MPKP
MPKP
Disusun Oleh :
Afriliatun Nurul S
P17420213001
Patricia Candra Dewi
P17420213021
Ranitasari
P17420213024
Sri Wulandari
P174202130
KELAS III A
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN PURWOKERTO
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keperawatan bukan profesi yang statis dan tidak berubah tetapi profesi
yang secara terus-menerus berkembang dan terlibat dalam masyarakat yang
berubah, sehingga pemenuhan dan metode perawatan berubah, karena gaya
hidup berubah. Berbicara tentang keperawatan ada hal penting yang harus
dibahas yaitu Model Praktik Keperawatan Profesioanal yang dapat diterapkan
dalam pemberian asuhan keperawatan dan dalam hal ini, makalah ini akan
membicarakan tentang Model Praktik Keperawatan Profesional.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Model Praktik Keperawatan professional ?
2. Apa tujuan Model Praktik Keperawatan professional ?
3. Apa saja pilar dalam Model Praktik Keperawatan professional ?
4. Apa saja diagnosa keperawatan dalam Model Praktik Keperawatan Jiwa ?
5. Apa saja komponen dalam Model Praktik Keperawatan professional ?
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum :
Mahasiswa dapat memahami Model Praktik Keperawatan Profesional
2. Tujuan khusus :
Mahasiswa dapat menjelaskan tentang :
D. Metode Penulisan
Metode penulisan makalah ini dibuat dengan metode deskriptif melalui
pengumpulan data dari berbagai literatur atau sumber.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi MPKP
Model praktik keperawatan profesional (MPKP) adalah suatu sistem (struktur,
proses dan nilai-nilai profesional), yang memfasilitasi perawat profesional,
mengatur pemberian asuhan keperawatan, termasuk lingkungan tempat
asuhan tersebut diberikan. ( Ratna Sitorus & Yulia, 2006)
B. Tujuan MPKP
Tujuan MPKP adalah sebagai berikut :
1. Menjaga konsistensi asuhan keperawatan.
D. Komponen-Komponen Mpkp
Terdapat 4 komponen utama dalam model praktek keperawatan professional,
yaitu sebagai berikut :
1. Ketenagaan Keperawatan
Klasifikasi derajat ketergantungan pasien dibagi 3 kategori, yaitu :
a. Perawatan minimal : memerlukan waktu 1 2 jam/24 jam ang terdiri
atas :
1) Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri.
2) Makan dan minum dilakukan sendiri
3) Ambulasi dengan pengawasan
4) Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap shift.
5) Pengobatan minimal, status psikologis stabil.
6) Persiapan prosedur memerlukan pengobatan.
b. Perawatan intermediet : memerlukan waktu 3 4 jam/24 jam yang
terdiri atas :
infus,
persiapan
pengobatan,
Keuntungan :
1) Melibatkan semua anggota tim dalam asuhan keperawatan pasien.
2) Akan menghasilkan kualitas asuhan keperawatan yang dapaty
dipertanggung jawabkan.
3) Membutuhkan biaya lebih sedikit/murah, dibanding sistem
penugasan lain.
4) Pelayanan yang diperoleh pasien adalah bentuk pelayanan
professional.
Kerugian :
1) Dapat menimbulkan pragmentasi dalam keperawatan.
2) Sulit
untuk
menentukan
kapan
dapat
diadakan
pertemuan/konferensi, karena anggotanya terbagi-bagi dalam shift.
3) Ketua tim lebih bertanggung jawab dan memiliki otoritas,
dibandingkan dengan anggota tim.
c. Penugasan Keperawatan Primer
Keperawatan primer adalah suatu metoda pemberian asuhan
keperawatan dimana perawat perofesional bertanggung jawab dan
bertanggung gugat terhadap asuhan keperawatan pasien selama 24
jam/hari. Tanggung jawab meliputi pengkajian pasien, perencanaan ,
implementasi, dan evaluasi asuhan keperawatan dari sejak pasien
masuk rumah sakit hingga pasien dinyatakan pulang, ini merupakan
tugas utama perawat primer yang dibantu oleh perawat asosiet.
Keperawatan primer ini akan menciptakan kesepakatan untuk
memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif, dimana asuhan
keperawatan berorientasi kepada pasien.
Pengkajian dan menyusun rencana asuhan keperawatan pasien di
bawah tanggung jawab perawat primer , dan perawat asosiet yang akan
mengimplementasikan rencana asuhan keperawatan dalam timdakan
keperawatan.
Keuntungan :
1) Otonomi perawat meningkat, karena motivasi, tanggung jawab dan
tanggung gugat meningkat.
3. Proses Keperawatan
Proses keperawatan merupakan proses pengambilan keputusan yang
dilakukan perawat dalam menyusun kegiatan asuhan secara bertahap.
Kebutuhan dan masalah pasien merupakan titik sentral dalam
pengambilan keputusan. Pendekatan ilmiah yang fragmatis dalam
pengambilan keputusan adalah :
1) Identifikasi masalah
2) Menyusun alternatif penyelesaikan masalah
3) Pemilihan cara penyelesaian masalah yang tepat dan melaksanakannya
4) Evaluasi hasil dari pelaksanaan alternatif penyelesaian masalah.
Seluruh langkah pengambilan keputusan ini tertuang pada langkahlangkah proses keperawatan yaitu:
1) Pengkajian fokus pada keluhan utama dan eksplorasi lebih holistic
2) Diagnosis yaitu menetapkan hubungan sebab akibat dari masalah
masalah keperawatan
3) Rencana tindakan untuk menyelesaikan masalah
4. Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi keperawatan merupakan unsur penting dalam sistem
pelayanan keperawatan, karena melalui pendokumentasian yang baik,
maka informasi mengenai keadaan Kesehatan pasien dapat diketahui
secara berkesinambungan. Disamping itu, dokumentasi merupakan
dokumen legal tentang pemberian asuhan keperawatan. Secara lebih
spesifik, dokumentasi berfungsi sebagai sarana komunikasi antar profesi
Kesehatan, sumber data untuk pemberian asuhan keperawatan, sumber
data untuk penelitian, sebagai bahan bukti pertanggung jawaban dan
pertanggung gugatan asuhan keperawatan.
Dokumen dibuat berdasarkan pemecahan masalah pasien. Dokumentasi
berdasarkan masalah terdiri dari format pengkajian, rencana keperawatan,
catatan tindakan keperawatan, dan catatan perkembangan pasien.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
mencakup mulai dari resiko prilaku kekerasan hingga gangguan konsep diri
(harga diri rendah).
DAFTAR PUSTAKA
Kelliat, Budi Anna dan Akemat. 2009. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa.
Jakarta : EGC.