksanakan oleh MA (Mahkamah Agung)
b. ketua MA di pilih oleh para hakim agung dan hakim agung d

usulkan oleh KY (Komisi Yudisial)


c. MA memiliki wewenang kasasi final dalam suatu perkara.
d. MA berwenang membatalkan atau menyatakan tidak sah
keputusan hakim yang tidak sesuai UUD.
e. MK berhak mereview UU
2. Bentuk Pemerintahan
Indonesia menganut bentuk pemerintahan Republik Konstitusional, merupakan
bentuk pemerintahan yang dipimpin oleh seorang presiden. Kekuasaan presiden dibatasi oleh
UUD atau konstitusi. Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan sebagai kepala
negara dan sekaligus kepala pemerintahan. Hal itu didasarkan pada Pasal 4 Ayat 1 yang
berbunyi, Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut UndangUndang Dasar. Dengan demikian, sistem pemerintahan di Indonesia menganut sistem
pemerintahan presidensial. Sistem presidensial merupakan sistem pemerintahan negara republik
di mana kekuasaan eksekutif dipilih melalui pemilu dan terpisah dengan kekuasaan legislatif
3. Bentuk Negara
Berdasarkan Pasal 1 Ayat 1 UUD 1945, Negara Indonesia adalah negara kesatuan
(desentralis) yang berbentuk republik. Berdasarkan hal itu dapat disimpulkan bahwa bentuk
negara Indonesia adalah kesatuan, sedangkan bentuk pemerintahannya adalah republik. Negara
kesatuan adalah negara berdaulat yang diselenggarakan sebagai satu kesatuan tunggal di mana
pemerintah pusat adalah yang tertinggi dan satuan-satuan subnasionalnya hanya menjalankan
kekuasaan-kekuasaan yang dipilih oleh pemerintah pusat untuk didelegasikan.

BAB IV
Kesimpulan

Sistem pemerintahan, bentuk pemerintahan, dan bentuk negara antara satu negara dengan
negara lainnya sangat berbeda. Meskipun negara-negara tersebut saling berdekatan, namun
tidaklah sama. Banyak hal dan faktor yang melatarbelakangi hal tersebut. Namun, tidak menutup
kemungkinan ada negara yang memiliki sistem yang sama meskipun tidak sama persis.
Dengan membandingkan negara Indonesia, Malaysia, dan Filiphina, kita dapat menarik
kesimpulan bahwa negara tersebut memiliki banyak perbedaan dan persamaan mengenai hal
tersebut. Namun, jangan sampai perbedaan tersebut dapat merusak hubungan negara-negara
tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Suteng, Bambang. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Erlangga.
Soewito. 2007. Lembar Kerja Siswa Pendidikan Kewarganegaraan. Solo:Tri Jaya Utama

Google.com

Anda mungkin juga menyukai