Anda di halaman 1dari 8

Sidang jumah yang berbahagia.

Marilah kita senantiasa bertaqkwa kepada Allah dengan sebenarbenarnya taqwa, baik dalam keadaan ramai atau sepi, dalam keadaan suka
maupun duka. Karena sesungguhnya taqwa dapat menjaga diri kita dari
siksa neraka. Dan marilah kita senantiasa berlaku seperti perilakunya orang
saleh zaman dahulu dan orang-orang suci yang bersih hatinya lagi terpilih di
sisi Allah. Para beliau itu adalah orang-orang yang selalu berhati-hati di
dalam

segala

hal,

tidak

ceroboh,

sehingga

setiap

perbuatan

yang

dilakukannya tidak menyimpang dari ketentuan-ketentuan allah. Mereka


senantiasa mewarnai kehidupannya dengan taqwa.
Sidang jumah berbahagia.
Islam mengajarkan bahwa sesama muslim adalah saudara serta
dianjurkan atas tiap pribadi untuk berbuat baik, tolong-menolong, bantumembantu dalam usaha dan pekerjaan yang menuju kebaikan sesuan
tuntunan Allah.
Tegasnya

islam

menghendaki

terwujudnya

kemaslahatan

umat,

sebagaimana firman Allah dalam Al Quran:

Artinya:
Sesungguhnya orang-orang mumin adalah bersaudara karena itu
damaikanlah antara kedua saudaramu dan bertqwalah kepada Allah supaya
kamu mendapat rahmat (Al Hujurat;10)
Kita menyadari, bahwa terwujudnya suatu masyarakat tidak dapat dipisahkan
dari unsur tetangga sebagai saudara terdekat keluarga dan kerabat sendiri. Tetangga

sebagai saudara terdekat mempunyai tempat harus dalam islam, sehingga baik
buruknya bertetangga merupakan kurang iman seseorang.
Rasulullah saw. telah bersabda:

Artinya:
Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah berlaku baik
terhadap tetangganya, barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah
memuliakan tamunya, dan barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir,
hendaklah berbicara yang baik atau diam saja (HR. Muslim)
Hadits Rasulullah saw, ini

menyeru kepada manusia untuk memuliakan

tetangga, memelihara hak-haknya dan berbuat ikhsan kepadanya dengan segala


macam kebaikan menurut kemampuan seorang. Seperti memberi hadiah kepadanya,
mengucpkan

salam

serta

bermuka

manis

sewaktu

bertemu,

menghilangkan

kesulitannya, menolong kebutuhannya, menolak segala macam gangguannya dan ikut


memikul deritanya baik yang kasar maupun abstrak.
Saudar-saudara kaum muslimin yang berbahagia.
Menurut ketentuan, yang disebut tetangga ialah keluarga yang bertempat tinggal
di sekitar tempat tinggal masing-masing, yaitu antara empat atau lima puluh rumah dari
setiap arah kiri, kanan, depan, belakang, keluarga-keluarga inilah yang disebut
keluarga. Mereka inilah pertama kali wajib digauli dengan baik sebelum bergaul dengan
keluarga lain. Sedangkan istri mempergaulinya secara baik ialah menjaga air muka
selalu berseri-seri sehingga tidak terlihat tanda-tanda permasalahan atau kebencian,

saling memberi bila mendapat rezeki yang berkecukupan, menahan rasa dongkol atau
sakit hati yang ditimbulkan oleh tetangga lain, dan supaya menahan diri untuk tidak
melakukan pembalasan kepada tetangga yang membuat sakit hati. Yang demikian itu
baru sebagian kewajiban orang bertetangga. Bila kewajiban-kewajiban itu dapat di
amalkan. Oleh setiap orang yang bertetangga, niscaya akan tercipta suasana yang
tenang dan tentram penuh kedamaian.
Mengenai aturan bertetangga ini Allah telah mengatur melalui firmannya di dalam
Al Quran :

Artinya :
Sembahlah Allah dan jangan lah kamu mempersekutukannya dengan suatu
apapun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu, bapak , karib kerabat, anak-anak
yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, temat sejawat, Ibnu Sabil
dan hamba sahaya. Allah tidak menykai orang-orang yang sombong dan membangga
banggakan dirinya.(An Nisaa: 36)
Malaikat jibril senantiasa menitikberatkan kepada nabi saw, untuk berbuat baik
kepada tetangga, seolah-olah sebagian dari mereka dengan lainnya dapat mewarisi
harta pusakanya. Dan tentunya setiap mukmin dalam kehidupan di dunia ini termasuk
anggota masyarakat, sedangkan dapat di kategorikan anggota masyarakat yang baik,
apabila pergaulannya dan hubungannya dengan tetangga yang berada dilingkungan
dengan baik pula. sebaik baik kawan menurut penilaian Allah adalah orang yang paling

baik terhadap kawan dan sebaik baik tetangga menurut penilaian Allah swt adalah
orang yang terbaik terhadap tetangganya. (HR. tirmizi).
Demikian petunjuk islam dalam berbuat kebagusan dan penghormatan terhadap
tetangga
Hadis yang diriwayatkan oleh Mudaz bin Jabal ra. Memberitahukan hak-hak
tetangga sebagai berikut:

Artinya:
Para sahabat bertanya kepada nabi, katanya Hai Rasulullah apakah hak
tetangga kepada tetanggnya itu? jawab beliau bila ia meminta hutang kepadamu,
hutangkanlah bila minta tolong berikanlah pertolongan, bila sakit sambangilah, bila
membutuhkan sesuatu, berilah bila kekurangan, cukupilah bila memperoleh kebaikan,
ikut bergembiralah bila menderita musibah hiburlah hatinya dan bila meninggal dunia
antarlah jenazahnya. Kamu jangan meninggikan bangunan, hingga menutupi udaranya,
selain dengan izinnya dan jangan kamu menggangunya dengan bau periukmu kecuali
kamu memberikan sebagiannya. Jika kamu membeli buah-buahan hadiahilah dia dan
jika kamu tidak memberinya simpanlah buah itu serapat-rapatnya dan jangan kiamu

mengeluarkan anakmu membawa buah itu, sehungga mengundang kemarahan


anaknya, (HR. Thabrant)
Sidang jumah yang berbahagia
Open complex di dalam lingkungan kehidupan bermasyarakat hendaknya
dijuahkan sedini mungkin, dan rasanya hal itu tidak akan timbul manakala kesepuluh
faktor yang telah disinyaleman oleh Rasulullah saw. Itu dipraktekannya. Kalau dilihat dri
segi yang lain, hak-hak di dalam hubungan bertetangga dapat dibagi menjadi tiga
kelompok, yaitu:
1. Sebagian hubungan bertetangga yang mempunyai tiga macam hak yaitu hak
tetangga, hak kerabat dan hak sesama muslim. Jika tetangganya itu kebetulan
masih kerabatnya sendiri yang muslim.
2. Sebagian lagi hubungan bertetangga yang mempunyai dua hak, yakni hak
tetangga dan hak sesama muslim, jika tetangganya itu adalah bukan kerabatnya,
akan tetapi dia muslim.
3. Sebagian yang lain hubungn bertetangga yang mempunyai satu macam hak,
yaitu hak bertetangga, jika tetangganya itu bukan muslim, lagi pula bukan
kerabatnya.
Saudara-saudara kaum muslimin yang berbahagia.
Termasuk kebahagiaan seseorang, apabila tinggal dalam suatu tempat yang
lingkungannya memprihatinkan dan mencintainya. Namun apabila lingkungan
tempat tinggalnya terdiri dari orang-orang yang buruk, gemar mengacau
ketentraman tetangganya, berusaha merugikannya baik terhadap materinya,
kehormatan atau jiwanya dan lain sebagainya, maka hal itu termasuk sesuatu yang
menjadikan seseorang sengsara. Perilaku yang buruk seperti itu tidak akan keluar
dari seorang mumin. oleh karena itu Nabi saw. Dengan sungguh-sungguh dalam
menjelaskan hingga beliau bersumpah tiga kali, bahwa bukan seorang mumin yang
tetangganya tidak aman dari keburukan-keburukan atau hal-hal yang menyebabkan
tetangganya mendapat bencana yang ditimbulkan oleh orang-orang tersebut.

Nabi saw. bersabda:

Artinya :
Demi allah tidak beriman, demi allah tidak beriman, demi allah tidak beriman.
Ditanyakan oleh seseorang: siapa wahai rasullah? beliau bersabda: orang yang
tetangganya tidak aman dari bencana-bencana (HR. Bukhari, muslim, ahmad,
dan lainnya).
Adapun yang dikategorikan menyakiti hak tetangga disini ialah segala tingkah
laku yang dapat mengusik ketentramannya seperti cara mengintai rahasianya,
mengganggu hak miliknya, menyebar luaskan keburukannya dan lain-lain. Tentang
hubungan adanya dosa besar bagi orang-orang yang menyakiti hati tetangga ini
diberitakan dalam hadits-hadits Rasulullah saw. Sebagai berikut:

Artinya :
Tidak dapat masuk surga orang-orang yang tetangganya tidak merasa aman dari
gangguannya. (HR. Muslim)
Rasulullah bersabda:

Artinya:
Dari Abdullah bin Masud ra, Rasulullah saw pernah ditanya tentang dosa yang
paling besar di sisi Allah swt, maka beliau menyebutkan tiga macam (perkara):
menyememberi kutukan Allah swt, padahal dia yang menciptakannya, membunuh
anaknya karena dia takut memberi makan kepada dia, dan berzina dengan isteri
tetangga (HR. Bukhari, Muslim, Tirmidzi dan Nasai)
Rasulullah saw. Bersabda:

Artinya:
Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah saw. Seraya berkata: ya Rasulullah,
tunjukanlah kepadaku suatu amalan yang apabila aku menepatinya aku akan masuk
surga. Maka beliau menjawab:jadilah kamu seseorang yang baik. Lalu ia
berkata:wahai Rasulullah, bagaimana cara mengetahui bahwa aku menjadi orang
yang baik?. Beliau menjawab: tanyakanlah kepada tetanggamu, jikalau mereka
berkata bahwa kamu itu seseorang yang baik maka sesungguhnya kamu itu baik
dan jikalau mereka berkata bahwa kamu itu jelek, maka sesungguhnya kamu itu
jelek. (HR. Bathaqi dari Abu Hurairah)

Dari hadits-hadits tersebut di atas memberikan pengertian bahwa seseorang


yang selalu menyakiti tetangganya ia termasuk melakukan dosa besar sehingga
kelak di hari kiamat akan mendapat siksaan yang pedih sebab seseorng yang
bertetangga itu berarti telah terjalin hubungan timbal balik yakni adanya hak dan
kewajiban terhadap ketentraman tetangga adalah perbuatan aniaya hak-hak
tetangga. Contoh seperti itu: ia dalam membunyikan radio, tape recorder atau tv
dengan mengeraskan suara sampai tetangganya merasa terganggu, membuang
sampah atau kotoran yang menyebabkan tetangganya terganggu karena baunya.
Tegasnya kita dalam berhbungan dengan tetangga hendaknya berlaku yang biak
dan melindungi keslamatan hak-hak tetangga.

Anda mungkin juga menyukai