Granuloma Periapikal
Granuloma Periapikal
Latar belakang
Karies merupakan salah satu penyakit tertua yang telah ada sejak 14.000
tahun yang lalu. sesuai dengan hasil survei kesehatan rumah tangga
(SKRT) 2004 yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan menyebut
prevalensi karies gigi di Indonesia adalah 90,05 persen. Karies yang
berlanjut lambat laun akan mencapai bagian pulpa dan mengakibatkan
peradangan pada pulpa. Walton mengklasifikasikan keradangan pada
pulpa terdiri dari pulpitis reversibel, pulpitis irreversibel, degeneratif pulpa
dan nekrosis pulpa. Proses peradangan pulpa yang berlanjut dapat
menyebabkan kelainan periapikal. Lesi periapikal dikelompokkan menjadi :
simptomatik apikal periodontitis, asimptomatik apikal periodontitis dan
abses periapikal. Nobuhara dan del Rio(1) dalam penelitiannya
menunjukkan bahwa 59.3% dari lesi periapikal merupakan granuloma
periapikal, 22% kista periapikal, 12% jaringan parut periapikal dan 6.7%
lainnya.
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Periapikal granuloma merupakan lesi yang berbentuk bulat dengan
perkembangan yang lambat yang berada dekat dengan apex dari akar
gigi, biasanya merupakan komplikasi dari pulpitis. Terdiri dari massa
jaringan inflamasi kronik yang berprolifersi diantara kapsul fibrous yang
merupakan ekstensi dari ligamen periodontal.2
Etiologi
Granuloma periapikal dapat disebabkan oleh berbagai iritan pada pulpa
yang berlanjut hingga ke jaringan sekitar apeks maupun yang mengenai
jaringan periapikal. Iritan dapat disebabkan oleh organisme seperti:
bakteri dan virus; dan non-organisme seperti: iritan mekanis, thermal, dan
kimia.
Penelitian yang dilakukan terhadap spesimen periapikal granuloma,
sebagian besar merupakan bakteri anaerob fakultatif dan organisme yang
tersering adalah Veillonella species (15%), Streptococcus
milleri (11%), Streptococcus sanguis(11%), Actinomyces
naeslundii (11%), Propionibacterium acnes (11%), dan Bacteroides
species (10%).3 Sedangkan faktor non-organisme adalah karena iritan
mekanis setelah root canal therapy, trauma langsung, trauma oklusi, dan
kelalaian prosedur endodontik; dan bahan kimia seperti larutan irigasi.1
Patogenesis
Diferensial Diagnosis
Diferensial diagnosis termasuk kista periapikal dan abses periapikal.
Gejala klinis dari granuloma periapikal dan kista periapikal sangat sulit
dibedakan, biasanya pasien tidak mengeluhkan adanya nyeri, dan tes
perkusi negatif. Oleh karena berhubungan dengan pulpa yang telah
nekrosis, stimulasi thermal akan menunjukkan nilai yang negatif.
Gambaran radiografi akan menunjukkan adanya radiolusen dengan batas
yang jelas. Meskipun pemeriksaan dengan radiografi merupakan kunci
diagnostik, satu satunya cara untuk dapat membedakan keduanya secara
akurat adalah dengan menggunakan pemeriksaan mikroskopik; gambaran
histopatologis granuloma periapikal telah dijelaskan sebelumnya,
sedangkan gambaran histopatologis kista periapikal ditandai dengan
adanya suatu rongga yang berlapiskan epitel jenis non-keratinizing
stratified squamous dengan ketebalan yang bervariasi, dinding epitelium
tersebut dapat sangat proliferatif dan memperlihatkan susunan plexiform.
Secara khas dapat dilihat adanya proses radang dengan ditemukannya
banyak sel radang, yaitu sel plasma dan sel limfosit pada dinding kista
tersebut. Rousel body atau round eusinophilic globule banyak ditemukan
didalam atau diluar sel plasma sehingga terjadi peningkatan sintesis
imunoglobulin.12
Pasien dengan abses periapikal mungkin dapat dengan atau tanpa tandatanda peradangan, yang difus atau terlokalisasi. Pada pemeriksaan
perkusi dan palpasi dapat ditemukan tanda-tanda sensitifitas dengan
derajat yang bervariasi. Pulpa tidak bereaksi terhadap stimulasi thermal
karena berhubungan dengan pulpa yang telah nekrosis. gambaran
radiografi dapat bervariasi dari penipisan ligamen periodontal hingga lesi
radiolusensi dengan batas yang tidak jelas.1,10
Table 1. diferensial diagnosa
pemeriksaan
Granuloma
periapikal
Kista periapikal
Abses periapikal
Nyeri spontan
Tes perkusi
Tes palpasi
Tes vitalitas
Radiolusensi batas
jelas
Radiolusensi difus
Radiolusensi batas
jelas
Penatalaksanaan
radiologis
11. Al-Kandari AM, Al-Quoud OA. Healing of a large periapical lesion in the
palate following nonsurgical endodontic treatment. Saudi dental journal,
(online), (http://www.sdsjournal.org/1990/volume-2-number-2/1990-2-262-65-full.html, diakses 18 april 2008).
12. Danudiningrat CP. 2006. kista odontogen dan nonodontogen.
Airlangga University Press. Surabaya.