Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berat Isi dan berat jenis tanah mempengaruhi karakteristik suatu
tanah. Berat isi tanah (bulk density) diperoleh dari perbandingan antara
massa

tanah

dengan

volume

partikel

ditambah

dengan

ruang

pori

diantaranya. Nilai berat isi suatu tanah digunakan untuk menghitung


porositas jika berat jenis partikelnya diketahui dan untuk menduga berat dari
volume tanah yang sangat besar. Untuk porositas tanah dapat ditentukan
dengan perhitungan berat jenis tanah. Dimana dapat diperoleh dari
membandingkan antara massa padatan partikel-partikel tanah dengan
volume padatan. Selain menentukan tingkat kesulitan pengolahan tanah,
berat isi juga dapat digunakan untuk mengetahui pergerakan akar, infiltrasi
air dan konsistensi tanah. Nilai berat isi suatu tanah berubah-ubah
tergantung kondisi struktur tanah, terutama dikaitkan dengan pemadatan.
Oleh karena itu berat isi sering digunakan sebagai ukuran struktur tanah.
Berat Jenis partikel (particle density) dari suatu tanah menunjukkan
kerapatan dari partikel secara keseluruhan. Hal ini ditunjukkan sebagai
perbandingan massa total dari partikel padatan dengan total volume tidak
termasuk ruang pori diantara partikel. Berat jenis partikel ini penting dalam
penentuan laju sedimentasi, pergerakan partikel oleh air dan angin, serta
perhitungan ruang pori dalam tanah apabila berat isinya telah diketahui.
Praktikum berat isi dan berat jenis tanah ini penting untuk diikuti karena
membantu menentukan karakteristik tanah pada suatu tempat. Berat isi dan
berat jenis juga dapat digunakan untuk membantu pengembangan budidaya
tanaman dalam hal pengolahan tanah dan pertumbuhan tanaman melalui
sistem perakarannya.
1.2 TUJUAN

Tujuan dari praktikum penentuan berat isi dan berat jenis partikel tanah yaitu
untuk menentukan nilai dari berat isi dan berat jenis partikel suatu tanah
serta untuk mengetahui faktor-faktor yang dipengaruhi dan mempengaruhi
keduanya baik berat isi maupun berat jenis partikel suatu tanah.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Berat Isi dan Berat Jenis Partikel Tanah
2.1.1 Berat Isi Tanah
a. Berat isi tanah (bulk density) adalah ukuran pengepakan atau kompresi
partikel-partikel tanah (pasir, debu da liat).
(Pearson, Etal,
1995)
b. Berat isi tanah adalah perbandingan antara massa tanah dengan
volume partikel ditambah dengan ruang pori diantaranya.
(Panduan Praktikum Dasar Ilmu
Tanah, 2010)
c. Berat Isi adalah berat yang setiap unit volume tanah untuk volume
tanah yang dimaksud termasuk volume padatan dan ruang pori.
(Goeswono,
1983)
d. Soil weight content is a comparison between soil weight and particle
volume which increased with pore space between them.
Berat isi tanah adalah perbandingan antara massa tanah dengan
volume partikel ditambah ruang pori diantaranya
(Kemas, 2009)
2.1.2 Berat Jenis Tanah
a. Berat jenis partikel (particle density) adalah perbandingan antara
massa satuan solum tanah padat dengan volume padatan tanah.
2

(Bucks & Nyle,


1982)
b. Berat jenis partikel dari suatu tanah adalah kerapatan butir-butir yang
menyusun tanah yang biasanya ditetapkan sebagai massa (berat) dari
suatu volume tanah padat yang dinyatakan dalam gram/cm
(Permadi,
1995)
c. Berat jenis tanah adalah kerapatan dari partikel secara keseluruhan
sebagai perbandingan massa total dari partikel padatan dengan total
volume tidak termasuk ruang pori diantara partikel.
(Anonymous,
2010)
d. Soil weight/lend weight is a comparison between solid soil weight and
solid volume without pore space.
Berat jenis tanag adalah perbandingan massa padatan tanah dengan
volume padatan tanpa pori
(Soegiman, 1982)
2.2 Faktor yang mempengaruhi Berat Isi dan Berat Jenis Partikel
Tanah
2.2.1 Berat Isi Tanah
a. Tekstur
Partikel partikel tanah yang membentuk suatu padatan sangat
mempengaruhi BI. Partikel partikel liat biasanya saling berdekatan
sehingga memiliki BI tinggi, sebaliknya tanah yang mengandung pasir
BI nya rendah.
( Hardjowigeno, 2007 )
b. Struktur
Struktur tanah mencerminkan ruang pori. Jadi ketergantungan jumlah
pori-pori tanah terdapat pada struktur tanah dan ukuran dari partikel
tanah. Hubungan antara jumlah pori dan bobotnya berbanding terbalik.
Jadi semakin besar jumlah pori-porinya maka semakin kecil berat
isinya. Dengan kata lain, tanah yang mempunyai struktur yang

semakin mantap berarti mempunyai berat isi tanah yang semakin


besar karena kerapatannya semakin tinggi.
(Anonymous,
2010)
c. Porositas
Semakin besar ruang pori maka berat isi tanah semakin rendah.
Sebaliknya, jika semakin kecil ruang pori suatu tanah maka berat isi
tanahnya semakin tinggi.
(Anonymous,
2010)
d. Bahan Organik
Berat isi tanah dipengaruhi oleh kandungan bahan organik tanah.
Semakin tinggi bahan organik yang terkandung di dalam suatu tanah
maka berat isi akan semakin rendah, karena bahan organik di
permukaan tanah lebih banyak daripada di subsoil sehingga berat isi
tanah lebih rendah di lapisan atas tanah.
(Hanafiah,
2005)
e. Agregasi Tanah
Agregasi merupakan proses pembentukan agregat-agregat tanah.
Dengan terbentuknya agregat tanah, tanah menjadi berpori-pori,
sehingga tanah menjadi gembur. Agregat tanah memiliki ukuran yang
lebih besar daripada partikel-partikel tanah. Oleh karena itu, agregat
tanah memiliki bobot isi yang lebih berat daripada partikel-partikel
tanah. Semakin tinggi agregasi, semakin tinggi BI.
(Hanafiah,
2005)
f. Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah mempengaruhi ruang pori tanah. Semakin sering
tanah diolah maka porositasnya akan semakin besar, sehingga sangat
mempengaruhi besarnya berat isi.
(Anonymous,
2010)
2.2.2 Berat Jenis Partikel Tanah
4

a. Tekstur
Berhubungan dengan mineral tanah. Semakin banyak mineral tanah
akan berbengaruh terhadap semakin besar massa padatan sehingga
menyebabkan berat jenis partikel tanah semakin tinggi. Perkembangan
tekstur tanah yang lebih besar pada tanah di permukaan dengan
tekstur

halus

menyebabkan

berat

jenisnya

lebih

rendah

bila

dibandingkan dengan tanah berpasir.


(Hanafiah,
2005)
b. Bahan Organik
Berhubungan dengan massa padatan tanah. Jika semakin banyak
kandungan bahan organik suatu tanah maka massa padatan tanah
akan semakin besar sehingga menyebabkan berat jenis partikel tanah
semakin tinggi. Sebaliknya, jika kandungan bahan organik suatu tanah
sedikit maka massa padatan tanah akan semakin kecil sehingga
menyebabkan berat jenis partikel tanah semakin rendah.
(Ismunandar,
2004)
2.3 Faktor yang dipengaruhi Berat Isi dan Berat Jenis Tanah
2.3.1 Berat Isi Tanah
a. Infiltrasi
Semakin sedikit ruang pori tanah menyebabkan infiltrasi menjadi
semakin rendah, dapat mengikat mineral-mineral dalam tanah, struktur
mantap maka berat isi semakin rendah.
(Anonymous, 2010)
b. Konsistensi
Semakin baik konsistensi suatu tanah mempengaruhi kemantapan
suatu struktur maka berat isi semakin tinggi.
(Tim Dosen Jurusan Tanah, 2010)
c. Perakaran
Pergerakan akar menghasilkan dampak yang mempengaruhi BI karena
akar bergerak dan memecahkan pori-pori tanah untuk mencari unsur
hara yang diperlukan oleh tanaman. Semakin besar berat isi suatu
tanah akan menyebabkan akar kesulitan untuk menembus dan
bergerak karena strukturnya mantap.
5

(Sutanto, 2005)
d. Pengolahan tanah
Jika berat isi yang terkandung dalam tanah tinggi maka tanah akan
sukar untuk dikelolah karena struktur tanahnya mantap, sebaliknya jika
semakin rendah berat isi yang terkandung dalam tanah maka tanah
mudah diolah.
(Sutanto, 2005)
2.3.2 Berat Jenis Tanah
a. Porositas
Semakin besar porositas suatu tanah maka berat jenis partikelnya
akan semakin kecil
(Anonymous, 2010)
2.4

Cara Penentuan atau Metode Pengukuran Berat Isi Tanah

Metode yang digunakan untuk menentukan berat isi tanah terdapat 4


metode, antara lain :
a. Metode Silinder
Metode silinder sangat mudah dan sederhana serta praktis untuk
tanah-tanah yang tidak bersifat mengembang mengerut.
b. Metode Clod
Metode clod sangat cocok digunakan untuk tanah yang bersifat
mengembang mengerut
c. Metode Boring
Metode yang digunakan untuk langsung di lapang. Untuk jenis tanah
mengembang mengerut volume tanah berubah karena perubahan
kadar air dalam tanah.
d. Metode Radioaktif
Metode yang digunakan untuk jenis tanah mengembang mengerut,
volum tanah mudah berubah-ubah karena perubahan kadar air dalam

tanah sehingga dalam penerapannya diperhitungkan pada kondisi


hisapan 1/3 bar.
(Anonymous,
2010)
2.5 Penyebab Perbedaan Nilai Berat Isi Tiap Lokasi
Berat Isi tanah dipengaruh oleh kandungan bahan organik tanah.
Semakin tinggi bahan organik, maka berat isi akan semakin rendah. Semakin
dalam lapisan tanah, maka porositasnya akan semaikn rendah. Semakin
padat tanah berarti semakin sulit untuk menyerap air , maka porositasnya
semakin rendah. Sebaliknya, semakin mudah tanah menyerap air maka
tanah tersebut porositasnya besar.
2.6 Hubungan Berat Isi dan Berat Jenis Partikel Tanah
Berat isi, dapat digunakan untuk menghitung porositas jika berat jenis
partikel diketahui. Berat jenis partikel dapat dimanfaatkan untuk menghitung
ruang pori dalam tanah apabila berat isinya telah diketahui.
(Tim Dosen Jurusan Tanah, 2010)
Dalam perhitungan berat isi tanah memperlihatkan pori-pori atau
ruang udara dalam tanah. Sedangkan berat jenis partikel tanah tidak
memperhitungkan pori-pori. Perbedaan antara nilai berat isi dan berat jenis
partikel tanah dapat mempengaruhi perhitungan nilai kandungan karbon
dalam tanah dan mempengaruhi porsi pupuk atau dosis pupuk yang
diberikan.
(Lucas,
1982)
Berat isi dan berat jenis partikel tanah memiliki hubungan yang erat
yang merupakan massa padatan dalam tanah namun dalam berat isi
terdapat pori. Sedangkan berat jenis partikel tanah tidak ditambahkan ruang
pori.
(Hardjowigeno,1987)

BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
a. Silinder atau ring stainless
b. Timbangan
c. Oven
d. Martil atau batu
e. Jangka sorong
f. Pisau
g. Piring Kecil
Bahan
Sampel tanah pada dua lokasi berbeda yaitu tanah pada hutan
produksi dan tanah pada lahan semusim.
8

3.1.2 Bahan
Tanah : sebagai objek pengamatan.
3.2 Metode Praktikum
Metode yang digunakan pada praktikum kali ini dengan menggunakan
metode silinder yaitu metode dimana tanah dimasukkan kedalam pipa
silinder atau ring yang kemudian tanah tersebut ditimbang dengan
menggunakan timbangan digital dan tanah dapat diukur volumenya dengan
mengukur diameter dan tinggi dari ring tersebut. Pada tahap selanjutnya
baru dilakukan perhitungan Berat Isi (BI).
Timbanglah sample tanah beserta silindernya (x gr)
Timbanglah ring kosong tanpa tanah (y gr)
Tetapkanlah kadar lengan sample tanah (z gr)
BI = (100(X-Y) / (100+Z) / (Volume tanah)
3.3 Tahapan Praktikum
Menyiapkan alat dan
Menyiapkan alat dan
bahan
bahan
Ambil sample tanah A
Ambil sample tanah A
dan tanah B dengan ring
dan tanah B dengan ring

Timbang sample tanah A


Timbang sample tanah A
dan tanah B beserta ring
dan tanah B beserta ring
Keluarkan tanah dari ring
Keluarkan tanah dari ring
dan tempatkan pada
dan tempatkan pada
wadah yang sudah
wadah yang sudah
ditimbang
ditimbang
Keringkan sample tanah A
Keringkan sample tanah A
dan B, Oven selama 24 jam
dan B, Oven selama 24 jam

ukur tinggi &


ukur tinggi &
diameter ring
diameter ring
dengan jangka
dengan jangka
sorong
sorong

Timbang berat ring


Timbang berat ring
kosong
kosong

Timbang tanah tanpa


Timbang tanah tanpa
wadah
wadah

Cari Berat
Cari Berat
Isi
Isi

Catat Hasil
Catat Hasil
Pengamatan
Pengamatan
Cari Kadar air
Cari Kadar air

BAB IV
HASIL dan PEMBAHASAN
4. 1 Data Hasil Pengamatan
Pengukuran Berat Isi pada tanah hutan produksi dan tanah komposit
semusim
Jenis
Tanah

BbR

Bb

Bko

Hutan

KA

Vt

0,385

Produksi

144,34
232,16

31,56

200,6

gr

gr

gr

gr

gr x
100%
= 38,5
%

6,46
cm

Ket

BI

d=

1,6

5,52

gr/cm

cm

t=
5,17
cm

10

Komposi
t
Semusi

0,497
225,30

51,18

174,1

gr

gr

2 gr

120,33

gr x

5,109

100%

gr

cm

d=

1,2

6cm

gr/cm

t= 5

= 44,7

cm

Keterangan :
BbR = Berat basah + Ring
R

= Ring

Bb

= Berat basah

Bko

= Berat kering oven

KA

= Kadar air

Vt

=Volume total

4.2 Interpretasi
Pada tanah (Hutan Semusim) memiliki BI 1,2
B (Hutan Produksi) memiliki 1,6

gram

cm3

gram

cm3

, sedangkan tanah

. Perbedaan keduanya dikarenakan

beberapa faktor, antara lain: tekstur, struktur, porositas, dan pengolahan


tanah.diatas yakni tekstur, struktur, porositas, dll. Sampel tanah B (Hutan
Produksi) BI nya lebih besar dari tanah A (Hutan Semusim) karena memiliki
kandungan liat yang dominan disbanding tanah hutan produksi. Selain itu,
stuktur tanah hutan produksi lengket dan teksturnya bergumpal sehingga
kerapatan massanya cenderung tinggi. Selain itu tanahnya memiliki butiran
butiran

dengan

permukaan

halus

sehingga

kandungan

BO

(Bahan

Organik)nya tinggi. Sampel tanah A (Hutan Semusim) mengandung banyak


pasir

sehingga

kandungan

BO

(Bahan

Organik)nya

rendah.

Dapat

disimpulkan lokasi tanah juga menentukan perbedaan nilai BI dari tanah.


(Soegiman,2002)

11

Terjadi perbedaan BI dari kedua lokasi tanah, hal ini dikarenakan adanya
perbedaan faktor yang mempengaruhi seperti dikemukakan
Penyebab perbedaan BI antar titik pengamatan dipengaruhi faktorsebagai
berikut:
a) Tekstur tanah
Sampel tanah B (Hutan Produksi) memiliki BI yang lebih tinggi dari
sampel tanah A memiliki kandungan liat yang lebih dominan dibanding
tanah A (Hutan Semusim), sehingga BI tanah B (Hutan Produksi) lebih
tinggi.
b) Stuktur Tanah
Stuktur tanah B (Hutan Produksi) lebih mantap dan kandungan liat
lebih

banyak

(dominan)

dibandingkan

tanah

(Hutan

Semusim),sehingga BI pada sampel tanah B (Hutan Produksi) lebih


tinggi.
c) Porositas
BI (Bobot Isi) ditentukan oleh jumlah ruang pori dalam padatan tanah.
Semakin banyak ruang pori, semakin kecil nilai BI nya karena ruang
tersebut tidak terisi padatan tanah. Pada sampel tanah B memiliki
ruang pori lebih sedikit daripada sampel tanah A. Jadi BI sampel tanah
B lebih tinggi dari sampel tanah A.
d) Pengolahan tanah
Pengolahan tanah juga mempengaruhi ruang pori tanah karena
semakin sering tanah tersebut diolah, semakin banyak pula ruang
porinya sehingga BInya juga besar.
(Anonymous, 2010)
4.3 Penyebab Perbedaan Nilai Berat Isi (BI) tanah tiap lokasi
Menurut Lucas (1982) Perbedaan nilai BI tiap lokasi adalah :
a. Pemadatan
Berhubungan dengan intensitas pengolahan semakin sering intensitas
pengolahan terhadap lahan maka tanahnya semakin padat. Jika
12

kepadatan tanah semakin tinggi maka nilai berat isi tanahnya semakin
besar.
b. Komposisi bahan botani penyusun tanah
Jika kandungan bahan-bahan organik dan tumbuhan semakin banyak
yang terkandung di dalam tanah menyebabkan berat isi tanah semakin
besar.
c. Tingkat dekomposisi
Jika dekomposisi tinggi maka tanah semakin mantap.
d. Kandungan mineral dan kadar air
Kandungan mineral yang tinggi pada suatu tanah dapat memperbesar
nilai berat isi tanah.
Perbedaan nilai BI berpengaruh terhadap perhitungan kandungan
karbon dalam tanah.
(Lucas,
1982)
Analisis perbedaan :
a. Faktor internal meliputi diameter silinder (cm) dan tinggi silinder (cm).
Diameter silinder
Pad praktikum ke dua silinder memiliki diameter dan ketinggian
yang berbeda. Hal ini berpengaruh pada perhitungan volume antara
sampel tanah yang akan berakibat pula pada tinggi silinder (cm).
Tinggi silinder pada sampel tanah juga berbeda antara tanah A dan
tanah B. Hal ini berpengaruh terhadap perbedaan berat isi antara
titik pengamatan karena dengan tinggi silinder yang berbeda
menyebabkan perhitungan volume yang berbeda pula.
b. Faktor eksternal
13

Karena air tanah berpengaruh pada perbedaan berat isi tanah,


semakin tinggi kadar air suatu tanah maka berat isinya juga akan
semakin lebih berat, begitu pula sebaliknya, jika kadar air tanah
rendah maka beratnya lebih ringan.
(Anonymous,
2010)
4.4 Upaya perbaikan dan pengolahan yang dapat dilakukan
a) Pemeliharaan tanah yang intensif dengan lebih memperhitungkan
infiltrasi drainase, aerase sangat baik.
b) Pengolahan lahan yang sesuai yang memerlukan beberapa perlakuan
tentang beberapa hal seperti berikut :
Jenis tanah setiap tanaman mempunyai toleransi yang berbeda
terhadap media tumbuh tanaman.

Jenis tanah, tanah yang mengandung lempung cenderung lebih sulit


untuk diolah.

Kemiringan lahan diperlukan untuk mengatur jalannya air.

Jenis alat, penggunaan alat disesuaikan dengan jenis lahannya.


Pengairan tanah tujuannya untuk menentukan tanah agar perakaran
tnaman lebih mudah menembus akar.
(Anonymous,
2010)
c) Pengolahan tanah
Pengolahan yanah dibutuhkan untuk mengurangi berat isi yang tinggi
dan anti misal dilakukan pemupukan untuk menambah kegemburan.
d) Pemupukan

14

Pemupukan dilakukan untuk mengurangi berat isi dosis tinggi pada BI


tinggi sedangkan untuk BI rendah pupuk yang diberikan harus
disesuaikan dengan pupuk yang berdosis rendah.

e) Pengairan/irigasi
Untuk berat isi tinggi diperlukan pengairan yang lebih besar sehingga
mengurangi kepadatan tanah.
(Soeparmadi,
1991)
Berdasarkan data hasil pengamatan di atas, terdapat perbedaan
antara sample tanah pada hutan produksi dan tanah pada lahan tanaman
semusim. Dari perbedaan yang diperoleh, maka dapat dihitung bobot isi tiap
tanah berdasarkan rumus:

Perhitungan yang dilakukan diperoleh hasil BI tanah pada hutan


produksi adalah sebesar 0,074 gr/cm3, sedangkan pada lahan tanaman
semusim diperoleh sebesar 0,06 gr/cm 3. Maka BI tanah pada hutan produksi
lebih besar daripada lahan tanaman semusim.
Perhitungan di atas dapat digunakan sebagai dasar untuk pengolahan
tanah yang dimaksud lebih lanjut. Selain itu, bobot isi juga berpengaruh
pada pemberian pupuk. Umumnya nilai BI yang lebih besar memerlukan
pupuk yang lebih banyak, namun hal ini juga tergantung dari jenis pupuk
yang diberikan.
Nilai bobot isi tanah yang bervariasi pada sample tanah hutan produksi
dan tanah pada lahan tanaman semusim disebabkan berbagai faktor, salah
satunya adalah kadar air. Kadar air tanah pada hutan produksi lebih kecil dari
15

tanah lahan semusim sehingga BI yang dihasilkan lebih besar. Maka kadar air
suatu tanah akan berbanding terbalik dengan nilai BI. Selain itu, terdapat
pula perbedaan kandungan bahan organik pada kedua sample tanah. Tanah
hutan produksi mengandung lebih banyak bahan organik daripada tanah
pada lahan tanaman semusim didasarkan pada nilai berat isinya.

BAB V
KESIMPULAN dan SARAN
5.1

Kesimpulan
Bobot

isi merupakan perbandingan antara massa tanah dengan

volume partikel ditambah dengan ruang pori diantaranya. Bobot isi


dipergunakan sebagai petunjuk kepadatan tanah dan petunjuk dalam
menghitung pupuk dan air untuk tiap hektar tanah. Dari pratikum ini dapat
diketahui nilai BI pada masing-masing tanah dengan tempat yang berbeda.
Pada tanah A(Hutan Semusim) memiliki BI 1,2
(Hutan Produksi) memiliki 1,6

gram

gram

/ cm3,sedangkan tanah B

. Perbedaan keduanya di pengaruhi oleh

cm3

tekstur, struktur, porositas dan pengolahan lahan di masing-masing titik


pengamatan. BI memiliki hubungan yang saling mempengaruhi dengan sifat
fisik,kimia dan biologi serta pertumbuhan tanaman. BI dapat diaplikasikan
pada kegiatan non pertanian serta aplikasi pada lahan yang diperuntukkan
sebagai sarana bermain. Pengolahan lahan yang benar harus disesuaikan
dengan bahan mineral penyusun tanah dan kandungan BOnya agar dapat
dikelola dengan baik.
Kedua sample tanah memperoleh hasil yang berbeda antara lahan
produksi dan lahan semusim, hal itu di karenakan kadar air yang berbeda.
Lahan produksi memiliki kadar air yang tinggi dari pada lahan semusim,
16

karena lahan produksi terlindung dari sinar matahari secara langsung yang
disebabkan oleh adanya pengaruh eksternal dan internal.

BI yang tinggi

pada lahan produksi mengakibatkan infiltrasi lebih rendah, konsistensinya


baik, dan pergerakan akar tanaman lebih susah. Berbanding terbalik dengan
lahan produksi, lahan semusim dengan BI yang lebih rendah mengakibatkan
infiltrasi lebih tinggi, konsistensinya kurang baik, dan pergerakan akar lebih
mudah ditembus.
Untuk menghitung berat isi dapat mengunakan cara/ rumus:
BI

100( Bb)
1

100 Ka Vring

Untuk menghitung kadar air tanah dapat digunakan dengan cara ini :
Ka

BB BKO
X 100%
BKO

5.2 Saran
Ditingkatkan lagi forum diskusi dalam kelompok mengenai materi dan
kegiatan praktikum supaya lebih terasa aktif dan tidak selalu assisten yang
menerangkan. Selain itu diharapkan ada waktu diluar waktu praktikum untuk
share masalah proses pembuatan laporan agar menjadi bekal tambahan
agar dapat membuat laporan yang semakin waktu semakin baik.

17

Anda mungkin juga menyukai