Marilah kita senantiasa bertaqkwa kepada Allah dengan sebenarbenarnya taqwa, baik dalam keadaan ramai atau sepi, dalam keadaan suka
maupun duka. Karena sesungguhnya taqwa dapat menjaga diri kita dari
siksa neraka. Dan marilah kita senantiasa berlaku seperti perilakunya orang
saleh zaman dahulu dan orang-orang suci yang bersih hatinya lagi terpilih di
sisi Allah. Para beliau itu adalah orang-orang yang selalu berhati-hati di
dalam
segala
hal,
tidak
ceroboh,
sehingga
setiap
perbuatan
yang
islam
menghendaki
terwujudnya
kemaslahatan
umat,
Artinya:
Sesungguhnya orang-orang mumin adalah bersaudara karena itu
damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertqwalah kepada Allah supaya
kamu mendapat rahmat (Al Hujurat;10)
Kita menyadari, bahwa terwujudnya suatu masyarakat tidak dapat dipisahkan
dari unsur tetangga sebagai saudara terdekat keluarga dan kerabat sendiri. Tetangga
sebagai saudara terdekat mempunyai tempat harus dalam islam, sehingga baik
buruknya bertetangga merupakan kurang iman seseorang.
Rasulullah saw. telah bersabda:
Artinya:
Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah berlaku baik
terhadap tetangganya, barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah
memuliakan tamunya, dan barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir,
hendaklah berbicara yang baik atau diam saja (HR. Muslim)
Hadits Rasulullah saw, ini
salam
serta
bermuka
manis
sewaktu
bertemu,
menghilangkan
saling memberi bila mendapat rezeki yang berkecukupan, menahan rasa dongkol atau
sakit hati yang ditimbulkan oleh tetangga lain, dan supaya menahan diri untuk tidak
melakukan pembalasan kepada tetangga yang membuat sakit hati. Yang demikian itu
baru sebagian kewajiban orang bertetangga. Bila kewajiban-kewajiban itu dapat di
amalkan. Oleh setiap orang yang bertetangga, niscaya akan tercipta suasana yang
tenang dan tentram penuh kedamaian.
Mengenai aturan bertetangga ini Allah telah mengatur melalui firmannya di dalam
Al Quran :
Artinya :
Sembahlah Allah dan jangan lah kamu mempersekutukannya dengan suatu
apapun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu, bapak , karib kerabat, anak-anak
yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, temat sejawat, Ibnu Sabil
dan hamba sahaya. Allah tidak menykai orang-orang yang sombong dan membangga
banggakan dirinya.(An Nisaa: 36)
Malaikat jibril senantiasa menitikberatkan kepada nabi saw, untuk berbuat baik
kepada tetangga, seolah-olah sebagian dari mereka dengan lainnya dapat mewarisi
harta pusakanya. Dan tentunya setiap mukmin dalam kehidupan di dunia ini termasuk
anggota masyarakat, sedangkan dapat di kategorikan anggota masyarakat yang baik,
apabila pergaulannya dan hubungannya dengan tetangga yang berada dilingkungan
dengan baik pula. sebaik baik kawan menurut penilaian Allah adalah orang yang paling
baik terhadap kawan dan sebaik baik tetangga menurut penilaian Allah swt adalah
orang yang terbaik terhadap tetangganya. (HR. tirmizi).
Demikian petunjuk islam dalam berbuat kebagusan dan penghormatan terhadap
tetangga
Hadis yang diriwayatkan oleh Mudaz bin Jabal ra. Memberitahukan hak-hak
tetangga sebagai berikut:
Artinya:
Para sahabat bertanya kepada nabi, katanya Hai Rasulullah apakah hak
tetangga kepada tetanggnya itu? jawab beliau bila ia meminta hutang kepadamu,
hutangkanlah bila minta tolong berikanlah pertolongan, bila sakit sambangilah, bila
membutuhkan sesuatu, berilah bila kekurangan, cukupilah bila memperoleh kebaikan,
ikut bergembiralah bila menderita musibah hiburlah hatinya dan bila meninggal dunia
antarlah jenazahnya. Kamu jangan meninggikan bangunan, hingga menutupi udaranya,
selain dengan izinnya dan jangan kamu menggangunya dengan bau periukmu kecuali
kamu memberikan sebagiannya. Jika kamu membeli buah-buahan hadiahilah dia dan
jika kamu tidak memberinya simpanlah buah itu serapat-rapatnya dan jangan kiamu
Artinya :
Demi allah tidak beriman, demi allah tidak beriman, demi allah tidak beriman.
Ditanyakan oleh seseorang: siapa wahai rasullah? beliau bersabda: orang yang
tetangganya tidak aman dari bencana-bencana (HR. Bukhari, muslim, ahmad,
dan lainnya).
Adapun yang dikategorikan menyakiti hak tetangga disini ialah segala tingkah
laku yang dapat mengusik ketentramannya seperti cara mengintai rahasianya,
mengganggu hak miliknya, menyebar luaskan keburukannya dan lain-lain. Tentang
hubungan adanya dosa besar bagi orang-orang yang menyakiti hati tetangga ini
diberitakan dalam hadits-hadits Rasulullah saw. Sebagai berikut:
Artinya :
Tidak dapat masuk surga orang-orang yang tetangganya tidak merasa aman dari
gangguannya. (HR. Muslim)
Rasulullah bersabda:
Artinya:
Dari Abdullah bin Masud ra, Rasulullah saw pernah ditanya tentang dosa yang
paling besar di sisi Allah swt, maka beliau menyebutkan tiga macam (perkara):
menyememberi kutukan Allah swt, padahal dia yang menciptakannya, membunuh
anaknya karena dia takut memberi makan kepada dia, dan berzina dengan isteri
tetangga (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi dan Nasai)
Rasulullah saw. Bersabda:
Artinya:
Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah saw. Seraya berkata: ya Rasulullah,
tunjukanlah kepadaku suatu amalan yang apabila aku menepatinya aku akan masuk
surga. Maka beliau menjawab:jadilah kamu seseorang yang baik. Lalu ia
berkata:wahai Rasulullah, bagaimana cara mengetahui bahwa aku menjadi orang
yang baik?. Beliau menjawab: tanyakanlah kepada tetanggamu, jikalau mereka
berkata bahwa kamu itu seseorang yang baik maka sesungguhnya kamu itu baik
dan jikalau mereka berkata bahwa kamu itu jelek, maka sesungguhnya kamu itu
jelek. (HR. Bathaqi dari Abu Hurairah)