Korelasi Antara Penggambaran Di Atas Kertas dengan Filosofi Pola Pikir
Oleh Rasmi Jasmina Laksmi, 1506728062 Judul: "Buku Ajar I: Kekuatan dab Keutamaan Karakter, Filsafat, Logika, dan Etika" Pengarang: Bagus Takwin, Fristian Hadinata, Saraswati Putri Data Publikasi: Universitas Indonesia, 2015
Terlebih dahulu, penulis akan menjelaskan apa yang dimaksud dengan
filosofi pola pikir. Filosofi pola pikir disini adalah interpretasi bagaimana cara seseorang memroses informasi yang didapat, tingkat kemudahan seseorang untuk menerima instruksi atau masukan dari orang lain, serta menjadikan interpretasi tersebut sebagai asumsi dan pondasi kehidupannya. Cabang filsafa itu sendiri terbagi menjadi 3 berdasarkan struktur permasalahannya, yaitu ontologi yang berupa pengkajian tentang Hal yang nyata, epistemologi yang berupa pengkajian hakikat dan ruang lingkup pengetahuan, serta axiologi yang berupa pengkajian nilai penentu perilaku manusia yang ideal. Beberapa langkah umun yang disarankan until menganalisis fakta adalah pemastian, pemecahan, serta pengujian masalah secara rasional. Pengenalan dan pengujian masalah yang bersangkutan juga disarankan, beserta dengan melakukan verifikasi dan penarikan kesimpulan yang bijak dan objektif. Banyak sekali faktor yang memengaruhi hal ini, Dan dua faktor terbesar adalah; Pertama, yang memiliki kontribusi paling signifikan adalah pengaruh dari lingkungan. Terutama dari keluarga serta tempat dimana orang tersebut mendalami pendidikan dasar. Hal ini dikarenakan anak-anak memiliki kemampuan penyerapan informasi yang sangat cepat, serta ditambah dengan analogi bahwa mereka masih bagaikan kertas putih tanpa coretan, membuat anak-anak lebih rent an terhadap masukan yang berupa instruksi dari pengajar maupun orang tua, dimana mereka jadikan instruksi tersebut sebagai masukan yang absolut. Yang kedua adalah pengaruh sosial, bagaimana lingkungan keseharian seseorang dapat berkontribusi dalam membentuk pola pikir dan perilaku seseorang secara umum. Pengaruh sosial dalam konteks ini dapat berupa
ekspektasi dari orang-orang terdekat, tingkat pemasukan, standar
kehidupan, dan lain-lain. Dengan dua faktor diatas, dapat ditarik kesimpulan dengan melihat penggambaran seseorang tentang "lingkungan" diatas secarik kertas. Bagaimana instruksi yang terdengar sederhana tersebut di-interpretasikan oleh orang tersebut melalui coretan diatas secarik kertas. Jika terdapat gambaran yang cenderung bersifat umum seperti gunung dengan sawah, dapat diperkirakan bahwa orang tersebut cenderung lebih asertif jika dibandingkan dengan orang yang menggambar pemandangan yang tidak konvensional seperti air terjun, perkotaan, dan sebagainya.